Share

Bab 7

Tepat pukul 21:00 malam, Tuan Anderson dan Clark meninggalkan ruangan kantor Tuan Swift. Saat berjalan melewati lobi kantor ponsel Tuan Anderson berbunyi.

Dia berhenti sejenak, untuk menerima panggilan telepon tersebut.

“Hallo!” Tuan Anderson membuka percakapan melalui telepon.

“Aku perawat dari Ocean yang ditugaskan untuk menjaga Olive. Tuan Anderson saat ini Olive sudah sadar.” ucap perawat dari Seberang sambungan telepon.

“Benarkah! Jaga dia, aku akan segera kesana.” Tuan Anderson segera memutuskan sambungan teleponnya.

Dia menyimpan kembali ponselnya.

Clark yang masih setia menemaninya segera berkata : “Apakah Tuan Anderson mau makan malam di restaurant didekat kantor Tuan Swift? Ini sudah malam. Aku lihat, tadi Tuan Anderson tidak menyentuh makanan sama sekali pada waktu break disela-sela waktu meeting.”

“Aku kurang berselera makan, sebaiknya kita mencari restaurant di Lordania. Segera reservasi tempat, kamu sudah tahu selera makanku? Aku yakin kamu tidak akan mengecewakanku!”

“Baiklah Tuan Anderson. Aku akan mencari restaurant yang representative dan segera reservasi meja.”

Tuan Anderson mulai melangkahkan kakinya menuju ke halaman kantor. Driver sudah berdiri disamping mobil.

Melihat kedatangan Tuan Anderson, segera driver membukakan pintu mobil, Tuan Anderson segera masuk kedalam mobil tersebut.

Sementara Clark duduk didepan bersebelahan dengan driver. Dia mulai reservasi meja disebuah restaurant yang cukup mewah di kota Lordania.

Clark melihat driver dan berkata : “Kita sekarang akan ke restaurant di kota Lordania. Segera lajukan mobil menuju ke restaurant tersebut.”

“Baiklah, Clark.”

Driver mulai melajukan kendaraan roda empat keluar dari area kantor Tuan Swift. Mobil melaju dengan kecepatan yang maksimal melewati beberapa ruas jalan di kota Burgeon. Setelah menempuh perjalanan selama satu jam, kendaraan yang membawa Tuan Anderson dan Clark telah memasuki Lordania.

Lordania sebuah kota di negara maju yang menampilkan sisi eksotiknya dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat membuat kota ini digadang-gadang sebagai kota yang menempati posisi lima besar dunia yang menampilkan resilient ekonomi yang kuat. Kesemuannya ini terpancar melalui tampilan kota yang super wah disepanjang jalan.

Tepat pukul 22:15 malam, driver memasuki area parkir restaurant.

Tuan Anderson segera turun dari mobil diikuti Clark yang mulai memposisikan dirinya berada disamping Tuan Anderson.

Mereka berjalan memasuki restaurant tersebut. Pelayan yang melihat kedatangan Tuan Anderson dan Clark segera menyambut mereka.

“Selamat malam Tuan Anderson! Kami sudah menyiapkan meja untuk Tuan Anderson yang telah direservasi.”

“Baiklah, segera antarkan kami sekarang!”

Pelayan segera memandu Tuan Anderson dan Clark menuju meja yang terletak di lantai satu.

“Tuan Anderson mau memesan makanan apa?” tanya Clark saat mereka sudah duduk di kursi tersebut.

“Aku menginginkan makanan favorit di reastauran ini. Segera pesankan!”

“Baiklah Tuan Anderson.”

Clark segera memesan makanan kepada pelayan yang berdiri tak jauh darinya.

“Clark! Olive sudah sadar.” ucap Tuan Anderson dengan raut wajah yang tidak terbaca.

“Dia wanita yang masih muda, daya tahan tubunya masih kuat. Aku tahu Olive cepat melalui masa kritis tersebut.”

Dia memandang raut wajah Tuan Anderson yang menyiratkan kekhawatiran.

“Apakah Tuan Anderson masih mengkhawatirkannya!”

“Kenapa saat menatap wajah Olive bayangan Delima selalu muncuk di ingatanku! Wajahnya mengingatkanku akan Delima. Selama aku berhubungan dengan Delima tidak pernah sama sekali melihat rambutnya karena dia berjilbab. Aku seringkali membayangkan, apakah rambut Delima seperti Olive?”

Clark terdiam mendengar perkataan dari Tuan Anderson. Dia teringat kejadian dua puluh lima tahun yang lalu. Dimana Nyonya Alexander sangat menyukai Delima, namun kesemuannya hancur semenjak kedatangan Ellen yang merupakan keponakan dari Tuan Alexander. Ellen secara tidak langsung ikut andil dalam memutuskan hubungan antara Tuan Anderson dengan Delima. Sampai akhirnya Tuan Anderson dan Ellen menikah dengan sebuah intrik yang dirancang oleh Ellen. Semenjak saat itu, keberadaan Delima sudah tidak dapat terdeteksi lagi. Bahkan mata-mata maupun detektif yang disewa Tuan Anderson untuk mencarinya tidak mampu mencium keberadaannya. Kami semua sudah menyimpulkan jika Delima sudah meninggal dunia meskipun sampai saat ini mayatnya belum pernah kami temukan.

“Tuan Anderson, mungkin ini balasan dari perbuatan Anda yang masih tetap mencintai Delima. Olive telah dikirim untuk bertemu dengan Tuan Anderson meskipun mempertemukan dengan cara yang unik.”

Senyum mengembang terlihat dari wajah Tuan Anderson.

Dia berkata : “Mungkinkah apa yang kamu katakan benar Clark ? Tentu aku sangat senang menemukan pengganti Delima. Setelah dia pulih, aku akan segera menikahi Olive. Pernikahanku dengan Ellen tidak memiliki keturunan. Ibuku sudah terlalu tua, dia sangat menginginkan hadirnya seorang cucu dari keturuananku. Meskipun ibuku sudah memiliki cucu dari saudaraku, namun dia bersikeras untuk tetap memintaku memberikan keturunan untuknya.”

Sesaat dua orang pelayan datang dengan membawa makanan yang sudah dipesan. Setelah pelayan menyajikan makanan tersebut, Tuan Anderson dan Clark mulai menyantap makanannya.

“Clark, mungkinkah perasaanku kepada Olive hanya karena wajahnya yang mirip dengan Delima? Sepertinya aku sedang bermimpi bertemu dengan Delima. Ataukah hatiku yang tidak pernah berpaling sedikitpun dari Delima. Sehingga aku dengan cepat dapat menerima kehadiran Olive.”

Tuan Anderson mulai menyuapkan makanannya kembali.

“Memang sulit untuk melupakan seseorang yang sudah mampu mematikkan api cinta pada hati seseorang. Umur bukan sebuah batasan untuk menghilangkan perasaan tersebut. Tuan Anderson dapat mencari tenaga medis yang kompeten untuk mempercepat proses pemulihan Olive, sehingga rencana Tuan Anderson segera terlaksana.”

Clark mulai mengambil makanan penutup, dia mulai menyuapkan kedalam mulutnya.

“Clark kamu adalah orang kepercayaanku, pastikan untuk menjaga rahasia ini. Aku tidak akan memberitahu ibu sebelum aku menikahi Olive.”

Helaan nafas keluar dari Tuan Anderson. Dia hanya memandang makanan penutup yang berada di atas meja. Selera makannnya sudah hilang berganti dengan perasaan yang menggebu-gebu untuk segera bertemu dengan Olive.

Clark yang melihat Tuan Anderson tidak menyentuh makanan penutupnya sama sekali segera mempercepat makannya.

“Makanan penutup ini adalah salah satu makanan favorit anda? Mengapa anda tidak memakannya? Apakah Tuan Anderson sudah menginginkan dengan segera untuk bertemu Olive dan melihat kondisinya saat ini?”

“Kamu bisa menebak jalan pikiranku Clark. Benar apa yang kamu katakana!”

Clark segera menuntaskan makanan penutupnya, disuapan terakhir dia berkata : “Tuan Anderson saya akan memeriksa kondisi Nyonya Alexander, ada mata-mata yang aku tempatkan untuk memantau keadaan Nyonya Alexander.”

Tuan Anderson menyesap minumannya berusaha untuk menghilangkan rasa haus.

“Segeralah kamu bekerja, sebentar lagi kita akan pergi ke rumah sakit.” tegasnya.

‘Baiklah Tuan Anderson.”

Clark segera melambaikan tangannya kepada pelayan untuk memintakan bill makanan tersebut.

Sesaat pelayan datang menghampiri Clark dengan membawa bill. Dengan segera Clark membayar bill tersebut.

Tuan Anderson dan Clark pergi keluar dari restauran. Segera mereka berjalan menuju ke mobil yang akan membawa mereka menuju ke rumah sakit Lordania.

Selama diperjalanan pikiran Tuan Anderson tak lepas dari bayang-bayang wajah Olive. Detak jantungnya berdetak lebih cepat seirama hembusan nafas yang keluar dari dirinya.

Clark yang duduk bersebelahan dengan Tuan Anderson segera menangkap gelagat aneh atas sikap Tuannya.

“Apakah Tuan Anderson mencemaskan Olive? Memang Olive belum mengenal Tuan? Terkadang memang sempat terdapat secuil rasa takut dihati jika mendapatkan penolakan. Saya memprediksikan usia Olive relative masih muda, dibawah dua puluh lima tahun. Ibarat seorang gadis dia sedang mengalami masa kejayaannya. Tentunya Tuan Anderson perlu memahami perbedaan usia yang cukup jauh dengan Olive.”

Tuan Anderson mulai menata hati dan pikirannya, perkataan dari Clark tidak sepenuhnya salah. Namun dia sudah membulatkan tekad untuk hidup bersama dengan Olive meskipun dia harus menghadapi berbagai rintangan.

“Aku sudah memikirkannya secara mendalam Clark, serta mengantisipasi sikap Olive saat pertama kali melihatku. Mungkin aku akan dipandang sosok asing yang baru dia lihat. Aku akan memperlakukan Olive sebagaimana aku memperlakukan Delima. Itu merupakan sebuah cara supaya aku cepat menyelami sosok Olive.”

Tuan Anderson menghentikan ucapannya. Sesaat bayangan Wajah Delima hadir di kedua pelupuk matanya. Di usianya yang sudah mulai memasuki kepala lima, pesona Delima tetap membius pikiran dan hatinya. Getaran-getaran yang sudah lama terpendam seolah muncul kembali laksana mentari yang memancarkan kehangatan sinarnya.

Dia melanjutkan perkataannya. “Kamu bisa melihat penampilan fisikku Clark? Di usia yang relative tidak muda, keadaan fisikku tidak mencerminkan usia yang sebenarnya. Olah raga yang aku tekuni serta perawatan tubuh yang aku lakukan secara rutin sudah terlihat membuahkan hasilnya.”

Dia tersenyum sembari pikirannya menerawang dan menelusuri akan semua situasi yang akan segera tercipta. Dia sudah tidak sabar menunggu saat-saat tersebut.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status