Share

BAB 189. Ibu kesal.

🌸🌸🌸🌸

Pagi hari di rumah ibu mertuaku sudah terjadi drama. Tangisan saling bersahutan terdengar sampai teras samping rumah.

“Coba kamu lihat dulu sana, Dan. Barangkali Ibumu sakit atau innalilahi waInnailaihiroji’uun kok, nangis sampai kedengaran sini,” titah Mamah Atik.

“Sssttt .... kalau ngomong hati-hati! Itu pasti mereka sedang bertengkar,” tegur ibuku. Mamah Atik hanya cekikikan saja.

“Kesel dari tadi nangis enggak berhenti-henti. Seperti ada kematian saja,” ujarnya lagi.

Aku dan Mas Danu gegas ke rumah ibu. Ternyata ada mertua Mbak Lili, Mas Eko, dan Mbak Desi. Ibu, Mbak Lili, dan mertuanya yang menangis. Mas Eko diam saja seperti ayam sayur yang mau disembelih. Sedang Mbak Desi duduk santai.

“Ibu ... ada apa kok, tangisannya kuat sekali sampai terdengar ke rumahku?” tanyaku pada ibu. Bukannya menjawab malah ibu semakin histeris menangisnya.

“Huaaaa ... Danu, Ibu sedih, Dan. Hanya!”

“Iya, Ibu sedih kenapa?” tanyaku. Aku sebenarnya tidak tega kalau melihat orang tua menangis.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status