Share

Part 46 Speechless 1

last update Last Updated: 2023-07-13 15:43:15

Waktu yang Hilang

- Speechless

Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya pintu terkuak perlahan. Saga menahan napas. Berharap Mbak Mel yang disebut karyawan tadi adalah Melati.

Gadis berjilbab warna krem keluar lebih dulu. Kemudian ... degup jantung Saga seolah terhenti ketika melihat perempuan berhijab warna biru di belakang pelayan tadi. Sosoknya yang melekat dalam ingatan Saga tidak bisa ditutupi. Saga hafal di luar kepala. Bahkan suara langkah kaki Melati saja sangat ia kenali.

Saga berdiri dari duduknya. "Mel," panggilnya dengan perasaan yang sulit diuraikan. Ini sebuah kejutan yang luar biasa.

Wanita itu mengangkat wajah dan alangkah kagetnya ketika bersipandang dengan Saga yang mematung ke arahnya.

"Ga," panggil Melati tak kalah kaget. Wanita itu terpaku sesaat. Tak percaya bertemu Saga malam itu. Melati menghampiri dengan netra berkaca-kaca. Bibirnya yang tersenyum tampak bergetar. Berbagai rasa membuncah dalam dadanya.

"Kamu di sini?" tanya Melati dengan nada tak percaya.

"Y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
aku bahagia dan terharu dengan pertemuan mereka
goodnovel comment avatar
Anggra
Alhamdulilah trnyata benar melati yg punya cafe
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 47 Speechless 2

    Saga mengulas tentang kejadian di Surabaya waktu itu. Dibilang kecewa, ya sudah pasti kecewa. Namun Alita sebenarnya juga bukan perempuan yang ia sukai. Jadi rasa sakitnya tidak berlangsung lama."Kamu sendiri bagaimana? Kenapa sampai bisa di Jogja."Melati menarik napas sejenak. Mengingat ketika ia mengambil keputusan besar untuk merantau meski tanpa pengalaman sama sekali. Apalagi pengalaman membuka restoran. Sedangkan selama ini ia hanya bisa masak sekedarnya saja. Masakan rumahan."Kamu tahu Mbak Yuli, 'kan? Pengacaraku waktu itu.""Aku ingat.""Setelah selesai masa Iddah, aku bersama Budhe Tami bertemu dengan Mbak Yuli dan Bu Romlah. Niatnya hanya untuk mengucapkan rasa terima kasih dan silaturahmi. Lalu dia bertanya apa rencanaku selanjutnya. Aku jujur bilang mau bekerja. Tapi nggak tahu mau kerja apa dan di mana. Kemudian ia menawari untuk buka kafe dan aku setuju. Akhirnya kami join modal. Aku pakai uang mut'ah dan Iddah dari Mas Akbar juga uang dari pemberian Papa Norman." Me

    Last Updated : 2023-07-13
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 48 Kenangan 1

    Waktu yang Hilang- Kenangan Jika dulu ucapan begini dianggap hal biasa oleh Melati, lain pula terasa sekarang. Mereka tak lagi ada ikatan sebagai kerabat. Namun dua orang dewasa yang kembali dipertemukan setelah beberapa waktu berpisah. Dua insan yang sudah berteman semenjak masih kecil lagi. Namun Melati tetap menjaga sikap, meski dadanya bergemuruh. Senyum wanita itu terbit seraya tengadah memandang Saga. "Pulanglah, sambangi Papamu, Ga. Dia pasti kangen sama kamu."Saga mengangguk. "Ya, pasti aku pulang. Tapi belum bisa nentuin kapan waktunya. Bulek Ariana juga ingin bertemu papa. Aku belum bisa menyanggupi kapan akan mengajaknya ke Malang."Keduanya menatap gerimis yang berubah menjadi hujan lebat. Beberapa orang pengunjung nekat pulang dan sebagian lagi masih duduk di bawah kanopi tempat parkir. Yang membawa mobil juga langsung pergi."Duduklah dulu, Ga." Melati mengajak Saga duduk di kursi teras kafe."Kamu tidur di sini juga?" tanya Saga memandang ke arah dalam."Ya. Bersama

    Last Updated : 2023-07-14
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 49 Kenangan 2

    Melati masuk ke kafe, tidak lama kemudian keluar sambil membawa mantel dan memberikannya pada Saga."Mel, lihat ini kekecilan!" Saga menunjukkan mantel milik Melati yang hanya numpang di tubuhnya."Astaga, aku nggak mikir kalau mantelnya nggak bakalan muat, Ga." Melati tertawa lepas sambil menutup mulutnya."Percuma juga kupakai. Udahlah, nggak apa-apa aku kehujanan. Nanti sampai kosan aku ganti baju.""Hati-hati kalau gitu. Jalanan licin soalnya."Saga mengangguk. Kemudian melangkah ke arah motornya. Melambaikan tangan pada Melati lantas melaju pergi.Melati baru masuk ke dalam kafe setelah Saga menghilang dalam derasnya hujan. Wanita itu menyapa Mbak Harti yang masih di dapur, makan malam bersama dua karyawannya. "Mbak Mel, nggak mau makan dulu. Ini saya bikin ayam geprek." Wanita setengah baya dengan tubuh berisi itu menawari Melati makan."Nggak usah, Mbak. Saya sudah makan sore tadi." Setelah mengambil satu botol air mineral, Melati bergegas menaiki tangga. Di lantai dua ada dua

    Last Updated : 2023-07-14
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 50 Malam Minggu 1

    Waktu yang Hilang- Malam Minggu "Tadi malam kamu dari mana? Pulang telat banget," tanya Giri pada Saga yang tengah memakai sepatunya di depan pintu kamar kos pagi itu."Karena hujan makanya aku menepi dulu." Saga belum ingin jujur kalau ia baru dari Kafe Kasturi. Bahkan bertemu dengan seseorang yang istimewa di kafe itu.Saga berdiri dan melangkah ke arah motornya. Giri pun mengikuti. Setiap hari mereka memang berangkat bebarengan meskipun beda kantor."Ssstt, tadi malam kamu di cariin Farhana," ucap Giri lirih.Saga yang tengah memakai sarung tangannya mengernyit heran. "Untuk apa nyariin aku?""Tadi malam kan ada acara pengajian di rumah Bu Ipah. Makanya mereka ngirimi makanan anak-anak kos."Bu Ipah ini ibu kostnya mereka. Juga mamanya calon dokter, Farhana."Kebetulan ada temanku yang mampir karena kehujanan, akhirnya jatahmu kukasihkan sama dia.""Ya, tak apa. Lain kali kalau aku tidak ada di kosan, misalnya ada yang ngasih makanan, kamu ambil nggak apa-apa. Sayang kan, itu rez

    Last Updated : 2023-07-15
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 51 Malam Minggu 2

    Kenyataannya sekarang jauh dari segala impian. Siapa menduga kalau orang tua Sindi berteman baik dengan mertuanya. Porak-poranda sudah harapannya."Tolong beritahu aku, apa dengan kata maaf dariku bisa merubah segalanya? Nggak, 'kan?" Akbar menatap tajam Nara. Membuat perempuan itu ciut nyalinya."Kepada siapa kamu berikan kehormatanmu? Pak Yahya atau bosmu yang juga rekan bisnisku? Atau malah pada laki-laki yang aku tidak tahu."Nara menunduk. Sakit rasanya mendengar pertanyaan itu dari sang suami. Tapi wajar saja, kalau Akbar penasaran. Sebab ia sudah terlanjur kecewa dan marah karena kebohongannya."Lupakan pertanyaanku jika kamu nggak mau menjawab." Akbar bangkit dari duduknya, lantas melangkah masuk kamar. Membuka pintu dan keluar lalu turun ke lantai bawah. Tidur di kamar lain dan membiarkan Nara sendirian di balkon.Tangis Nara pecah. Pulang malu pada keluarga, kerabat, dan teman-temannya. Karena dia sudah pamer kalau hidup bahagia dengan Akbar. Kalau pergi, hendak pergi ke man

    Last Updated : 2023-07-15
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 52 Fighter Sejati 1

    Waktu yang Hilang- Fighter Sejati Melati tidak langsung mengiyakan, justru ia bingung dengan pelawaan wanita yang baru ditemuinya hari ini. Baru kenal dan dia begitu ramah."Saga cerita banyak tentang kamu dan ibumu. Ternyata dulu Mbak Ariani berteman baik dengan ibumu. Mari kita lanjutkan hubungan silaturahmi di antara mereka dulu. Datanglah ke rumah, biar Saga yang akan menjemputmu besok."Akhirnya Melati mengangguk. "Ya, Bulek. Kalau gitu saya tinggal ke belakang sebentar. Saya mau menyiapkan makan malam. Nanti kalau mau salat Maghrib, mushola di sebelah sana." Melati menunjuk ke arah samping kafe. Di sana ada bangunan kecil yang difungsikan untuk musholla."Oke," jawab Saga.Melati bangkit dan melangkah ke belakang. Saga memerhatikan hingga wanita itu hilang di balik pintu dapur."Dia wanita yang lembut dan cantik, Ga," ujar Bu Ariana.Saga tersenyum. Melati memang tipe perempuan yang ia sukai. "Kenapa kakakmu tega menduakannya? Apa dia nggak belajar dari masa lalu papa kalian?"

    Last Updated : 2023-07-16
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 53 Fighter Sejati 2

    Melati sangat beruntung mendapatkan banyak nasehat dan pandangan hidup dari Bu Ariana. Jiwanya merasa lebih lapang dalam menyikapi apa yang dialami sekarang ini. "Kalian berhak menjauh dari orang-orang yang egois. Hanya mau dimengerti tapi nggak mau timbal balik saling pengertian. Remove toxic people. Tak mengapa kita memiliki circle pertemanan yang kecil, tapi menyisakan orang-orang yang tahu bagaimana saling mengerti dan mendukung, bukan menikung. You deserve to be happy." Kalimat panjang dari Bu Ariana, sangat bermakna bagi Saga dan Melati. Mereka dapat ilmu gratis. Andai Melati butuh membayar psikolog, sudah berapa uang yang harus ia keluarkan. Dikarenakan pengunjung kafe semakin ramai, terpaksa Melati meninggalkan Saga dan Bu Ariana untuk membantu karyawannya di kasir.Tidak lama kemudian Saga dan Bu Ariana pun pamitan. Mereka berdua menghampiri Melati di kasir depan."Melati, makasih untuk makan malamnya. Kapan-kapan ganti bulek yang akan mentraktirmu. Tapi jangan lupa besok d

    Last Updated : 2023-07-16
  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 54 Takut Kehilangan 1

    Waktu yang Hilang- Takut Kehilangan Saga tersenyum saat melihat Melati muncul dari samping kafe. Dada Melati pun berdesir ketika lelaki gagah yang duduk di atas motor itu tersenyum di balik kaca helm-nya."Mel, mana helm-mu? Aku tidak punya selain yang aku pakai," tanya Saga setelah Melati mendekat."Oh, bentar aku ambil dulu."Melati bergegas kembali ke dalam untuk mengambil helm. Dia tidak ingat untuk membawanya tadi. Saga tidak memiliki helm cadangan. Benarkah dia memang tidak memiliki kekasih seperti yang dia bilang beberapa hari kemarin?Bertahun-tahun dia terbiasa berinteraksi dengan Saga, tapi canggungnya tidak seperti hari ini. Debaran di dadanya sudah sangat berbeda. "Kok balik lagi, Mbak?" tanya Mbak Harti."Ngambil helm, Mbak," jawab Melati sambil meraih benda itu di atas kulkas dapur. Ia pamitan lagi pada tukang masaknya, lantas tergesa keluar menemui Saga.Baru kali ini ia dibonceng Saga pakai motornya. Selama di Malang, mereka tidak pernah berboncengan. Saga selalu me

    Last Updated : 2023-07-17

Latest chapter

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 173 Best Moment 2

    Saga meletakkan ponsel di jok samping. Beberapa kali membunyikan klakson tapi juga percuma. Kemacetan sudah memanjang mulai dari depan. Macet total karena ada perbaikan jalan. Bisa jalan hanya bergerak maju sendikit, lantas berhenti lagi.Sabar sabar. Ini bukan di film India yang dia bisa meninggalkan mobilnya di sana dan lari secepat Cetah yang melompat dari mobil ke mobil lainnya, bahkan melangkahi bangunan tinggi. Adegan film yang rasanya sangat mustahil dan tidak masuk akal itu, ingin rasanya di tiru saat ini.Melihat ponselnya kembali berpendar, membuat Saga menyambar benda itu. "Halo, Sayang. Bagaimana?""Aku sudah sampai rumah sakit, Mas. Barusan di periksa dokter.""Lalu ....""Ternyata ini sudah bukaan lima. Dan aku bisa lahiran normal.""Loh, katanya beresiko kalau lahiran normal? Mana dokternya biar mas ngomong sama dia.""Dokternya sudah kembali ke kantor. Katanya nggak apa-apa aku lahiran normal. Barusan di cek semua baik-baik saja. Tensiku juga normal. Mas, jangan khawati

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 172 Best Moment 1

    Waktu yang Hilang- Best MomentSaga membantu Melati menyiapkan segala perlengkapan untuk persalinan Minggu depan. Dokter kandungan sudah menyarankan supaya Melati melahirkan secara cesar saja untuk persalinan bayi kembarnya. Melati menolak, tapi Saga memintanya untuk menyetujui. Mengingat dua bulan terakhir ini Melati dua kali opname karena demam tinggi. Minggu depan genap 38 minggu usia kehamilannya. Dokter kandungan sudah menetapkan jadwal operasi untuknya.Kedua janinnya sehat. Masing-masing memiliki plasenta dan air ketuban. Jadi sudah siap dilahirkan di Minggu ke 38."Budhe Tami sampai sini sekitar jam setengah tiga sore, Mas. Tadi siang beliau ngabari," kata Melati sambil melipat baju yang hendak di masukkan ke dalam travel bag."Oke, besok mas akan pulang lebih awal dan langsung jemput budhe ke stasiun."Budhe Tami memang akan menemani Melati pada persalinan nanti. Rencananya wanita itu akan tinggal di Jogja sampai si kembar umur selapan."Mulai besok nggak usah lama-lama di

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 171 Gama dan Perempuan Itu 2

    Melati tersenyum. Jagoan kecilnya sudah tebar pesona. Melihat Shaka, ia jadi teringat masa kecil suaminya. Begitulah Saga waktu kecil. Tapi Shaka memang lebih bersih dan terawat, karena jarang bermain di kebun. Kalau Saga dulu, keluyuran di kebun sampai kulitnya lecet-lecet. Berenang di kali bersama teman-teman, termasuk dirinya juga. Melati paling kecil di antara mereka."Kenapa senyum-senyum?" senggol Saga."Aku ingat masa kecilmu, Mas."Saga hendak menggoda sang istri, tapi mereka dikejutkan oleh suara salam dari pintu depan."Itu Gama datang!" Bu Ariana bangkit dari duduknya dan melangkah ke ruang tamu. Wanita itu tercekat sejenak saat melihat Gama datang bersama seorang wanita tinggi semampai. Memakai celana bahan warna krem dan blouse warna putih. Diakah pacar Saga? Gadis itu tersenyum ramah dan mencium tangan Bu Ariana. "Selamat malam, Tante.""Selamat malam.""Namanya Alita, Bulek." Gama memperkenalkan gadis itu pada sang bulek. Membuat Bu Ariana kaget, tapi tidak menunjukkan

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 170 Gama dan Perempuan Itu 1

    Waktu yang Hilang- Gama dan Perempuan ItuAkbar melongok ke luar jendela. Meninggalkan sejenak laptopnya untuk melihat apa yang tengah dilakukan oleh Moana dan Shaka di luar sana.Tampak dua bocah itu sedang duduk di bawah pohon mangga. Bermain masak-masakan. Moana menuangkan sesuatu dari teko kecil ke dalam cangkir mainan. Shaka lantas pura-pura meminumnya. "Manis?"Shaka mengangguk-angguk. Moana kemudian memberikan piring kecil berisi biji-bijian. "Di makan, ya!"Bocah laki-laki itu mengikuti perintah sang kakak. Pura-pura memakan benda di piring kecil yang sama sekali memang tidak boleh di konsumsi.Pertama kali diajak bermain masak-masakan oleh Moana, Shaka sempat bingung. Dia tidak pernah bermain seperti itu, bahkan melihatnya pun belum pernah, karena mainannya di rumah hanya mobil-mobilan, robot, puzzle, dan buku mewarnai.Akbar tersenyum melihat tingkah mereka. Bahagia karena mereka sangat rukun. Shaka juga penurut. Dia juga kerasan tinggal di Malang. Tapi di Jogja sana, Saga

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 169 Terbongkarnya Rahasia 2

    Sebenarnya Melati berharap kalau Moana yang akan tinggal di Jogja selama liburan. Ternyata Shaka yang justru ingin ikut ke Malang. Baik Saga maupun Melati hanya khawatir kalau anak itu tiba-tiba rewel dan minta pulang. Sebab selama ini jarang sekali berjauhan dari kedua orang tuanya. Paling seharian main ke rumah Bu Ariana dan sorenya sudah di antar pulang."Lasmi kamu suruh ikut?""Ya, Bulek. Mak Lasmi sendiri juga pengen ke Malang.""Uti bakalan kangen sama kamu." Bu Ariana mengusap kepala Shaka."Uti, mau ikut?" Ah, malah ditawari pula."Enggak. Uti nunggu Shaka di sini saja."Bu Ariana mengusap permukaan perut Melati. "Kemarin jadi pergi ke dokter?""Ya.""Cowok apa cewek?""Cowok lagi dua-duanya," jawab Melati sambil tersenyum."MasyaAllah. Moana bakalan cantik sendiri."Melati tersenyum. Akbar yang duduk tidak jauh dari mereka mendengar jelas percakapan itu. Dia juga tidak sabar ingin segera melihat bayi kembar Melati lahir ke dunia. Dalam hati turut juga merasakan kebahagiaan i

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 168 Terbongkarnya Rahasia 1

    Waktu yang Hilang- Terbongkarnya Rahasia "Aku paham bagaimana perasaan Mbak Melati, Mas. Dulu saja dia sempat stres saat berpisah dengan Moana, setelah kalian resmi bercerai." Tini berusaha memberikan pengertian pada Akbar. Sebab dia tahu betul bagaimana sedihnya Melati kala itu."Kamu tahu?""Ya, aku tahu." Tini menarik diri dan duduk tegak menghadap sang suami. "Maafkan aku. Dulu aku diam-diam membalas pesan yang dikirimkan Mbak Melati. Hampir tiap saat aku mengirimkan foto kegiatan Moana."Akbar juga menegakkan duduknya. Serius mendengarkan istrinya bicara. Baru kali ini ia tahu kenyataan yang sudah lewat kurang lebih empat tahun yang lalu."Aku nggak sampe hati melihat Mbak Melati menangis setiap hari dan menderita, Mas. Tiap malam telepon aku dengan suaranya yang serak. Aku bisa merasakan bagaimana sakitnya berpisah dari anak. Aku saja yang hanya pengasuh Moana, selalu terbayang-bayang jika aku izin pulang. "Dia cerita mengalami hal tersulit setelah meninggalkan Wonosari. Data

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 167 Keputusan Saga 2

    "Mas, cepetnya dapat buah ini!" Melati berbinar-binar melihat dua pack nectarin di atas meja makan setelah ia turun dari lantai dua.Saga tersenyum menghampiri. Tubuh laki-laki itu basah berkeringat setelah joging dan push up di teras samping.Melati membuka bungkusnya dan langsung meletakkan di wadah untuk dicuci. Kembali duduk dan menikmati buah yang semalam membuatnya ngiler saat melihat review seorang food vlogger."Sayang, kamu nggak sarapan dulu. Kamu bisa mules nanti.""Habis ini aku langsung sarapan.""Gimana, manis?" tanya Saga yang duduk di depan sang istri dan memerhatikan Melati yang tengah menikmati buah yang diidamkan."Manis, juicy, padet, tapi masih ada sedikit asemnya. Mas, coba saja!" Melati menyodorkan wadah buah ke hadapan sang suami.Saga tersenyum. Lagak istrinya sudah meniru seperti seorang food vlogger yang tengah bikin konten. Diambilnya sebiji dan memperhatikannya sebelum digigit. Donut Nectarine. Memang bentuknya seperti donat, tapi tidak berlubang tengahnya

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 166 Keputusan Saga 1

    Waktu yang Hilang- Keputusan SagaSaga meletakkan ponselnya setelah mengetik balasan untuk pesan dari sang kakak. Laki-laki itu menatakan bantal agar sang istri lekas berbaring.Dibantunya Melati merebahkan diri. Begitu payahnya kehamilan kali ini. Untuk berbaring saja kesulitan. Tiap tidur berulang kali merubah posisi karena terasa engap."Gimana, nyaman begini?" tanya Saga setelah meletakkan satu bantal di belakang punggung Melati dan meletakkan bantal tipis sebagai penyangga perut, karena Melati tidur agak miring."Ya."Saga juga berbaring setelah menarik selimut hingga sebatas perut Melati. Mereka saling berhadapan."Tadi yang ngirim pesan Mas Akbar. Besok keluarga Malang datang ke sini karena Moana sudah mulai libur sekolah." Saga bicara dengan nada lembut, khawatir Melati kaget.Kalau dulu mereka pasti bahagia jika keluarga dari Malang datang berkunjung. Mungkin kali ini berbeda setelah Melati mengetahui keinginan kakak ipar sekaligus mantan suaminya.Tampak ada binar bahagia s

  • Waktu yang Hilang (Setelah Dia Hadir di Antara Kita)   Part 165 Twin 2

    Tiga tahun kemudian ....Seorang bocah laki-laki umur tiga tahun setengah tengah asyik bermain mobil balap. Duduk anteng di bangku besi sebelah kanan sang papa. Seorang wanita yang tengah hamil duduk di sebelah kiri dari pria tampan itu.Saga dan Melati memang tengah antri di dokter kandungan. Malam ini jadwal pemeriksaan kehamilannya yang ketiga. Makanya Saga mengusahakan pulang lebih awal, supaya bisa menemani sang istri ke dokter.Kehamilan Melati sudah memasuki usia lima bulan. Namun besar perutnya seperti tengah mengandung usia tujuh bulan. Sejak awal pemeriksaan, dokter sudah memberitahu kalau mereka akan memiliki bayi kembar. Dan pemeriksaan kali ini, mereka sepakat ingin mengetahui jenis kelamin kedua calon anak kembarnya.Bapaknya Melati juga terlahir kembar. Tapi kembarannya meninggal sehari setelah dilahirkan.Ketika diberitahu tengah mengandung janin kembar. Kebahagiaan Saga dan Melati tiada terlukiskan. Rasa syukur tiada tara di ucapkan nyaris setiap waktu. Janin kembar y

DMCA.com Protection Status