Wanita Lain Dihati SuamiMakan malam dengan hidangan yang memenuhi meja makan, semua menu komplit tersaji, Mamah mertua yang sudah merencanakan semuanya dari jauh-jauh hari.Hidangan yang tersaji dibuat khusus untuk menantu dan anak tercinta. Arya makan dengan lahap, sudah sejak lama ia merindukan masakan sang Mamah, tapi tidak dengan Yunita. Wanita itu hanya makan beberapa sendok, sekitar dua sampai tiga sendok, ia muak harus berada di atap yang sama dengan Mamah mertua."Yunita, sayang. Kenapa makanan nya tidak dihabiskan ? Apa masakan Mamah tidak enak ?." Mamah mertua menatap heran sang menantu."Enak, Mah. Aku hanya sedang diet saja, akhir-akhir ini berat badanku naik." Yunita menyimpulkan senyum."Oh begitu, sayang. Yasudah, makan buah saja." "Iya, Mah. Terimakasih."Arya irit bicara, ia seperti tahu apa yang dirasakan sang istri saat ini."Yuni lagi diet, Mah. Kemarin malam juga dia tidak makan, aku makan seorang diri, tapi tetap, aku ditemenin makan sama istri, iya kan, sayang
Wanita Lain Dihati Suami"Lusi wanita baik dan cukup produktif, dia bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik. Dan selama ini, Mamah hampir saja melihat nya sebagai wanita sempurna." Ribuan pujian yang dilontarkan sang Mamah mertua, membuat Yunita muak mendengar nya, ia merasa tak dihargai didepan Lusi. "Oh, ya. Ngomong-ngomong, Mas Angga sudah punya anak ? Pasti sudah dong, kalian menikah kan sudah lama, ya ?."Kedua sorot mata Intan nampak mengisyaratkan kebencian yang begitu dalam pada wanita yang ada dihadapan nya kini, jaraknya terhalang oleh meja makan, namun terlihat jelas garis wajah yang mengetat dan ketidaksukaan nya pada Lusi."Kami memang belum memiliki keturunan, tapi hidup ku dan Yuni bahagia, tidak ada kesedihan dalam diri kita berdua, Yuni wanita baik, dan kami sepakat untuk tetap berusaha meskipun belum dipercayai Tuhan." Arya mencoba mencarikan suasana yang tengah memanas.Ruangan makan menjadi tempat untuk saling membahas hal sensitif, terdengar keras apa yang diucap
Wanita Lain Dihati Suami"Ternyata kamu wanita yang baik, Yuni. Dan tentunya, kamu sangat pengertian, terimakasih sudah mengizinkan suamimu untuk menjemput ku bekerja. Senang rasanya bisa mengenal mu, Yuni." Lusi menyunggingkan senyum.Begitupun dengan Yunita, ia tersenyum sinis dengan wajahnya yang sedikit diangkat, ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan suami dan kedua wanita yang sudah berkhianat padanya.Malam semakin larut, Yunita dan Arya memutuskan untuk menginap, diluar gerimis melanda, keduanya tidur di tempat yang sama, satu ranjang layaknya suami dan istri. Keheningan mulai tercipta kala keduanya berada diatas ranjang yang sama, Arya hanya mampu menatap sang istri yang tengah sibuk dengan ponselnya. Arya merindukan segala kenangan manis bersama Yunita, namun kali ini berbeda, kenangan indah yang dulu tercipta rasanya mustahil akan kembali hadir. Yunita hanya meliriknya sekilas, setelah itu ia kembali fokus pada layar ponsel yang ia genggam sedari tadi."Sayang." Arya meny
Wanita Lain Dihati SuamiArya duduk di tepi ranjang, tangannya mengeluarkan keringat dingin yang terlihat basah dan lembab."Mas, kamu kenapa ? Kok grogi gitu dihadapan aku. Biasanya juga enggak.""Aku enggak grogi." Lusi membuka luaran lingerie yang ia pakai, hanya menampakkan lingeri tipis dengan lengannya yang buntung. Senada dengan piyama yang dikenakan Arya, berwana hitam pekat, lingerie yang Lusi kenakan pernah ia pakai saat dulu tidur bersama Arya di villa puncam yang ia miliki."Kamu masih ingat dengan lingeri ini kan, Mas ?." Lengannya menyentuh lingeri yang ia pakai."Tidak. Aku sudah lupa."Lusi terkekeh. "Mana mungkin kamu lupa dengan kenikmatan yang pernah terjadi antara kita, aku masih ingat betul, saat itu kamu tidur dipangkuan ku, saking lelahnya, wajah tampan mu penuh dengan keringat. Dan ternyata, anu mu b3sar juga, aku sampai kewalahan." Angga tertunduk dengan sedikit menahan malu. "Aku khilaf.""Khilaf kok minta lagi ? Bukan cuma sekali, kamu tidur sama aku sudah
Wanita Lain Dihati SuamiPenyatuan berakhir sempurna, pergulatan yang penuh dengan kenikmatan, keringat membasahi wajah dan sekujur tubuh keduanya. Lusi tersenyum puas menatap Arya yang tengah terkulai lemah diatas sofa, wanita itu memberikan segelas air mineral untuk diminum oleh Arya."Mas, minumlah dahulu. Wajahmu terlihat kelelahan. Dan lihatlah sayang, keringat membasahi seluruh wajah tampan mu." Lusi menyodorkan segelas air mineral ke arah Arya."Terimakasih." Arya meneguknya dengan cepat, segelas air mineral habis diteguk nya.Lusi mengelapnya setetes air yang membasahi sudut bibir kekasih gelapnya itu."Sayang, sudut bibirmu basah."Arya menarik lengan kekasihnya. "Lusi, hentikan. Jangan sentuh aku lagi.""Kenapa ? Apa kau kembali terpancing untuk melanjutkan kenikmatan ini ?." Lusi menyipitkan sebelah matanya."Berhenti untuk terus menggoda ku, sayang." "Panggil aku dengan kata sayang, karena saat ini dan nanti, kamu akan menjadi milikku, Mas." Tangan lentik itu terus memij
Wanita Lain Dihati SuamiDi depan pintu kamar yang terkunci rapat, Yunita menangis seorang diri, ia mendengar semua percakapan suaminya dan Lusi, suara itu mampu membuat seluruh pertahanan tubuhnya hampir runtuh. Ia menangis dengan menahan sesak, suara tangisnya ia tahan agar tak terdengar oleh siapapun."Astaghfirullah, begitu beratnya cobaan hidupku, Tuhan. Jika perpisahan adalah jalan terbaik untuk ku dan Mas Arya, maka berikan aku kekuatan serta kesabaran seluas-luasnya."Yunita masih dengan posisinya yang mendengarkan semua obrolan kedua manusia yang tengah dimadu kasih."Hahaha, kamu ternyata sangat ganas, Mas. Pantas saja kamu selalu meminta ku untuk menemani tidurmu, apakah istrimu tidak pernah bisa memberikan mu kepuasan ?.""Jangan bahas itu. Kamu bisa lihat sendiri bagaimana Yuni sekarang, perlakuan nya terhadapku kini semakin acuh.""Sudah ku bilang, dia hanyalah wanita manja yang bersembunyi di ketiak mu. Lihat aku, bisa memberimu kepuasan lahir dan batin.""Aku lelah, ta
Wanita Lain Dihati Suami"Aku mau sarapan masakan kamu, Yun. Kamu masak ya, hari ini. Aku pulang kantor lebih awal.""Tidak bisa, ada Bibi di dapur yang biasa memasak. Aku hari ini ada urusan keluar, oh ya, satu lagi, tolong matikan lampunya ya, Mas. Aku mau tidur dulu sebelum pergi ke luar, semalaman tidak bisa tidur, aku terganggu dengan suara desahan yang entah itu berasal dari kamar mana." Yunita menguap lalu menutup tubuhnya dengan selimut.Arya celingukan dengan perasaan yang merasa kaget. "Tidurlah, selamat beristirahat.""Apa Yunita mendengar apa yang aku lakukan semalam dengan Lusi ? Ya Tuhan, betapa bodohnya aku. Maafkan aku, sayang." Arya bermonolog dengan perasaan yang sedikit cemas.Jarum jam menunjuk ke arah angka delapan, Yunita terbangun dari tidurnya. "Di mana Mas Arya ? Tumben sekali kamar dalam kondisi rapih." Yunita menguncir rambut nya yang terlihat acak-acakan. "Entah bagaimana nanti nasib rumah tanggaku, yang jelas saat ini pikiran ku kacau, hatiku hancur, dit
Wanita Laon Dihati SuamiLusi yang datang secara tiba-tiba dengan mengenakan t-shirt crop dan celana pendeknya, membuat Yunita sedikit tercengang."Kenapa kamu lihatin aku kaya gitu, Yuni ?.""Tidak apa-apa.""Mas Arya mau makan mie instan ? Kenapa enggak minta dibuatkan sama istri kamu ?.""Yuni lagi makan, aku bisa bikin sendiri lagian.""Seharusnya seorang istri menyiapkan segala kebutuhan dan keinginan suami, masa iya istri makan, sedangkan suami dibiarkan mematung." Lusi berbicara dengan berjalan menuju dapur.Yunita menimpali apa yang diucapkan Lusi. "Mas Arya itu suami yang mandiri, dia tidak suka merepotkan istri, betul kan, Mas ?.""Iya betul, sayang." Arya menjawab tanpa ragu.Lusi berbalik badan dan melirik sekilas ke arah Arya, wanita itu nampak menampilkan wajah ketusnya, lalu ia membuang pandangan ke arah lain.Yunita pergi ke kamar dengan membawa semangkuk mie instan, jika terus berada di tempat yang sama dengan Lusi dan Arya, pikiran nya bisa semakin kacau, dan bisa sa