Beranda / Romansa / Unperfect Husband / 5. Unperfect Husband

Share

5. Unperfect Husband

Penulis: Ramdani Abdul
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Kondisi Caraline bisa dibilang tak baik-baik saja semenjak kepulangannya dari kediaman keluarga Aberald. Hampir sepanjang siang, ia mengurung diri ruangan kerjanya, tak ingin diganggu oleh siapa pun. Aktivitasnya hanya duduk di depan komputer, dan kian larut dalam lamunan. Caraline sama sekali tak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaan. Oleh karena itu, semua hal yang bersinggungan dengan perusahaan diserahkan pada Helen.

Pukul delapan malam lebih, Caraline masih berada di ruangan kerjanya. Wanita itu sesekali memijat kepala yang teramat pening. Hal itu terjadi bukan semata-mata disebabkan oleh tindakan gilanya hari ini, tetapi karena perutnya yang memang belum diisi sejak siang. Saat Caraline hendak menghubungi Helen, asistennya itu lebih dahulu muncul dari balik pintu.

“Nona Caraline, aku membawakan Anda makan malam.” Helen menaruh nampan berisi satu mangkuk sup ayam panas dan segelas air putih di meja.

Caraline yang berdiri di depan jendela seketika berbalik. Tatapannya langsung tertuju pada makanan di meja. Aroma sup itu menguar ke sekeliling ruangan. “Aku tidak kalau kau bisa membaca pikiranku, Helen.”

Helen mundur beberapa langkah saat Caraline duduk di sofa. “Aku sudah bertahun-tahun bekerja dengan Nona. Jadi, kupikir aku sedikit tahu dengan kebiasaan Nona.”

Caraline mengukir senyum tipis. Apa yang dikatakan Helen adalah kebenaran. Wanita berkacamata itu sudah bersamanya sejak perusahaan yang ia bangun masih menyewa sebuah ruko kecil di pinggiran kota. Namun, ia merasa kalau dirinya adalah partner kerja yang buruk karena sampai saat ini ia bahkan tidak tahu di mana Helen tinggal.

“Nona, aku sudah mengatur ulang jadwal Anda,” kata Helen di keheningan yang mendekap seisi ruangan, “apa yang harus aku siapkan untuk kegiatan Anda besok?”

Mendengar pertanyaan tersebut, Caraline tiba-tiba tersedak. Dengan segera, ia meneguk minuman hingga tandas. Wanita itu lantas memukul pelan dadanya sendiri, lalu menyandarkan punggung ke kursi. Mengingat hari esok, sup lezat itu jadi terlihat seperti sampah.

“Anda baik-baik saja, Nona?” tanya Helen sembari merogoh ponselnya di dalam saku rok. “Aku akan menghubungi dokter dengan segera.”

“Helen.” Caraline memberi kode dengan telapak tangan.

Helen secara perlahan menjauhkan gawai dari telinga. “Iya, Nona.” 

Caraline mengembus napas panjang seraya berdiri dari tempatnya duduk. Pandangannya seketika lurus ke arah depan, tetapi pikirannya terbang ke masa pertemuan dengan sosok pria menawan yang takdirnya terikat di kursi roda tadi. Orang bernama Deric itu benar-benar menghantui pikirannya sepanjang waktu. Semakin berusaha dienyahkan, semakin kuat pula pria itu menetap dalam ingatan.  

“Nona Caraline,” ujar Helen dengan mimik khawatir.

Begitu Caraline sadar dari lamunan, ia refleks menggeleng lemah, memusatkan penglihatan pada Helen, lalu menyugar rambutnya seolah tak ada hal berat yang tengah ia pikirkan. “Aku ... akan menikah besok, Helen,” ujarnya dengan embusan napas berat.

“No-nona ... apa yang baru saja Anda katakan?” tanya Helen terbata. Meski raganya mematung karena terkejut, otaknya bekerja dengan cepat untuk menyimpulkan sesuatu dari perkataan Caraline barusan. Senyumnya mengembang begitu menemukan sebuah jawaban. “Aku tidak tahu jika hubungan Nona dan Tuan Diego sudah sedekat itu. Aku turut bahagia mendengarnya. Apa yang bisa—”

“Kau salah, Helen.” Caraline beranjak dari sofa, kemudian melangkah menuju balkon. Angin malam seketika menari di surainya begitu pintu terbuka.

Helen mengikuti langkah Caraline. “Jadi, dengan siapa Nona akan menikah?”

“A-aku ... akan menikah dengan pria yang akui temui di keluarga Aberald tadi. Dia  Jacob Aberald yang selama ini aku cari,” ungkap Caraline. Suaranya gemetar dan tertahan di saat bersamaan.

Helen mundur seketika. Matanya yang terhalang kacamata sontak melebar hingga batas normal. Kabar ini bukan hanya membuatnya terkejut, tetapi juga menghadirkan rasa takut. Apa yang sebenarnya terjadi?

“Apa ... yang harus aku persiapkan untuk pernikahan Anda, Nona?” Dibanding kian memperkeruh keadaan Caraline, Helen lebih memilih membantu dengan caranya sendiri.

Helen menyadari bila hubungannya dengan caraline hanya sebatas rekan kerja. Untuk itu, ia berusaha tak ikut campur dengan masalah privasi Caraline meski sebenarnya ia ingin bisa membantu sebagai seorang teman.

Caraline memeluk dirinya sendiri. Saat angin malam mengganas, ia kembali masuk ke ruangan. Helen ikut melakukan aksi serupa.

“Helen, aku tak ingin pernikahanku sampai tersebar ke media.” Caraline mewanti-wanti. “Jadi, persiapkan penjagaan ketat di sekitar gedung Mililine Tower 2. Untuk detailnya, aku akan mengirimimu pesan.”

“Ba-baik, Nona.”

Caraline meraih tasnya di atas meja kerja, lalu menggerus lantai ruangan dengan terburu-buru. Saat mendapati Helen membuntuti, Caraline segera berhenti, kemudian berujar,  “Jangan ikuti aku. Aku harus mengunjungi seseorang secara pribadi.”

***     

Pukul tujuh pagi, kamar James tiba-tiba dimasuki Jeremy dan Jonathan secara paksa. Kedua pria itu sudah rapi dengan setelan jas hitam. Sementara itu, si pemilik ruangan masih berusaha membawa dirinya ke alam nyata. Setengah tubuhnya bahkan masih berada di dalam selimut.

“James, cepatlah bersiap! Jangan sampai aku menyeretmu ke kamar mandi!” Jeremy menggeleng saat melihat keadaan James yang masih berada di antara alam mimpi dan nyata.

“Si cacat Deric itu benar-benar membuat hidupku hancur,” ucap James seraya bangkit dari kasur. Matanya memelotot bak akan melahap orang hidup-hidup. Saat hendak berjalan ke kamar mandi, jempol kakinya menabrak kaki meja. “Sial! Kuharap pria itu lenyap selamanya!”

James melompat-lompat dengan satu kaki, lalu berkata lagi, “Kenapa aku harus bangun sepagi ini hanya untuk mendatangi acara tak berguna itu? Bisakah aku tidur lagi dan melanjutkan mimpiku yang terputus karena ketukan kasar kalian di pintu kamarku?”

“Diamlah!” Jonathan setengah membentak. “Kau bisa lampiaskan amarahmu langsung pada orangnya setelah kau keluar dengan setelan rapi. Aku tak ingin mendengar ocehanmu sepagi ini.”

Saat kedua kakaknya beranjak pergi, James segera masuk ke kamar mandi dengan membanting pintu keras-keras. Di dalam guyuran air, pria itu terus memaki Deric seakan jika hal itu tak dilakukannya ia akan mati. 

Sementara itu, Deric baru saja tiba di teras rumah saat melihat Jeremy dan Jonathan baru keluar dari pintu utama. Sejenak pandangan mereka betemu, tetapi ia memilih memutus kontak lebih dahulu, dan menjadikan pagar rumah sebagai pelarian.

“Jangan bercanda!” pekik Jeremy ketika melihat penampilan Deric. Amarahnya tiba-tiba tersulut, tetapi dengan cepat ia kendalikan. “Apa kau bermaksud menghina keluarga Aberald dengan berpakaian seperti gelandangan? Oh, ayolah, cucian kotorku bahkan lebih rapi dibandingkan dengan pakaian yang kau kenakan. Tak bisakah kau bercermin sebelum kau menujukkan wajah penuh kesialanmu pada kami?”

Mendapat penilaian dari Jeremy, Deric segera memeriksa penampilannya. “Butuh waktu setengah jam bagiku untuk menemukan pakaian yang layak,” ujarnya, “apa aku terlihat buruk?”

“Kau dan keburukan itu ibarat sepasang saudara kembar,” ujar Jonathan, “kau lahir dan hidup hanya untuk menerima keburukan.”

“Syukurlah, hari ini aku masih jadi diriku sendiri,” sahut Deric.

“Kau selalu saja membuatku muak!” umpat Jonathan seraya menendang bagian belakang kursi roda Deric.

Kejadiannya amat singkat seperti satu kedipan mata. Tanpa sempat dicegah, Deric sudah tengkurap di tanah dengan posisi tubuh yang tertindih kursi rodanya sendiri.

Bab terkait

  • Unperfect Husband   6. Unperfect Husband

    Tubuh Deric mendarat di tanah tanpa bisa dicegah. Pria itu berusaha bangkit dengan memfokuskankan kekuatan pada kedua tangan. “Jangan khawatir, aku baik-baik saja,” ucapnya.“Tak ada yang mengingankan hal itu darimu,” sahut Jonathan tanpa rasa bersalah sedikit pun.Wajah Deric kembali menempel ke tanah saat tangannya gagal menjalankan tugas. Meski begitu, ia tak menyerah untuk mencoba hal sama berulang kali. Hal ini bukanlah masalah besar baginya. Ia sudah pernah mengalami perundungan yang lebih berat dari sekadar ditendang dari teras dan berakhir dengan mencumbu tanah.Pernah suatu waktu Jonathan dan James mengikatnya di pohon besar di belakang rumah selama semalaman. Keduanya melarang siapa pun untuk melepas ikatan. Barulah saat pagi menjelang, kakak-beradik itu membiarkan Deric pergi dengan tubuh lemas setelah puas tertawa cekikikan.Tak sampai di sana, beberapa bulan lalu, tepatnya saat keluarga Aberald mendapat undangan dari s

  • Unperfect Husband   7. Unperfect Husband

    Sepanjang malam, Caraline tak bisa tidur karena terjajah pikirannya sendiri. Menonton film, berjalan-jalan di taman belakang rumah, sampai menamatkan beberapa buku, nyatanya tak berhasil mengundang kantuk. Barulah saat jarum jam menunjuk angka 4 pagi, ia bisa terlelap di sofa, dan terbangun saat sinar matahari mencumbu kesadarannya.Caraline mengibas rambutnya yang dibiarkan terurai. Wanita itu tengah duduk di ruang kerjanya, ditemani secangkir teh juga beberapa potong kue. Saat pintu diketuk, Caraline mengambil napas panjang, lantas mengembuskannya perlahan.“Nona Caraline,” ujar Helen yang baru saja memasuki ruangan, “semua persiapan sudah hampir selesai.”“Hampir?” Caraline meletakkan cangkir teh ke meja. Alisnya sedikit tertekuk. “Apa ada masalah, Helen?”Helen menggeleng, lalu tersenyum. “Hal yang membuat persiapan ini belum selesai adalah, kedatangan pengantin pria dan ... pengantin wanita

  • Unperfect Husband   8. Unperfect Husband

    Setelah melewati penjagaan dan pemeriksaan berlapis, mobil yang membawa Deric akhirnya memasuki kawasan Mililine Tower 2. Pria itu lantas turun dari mobil. Tak lama kemudian, ketiga saudaranya ikut menjejakkan kaki di depan lobi gedung.Mobil mewah yang membawa Deric akhirnya kembali melumat jalan. Melihat hal itu, James hanya bisa menggigit bibir kuat-kuat. Ia teramat kesal karena tak diberikan kesempatan untuk sekadar menyentuh mobil impiannya. Ini seperti melihat setumpuk berlian di depan mata, tetapi apa daya tangan dan kaki tak kuasa untuk sekadar meraba.“Kau hanya beruntung, Sampah!” umpat James pada Deric yang tengah mengamati sekeliling gedung.James merasa perlu untuk meredam kekesalannya dengan cara mengusili Deric. Untuk itu, ia menendang bagian belakang kursi roda sampai Deric hampir terjatuh karenanya. Syukurlah, pria bermanik biru itu masih berada di kursinya.“James!” pekik Jeremy dengan suara tertahan. Matanya meme

  • Unperfect Husband   9. Unperfect Husband

    Caraline seketika membeku saat melihat Deric berada di depannya dengan satu tangan terulur. Senyuman pria itu bak sihir yang menjadikan raganya bak patung yang tertanam di tengah-tengah taman. Semakin dalam Caraline tenggelam ke dalam manik biru pria itu, semakin tak keruan pula debaran jantungnya.Oh, ayolah, Caraline. Dia hanya pria catat tak berguna seperti yang kau katakan, batin Caraline.Saat angin berembus, di saat itu pula kesadaraan Caraline akan realita kembali. Matanya mengerjap beberapa kali, dan tanpa diduga, kakinya malah melangkah menuju altar pernikahan.Di tempat berbeda, Helen dibuat terperanjat dengan apa yang dilihatnya saat ini. Berkali-kali, ia menoleh pada Caraline dan tiga pria keluarga Aberald. Tubuhnya sampai berdiri, dan kacamata yang senantiasa bertengger di wajah bulatnya kini terlepas untuk memperjelas apa yang tengah ia lihat.Helen mengernyit, lantas menyipitkan mata saat melihat Caraline dan pria di ku

  • Unperfect Husband   10. Unperfect Husband

    “Apa maksudmu?” tanya Caraline dengan nada marah. Selera makan siangnya seketika hilang setelah mendengar ucapan Deric barusan. Kedua tangannya refleks menyilang di depan dada.“Nona, aku tahu kalau skenario ini sangat menarik, terlebih tim yang menyiapkan ini semua sangat profesional. Aku bahkan sempat mengira jika pernikahan ini benar-benar sungguhan, dan aku sangat berterima kasih atas semua hal ini,” jawab Deric dengan seuntai senyum.Caraline merespons dengan mata melebar. Kedua tangannya langsung turun dari depan dada, kemudian mendarat di atas meja. Saat akan menyela, Deric lebih dahulu berbicara.“Nona, bisakah kita akhiri permainan ini?” Deric menunduk sesaat, lalu kembali menatap Caraline. “Aku rasa ini sudah cukup. Aku yakin Nona sudah mendapat hiburan dari skenario yang Nona susun.”“Apa maksudmu?” ulang Caraline. Kedua tangannya menggebrak meja agak keras. Matanya menajam seakan ingi

  • Unperfect Husband   11. Unperfect Husband

    “Apa rencanamu setelah ini, Caraline?” tanya Deric. Alih-alih menjawab, Caralie malah sibuk memperhatikan pria di depannya dari atas hingga bawah melalui ekor mata. “Kenapa aku harus menjawab pertanyaanmu? Bisakah kau mengerti posisimu sekarang?” Jujur saja, Caraline agak tersinggung saat pria itu memanggil namanya secara langsung. Wanita itu mengakui kalau dirinya aneh karena ia yang meminta Deric untuk meninggalkan embel-embel sebutan nona. “Posisiku sekarang sebagai seseorang yang menunggu jawaban darimu,” jawab Deric sembari mendorong kursinya ke arah Caraline. Melihat Deric mendekati, Caraline refleks mundur tanpa melihat kondisi jalan. Alhasil, kakinya tak sengaja tersandung rok panjangnya hingga tubuhnya harus terjerembap ke rerumputan. “Aw!” pekiknya. Untuk sesaat, Caraline hanya diam sembari menatap langit di balik kubah transparan ruangan ini. Matanya seketika membeliak beg

  • Unperfect Husband   12. Unperfect Husband

    “Aku yakin kalau James dan Jonathan sudah berusaha menunjukkan kepedulian mereka.” Jeremy menyimpan gelas di meja, lalu berdiri dan mendekat ke hadapan Deric. “Lalu kenapa kau tidak mencobanya?”“Sepatu itu kami dapatkan di toko terbaik di kota ini,” ujar Jonathan berbohong. Siapa saja pasti menduga kalau benda itu ditemukan di tempat sampah atau rongsokan. “Modelnya sangat cocok untuk kakimu yang indah. Bener ‘kan, James?”James lagi-lagi terkekeh. Ia bahkan sampai memegangi perutnya. Setelah tawanya reda, ia berkata, “Tak ada hadiah yang lebih istimewa bagimu selain sepatu ini. Jadi pakailah untuk menghargai pemberian kami.”Deric mengembangkan senyum, kemudian mengeluarkan sepatu itu dari kotak. Seperti dugaannya, benda itu sudah tidak layak pakai. Ada lubang besar di bagian depan laksana mulut menganga yang kelaparan. Ini jauh lebih buruk dibanding dengan kasut miliknya yang ia pakai tad

  • Unperfect Husband   13. Unperfect Husband

    Caraline mengerjap beberapa kali sebelum tubuhnya bangkit dari posisi tidur. Wanita itu kemudian memijat kepala secara perlahan seraya mengalihkan posisi duduk ke bibir kasur. Ketika penglihatannya kembali ke sedia kala, matanya sontak membola saat melihat kondisi ruangan yang gelap.Mengenyahkan rasa panik, Caraline segera meraih ponsel yang berada di atas nakas meski sebelumnya harus meraba beberapa benda lebih dahulu. Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam saat layar telepon genggam itu menyala.“Sudah berapa lama aku tertidur?” Caraline menyipit saat cahaya ponsel menyinari wajahnya yang masih dilingkupi kebingungan.Untuk mengusir gelap, Caraline segera menyalakan listrik dengan bantuan ponselnya. Dalam sekejap, ruangan kembali bermandikan cahaya. Wanita itu kembali berbaring di kasur dengan pandangan yang menatap langit-langit kamar. Saking hening, ia bisa mendengar deru napasnya sendiri.Caraline tenggelam dalam lamunan. Kilasan me

Bab terbaru

  • Unperfect Husband   254. Unperfect Husband

    Jeremy, Jonathan dan James tampak tegang saat mengikuti seorang pengawal menuju pinggiran taman. Deburan ombak menjadi musik pengiring degup jantung mereka yang menggila. Ketiganya mendadak terdiam ketika melihat Deric tengah memunggungi mereka di dekat pagar. Tak lama setelahnya, pengawal tadi memilih pamit. Untuk beberapa detik lamanya hanya ada keheningan yang meruang di antara keempat pria itu. Jeremy, Jonathan dan James saling melempar tatapan satu sama lain, bingung dengan tindakan apa yang akan mereka ambil saat ini. Haruskah mereka pamit? Deric perlahan berbalik, tersenyum menyambut ketiga saudara tirinya. Ia berjalan mendekat, tetapi Jeremy, Jonathan dan James sama sekali tidak bergerak dari tempat mereka atau bahkan menoleh ke arahnya. “Aku sudah menunggu kedatangan kalian,” kata Deric. Jeremy, Jonathan dan James sama sekali belum menggubris pertanyaan Deric. Wajah mereka juga belum sepenuhnya terangkat. “Bukankah kau sangat merinduk

  • Unperfect Husband   253. Unperfect Husband

    Enam bulan kemudian Kabar pernikahan Presiden Universe Corporation membuat satu negara menjadi heboh. Banyak para wanita yang memimpikannya menjadi pasangan tiba-tiba merasakan patah hati dan kesedihan mendalam. Tak sedikit yang menjadikan hari itu sebagai hari patah hati nasional.Desas-desus beredar bak jamur di musim hujan mengenai siapa wanita beruntung yang akan menjadi pasangan seorang Jacob Balderic. Setelah enam bulan lalu sosok Presiden Universe Corporation itu muncul di publik dan memperkenalkan dirinya, pria itu sama sekali tidak pernah muncul kembali di hadapan media. Namun, beritanya terus memenuhi lini berita dan tayangan televisi.Kemudian setelah seminggu kabar penikahan itu terdengar, media berhasil membongkar siapa wanita beruntung tersebut yang tak lain adalah Caraline. Banyak pihak yang setuju dengan hal itu, berpendapat jika kedua sangat cocok. Akan tetapi, tak sedikit yang justru mencibir dan merundung Caraline di

  • Unperfect Husband   252. Unperfect Husband

    Hampir semua mata tertuju pada seorang pria tampan bermanik biru yang baru saja mengakui dirinya sebagai pemilik perusahaan nomor satu di negara ini. Suasana acara seketika sunyi senyap, begitupun dengan orang-orang yang melihat berita dari saluran televisi dan internet. Tak lama setelahnya, decak kagum penuh pujian bersahutan dengan tepuk tangan yang bergemuruh.“Astaga, Nona.” Helen yang terkejut tanpa sadar mengguncang tubuh Caraline. “Bukankah itu Tuan Deric? Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Dia bisa berjalan dengan kedua kakinya dan saat ini dia berada di depan Nona.”Helen menoleh pada Caraline yang tengah menunduk dengan wajah diliputi senyuman. Saat menyadari sesuatu, Helen dengan cepat mengendalikan diri. Kini, ia tahu alasan di balik perubahan Caraline selama dua minggu ini.“Nona Caraline,” panggil Helen dengan senyum merekah. Meski ada retakan di hatinya, ia ikut berbahagia ketika melihat Caraline saat ini.

  • Unperfect Husband   251. Unperfect Husband

    Seminggu berlalu setelah pertemuan Caraline dengan Deric di rooftop gedung. Namun, senyum bahagianya tak kunjung juga reda. Helen, Stevan serta seluruh maid dibuat tak mengerti akan sikap wanita itu. Jika beberapa bulan yang lalu Caraline dirundung kesedihan, maka selama seminggu terakhir, ia justru diliputi kebahagiaan.Caraline mengunjungi sebuah acara yang diselenggerakan oleh salah satu anak perusahaan Universe Coporation di sebuah taman luas. Banyak pejabat dan pengusaha terkenal ikut hadir dalam acara, termasuk Henry Hulbert.Caraline benar-benar tak bisa duduk dengan tenang ketika melihat Henry Hulbert tampil di atas panggung. Pandangannya seringkali tertuju ke sekeliling. Besar kemungkinan jika Deric juga berada di acara ini, pikirnya.Caraline sama sekali tidak menerima pesan apa pun dari Deric selama seminggu ini. Ia juga sengaja tidak menghubungi pria itu. Jika dahulu rindu sangat menyiksa, maka kerinduaan ini justru kian membesarkan rasa cin

  • Unperfect Husband   250. Unperfect Husband

    Caraline dan Deric saling memandang satu sama lain selama beberapa waktu, ternggelam dalam perasaan masing-masing. Cahaya lampu di sekeliling rooftop tampak berganti warna seiring waktu berjalan.“Aku hanya takut jika kau tidak sadarkan diri lagi seperti waktu itu,” ujar Deric tiba-tiba.“Apa maksudmu?” tanya Caraline dengan pipi merona merah.“Kau tahu, kau tiba-tiba pingsan saat kita akan melakukan ... ‘itu’ di kamarmu.” Deric tertawa, mengelus lembut rambut Caraline.“Pingsan?” Caraline menaikkan satu alis. “Bukankah kita memang pernah melakukannya?”“Sama sekali tidak,” ungkap Deric, “kau sepertinya sangat gugup sampai kau tak sadarkan diri, terlebih selama tertidur kau tidak berhenti tersenyum.”Caraline tiba-tiba saja membelakangi Deric, menutup mata dengan wajah yang sudah sangat merah. Ia benar-benar malu ketika mendengarnya. Jadi

  • Unperfect Husband   249. Unperfect Husband

    Sekujur tubuh Caraline kian bergetar ketika melihat sosok Deric tengah berdiri di depannya. Ponselnya sampai terjatuh saking tak bisa menahan keterkejutan. Untuk beberapa saat, ia hanya bisa menahan napas dengan tatapan tak berkedip.Caraline serasa ditimpa keterkejutan di atas keterkejutan. Ia memang sangat menginginkan Deric kembali berjalan, tetapi saat melihat hal itu secara langsung, Caraline justru hanya bisa tercenung tanpa bisa melakukan apa pun. Bibirnya setengah terbuka, tetapi dengan cepat kembali tertutup.Bukankah Deric tampak sempurna dengan penampilannya saat ini?Caraline mencubit lengan kirinya kuat-kuat. Ia merasakan sakit yang luar biasa di sana. Hal itu menandakan bahwa dirinya tengah berada di alam nyata. Meski demikian, Caraline masih merasa tersesat di alam mimpi. Deric yang selama ini ia anggap pria yang sudah kehilangan mimpi-mimpinya justru adalah sosok misterius yang selama ini orang-orang ingin ketahui. Deric tak lain adalah sosok pri

  • Unperfect Husband   248. Unperfect husband

    “Deric.”Untuk beberapa detik lamanya Caraline hanya bisa terdiam dengan mata membulat lebar. Mulutnya setengah terbuka dengan tatapan penuh ketidakpercayaan. Semua bayangan kebersamaannya dengan Deric seketika menyergap, membuat tubuhnya hampir saja ambruk di lantai. Tetesan air mata tanpa bisa dibendung kian membanjiri pipi.Caraline tahu bahwa dirinya sangat merindukan Deric lebih dari apa pun. Akan tetapi, ketika pria itu sudah berada di depannya saat ini, ia hanya bisa diam tanpa ada keinginan untuk mendekat atau bahkan memeluknya erat.Waktu terasa berhenti bagi Caraline. Semua pemandangan di sekelilingnya mendadak berubah menjadi hitam dan putih, kecuali Deric seorang. Di saat yang bersamaan, dunia menjadi menjadi sunyi senyap.Apa mungkin kerinduannya yang sangat besar pada Deric justru membawa pria itu kembali ke hadapannya?Apa mungkin ini semua khayalan?Apa mungkin saat ini ia berada di alam mimpi?Caraline mas

  • Unperfect Husband   247. Unperfect Husband

    Dua bulan kemudian Acara pencarian bakat yang diselenggarakan salah satu anak perusahan Universe Corporation mendapat sambutan yang sangat luar biasa dari masyarakat. Acara tersebut menduduki peringkat tertinggi selama beberapa minggu acara tersebut berlangsung. Puncaknya pada laga final yang ditayangkan kemarin malam. Para peserta menampilkan hiburan sekaligus penampilan yang sangat luar biasa. Acara tersebut bahkan sampai ditayangkan di beberapa negara tetangga. Antusiasme masyarakat dan warganet pada program tersebut sangat tinggi hingga pihak penyelenggaran berniat untuk kembali menyelenggarakan acara serupa dengan konsep segar dan baru. Sebagai bentuk apresiasi pencapaian dan keberhasilan, diadakan penjamuan makan mewah untuk seluruh mitra yang bergabung dalam program tersebut. Beberapa petinggi Universe Corporation ikut hadir di mana salah satunya adalah Henry Hulbert. Caraline nyatanya masih berada di dalam kama

  • Unperfect Husband   246. Unperfect Husband

    Satu bulan berlalu dengan cepat. Caraline kembali menata hidupnya yang baru. Diego dijatuhi hukuman sepuluh tahun penjara untuk semua kejahatan yang sudah diperbuatnya. Meski tak sebanding, tetapi hal itu cukup membuat dirinya merasa lega. Di sisi lain, Wilson juga ikut terseret ke dalam jeruji besi. Meski keluarga Wattson berusaha untuk membebaskannya, tetapi pria itu tetap mendapat hukuman tiga tahun penjara.Kehidupan Caraline lmabat laun kembali ke sedia kala seperti sebelum mengenal Deric. Wanita itu disibukkan dengan pekerjaan kantor. Akan tetapi, kerinduan dan rasa cintanya pada pria itu justru kian tak dapat dibendung.Caraline memiliki kebiasan baru saat ini. Ketika dirinya sangat merindukan Deric, ia akan pergi ke bekas kediaman pria itu, lalu bermalam di sana. Caraline akan tersenyum saat melihat deretan foto yang terpampang di dinding dan tak lama setelahnya menangis.Pencarian Deric, Lucy dan Thomas masih terus berlangsung hingga saat ini. Namun, be

DMCA.com Protection Status