Share

BAB 97. Lucunya tingkah keluargaku.

🌸🌸🌸🌸

“Ini kebun karet Danu ... beneran?” ucap Mbak Susi mungkin dia takjub atau heran atau tidak percaya.

“Halah, baru segini doang udah heboh kamu Sus?” sahut Mbak Ning.

“Heboh dong, Mbak. Kita kan, tahunya Danu miskin,” bisik Mbak Nur, tapi aku masih bisa mendengar.

“Ini warisan dari mana kok, ujug-ujug si Danu punya kebun karet?” Mbak Susi masih kepo.

“Ssstt ... jangan kuat-kuat nanti Ita dengar gede rasa jadinya,” kata Mbak Ning.

Di depanku Mbak Asih dan Mbak Lili jalan berdekatan dengan Mas Danu, aku yang istrinya saja disingkirkan. Seolah dua kakaknya itulah yang paling berjasa.

“Ibu enggak tahu kalau kebun kita sudah seperti ini, dulu Ibu terakhir ke sini enggak begini.” Ibu mertuaku juga takjub tangannya tak henti-hentinya towel sana towel sini pada mangkuk kecil tempat getah karet yang menggantung di pohonnya.

“Kebun kita? Ini bukan punya kamu, Yem. Ini punya Danu!” ucap Wak Ratno mengingatkan.

Ibu mingsep-mingsep bibirnya.

“Alhamdulillah Mbak ikut senang akhirnya kehidup
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status