Share

Bab 3

Clark mulai mengurus jadwal keberangkatan Jet Pribadi Tuan Anderson yang di majukan untuk sore hari ini. Dia dibantu dokter James menyiapkan mobil yang akan digunakan wanita tersebut menuju ke Bandara, semua peralatan kesehatan beserta brankar yang membawa Zulaikha mulai dipersiapkan.

“Pelayan.” panggil Clark. “Segera kemasi pakaian yang akan dibawa Tuan Anderson kedalam koper, setelah itu masukkan koper tersebut ke dalam mobil.” perintahnya.

“Baiklah. Akan segera aku siapkan.” kata pelayan seraya berlalu dari hadapan Clark.

Dua puluh menit telah berlalu semua persiapan telah selesai dilakukan. Clark menemui Tuan Anderson yang berada di kamar pribadinya.

“Tuan Anderson.” ucapnya dengan nada sedikit keras sembari mengetuk pintu kamarnya kemudian membuka pintu ruangan tersebut.

Dia berjalan memasuki ruang kamar tersebut. Terlihat sosok arrogant yang terpancar dari sorot mata Tuan Anderson.

Dia duduk di sofa menatap kedatangan Clark dan berkata : “Apakah semuanya sudah siap?”

“Sudah Tuan. Saat ini tinggal menunggu kedatangan Anda.”

“Baiklah. Bantu aku membawakan tas kerja beserta beberapa dokumen yang berada di atas meja.” perintahnya.

“Tentu saja Tuan.” segera Clark mengambil tas beserta dokumen tersebut. Dia berjalan mengekor dibelakang Tuan Anderson menuju ke halaman Villa.

Sudah terdapat tiga buah mobil yang membawa Tuan Anderson dan Zulaikha menuju ke Bandara. Tuan Anderson segera masuk kedalam mobil diikuti Clark yang duduk disamping driver. Segera iringan mobil tersebut keluar dari halaman Villa dan melaju menuju ke Bandara kota Ocean.

Perjalanan yang memerlukan waktu selama empat puluh lima menit menuju Bandara berjalan cukup lancar. Perawat mendorong brankar yang digunakan Zulaikha keluar dari mobil dan membawanya kedalam Jet. Semua alat penunjang Kesehatan segera dipasang didalam Jet untuk mempertahankan kestabilan kondisi Zulaikha. Tuan Anderson dan Clark segera menaiki Jet tersebut. Perjalanan yang memakan waktu sepuluh jam membuat perawat untuk senantiasa memantau kondisi Kesehatan Zulaikha.

Jet pribadi yang membawa Tuan Anderso dan Zulaikha mendarat di bandara Lordania. Negara maju yang menampilkan iklim kekuatan ekonomi yang tinggi membuat jalur udara senantiasa ramai dengan penerbangan internasional.

Perawat dengan sigap memindahkan tubuh Zulaikha kedalam mobil Ambulan. Tuan Anderson telah menghubungi dokter di rumah sakit Lordania untuk menyiapkan Ambulan untuk membawanya ke rumah sakit di negara tersebut.

Tuan Anderson dan Clark masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan oleh pengawal. Mobil melaju keluar dari Bandara secara beriringan. Sesampai di pertigaan Tigris mobil tersebut mulai berpencar. Mobil yang membawa Tuan Anderson dan Clark melaju ke Mansion utama di kota Burgeon, adapun Ambulan yang membawa Zulaikha dibawa ke rumah sakit di pusat kota Lordania.

*****

Mobil memasuki halaman Mansion Utama di kota Burgeon. Mansion ini merupakan satu-satunya mansion tua peninggalan kakeknya yang terletak jauh dari pusat keramaian kota.

“Tuan Anderson, aku akan mempersiapkan keperluan Anda sebelum pergi ke kota Triton untuk mengunjungi ibu Anda.”

“Aku akan ke kota Triton seminggu lagi, kamu rahasiakan kedatanganku di Lordania, jangan sampai istri dan ibuku mencium keberadaanku.” ucapnya sembari berjalan masuk ke dalam kamar.

Dia segera membersihkan badannya di kamar mandi. Direndam tubuhnya dengan air hangat yang dicampur aroma therapi untuk merefreshkan pikirannya. Dia merasakan rasa lelahnya mulai berkurang dan diganti dengan aroma rasa segar yang menguar dari tubuhnya.

Dia berjalan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk. Segera dia berganti dengan piyama yang sudah disediakan oleh Clark.

“Tuan Anderson.” panggil Clark dari balik pintu sembari mengetuk pintu tersebut.

“Masuklah.” Terdengar suara Tuan Anderson dengan intercom dari dalam kamar.

Clark membuka pintu dan berjalan memasuki kamar tersebut. “Tuan Anderson apakah menginginkan makan? Saat ini sudah jam 04:00 pagi.”

“Buatkan aku cokelat hangat, antar ke kamarku!” perintahnya.

“Baiklah Tuan. Akan aku buatkan.” jawabnya seraya meninggalkan kamar Tuan Anderson.

“Kenapa aku tidak mengantuk? Padahal tadi selama perjalanan aku hanya tertidur sebentar.” Pikirnya. Dia masih teringat atas wajah wanita yang dia temukan ditepian sungai. Wajahnya sudah terlihat sangat pucat. Saat di Jet pribadinya, dia sempat melihat wajah Wanita tersebut yang saat ini masih bernafas dengan bantuan alat.

“Kenapa bayangan wajah wanita tersebut masih menghantui pikiranku. Ini bukan sekedar rasa simpati biasa.” gumamnya.

Tak lama kemudian Clark datang dengan membawa secangkir cokelat hangat.

“Tuan Anderson, ini minuman cokelat hangatnya.” seraya meletakkan diatas meja.

“Keluarlah. Nanti siang ingatkan akan agendaku. Aku akan kembali tidur setelah meminum cokelat hangat tersebut.”

“Baiklah Tuan.” Clark berjalan keluar dari kamar Tuan Anderson.

Tuan Anderson duduk di sofa, dia menyesap minuman tersebut, sensasi rasa hangat dengan aroma coklat yang khas membuat pikiran Tuan Anderson terasa tenang. Tak membutuhkan waktu lama, rasa kantuk mulai menghampirinya. Segera dia berjalan menuju ke tempat tidur yang berukuran king bed. Dia rebahkan badannya, dengan perlahan kedua matanya mulai terpejam, larut dalam tidur nyenyaknya.

*****

Sementara di Rumah sakit Lordania, Zulaikha saat ini tengah menjalani perawatan intensif di ruangan khusus. Ruangan tersebut sengaja diminta oleh Tuan Anderson untuk perawatan Zulaikha. Ruangan yang cukup luas dengan ditunjang peralatan kesehatan yang lengkap, dengan sofa beserta meja yang dapat digunakan penunggu untuk beristirahat melepas lelah.

Setelah dilakukan operasi kecil selama dua puluh menit dibagian kepala Zulaikha, saat ini kondisinya masih belum sadar. Terdapat beberapa alat bantu kesehatan yang terpasang ditubuhnya untuk membantunya bertahan hidup.

Dua orang perawat yang dibawa Tuan Anderson dari Ocean masih setia bertugas menemani Zulaikha.

“Apakah kamu mengetahui hubungan antara Tuan Anderson dengan wanita tersebut?” tanya perawat wanita ke temannya yang sedang berjaga. “Tadi siang dokter James hendak menanyakan kepada Tuan Anderson, namun urung ditanyakan. Bahkan untuk nama wanita tersebut, Clark maupun dokter James belum mengetahuinya.”

“Aku dengar informasi dari pelayan yang bekerja di Villa, kalau wanita tersebut ditemukan ditepian Sungai Dark tepat bersebelahan dengan Villa Tuan Anderson. Mereka seolah bungkam atas asal usul tentang wanita tersebut atau mungkin Tuan Anderson menutupi perihal wanita ini.”

Perawat Wanita satunya berkata : “Itu urusan Tuan Anderson terhadap wanita ini. Wajahnya terlihat cantik meskipun pucat, namun dia masih berusia muda, aku perkirakan usianya belum sampai dua puluh lima tahun.”

“Benar.” sahutnya. “Dia masih cukup muda, beruntunglah dia, fasilitas dan peralatan kesehatan di Lordania sangat lengkap, sehingga luka di kepalanya segera dapat ditangani. Terlihat darah sudah mulai berhenti keluar dari kepalanya. Lihatlah!” serunya kepada perawat wanita. “Balutan perban dikepalanya masih berwarna putih, ini menandakan tindakan operasi kecil yang dilakukan oleh tim medis dari rumah sakit Lordania berhasil.”

“Tadi saat di jet pribadi aku khawatir, apakah wanita ini dapat terselamatkan nyawanya, mengingat kondisi luka di kepalanya yang terus menerus mengeluarkan darah. Tindakan yang dilakukan dokter James saat di Villa untuk mengurangi pendarahan di kepala belum berhasil.”

“Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya, semoga dia segera sadar. Aku lihat hanya luka di bagian kepala yang terlihat cukup parah.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status