Clark mulai mengurus jadwal keberangkatan Jet Pribadi Tuan Anderson yang di majukan untuk sore hari ini. Dia dibantu dokter James menyiapkan mobil yang akan digunakan wanita tersebut menuju ke Bandara, semua peralatan kesehatan beserta brankar yang membawa Zulaikha mulai dipersiapkan.
“Pelayan.” panggil Clark. “Segera kemasi pakaian yang akan dibawa Tuan Anderson kedalam koper, setelah itu masukkan koper tersebut ke dalam mobil.” perintahnya. “Baiklah. Akan segera aku siapkan.” kata pelayan seraya berlalu dari hadapan Clark. Dua puluh menit telah berlalu semua persiapan telah selesai dilakukan. Clark menemui Tuan Anderson yang berada di kamar pribadinya. “Tuan Anderson.” ucapnya dengan nada sedikit keras sembari mengetuk pintu kamarnya kemudian membuka pintu ruangan tersebut. Dia berjalan memasuki ruang kamar tersebut. Terlihat sosok arrogant yang terpancar dari sorot mata Tuan Anderson. Dia duduk di sofa menatap kedatangan Clark dan berkata : “Apakah semuanya sudah siap?” “Sudah Tuan. Saat ini tinggal menunggu kedatangan Anda.” “Baiklah. Bantu aku membawakan tas kerja beserta beberapa dokumen yang berada di atas meja.” perintahnya. “Tentu saja Tuan.” segera Clark mengambil tas beserta dokumen tersebut. Dia berjalan mengekor dibelakang Tuan Anderson menuju ke halaman Villa. Sudah terdapat tiga buah mobil yang membawa Tuan Anderson dan Zulaikha menuju ke Bandara. Tuan Anderson segera masuk kedalam mobil diikuti Clark yang duduk disamping driver. Segera iringan mobil tersebut keluar dari halaman Villa dan melaju menuju ke Bandara kota Ocean. Perjalanan yang memerlukan waktu selama empat puluh lima menit menuju Bandara berjalan cukup lancar. Perawat mendorong brankar yang digunakan Zulaikha keluar dari mobil dan membawanya kedalam Jet. Semua alat penunjang Kesehatan segera dipasang didalam Jet untuk mempertahankan kestabilan kondisi Zulaikha. Tuan Anderson dan Clark segera menaiki Jet tersebut. Perjalanan yang memakan waktu sepuluh jam membuat perawat untuk senantiasa memantau kondisi Kesehatan Zulaikha. Jet pribadi yang membawa Tuan Anderso dan Zulaikha mendarat di bandara Lordania. Negara maju yang menampilkan iklim kekuatan ekonomi yang tinggi membuat jalur udara senantiasa ramai dengan penerbangan internasional. Perawat dengan sigap memindahkan tubuh Zulaikha kedalam mobil Ambulan. Tuan Anderson telah menghubungi dokter di rumah sakit Lordania untuk menyiapkan Ambulan untuk membawanya ke rumah sakit di negara tersebut. Tuan Anderson dan Clark masuk kedalam mobil yang sudah disiapkan oleh pengawal. Mobil melaju keluar dari Bandara secara beriringan. Sesampai di pertigaan Tigris mobil tersebut mulai berpencar. Mobil yang membawa Tuan Anderson dan Clark melaju ke Mansion utama di kota Burgeon, adapun Ambulan yang membawa Zulaikha dibawa ke rumah sakit di pusat kota Lordania. ***** Mobil memasuki halaman Mansion Utama di kota Burgeon. Mansion ini merupakan satu-satunya mansion tua peninggalan kakeknya yang terletak jauh dari pusat keramaian kota. “Tuan Anderson, aku akan mempersiapkan keperluan Anda sebelum pergi ke kota Triton untuk mengunjungi ibu Anda.” “Aku akan ke kota Triton seminggu lagi, kamu rahasiakan kedatanganku di Lordania, jangan sampai istri dan ibuku mencium keberadaanku.” ucapnya sembari berjalan masuk ke dalam kamar. Dia segera membersihkan badannya di kamar mandi. Direndam tubuhnya dengan air hangat yang dicampur aroma therapi untuk merefreshkan pikirannya. Dia merasakan rasa lelahnya mulai berkurang dan diganti dengan aroma rasa segar yang menguar dari tubuhnya. Dia berjalan keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk. Segera dia berganti dengan piyama yang sudah disediakan oleh Clark. “Tuan Anderson.” panggil Clark dari balik pintu sembari mengetuk pintu tersebut. “Masuklah.” Terdengar suara Tuan Anderson dengan intercom dari dalam kamar. Clark membuka pintu dan berjalan memasuki kamar tersebut. “Tuan Anderson apakah menginginkan makan? Saat ini sudah jam 04:00 pagi.” “Buatkan aku cokelat hangat, antar ke kamarku!” perintahnya. “Baiklah Tuan. Akan aku buatkan.” jawabnya seraya meninggalkan kamar Tuan Anderson. “Kenapa aku tidak mengantuk? Padahal tadi selama perjalanan aku hanya tertidur sebentar.” Pikirnya. Dia masih teringat atas wajah wanita yang dia temukan ditepian sungai. Wajahnya sudah terlihat sangat pucat. Saat di Jet pribadinya, dia sempat melihat wajah Wanita tersebut yang saat ini masih bernafas dengan bantuan alat. “Kenapa bayangan wajah wanita tersebut masih menghantui pikiranku. Ini bukan sekedar rasa simpati biasa.” gumamnya. Tak lama kemudian Clark datang dengan membawa secangkir cokelat hangat. “Tuan Anderson, ini minuman cokelat hangatnya.” seraya meletakkan diatas meja. “Keluarlah. Nanti siang ingatkan akan agendaku. Aku akan kembali tidur setelah meminum cokelat hangat tersebut.” “Baiklah Tuan.” Clark berjalan keluar dari kamar Tuan Anderson. Tuan Anderson duduk di sofa, dia menyesap minuman tersebut, sensasi rasa hangat dengan aroma coklat yang khas membuat pikiran Tuan Anderson terasa tenang. Tak membutuhkan waktu lama, rasa kantuk mulai menghampirinya. Segera dia berjalan menuju ke tempat tidur yang berukuran king bed. Dia rebahkan badannya, dengan perlahan kedua matanya mulai terpejam, larut dalam tidur nyenyaknya. ***** Sementara di Rumah sakit Lordania, Zulaikha saat ini tengah menjalani perawatan intensif di ruangan khusus. Ruangan tersebut sengaja diminta oleh Tuan Anderson untuk perawatan Zulaikha. Ruangan yang cukup luas dengan ditunjang peralatan kesehatan yang lengkap, dengan sofa beserta meja yang dapat digunakan penunggu untuk beristirahat melepas lelah. Setelah dilakukan operasi kecil selama dua puluh menit dibagian kepala Zulaikha, saat ini kondisinya masih belum sadar. Terdapat beberapa alat bantu kesehatan yang terpasang ditubuhnya untuk membantunya bertahan hidup. Dua orang perawat yang dibawa Tuan Anderson dari Ocean masih setia bertugas menemani Zulaikha. “Apakah kamu mengetahui hubungan antara Tuan Anderson dengan wanita tersebut?” tanya perawat wanita ke temannya yang sedang berjaga. “Tadi siang dokter James hendak menanyakan kepada Tuan Anderson, namun urung ditanyakan. Bahkan untuk nama wanita tersebut, Clark maupun dokter James belum mengetahuinya.” “Aku dengar informasi dari pelayan yang bekerja di Villa, kalau wanita tersebut ditemukan ditepian Sungai Dark tepat bersebelahan dengan Villa Tuan Anderson. Mereka seolah bungkam atas asal usul tentang wanita tersebut atau mungkin Tuan Anderson menutupi perihal wanita ini.” Perawat Wanita satunya berkata : “Itu urusan Tuan Anderson terhadap wanita ini. Wajahnya terlihat cantik meskipun pucat, namun dia masih berusia muda, aku perkirakan usianya belum sampai dua puluh lima tahun.” “Benar.” sahutnya. “Dia masih cukup muda, beruntunglah dia, fasilitas dan peralatan kesehatan di Lordania sangat lengkap, sehingga luka di kepalanya segera dapat ditangani. Terlihat darah sudah mulai berhenti keluar dari kepalanya. Lihatlah!” serunya kepada perawat wanita. “Balutan perban dikepalanya masih berwarna putih, ini menandakan tindakan operasi kecil yang dilakukan oleh tim medis dari rumah sakit Lordania berhasil.” “Tadi saat di jet pribadi aku khawatir, apakah wanita ini dapat terselamatkan nyawanya, mengingat kondisi luka di kepalanya yang terus menerus mengeluarkan darah. Tindakan yang dilakukan dokter James saat di Villa untuk mengurangi pendarahan di kepala belum berhasil.” “Kita tunggu saja perkembangan selanjutnya, semoga dia segera sadar. Aku lihat hanya luka di bagian kepala yang terlihat cukup parah.”Cuaca pagi hari memancarkan aura cantiknya menelusup kedalam Mansion utama di kota Burgeon. Tuan Anderson masih bergumul dalam kehangatan mentari pagi yang masuk melalui celah ventilasi kamar pribadinya. Dia tertidur cukup nyenyak usai melakukan perjalanan jauh dari Negara Ocean.Clark sedang mempersiapkan kebutuhan pribadi Tuan Anderson di ruang kerjanya. Dia sudah menyusun daily private schedule untuk Tuan Anderson. Semua sudah tersusun rapi sesuai permintaan Tuan Anderson. Dia melihat jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 10:00 pagi, Dia bergumam : “Apakah hari ini Tuan Anderson akan mengundurkan jadwal meetingnya? Sudah jam 10:00 pagi tapi Tuan Anderson belum juga beranjak dari tempat tidur.” Clark gusar dengan keadaan saat ini. “Sebaiknya aku tunggu Tuan Anderson di ruang tengah, mungkin dia kelelahan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh.” bisiknya lirih.Suara dering ponsel terus berdering memenuhi ruangan kamar pribadinya, Tuan Anderson yang tengah tertidur
Tuan Anderson masih lekat memandangi wajah wanita yang ada didepannya. Perlahan tangannya menggenggam jari jemari wanita tersebut. “Kenapa dengan perasaanku? Aku merasa senang saat berada dekat dengan wanita ini, meskipun aku belum mengenalnya dan mengetahui identitas wanita tersebut, namun jauh dilubuk hatiku sudah terisi ruang untuk wanita ini, seakan ada magnet yang menarik masuk untuk mengisi kehampaan ruang kosong di hati.” batinnya. “Baiklah, sembari menunggu kamu sadar, aku akan memanggil kamu dengan nama kesayangan yang aku beri nama Olive. Akan aku pastikan Olive, kamu akan menjadi milikku.” ucapnya lirih dengan tersenyum puas. “Aku akan mencari dokter terbaik di Lordania untuk segera meyembuhkanmu.” janjinya didalam hati. Tak berapa lama Clark masuk ke dalam ruangan. Dia berjalan mendekat ke arah Tuan Anderson. Dia memasang ekspresi wajah senormal mungkin saat melihat Tuan Anderson sedang menggenggam tangan wanita tersebut sambil berbicara lirih didekat telinga wanita
Tuan Anderson masih menatap lekat wajah Olive yang terbaring tak berdaya. Hatinya merasa miris melihat alat bantu medis yang digunakan untuk membantunya bertahan hidup. Dia bergumam : “Segeralah sadar Olive! Kamu masih cukup muda tentu kamu kuat melewati masa kritis ini?” Dia melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 16:00 sore. “Olive aku akan keluar dari rumah sakit ini. Ada orang yang menjaga kamu selama di rumah sakit ini.” Clark masuk ke ruang perawatan. Dia segera berjalan mendekat ke arah Tuan Anderson yang masih duduk disebelah tempat tidurnya Olive. “Tuan Anderson! Apakah sekarang Tuan sudah siap untuk segera pergi ke kota Burgeon? Aku harap kita tidak telat dikarenakan kita telah mengundurkan jam pertemuan untuk meeting.” “Baiklah, kita berangkat sekarang. Aku sudah merasa tenang meninggalkan Olive dengan perawat dan pengawal yang senantiasa menjaganya. Bagaimana hasil penyelidikanmu Clark? Apakah benar ibuku dirawat di rumah sakit ini
Tepat pukul 21:00 malam, Tuan Anderson dan Clark meninggalkan ruangan kantor Tuan Swift. Saat berjalan melewati lobi kantor ponsel Tuan Anderson berbunyi.Dia berhenti sejenak, untuk menerima panggilan telepon tersebut.“Hallo!” Tuan Anderson membuka percakapan melalui telepon. “Aku perawat dari Ocean yang ditugaskan untuk menjaga Olive. Tuan Anderson saat ini Olive sudah sadar.” ucap perawat dari Seberang sambungan telepon.“Benarkah! Jaga dia, aku akan segera kesana.” Tuan Anderson segera memutuskan sambungan teleponnya.Dia menyimpan kembali ponselnya. Clark yang masih setia menemaninya segera berkata : “Apakah Tuan Anderson mau makan malam di restaurant didekat kantor Tuan Swift? Ini sudah malam. Aku lihat, tadi Tuan Anderson tidak menyentuh makanan sama sekali pada waktu break disela-sela waktu meeting.”“Aku kurang berselera makan, sebaiknya kita mencari restaurant di Lordania. Segera reservasi tempat, kamu sudah tahu selera makanku? Aku yakin kamu tidak akan mengecewakanku!”
Tuan Anderson berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke ruang perawatan Olive yang terletak di lantai dua di rumah sakit Lordania. Dia sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Olive. Clark yang berjalan disampingnya segera menyeimbangkan langkah kakinya. Ada dua orang pengawal yang berjaga didepan pintu ruang perawatan. Pengawal yang melihat kedatangan Tuan Anderson dan Clark segera membukakan pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan Tuan Anderson untuk masuk.Hatinya berdegup kencang saat melihat Olive sedang diperiksa oleh seorang dokter.Tuan Anderson berjalan mendekat ke arah mereka.“Bagaimana kondisi Olive dokter?” tanyanya dengan pandangan mata yang tetap menatap wajah Olive. “Pasien baru saja sadar sehingga kondisinya masih lemah, dia belum mempunyai tenaga untuk berbicara. Sebaiknya biarkan dia beristirahat, untuk memulihkan kembali tenaganya.”“Apakah operasinya berhasil? Aku khawatir akan mempengaruhi memori Olive karena kepalanya terus menerus mengeluarkan darah hamp
Tepat pukul 08:00 pagi, dokter dan perawat melakukan kunjungan pemeriksaan ke ruang perawatan yang ditempati oleh Olive. Dokter segera memeriksa kondisi Olive setelah sebelumnya membaca catatan medis yang berisi perkembangan Olive pasca operasi.Dokter berkata kepada perawat yang menjaga Olive.“Berdasarkan laporan, perkembangan Olive cukup bagus, untuk sakit kepalanya merupakan efek dari benturan di kepalanya yang mengalami gegar otak stadium sedang, sehingga dibutuhkan proses agak lama untuk mulai memulihkan keseluruhan memorinya.”Tiba-tiba kelopak mata Olive terbuka, dia samar-samar melihat sosok berpakaian putih yang berdiri tak jauh dari hadapannya.Perawat yang menemani dokter melakukan visit di ruangan Olive segera berkata :“Dokter, Olive sudah bangun? Apakah dokter ingin menanyakan sesuatu kepada Olive?”“Aku akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait memori Olive.”Dokter segera berjalan menghampiri Olive. Dia berkata : “Selamat pagi Olive! Apakah kepalamu masih terasa sa
Di kediaman Mansion Tuan Aksara, tepatnya di kamar utama. Saat tengah malam Tuan Aksara mulai menggeliatkan tubuhnya, dia merasakan kepalanya berputar-putar, dengan perlahan dia membuka kedua kelopak matanya. Segera dia meraba sisi tempat tidur untuk memastikan Angel masih berada disampingnya. “Sayang!” ucapnya membangunkan Angel. “Bangunlah!” sembari menggerakkan tubuhnya Angel. “Heem….” terdengar suara keluar dari Angel. “Bangunlah sayang!” “Ada apa sayang!” tanya Angel dengan masih memejamkan matanya. “Aku masih mengantuk sayang. Tidurlah! Ini belum pagi.” “Kepalaku masih sakit? Ambilkan aku obat penghilang rasa sakit kepala. Cepatlah!” Nyonya Angel segera membuka kedua matanya, dia melihat wajah suaminya yang berada disampingnya. “Benarkah kamu masih merasakan sakit kepala? Apakah kamu demam?” segera Nyonya Angel meraba kening suaminya. “Heem kamu tidak demam, suhu tubuhmu normal. Apakah kamu barusan bermimpi buruk? Sehingga kamu mengigau?” Angel segera dud
Olive masih terbaring di tempat tidur rumah sakit, sorot matanya tajam menatap ke arah langit-langit rumah sakit, dia merasakan jiwanya telah melayang separuh dari raganya.Tuan Anderson masih setia duduk menemani Olive. Wajahnya menyimpan sejuta misterius yang tidak bisa terbaca. Dia memberi ruang kosong kepada Olive untuk merenungkan semua perkataan yang baru dia katakan.Sesaat perawat memasuki ruangan perawatan Olive. Mereka melihat Olive belum menyentuh sama sekali makan siangnya.Tuan Anderson dan Olive melihat kedatangan perawat yang berjalan menghampiri mereka. Salah seorang perawat wanita berkata : “Tuan Anderson? Apakah Olive belum merasakan lapar? Kenapa makan siangnya belum di makan? Sebaiknya Olive makan siang terlebih dahulu, sekarang sudah waktunya makan siang untuk segera meminum obat dari dokter.”“Olive. Apakah kamu mendengarkan apa yang perawat katakan! Makanlah! Segera pulihkan kondisi tubuhmu, kemudian kamu dapat segera menjalani kembali aktivitasmu.”Olive mengh