Share

Bab 6

Penulis: Antilia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Tuan Anderson masih menatap lekat wajah Olive yang terbaring tak berdaya. Hatinya merasa miris melihat alat bantu medis yang digunakan untuk membantunya bertahan hidup.

Dia bergumam : “Segeralah sadar Olive! Kamu masih cukup muda tentu kamu kuat melewati masa kritis ini?” Dia melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 16:00 sore. “Olive aku akan keluar dari rumah sakit ini. Ada orang yang menjaga kamu selama di rumah sakit ini.”

Clark masuk ke ruang perawatan. Dia segera berjalan mendekat ke arah Tuan Anderson yang masih duduk disebelah tempat tidurnya Olive.

“Tuan Anderson! Apakah sekarang Tuan sudah siap untuk segera pergi ke kota Burgeon? Aku harap kita tidak telat dikarenakan kita telah mengundurkan jam pertemuan untuk meeting.”

“Baiklah, kita berangkat sekarang. Aku sudah merasa tenang meninggalkan Olive dengan perawat dan pengawal yang senantiasa menjaganya. Bagaimana hasil penyelidikanmu Clark? Apakah benar ibuku dirawat di rumah sakit ini!”

“Benar Tuan Anderson. Nyonya Alexander saat ini tengah di rawat di rumah sakit ini. Aku sudah melakukan penyelidikan lebih lanjut, ternyata Nyonya Alexander ditemukan tak sadarkan diri oleh Lani didalam kamar tadi pagi. Lani segera mendapat amukan dari Nyonya Ellen karena teledor menjaga Nyonya Alexander. Saat ini pun raut wajah Nyonya Ellen masih marah terhadap kejadian tersebut.”

Tuan Anderson yang mendengar perkataan dari Clark segera berkata : “Aku sudah mengetahui watak dari Ellen, dia seorang wanita yang bermuka dua. Dia marah karena aku tidak menjawab teleponnya. Dia sudah meneleponku dua hari berturut-turut, namun aku mengabaikan panggilan telepon darinya. Baiklah, nanti selepas urusan meeting aku akan segera mencari tahu penyebab ibuku mengalami pingsan.”

Tuan Anderson dan Clark segera keluar dari Rumah sakit. Mereka segera berjalan menuju ke halaman rumah sakit dimana driver telah menunggu kedatangan mereka.

Tak berapa lama kemudian. Mobil yang membawa Tuan Anderson dan Clark melaju menuju ke kota Burgeon. Mereka tiba di Kantor Tuan Swift tepat pukul 18:00 petang. Kedatangan mereka disambut oleh pegawai Tuan Swift di lobi kantor.

“Selamat datang Tuan Anderson!” sapa pegawai dengan ramah. “Rekan kerja Tuan Swift sudah menunggu Anda di ruang meeting. Mari kami antar menuju ke ruang meeting yang berada di lantai dua.”

“Baiklah.”

Mereka mulai berjalan menuju ke lift yang membawa menuju ke lantai dua. Sesampai di lantai dua, Tuan Anderson dan Clark diarahkan menuju ke ruang meeting.

Terlihat beberapa rekan bisnis Tuan Swift sudah berada di ruangan tersebut. Kedatangan Tuan Anderson segera menghentikan percakapan mereka.

“Silakan duduk Tuan Anderson!” sapa Graft asisten Tuan Swift sembari menunjukkan tempat duduk kepada Tuan Anderson.

“Karena semua peserta meeting sudah hadir semua, kami akan memanggil Tuan Swift untuk segera memulai meeting ini.” Graft segera keluar dari ruang meeting dan menuju ke kantor utama untuk menemui Tuan Swift.

Tak menunggu waktu lama, Tuan Swift sudah berada di ruangan meeting tersebut. Tuan Swift segera memulai meeting tersebut dengan menyerahkan beberapa draft project untuk pembahasan lebih lanjut.

*****

Di rumah sakit Lordania, Ellen masih menunggu Nyonya Alexander yang belum juga sadarkan diri.

Raut wajah cemas terlihat dari Lani, pelayan pribadi Nyonya Alexander.

Dia berkata kepada Ellen : “Nyonya Ellen.” ucapnya pelan. “Saat aku mengantar sarapan pagi kepada Nyonya Alexander, dia masih sehat. Tidak mungkin dia tiba-tiba pingsan secara mendadak, sementara dia rajin mengkonsumsi obat yang diberikan oleh dokter Louis.”

Ellen memandang sinis pelayan tersebut.

“Apakah aku begitu saja percaya kepadamu! Aku sudah berkonsultasi dengan dokter untuk melakukan pemeriksaan laboratorium. Kita tunggu saja hasil laborat tersebut.” tegas Ellen.

Mendengar perkataan dari Nyonya Ellen, wajah Lani segera berubah menjadi pucat pasi. Selama ini dia tidak pernah mengindahkan perkataan dari Tuan Anderson untuk senantiasa berhati-hati terhadap Nyonya Ellen dan jangan pernah meninggalkan Nyonya Alexander sendirian.

“Nyo… Nyonya Ellen, aku tidak mengetahui apapun. Aku siap bersaksi jika dibutuhkan!”

“Untuk apa saksi! Apakah kamu berusaha mencari simpati dari Tuan Anderson atas kejadian tersebut? Jangan kamu bermimpi terlalu tinggi. Ingat Lani! Posisi kamu hanyalah seorang pelayan!” kata Ellen.

Dokter dan dua orang perawat masuk kedalam ruang perawatan.

Lani terkejut mengetahui kedatangan mereka secara tiab-tiba.

Sementara Ellen tersenyum licik, mengingat rencana yang disusunnya untuk menyingkirkan Nyonya Alexander beserta Lani akan segera berhasil.

Dokter mulai memeriksa kondisi Nyonya Alexander. Dia mengamati detak jantung pasien yang belum stabil.

Perawat mulai mencatat perkembangan Kesehatan Nyonya Alexander pada catatan rekam medis.

Dokter berkata : “Kondisi Nyonya Alexander saat ini mengalami komplikasi akibat makanan yang dikonsumsi mengandung racun.” Berdasarkan hasil laboratorium, darah Nyonya Alexander sudah tercampur dengan racun tersebut, saat ini kami hanya dapat memantau kesehatannya dengan memberikan obat-obatan sebagai penghambat penyebaran racun. Semua ini tidak terlepas dari daya tahan tubuh Nyonya Alexander untuk bekerja melawan penyebaran racun tersebut. Monitoring akan kami lakukan secara terus menerus dari tim medis selama 2 x 24 jam. Pastikan Nyonya Alexander selalu didampingi, ini untuk menghindari jika ada penyumbatan darah akibat reaksi dari obat-obatan yang telah Nyonya Alexander konsumsi selama ini, yang berimbas pada penyakit jantungnya.”

“Aku turut prihatin atas kondisi yang menimpa ibu mertuaku. Dia sudah cukup tua, aku tidak tahu bagaimana daya tahan tubuhnya saat ini. Aku harap obat yang diberikan oleh dokter segera bekerja dengan baik.” Ellen berhenti sejenak. Dia menatap dua orang perawat yang berdiri disamping dokter. Segera Ellen melanjutkan perkataannya : “Dokter, bolehkan aku meminta satu orang perawat yang khusus menjaga ibu mertuaku selama dua puluh empat jam. Aku tidak mungkin dapat menjaganya setiap saat.”

“Baiklah, kami akan segera usahakan dengan mencari jadwal perawat yang memiliki waktu shift kosong.” jawab dokter.

“Aku harap hari ini sudah ada perawat yang mulai bertugas untuk menjaga ibu mertuaku. Untuk pembayaran kompensasinya tentu lebih tinggi dari jam kerja biasanya.”

Salah satu perawat wanita yang berdiri disamping dokter segera berkata : “Selepas pukul 20:00 malam, shift kerjaku selesai. Aku dapat bertugas menjaga Nyonya Alexander."

Senyum kelegaan muncul dari wajah Ellen.

“Aku senang kamu dapat bekerja untukku. Nanti selepas shift segera datang ke ruangan ini.” kata Ellen.

Setelah Dokter dan perawat pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Ellen berkata kepada Lani : “Aku pulang dulu ke mansion, sebentar lagi perawat akan menjaga Nyonya Alexander. Kabari aku jika Tuan Anderson datang malam ini."

“Baiklah Nyonya Ellen.”

Ellen segera meninggalkan rumah sakit. Dia ingin melepaskan lelah pada tubuhnya setelah selama dua hari dia bermain drama untuk membuat Tuan Anderson pulang ke mansion.

Ellen masuk kedalam mobil, driver segera melajukan kendaraan menuju ke Mansion. Dering ponsel tanda notifikasi terdengar didalam tas Ellen. Dia buka ponselnya, Ellen tersenyum mendapat pesan dari Tuan Anderson.

[ Apa yang telah kamu lakukan Ellen! Belum puaskah kamu membuat ulah terhadap keluargaku! Aku ingatkan jangan pernah main-main dengan nyawa ibuku! ]

[ Pulanglah segera! Kamu akan mengetahui kondisi Ibumu. Saat ini ibumu masih tidak sadarkan diri dan berada di rumah sakit. ] balas Ellen.

“Anderson, saat ini kamu tidak dapat berkelit lagi. Kamu sudah menjadi milikku, terserah kamu diluar mau bermain dengan wanita manapun! Namun satu hal, kamu sudah mulai terjerat oleh rencana yang sudah aku buat!” gumamnya.

Dia masih mengingat laporan dari mata-matanya yang mengatakan bahwa Tuan Anderson membawa seorang wanita dari Ocean. Sayangnya sampai saat ini identitas wanita tersebut belum dapat terendus olehnya.

Mobil memasuki halaman Mansion yang terletak di kota Triton. Ellen segera turun dari mobil dan berjalan memasuki mansion tersebut. Langkah kakinya terhenti saat ada seorang pelayan yang berjalan mendekat ke arahnya.

Pelayan segera berkata : “Apakah Nyonya Ellen akan makan malam? Akan segera kami siapkan!”

“Tidak perlu, aku tidak lapar. Antarkan saja cokelat hangat di kamarku.” katanya seraya berlalu pergi meninggalkan pelayan tersebut.

Dia bergegas masuk kedalam kamar pribadinya. Segera dia masuk ke kamar mandi dan mulai membersihkan tubuhnya.

Tak berapa lama kemudian, Ellen keluar dari kamar mandi. Dia melihat secangkir cokelat hangat sudah berada di atas meja. Segera dia menyesap minuman tersebut. Aroma cokelat yang menguar membuat pikiran Ellen menjadi tenang. Segera dia rebahkan badannya di atas tempat tidur. Dia mulai memejamkan kedua matanya berusaha melepaskan rasa penat yang mendera tubuhnya.

Bab terkait

  • Turbulensi Cinta   Bab 7

    Tepat pukul 21:00 malam, Tuan Anderson dan Clark meninggalkan ruangan kantor Tuan Swift. Saat berjalan melewati lobi kantor ponsel Tuan Anderson berbunyi.Dia berhenti sejenak, untuk menerima panggilan telepon tersebut.“Hallo!” Tuan Anderson membuka percakapan melalui telepon. “Aku perawat dari Ocean yang ditugaskan untuk menjaga Olive. Tuan Anderson saat ini Olive sudah sadar.” ucap perawat dari Seberang sambungan telepon.“Benarkah! Jaga dia, aku akan segera kesana.” Tuan Anderson segera memutuskan sambungan teleponnya.Dia menyimpan kembali ponselnya. Clark yang masih setia menemaninya segera berkata : “Apakah Tuan Anderson mau makan malam di restaurant didekat kantor Tuan Swift? Ini sudah malam. Aku lihat, tadi Tuan Anderson tidak menyentuh makanan sama sekali pada waktu break disela-sela waktu meeting.”“Aku kurang berselera makan, sebaiknya kita mencari restaurant di Lordania. Segera reservasi tempat, kamu sudah tahu selera makanku? Aku yakin kamu tidak akan mengecewakanku!”

  • Turbulensi Cinta   Bab 8

    Tuan Anderson berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke ruang perawatan Olive yang terletak di lantai dua di rumah sakit Lordania. Dia sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Olive. Clark yang berjalan disampingnya segera menyeimbangkan langkah kakinya. Ada dua orang pengawal yang berjaga didepan pintu ruang perawatan. Pengawal yang melihat kedatangan Tuan Anderson dan Clark segera membukakan pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan Tuan Anderson untuk masuk.Hatinya berdegup kencang saat melihat Olive sedang diperiksa oleh seorang dokter.Tuan Anderson berjalan mendekat ke arah mereka.“Bagaimana kondisi Olive dokter?” tanyanya dengan pandangan mata yang tetap menatap wajah Olive. “Pasien baru saja sadar sehingga kondisinya masih lemah, dia belum mempunyai tenaga untuk berbicara. Sebaiknya biarkan dia beristirahat, untuk memulihkan kembali tenaganya.”“Apakah operasinya berhasil? Aku khawatir akan mempengaruhi memori Olive karena kepalanya terus menerus mengeluarkan darah hamp

  • Turbulensi Cinta   Bab 9

    Tepat pukul 08:00 pagi, dokter dan perawat melakukan kunjungan pemeriksaan ke ruang perawatan yang ditempati oleh Olive. Dokter segera memeriksa kondisi Olive setelah sebelumnya membaca catatan medis yang berisi perkembangan Olive pasca operasi.Dokter berkata kepada perawat yang menjaga Olive.“Berdasarkan laporan, perkembangan Olive cukup bagus, untuk sakit kepalanya merupakan efek dari benturan di kepalanya yang mengalami gegar otak stadium sedang, sehingga dibutuhkan proses agak lama untuk mulai memulihkan keseluruhan memorinya.”Tiba-tiba kelopak mata Olive terbuka, dia samar-samar melihat sosok berpakaian putih yang berdiri tak jauh dari hadapannya.Perawat yang menemani dokter melakukan visit di ruangan Olive segera berkata :“Dokter, Olive sudah bangun? Apakah dokter ingin menanyakan sesuatu kepada Olive?”“Aku akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait memori Olive.”Dokter segera berjalan menghampiri Olive. Dia berkata : “Selamat pagi Olive! Apakah kepalamu masih terasa sa

  • Turbulensi Cinta   Bab 10

    Di kediaman Mansion Tuan Aksara, tepatnya di kamar utama. Saat tengah malam Tuan Aksara mulai menggeliatkan tubuhnya, dia merasakan kepalanya berputar-putar, dengan perlahan dia membuka kedua kelopak matanya. Segera dia meraba sisi tempat tidur untuk memastikan Angel masih berada disampingnya. “Sayang!” ucapnya membangunkan Angel. “Bangunlah!” sembari menggerakkan tubuhnya Angel. “Heem….” terdengar suara keluar dari Angel. “Bangunlah sayang!” “Ada apa sayang!” tanya Angel dengan masih memejamkan matanya. “Aku masih mengantuk sayang. Tidurlah! Ini belum pagi.” “Kepalaku masih sakit? Ambilkan aku obat penghilang rasa sakit kepala. Cepatlah!” Nyonya Angel segera membuka kedua matanya, dia melihat wajah suaminya yang berada disampingnya. “Benarkah kamu masih merasakan sakit kepala? Apakah kamu demam?” segera Nyonya Angel meraba kening suaminya. “Heem kamu tidak demam, suhu tubuhmu normal. Apakah kamu barusan bermimpi buruk? Sehingga kamu mengigau?” Angel segera dud

  • Turbulensi Cinta   Bab 11

    Olive masih terbaring di tempat tidur rumah sakit, sorot matanya tajam menatap ke arah langit-langit rumah sakit, dia merasakan jiwanya telah melayang separuh dari raganya.Tuan Anderson masih setia duduk menemani Olive. Wajahnya menyimpan sejuta misterius yang tidak bisa terbaca. Dia memberi ruang kosong kepada Olive untuk merenungkan semua perkataan yang baru dia katakan.Sesaat perawat memasuki ruangan perawatan Olive. Mereka melihat Olive belum menyentuh sama sekali makan siangnya.Tuan Anderson dan Olive melihat kedatangan perawat yang berjalan menghampiri mereka. Salah seorang perawat wanita berkata : “Tuan Anderson? Apakah Olive belum merasakan lapar? Kenapa makan siangnya belum di makan? Sebaiknya Olive makan siang terlebih dahulu, sekarang sudah waktunya makan siang untuk segera meminum obat dari dokter.”“Olive. Apakah kamu mendengarkan apa yang perawat katakan! Makanlah! Segera pulihkan kondisi tubuhmu, kemudian kamu dapat segera menjalani kembali aktivitasmu.”Olive mengh

  • Turbulensi Cinta   Bab 12

    Tuan Anderson masih berada di depan ruang perawatan Olive. Saat ini dia merasa cukup aman atas peristiwa yang menimpa Olive. Sebisa mungkin dia berusaha menutupi kebohongannya dengan cara sebersih mungkin.“Clark dapatkah kamu membuat identitas Olive dengan secepat mungkin? Aku sudah menjanjikan kepada Olive untuk menunjukkan identitas Olive setelah dia pulang dari rumah sakit."Clark terdiam sejenak, dia memikirkan alamat yang akan dia cantumkan pada pada kartu identitas milik Olive. “Tuan Anderson? Sebelum aku membuat kartu identitas untuk Olive, terlebih dahulu aku akan menanyakan terkait dua orang perawat dari Ocean. Apakah tidak secepatnya Tuan Anderson segera memulangkan perawat kembali ke Negara Ocean, sembari menghilangkan identitas asli Olive. Itu cara yang paling aman saat membuat kartu identitas untuk Olive.”“Benar apa yang kamu katakan. Aku juga membutuhkan seorang perawat dari Lordania untuk menjaga Olive selama dia menjalani perawatan di rumah. Segera urus dua tiket pe

  • Turbulensi Cinta   Bab 13

    Pandangan mata Nyonya Alexander sesaat menyihir hati Tuan Anderson, dia sebenarnya tidak tega membiarkan ibunya untuk tinggal lebih lama di rumah sakit, namun selama dia belum mendapatkan kepastian dari dokter, Tuan Anderson tidak mengijinkan ibunya kembali ke mansion.“Bersabarlah bu, memang agak jenuh berada di rumah sakit, aku akan segera menghubungi dokter untuk menanyakan kondisi ibu.” ucap Tuan Anderson.“Benar apa yang telah dikatakan oleh Tuan Anderson? Di rumah sakit perawatannya lengkap dengan didampingi tenaga medis selama dua puluh empat jam. Ibu bersabar sedikit sembari menunggu kesehatan ibu segera pulih.”“Ellen kamu jangan banyak bertingkah didepan Tuan Anderson. Kalian lihat sendiri kondisiku sekarang, aku merasa sudah sehat, nafsu makanku juga sudah bertambah. Benarkan Lani!”“Ibu tidak perlu mencari pembenaran terhadap Lani, aku meminta ibu untuk bersabar sedikit. Aku pastikan ibu akan pulang ke mansion dengan segera. Sebaiknya ibu istirahat. Aku tidak bisa menemani

  • Turbulensi Cinta   Bab 14

    Tuan Richard yang mendapatkan sanggahan dari Tuan James segera menjawab : “Suatu kehormatan bagiku karena Tuan James berkenan untuk menghadiri pertemuan ini dan meluangkan waktu dan pikiran untuk berkontribusi dalam pembentukan Pakta Ekonomi non Linier. Aku sangat senang karena anggotanya berisi orang-orang yang kompeten serta memiliki disiplin ilmu yang berbeda-benda sebagai salah satu sumber kekuatan. Kolaborasi tersebut memang belum mendapatkan vote dari seluruh anggota yang berjumlah tujuh orang. Mari kita diskusikan lebih lanjut untuk mencapai kata mufakat.”Tuan Hock memandang Tuan Richard dengan tatapan angkuh, dia terdiam tidak memberikan sepatah kata pun atas perkataan yang dilontarkan Tuan Richard. Dia menghormati pendapat rekan sejawatnya yang menentang kolaborasi tersebut.“Apakah kolaborasi tersebut akan berjalan dengan berimbang seiring dengan pergerakan kondisi negara Lordania? Ide tersebut cukup brilian untuk resilience negara kita, namun sayangnya ada celah kekurangan

Bab terbaru

  • Turbulensi Cinta   Bab 53

    “Benar Gazela. Kita memang butuh tampil berkelas supaya tidak direndahkan oleh orang lain. Aku merasakan bagaimana perasaannya di pandang rendah dan tidak di anggap oleh orang. Benar-benar hidup dipandang sebelah mata itu sangat menderita.”“Apa yang kamu katakan Olive! Selama Anderson disamping mu, kamu tidak akan dipandang rendah, aku yakin dia selalu mendukungmu dan tentunya akan memenuhi semua kebutuhanmu. Sepengetahuanku Anderson orangnya royal, dia mau menghampurkan uangnya untuk keluarganya. Apakah kamu sudah tahu mengenai Ellen? Meskipun Ellen menikah dengan Anderson dengan cara dijebak, namun dia royal dan tetep memenuhi kebutuhan Ellen.”“Aku baru bertemu sekali dengan Ellen. Dan kami hanya sedikit berbicara. Apakah kamu kenal akrab dengan Ellen?”“Aku mengenal Ellen karena dia adalah istrinya Anderson. Aku dikenalkan oleh Hock dengan Ellen, empat tahun yang lalu saat menghadiri acara di perusahaannya. Ayolah kita berangkat sekarang. Aku tidak ingin merusak momen kita denga

  • Turbulensi Cinta   Bab 52

    Driver menepikan mobilnya didepan gerbang berwarna cokelat yang didalamnya terlihat rumah bergaya klasik dengan cat berwarna vintage.Driver berkata : “Nona Olive kita sudah sampai didepan mansion Tuan Hock.”“Iya. Aku akan menelepon Gazela sekarang.”Olive mengambil ponsel didalam tasnya dan segera menghubungi nomor Gazela. Sesaat kemudian panggilan mulai terhubung.“Hallo Olive. Apakah kamu sudah berangkat? Sekarang kamu sudah sampai mana?” tanya Gazela melalui sambungan telepon.“Aku sudah sampai didepan gerbang mansionmu?”“Benarkah! Tunggu sebentar, biarkan penjaga yang akan membuka pintu gerbangnya. Aku akan segera keluar.”“Baiklah Gazela. Aku tutup teleponnya sekarang.” Olive menyimpan kembali ponselnya kedalam tas.Penjaga mulai membuka pintu gerbang. Driver melajukan mobil masuk ke halaman mansion. Olive melihat Gazela sudah berdiri di serambi mansion. “Aku senang akhirnya kamu datang ke mansionku Olive. Ayo masuklah! Tadi saat menunggumu aku sudah membuat kudapan. Cobalah!

  • Turbulensi Cinta   Bab 51

    “Apakah kamu senang akan souvenir yang akan diberikan kepada para tamu undangan?” tanya Anderson. “Tentu saja aku senang Anderson.” “Baiklah. Saat berbulan madu kita akan mencari paket bulan madu yang menyajikan destinasi pantai. Jam berapa besok kamu akan menjemput Gazela. Aku akan menyiapkan driver untuk mengantarkamu ke mansion Hock. Bukankah kamu belum pernah pergi ke mansionnya Hock?” “Terima kasih Anderson kamu selalu menuruti permintaanku.” ucap Olive dengan mata berbinar. “Aku berencana berangkat pukul 10:00 pagi. Aku memang belum pernah mengunjungi mansion Hock, namun driver kamu pasti tahu alamat mansion milik Hock yang berada di Lordania.” “Iya Olive. Besok aku siapkan semuanya. Ayolah kita masuk ke dalam mansion. Ibu pasti sudah menunggu kita, sebentar lagi kita akan makan malam bersama.” Anderson dan Olive berjalan masuk ke dalam mansion. Mereka segera duduk didepan Nyonya Alexander. “Ibu, sebaiknya kita makan malam sekarang? Ibu juga belum meminum obat.” “Baikla

  • Turbulensi Cinta   Bab 50

    Sore harinya sebuah mobil putih memasuki halaman mansion Tuan Anderson di Burgeon. Tuan Hock keluar dari dalam mobil dengan membawa sebuah parcel buah. Dia berjalan memasuki mansion. Seorang pelayan membukakan pintu dan mempersilahkan Tuan Hock untuk duduk di ruang tamu.Tuan Anderson segera menemui Hock di ruang tamu.“Hock akhirnya kamu datang? Apakah pekerjaanmu sudah selesai? Ini masih sore hari?” tanya Anderson sembari duduk di sofa.“Aku sengaja pulang lebih awal Anderson. Apakah Nyonya Alexander sudah pulang? Aku ingin bertemu dengannya.”“Ibu sudah pulang tadi siang. Saat ini ibu bersama dengan Gazela dan Olive berada di ruang tengah sedang minum teh bersama. Ayo Hock bergabunglah dengan mereka. Ibu pasti senang bertemu denganmu. Dia sedang menunggu kedatanganmu.”Tuan Anderson dan Hock beranjak dari sofa dan berjalan menuju ke ruang tengah.Nyonya Alexander yang duduk di tengah tersenyum melihat kedatangan Hock.Dia berkata : “Benarkah kamu Hock! Kenapa kamu sudah mulai berub

  • Turbulensi Cinta   Bab 49

    Olive tersenyum melihat Gazela yang duduk di ruang tamu. “Aku senang akhirnya kamu datang ke mansion ini? Ibu belum pulang dari rumah sakit, mungkin sebentar lagi dia akan sampai di mansion ini.” kata Olive sembari duduk didepan Gazela.“Aku ada waktu luang sehingga bisa berkunjung ke mansion Anderson. Aku sudah lama tidak bertemu dengan Nyonya Alexander. Terakhir aku bertemu saat aku menemui Ellen di Triton. Waktu pernikahanmu tinggal hitungan hari, apa yang belum selesai kamu persiapkan?”Olive terdiam sejenak sembari memikirkan persiapan pernikahannya di balai kota. “Aku rasa sudah cukup, tinggal memilih tamu yang akan di undang serta pengiring pernikahan. Yah… mungkin aku perlu memilih menu makanan untuk menjamu tamunya Anderson serta dari keluarga ibu yang menghadiri pernikahan di balai kota.”“Benar juga Olive, sebaiknya kamu mengundang koki untuk memasak di mansion ini saat pernikahanmu di balai kota. Aku rekomendasikan menu makanannya berbeda dengan menu saat acara resepsi p

  • Turbulensi Cinta   Bab 48

    Keesokan paginya Olive mengantar Anderson sampai di halaman mansion.“Olive, kemungkinan ibu pulang dari rumah sakit saat siang hari. Aku tahu kamu pasti lelah setelah tadi malam kita pulang larut malam dari restauran. Istirahatlah kembali. Aku akan menghubungi Hock supaya Gazela datang siang hari ke Burgeon.”“Baiklah Anderson, aku akan beristirahat sebentar sembari menunggu ibu pulang.”“Baguslah. Aku akan berangkat sekarang, segera kabari aku jika kamu membutuhkan sesuatu.”“Tentu saja Anderson. Berhati-hatilah!”Tuan Anderson segera masuk ke dalam mobil. Driver segera melajukan mobilnya meninggalkan mansion dan pergi menuju ke pusat kota Lordania.Olive memandang mobil yang membawa Tuan Anderson sampai menghilang dari pandangan matanya.“Kenapa kepalaku tiba-tiba merasa sakit, aduh!” ucapnya pelan. “Sepertinya aku mulai mengingat sesuatu? Apakah ingatanku akan mulai pulih?” tanyanya dengan cemas.Olive segera berjalan dengan pelan dan masuk ke dalam mansion. Saat memasuki ruang te

  • Turbulensi Cinta   Bab 47

    Mobil yang membawa Tuan Anderson dan Olive melaju menuju ke restauran bintang lima di pusat kota Lordania. Restauran tersebut merupakan restaurant terbesar di pusat kota Lordania. Tuan Anderson dan Olive berjalan masuk menuju ke dalam restaurant. Seorang pelayan wanita tersenyum ramah menyambut kedatangan mereka.“Selamat malam dan selamat datang Tuan Anderson, kami sudah menunggu kedatangan anda. Mari kami antar anda menuju ke ruang khusus perjamuan.”“Baiklah. Antarkan kami sekarang.” jawab Tuan Anderson datar.Pelayan segera memimpin jalan menuju ke ruangan perjamuan. Tuan Anderson dan Olive segera berjalan mengikuti pelayan tersebut. “Silakan masuk Tuan Anderson!” kata pelayan sembari membukakan pintu.Tuan Anderson dan Olive memasuki ruang perjamuan tersebut. Terlihat seorang lelaki tersenyum melihat kedatangan mereka. “Tuan Anderson, kami sudah menyajikan semua jenis aneka makanan dan minuman yang tersedia di restauran ini. Silakan Anda untuk duduk di kursi yang tersedia. Ak

  • Turbulensi Cinta   Bab 46

    “Benar Hock, kamu sudah melihatnya sendiri jika wajahnya mirip dengan Olive. Saat bersama Olive aku merasa Delima selalu ada disisiku.”“Baiklah Anderson, aku yakin dengan adanya Olive kamu tidak merasakan kehilangan Delima. Aku sudah menuntaskan sarapan pagiku, sebaiknya kita kembali ke ruang kerja untuk melanjutkan kembali pembicaraan kita.” Tuan Anderson dan Hock segera keluar dari ruang makan, dia berjalan menaiki tangga menuju ke ruang kerja yang berada di lantai dua.Sementara menjelang siang hari Olive mulai menghubungi Gazela.“Hallo…. Selamat siang? Apakah ini Olive?” sapa Gazela melalui sambungan telepon.“Benar Gazela. Senang berkenalan denganmu. Apakah Hock sudah mengirim nomor teleponku kepadamu?” “Iya Olive. Tadi pagi Hock mengirim pesan berisi nomor teleponmu. Selamat berbahagia Olive, sebentar lagi kamu akan menikah dengan Anderson.”“Terima kasih atas doanya Gazela. Aku mendengar informasi dari Hock jika kamu memiliki rekomendasi riasan untuk acara pernikahan. Boleh

  • Turbulensi Cinta   Bab 45

    “Baiklah Anderson. Berarti untuk urusan resepsi pernikahan hanya kurang kartu undangan dan souvenir pernikahan?”“Iya Hock. Nanti sore aku berencana ke rumah sakit untuk membicarakan dengan ibu terkait berapa jumlah tamu undangan dari teman-temannya ibuku, serta menentukan souvenir pernikahanku yang cocok untuk tamu undangan.”“Oke Anderson. Berarti pelaksanaan teknisnya kita serahkan kepada EO. Kita bisa membicarakan nanti saat makan malam di restaurant bintang lima terkait evaluasi persiapan resepsi pernikahanmu.”Tuan Andrson dan Hock mulai membicarakan masalah detail terkait pelaksanaan pernikahan yang akan dilaksanakan minggu didepan di balai kota Lordania. Sementara itu, Olive mulai membuka kedua kelopak matanya. Dia mengambil ponsel yang terletak dia atas nakas.“Ternyata sudah jam 06:00 pagi. Aku cukup nyenyak juga tidurnya.” bisiknya lirih.Olive segera beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju ke kamar mandi. Tak berapa lama kemudian Olive keluar dari dalam kamar mandi

DMCA.com Protection Status