Share

Malam Yang Tak Terlupakan

Brak! Brak!

Pintu depan rumah Aster digebrak dari luar. Bukan hanya ketukan. Melainkan dipukul keras seolah hendak mendobrak masuk.

Mendengar itu, Aster pun bangkit dari tempat tidur. Dia tidak mau ada tetangga yang dengar dan berpikir aneh. Atau malah dimarahi karena telah mengganggu ketertiban umum.

Meski Aster juga merasa takut. Dia tetap membukakan pintu. Pria itu berdiri menjulang di sana.

Wajah suramnya ditimpa lampu teras. Kaku bagai patung marmer. Ceruk matanya gelap tak terkena cahaya.

"Aku bisa jelaskan," bisik David.

Aster mematung di tempatnya berdiri. Bibirnya terkatup rapat.

"Bu-kan kah tadi su-dah?" cicit Aster.

David memejamkan mata sejenak. Dia berkacak pinggang sebelah.

"Tapi kamu tidak merespons apa pun, Aster. Kamu pasti berpikir yang tidak - tidak. Kita bicara di dalam?"

Aster melihat David penuh keraguan. Kalau dia mengijinkan David masuk, apa saja risiko yang akan dia dapatkan.

Tetangga yang keb
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status