Utari

Utari

last updateTerakhir Diperbarui : 2021-09-22
Oleh:  Tataya Gamboa  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
4Bab
1.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Nona, maaf aku mau bertanya. Apa kau melihat istriku? Dia memang tidak biasa, wajahnya hitam dan dia mengenakan pakaian pengantin sepertimu." tanya Damar. "Tidak, tuan.." ucap gadis itu, yang tidak lain adalah Utari.["Apa tuan tidak mengenaliku?"] gumam Utari didalam hati. Utari, seorang gadis cantik yang menyamar menjadi gadis hitam dan jelek. Sangat mengagumi tuan Damar dan menyukainya. Tapi disisi lain, adik Damar, Edo sangat menyukai Utari. Namun keteguhan Utari akan perasaannya kepada Damar begitu kuat, meskipun Damar awalnya tidak munyukai Utari, bahkan Damar agak Jijik dengan Utari karena parasnya yang hitam. Tapi lama kelamaan, perasaan itu tumbuh didalam hati Damar. Tapi satu kebohongan besar masih ditutupi oleh Utari. Dan Damar, sangat membenci kebohongan. Dimalam pernikahan Damar dan Utari, kebimbangan muncul di pikiran Utari akan jati dirinya yang sebenarnya. Malam itu, Utari bertekad untuk memberi tau rahasianya, tapi musuh Damar menculik Utari dan mengurungnya dan berniat menjadikan Utar selirnya. Damar sangat marah besar dan mencari Utari. Setelah banyaknya kejadian yang terjadi dinantara Utari dan Damar, akhirnya mereka hidup bahagia.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Duka

"Tolong ! Beri kami waktu satu minggu lagi !" ucap Bu Nur pada Pak Tegar. "Bosan saya dengar alasan kalian ! Sampai kapan kalian akan mengulur-ngulur waktu hah?" tanya Pak Tegar dengan kasar. "Saya mohon Pak ! Kasihanilah kami !" ucap Pak Soleh. " Baik ! Saya akan berbaik hati memberikan kalian waktu ! Saya beri kalian waktu satu bulan lagi. Tetapi, jika kalian masih belum juga bayar ! Aku akan membawa anak gadis kalian sebagai ganti ruginya !! Mengerti???" teriak Pak Tegar sambil menoleh ke arah Utari yang sedang bersembunyi di balik tirai kamarnya. Mendengar ucapan Pak Tegar, Utari merasa takut dan menutup tirai kamarnya dengan cepat. Langkah kaki Pak Tegar terdengar menjauh dari ruang tamu Bu Nur dan Pak Soleh. "Kita harus bagaimana Pak?" tanya Bu Nur dengan khawatir. "Tenang Bu, aku akan pergi ke kota dan mencari pekerjaan." jawab Pak Soleh menenangkan Bu Nur. "Aku akan pergi subuh nanti." tambah Pak Soleh. "Ibu do'akan Bap

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
4 Bab

1. Duka

"Tolong ! Beri kami waktu satu minggu lagi !" ucap Bu Nur pada Pak Tegar. "Bosan saya dengar alasan kalian ! Sampai kapan kalian akan mengulur-ngulur waktu hah?" tanya Pak Tegar dengan kasar. "Saya mohon Pak ! Kasihanilah kami !" ucap Pak Soleh. " Baik ! Saya akan berbaik hati memberikan kalian waktu ! Saya beri kalian waktu satu bulan lagi. Tetapi, jika kalian masih belum juga bayar ! Aku akan membawa anak gadis kalian sebagai ganti ruginya !! Mengerti???" teriak Pak Tegar sambil menoleh ke arah Utari yang sedang bersembunyi di balik tirai kamarnya. Mendengar ucapan Pak Tegar, Utari merasa takut dan menutup tirai kamarnya dengan cepat. Langkah kaki Pak Tegar terdengar menjauh dari ruang tamu Bu Nur dan Pak Soleh. "Kita harus bagaimana Pak?" tanya Bu Nur dengan khawatir. "Tenang Bu, aku akan pergi ke kota dan mencari pekerjaan." jawab Pak Soleh menenangkan Bu Nur. "Aku akan pergi subuh nanti." tambah Pak Soleh. "Ibu do'akan Bap
Baca selengkapnya

3. Kedatangan yang tak di inginkan

"Utari, tolong siapkan perlengkapan untukku nanti ya, aku akan pergi ke Kalimantan beberapa hari kedepan." titah Damar lembut. Utari yang mendengar hal itu merasa hatinya sangat senang, namun juga sedih, karena Damar akan pergi. "Tuan akan pergi?" tanya Utari yang sedang membersihkan hiasan di ruang tengah. "Iya, apa kau tidak dengar yang aku bilang tadi?" tanya Damar. "Dengar tuan..." jawab Utari agak sedih. "Kenapa? Ayo siapkan.." titah Damar. "Baik tuan..." jawab Utari dan hendak meninggalkan Damar di ruang tengah. "Hei Utari..." sapa Edo yang baru pulang dari kampusnya. "Tuan..." jawab Utari dengan senyum. "Hei, kamu tau ini apa?" tanya Edo sambil mengeluarkan permen kapas dari tasnya. "Apa itu tuan?" tanya Utari. "Ini namanya permen kapas, rasanya manis.." jawab Edo."Ambillah, aku sengaja belikan ini buat kamu.." jelas Edo. "Untuk aku tuan?" tanya Utari menegaskan. "Iya buat
Baca selengkapnya

2. Keluarga Hartawan

Pagi itu, Utari tersadar. Dia membuka matanya perlahan dan duduk di pinggir kasur. Dia merasakan sakit di bagian kepalanya dan merasa pusing. Setelah beberapa waktu tubuhnya menyesuaikan diri. Dia mulai melihat sekeliling. "Ini dimana? Ini rumah siapa? Bagaimana bisa aku berada disini? Bapak... Ibu...." panggil Utari lirih. "Penyamaranku?" ucap Utari sambil berlari kedepan cermin yang menempel di dinding. Dilihatnya wajah dan tubuhnya yang masih hitam legam bagai orang keturunan Afrika. "Riasanku masih sempurna. Syukurla..." cakap Utari sambil mengelus dadanya. "Aku tidak akan pernah melepaskan riasan ini, aku janji." Ketika Utari sedang berbicara dengan dirinya sendiri didepan cermin, tiba-tiba suara pintu terbuka. Utari sempat kaget dan tak sengaja menjatuhkan sebuah pajangan di meja rias itu. "Prak" "Maaf..." resah Utari. Namun sepertinya lelaki itu tidak menghiraukan vas bunga yang terjatuh itu. "Siapa namamu?" tany
Baca selengkapnya

4. Niat terselubung Bibi Rita

Malam itu, Utari duduk termenung di dapur. Dia memikirkan semua perkataan Bibi Rita."Dia jijik melihatku yang seperti ini, dia tidak tau kalau aku ini cantik..." gumam Utari pada dirinya sendiri."Aku akan perlihatkan wajahku yang sebenarnya, agar mereka semua yang menghinaku tau ! Aku ini cantik !" gerutu Utari.Utari menuju wastafel yang ada di depannya, dia berniat untuk mencuci wajahnya, agar semua orang tau kalau dia sangat cantik. Namun, dia mengurungkan niatnya dan menangis."Kamu gak apa-apa?" tanya Edo yang tiba-tiba sudah ada dibelakangnya."Tuan..." Utari terkejut dan menyeka air matanya perlahan."Jangan dengerin Bibi Rita, dia memang begitu..makanya kami sangat tidak menyukainya, tapi bagaimana lagi. Dia saudara Ibu satu-satunya." jelas Edo dengan sedikit mengekeh."Iya tuan..." jawab Utari singkat."Oh iya, kau bisa menolongku mencarikan bungkusan berwarna merah muda? Aku lupa simpan dimana." ucap Edo."Ba
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status