Tuan Anderson masih lekat memandangi wajah wanita yang ada didepannya. Perlahan tangannya menggenggam jari jemari wanita tersebut.
“Kenapa dengan perasaanku? Aku merasa senang saat berada dekat dengan wanita ini, meskipun aku belum mengenalnya dan mengetahui identitas wanita tersebut, namun jauh dilubuk hatiku sudah terisi ruang untuk wanita ini, seakan ada magnet yang menarik masuk untuk mengisi kehampaan ruang kosong di hati.” batinnya. “Baiklah, sembari menunggu kamu sadar, aku akan memanggil kamu dengan nama kesayangan yang aku beri nama Olive. Akan aku pastikan Olive, kamu akan menjadi milikku.” ucapnya lirih dengan tersenyum puas. “Aku akan mencari dokter terbaik di Lordania untuk segera meyembuhkanmu.” janjinya didalam hati. Tak berapa lama Clark masuk ke dalam ruangan. Dia berjalan mendekat ke arah Tuan Anderson. Dia memasang ekspresi wajah senormal mungkin saat melihat Tuan Anderson sedang menggenggam tangan wanita tersebut sambil berbicara lirih didekat telinga wanita itu. “Tuan Andeson?” panggilnya dengan ramah. “Iya. Apa ada hal penting sehingga kamu cepat kembali ke ruangan ini?” tanyanya dengan nada tajam. “Tuan Anderson, tadi saat didepan ruang perawatan ini, aku melihat Lani pelayan dari Nyonya Alexander. Segera aku selidiki perihal keberadaannya di rumah sakit ini, ternyata pagi ini Nyonya Alexander masuk ke rumah sakit karena serangan jantung.” Tuan Anderson terdiam sejenak mendengar perkataan dari Clark. Dia teringat telepon tadi pagi dari istrinya. Senyum smirk muncul dari wajahnya sambil bergumam :”Ternyata Ellen cukup cerdas memanfaatkan situasi kepulanganku? Berarti dia tahu, saat ini aku tengah berada di ruangan Olive. Aku akan lihat permainanmu Ellen dengan memanfaatkan penyakit ibuku untuk menjeratku.” “Clark.” ucapnya pelan. “Ada pelayan dan pengawal yang berkhianat kepadaku. Dia memberi informasi terkait keberadaanku kepada Ellen, sehingga dengan mudah Ellen menjebakku melalui kondisi ibuku. Ibuku pasti shock saat mengetahui kepulanganku dengan membawa seorang wanita.” “Tidak perlu khawatir Tuan Anderson. Aku akan segera menyelidiki dan melakukan pemantauan secara ketat terhadap pelayan maupun pengawal yang telah berkhianat kepada Tuan Anderson.” “Segera selidiki Clark.” pintanya. “Aku butuh pengawal untuk menjaga Olive di ruangan ini selain perawat dari Ocean. Pastikan cari pengawal yang baru, aku khawatir Ellen akan bertindak jauh terhadap Olive.” ucapnya dengan cemas. “Terhadap ibuku saja kejam apalagi terhadap Olive.” sorot matanya tajam penuh dengan amarah. “Baiklah Tuan, aku akan mencari pengawal baru untuk menjaga Olive.” ucapnya. Dia memandang wajah Olive dengan jelas, raut wajahnya telah berubah tidak seperti saat pertama kali ditemukan. wajahnya mulai terlihat segar dan tidak terlalu pucat. Wajah itu terasa familiar dan mengingatkannya akan sosok Delima. Kekasih Tuan Anderson sebelum menikah dengan Nyonya Ellen. Dia kemudian berkata : “Tuan Anderson, Apakah anda tidak merasakan jika wajah Olive sekilas mirip dengan Delima?” Pertanyaan Clark membuat deru nafas Tuan Anderson berhenti. Refleks dia melepas genggaman tangannya pada Olive. Dia memegang dadanya yang terasa sesak, seolah pasokan oksigen tidak masuk kedalam paru-parunya. Sekilas kenangan berputar dikepalanya terkait Delima yang telah memberi rasa sakit, pahit dan manisnya cinta yang telah bersemayam dihatinya. Dia sudah lama melupakan Delima yang telah mencampakkannya sehari sebelum dia bertunangan dengan Ellen. Tuan Anderson mulai melihat dengan seksama wajah Olive yang berada didepannya. Sedari tadi dia tidak menyadari, jika wajah Olive sekilas mirip dengan Delima. “Benar apa yang kamu katakana Clark? Wajahnya memang sekilas mirip dengan Delima.” ucapnya. “Apakah benar aku masih menyimpan hati untuk Delima?” tanyanya penuh keraguan. “Semenjak kemarin aku melihat Olive ditepi sungai Dark, perasaanku seakan ingin selalu dekat dengannya.” bisiknya dalam hati. “Tuan Anderson, apa yang akan terjadi jika Nyonya Ellen dapat mengetahui keberdaaan dan melihat Oliver yang wajahnya sekilas mirip dengan Delima?” tanyanya dengan nada khawatir. “Saat ini, aku belum bisa membawanya keluar dari rumah sakit ini setelah dia menjalani operasi. Aku juga sempat mengkhawatirkan hal tersebut, sebisa mungkin Ellen tidak mengetahui keberadaan Olive dan jangan sampai dia melihat wajah Olive.” tekannya dengan nada tegas. “Ini adalah ruangan khusus dan tidak setiap orang dapat memasuki ruangan ini terkecuali tenaga medis.” ucap Clark mulai menelisik keadaan di ruangan tersebut. “Analisis kamu benar Clark, sebaiknya aku menyewa seorang dokter khusus berserta perawat yang merawat Olive sehingga keberadaannya sulit dilacak oleh orang lain.” ungkapnya dengan penuh kelegaan. “Baiklah Tuan, aku akan mulai urus semuanya. Beruntungnya Tuan Anderson, dua orang perawat dari Ocean yang saat ini tengah berada diluar ruangan tidak dikenali oleh Lani pelayan Nyonya Anderson.” “Benar apa yang kamu katakan Clark. Rumah sakit ini adalah tempat yang selalu Ibu dan Lani kunjungi jika sakit, secara otomatis mereka sudah familiar dengan petugas medis yang bekerja didalam rumah sakit ini.” Tuan Anderson terdiam sejenak, sesaat dia termenung memikirkan rencana selanjutnya, Dia berkata : “Aku masih berada di sini untuk menjaga Olive. Clark segera lakukan tugasmu sebelum kita melakukan meeting pada sore hari!” perintahnya. Tanpa menunggu lama, Clark segera berlalu dari hadapan Tuan Anderson. Dia keluar ruang perawatan tersebut untuk mulai menjalankan tugas yang diberikan oleh Tuan Anderson. ***** Sementara didalam kediaman milik Tuan Aksara setelah kepergian Zulaikha dari rumah tersebut selama dua hari, Nyonya Angel tetap melakukan aktivitas rutin untuk melapor kegiatan Zulaikha kepada suaminya. Dia menjawab panggilan telepon dari suaminya. “Hallo, Apakah kamu baik-baik saja di kota Lordania?” tanyanya membuka percakapan melalui sambungan telepon. “Tentu, kamu tidak perlu khawatir akan keadaanku, aku selalu menjaga diri sayang.” ucapnya lembut. “ Aku akan pulang tiga hari kedepan, ada beberapa masalah yang membutuhkan pendampingan dariku. Bagaiman kabar anak-anak di rumah?” “Kabar mereka cukup baik. Chistina masih sibuk dengan kuliahnya, Zulaikha sudah dua hari menginap dirumah temannya. Aku sudah melarang, namun kamu tahu sendiri akan sikap keras kepalanya.” jawabnya dengan acuh. “Syukurlah mereka masih dalam pantauan kamu. Sepulang dari kota Lord aku akan tegur Zulaikha supaya jangan terlalu sering menginap di rumah temannya.” ucapnya dengan nada khawatir. “Aku takut dia berbuat onar di rumah temannya.” “Kamu tahu sendiri, bagaimana kelakuan Zulaikha yang sulit di atur, tentu saja dia akan membuat onar.” timpal Nyonya Angel. “Oke, kamu tidak perlu mencemaskan atas kelakuan Zulaikha, aku akan mengaturnya. Aku tutup teleponnya.” segera sambungan teleponnya terputus. Dia menggelengkan kepalanya sembari menyimpan ponsel sambil bergumam : “Jika suamiku tidak bertugas keluar kota, aku tidak mungkin dapat melakukan rencana ini.” Senyum sinis muncul di wajahnya lalu berkata : “Akhirnya aku harus menunggu selama satu tahun baru dapat mengusir anak manja itu dari kediaman rumah ini. Seandainya Delima tidak meninggal, tidak mungkin Tuan Aksara akan memungut Zulaikha, syukurlah saat ini pasti dia sudah menjadi gembel dijalanan pastinya dengan hidup terlunta-lunta.” Rasa puas menyeruak di hatinya saat dia sedang membuang beberapa foto Zulaikha yang masih terdapat didalam kamar Zulaikha. “Ibu.” panggil Christina sembari mencari keberadaan ibunya di lantai dua. “Ada apa Christina?” jawab ibunya seraya keluar dari kamar Zulaikha. Dia melihat raut wajah Chistina yang terlihat bersemangat. “Apakah kamu mendapatkan kabar gembira?” “Apakah ibu tahu, kecelakaan bis yang terjadi di jembatan Sungai Dark? Kecelakaan tersebut terjadi pada malam hari dan bertepatan dengan kepergian Zulaikha dari rumah ini. Aku berharap Zulaikha menjadi salah satu korban dari kecelakaan bis tersebut.” Kata Christina yang berdiri tepat didepan ibunya. Dia berhenti sejenak berusaha mengatur deru nafasnya yang mulai tersengal-sengal akibat berjalan naik tangga ke lantai dua. “Aku harap Zulaikha sudah meninggal dan ini dapat ibu jadikan alas an kepada Ayah terkait ketidakberadaannya di rumah ini.” “Benarkah Christina!” tanyanya meyakinkan. “Ini merupakan kabar bagus? Semoga saja Zulaikha sudah meninggal. Kamu tenang saja Christina, ibu tentu dapat memanfaatkan situasi ini sebagai alibi atas menghilangnya Zulaikha dari rumah ini. Ibu pastikan, Ayahmu akan percaya dengan semua perkataan ibu.” ucapnya dengan sorot mata yang meyakinkan.Tuan Anderson masih menatap lekat wajah Olive yang terbaring tak berdaya. Hatinya merasa miris melihat alat bantu medis yang digunakan untuk membantunya bertahan hidup. Dia bergumam : “Segeralah sadar Olive! Kamu masih cukup muda tentu kamu kuat melewati masa kritis ini?” Dia melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 16:00 sore. “Olive aku akan keluar dari rumah sakit ini. Ada orang yang menjaga kamu selama di rumah sakit ini.” Clark masuk ke ruang perawatan. Dia segera berjalan mendekat ke arah Tuan Anderson yang masih duduk disebelah tempat tidurnya Olive. “Tuan Anderson! Apakah sekarang Tuan sudah siap untuk segera pergi ke kota Burgeon? Aku harap kita tidak telat dikarenakan kita telah mengundurkan jam pertemuan untuk meeting.” “Baiklah, kita berangkat sekarang. Aku sudah merasa tenang meninggalkan Olive dengan perawat dan pengawal yang senantiasa menjaganya. Bagaimana hasil penyelidikanmu Clark? Apakah benar ibuku dirawat di rumah sakit ini
Tepat pukul 21:00 malam, Tuan Anderson dan Clark meninggalkan ruangan kantor Tuan Swift. Saat berjalan melewati lobi kantor ponsel Tuan Anderson berbunyi.Dia berhenti sejenak, untuk menerima panggilan telepon tersebut.“Hallo!” Tuan Anderson membuka percakapan melalui telepon. “Aku perawat dari Ocean yang ditugaskan untuk menjaga Olive. Tuan Anderson saat ini Olive sudah sadar.” ucap perawat dari Seberang sambungan telepon.“Benarkah! Jaga dia, aku akan segera kesana.” Tuan Anderson segera memutuskan sambungan teleponnya.Dia menyimpan kembali ponselnya. Clark yang masih setia menemaninya segera berkata : “Apakah Tuan Anderson mau makan malam di restaurant didekat kantor Tuan Swift? Ini sudah malam. Aku lihat, tadi Tuan Anderson tidak menyentuh makanan sama sekali pada waktu break disela-sela waktu meeting.”“Aku kurang berselera makan, sebaiknya kita mencari restaurant di Lordania. Segera reservasi tempat, kamu sudah tahu selera makanku? Aku yakin kamu tidak akan mengecewakanku!”
Tuan Anderson berjalan dengan tergesa-gesa menuju ke ruang perawatan Olive yang terletak di lantai dua di rumah sakit Lordania. Dia sudah tidak sabar untuk segera bertemu dengan Olive. Clark yang berjalan disampingnya segera menyeimbangkan langkah kakinya. Ada dua orang pengawal yang berjaga didepan pintu ruang perawatan. Pengawal yang melihat kedatangan Tuan Anderson dan Clark segera membukakan pintu ruangan tersebut dan mempersilahkan Tuan Anderson untuk masuk.Hatinya berdegup kencang saat melihat Olive sedang diperiksa oleh seorang dokter.Tuan Anderson berjalan mendekat ke arah mereka.“Bagaimana kondisi Olive dokter?” tanyanya dengan pandangan mata yang tetap menatap wajah Olive. “Pasien baru saja sadar sehingga kondisinya masih lemah, dia belum mempunyai tenaga untuk berbicara. Sebaiknya biarkan dia beristirahat, untuk memulihkan kembali tenaganya.”“Apakah operasinya berhasil? Aku khawatir akan mempengaruhi memori Olive karena kepalanya terus menerus mengeluarkan darah hamp
Tepat pukul 08:00 pagi, dokter dan perawat melakukan kunjungan pemeriksaan ke ruang perawatan yang ditempati oleh Olive. Dokter segera memeriksa kondisi Olive setelah sebelumnya membaca catatan medis yang berisi perkembangan Olive pasca operasi.Dokter berkata kepada perawat yang menjaga Olive.“Berdasarkan laporan, perkembangan Olive cukup bagus, untuk sakit kepalanya merupakan efek dari benturan di kepalanya yang mengalami gegar otak stadium sedang, sehingga dibutuhkan proses agak lama untuk mulai memulihkan keseluruhan memorinya.”Tiba-tiba kelopak mata Olive terbuka, dia samar-samar melihat sosok berpakaian putih yang berdiri tak jauh dari hadapannya.Perawat yang menemani dokter melakukan visit di ruangan Olive segera berkata :“Dokter, Olive sudah bangun? Apakah dokter ingin menanyakan sesuatu kepada Olive?”“Aku akan menanyakan beberapa pertanyaan terkait memori Olive.”Dokter segera berjalan menghampiri Olive. Dia berkata : “Selamat pagi Olive! Apakah kepalamu masih terasa sa
Di kediaman Mansion Tuan Aksara, tepatnya di kamar utama. Saat tengah malam Tuan Aksara mulai menggeliatkan tubuhnya, dia merasakan kepalanya berputar-putar, dengan perlahan dia membuka kedua kelopak matanya. Segera dia meraba sisi tempat tidur untuk memastikan Angel masih berada disampingnya. “Sayang!” ucapnya membangunkan Angel. “Bangunlah!” sembari menggerakkan tubuhnya Angel. “Heem….” terdengar suara keluar dari Angel. “Bangunlah sayang!” “Ada apa sayang!” tanya Angel dengan masih memejamkan matanya. “Aku masih mengantuk sayang. Tidurlah! Ini belum pagi.” “Kepalaku masih sakit? Ambilkan aku obat penghilang rasa sakit kepala. Cepatlah!” Nyonya Angel segera membuka kedua matanya, dia melihat wajah suaminya yang berada disampingnya. “Benarkah kamu masih merasakan sakit kepala? Apakah kamu demam?” segera Nyonya Angel meraba kening suaminya. “Heem kamu tidak demam, suhu tubuhmu normal. Apakah kamu barusan bermimpi buruk? Sehingga kamu mengigau?” Angel segera dud
Olive masih terbaring di tempat tidur rumah sakit, sorot matanya tajam menatap ke arah langit-langit rumah sakit, dia merasakan jiwanya telah melayang separuh dari raganya.Tuan Anderson masih setia duduk menemani Olive. Wajahnya menyimpan sejuta misterius yang tidak bisa terbaca. Dia memberi ruang kosong kepada Olive untuk merenungkan semua perkataan yang baru dia katakan.Sesaat perawat memasuki ruangan perawatan Olive. Mereka melihat Olive belum menyentuh sama sekali makan siangnya.Tuan Anderson dan Olive melihat kedatangan perawat yang berjalan menghampiri mereka. Salah seorang perawat wanita berkata : “Tuan Anderson? Apakah Olive belum merasakan lapar? Kenapa makan siangnya belum di makan? Sebaiknya Olive makan siang terlebih dahulu, sekarang sudah waktunya makan siang untuk segera meminum obat dari dokter.”“Olive. Apakah kamu mendengarkan apa yang perawat katakan! Makanlah! Segera pulihkan kondisi tubuhmu, kemudian kamu dapat segera menjalani kembali aktivitasmu.”Olive mengh
Tuan Anderson masih berada di depan ruang perawatan Olive. Saat ini dia merasa cukup aman atas peristiwa yang menimpa Olive. Sebisa mungkin dia berusaha menutupi kebohongannya dengan cara sebersih mungkin.“Clark dapatkah kamu membuat identitas Olive dengan secepat mungkin? Aku sudah menjanjikan kepada Olive untuk menunjukkan identitas Olive setelah dia pulang dari rumah sakit."Clark terdiam sejenak, dia memikirkan alamat yang akan dia cantumkan pada pada kartu identitas milik Olive. “Tuan Anderson? Sebelum aku membuat kartu identitas untuk Olive, terlebih dahulu aku akan menanyakan terkait dua orang perawat dari Ocean. Apakah tidak secepatnya Tuan Anderson segera memulangkan perawat kembali ke Negara Ocean, sembari menghilangkan identitas asli Olive. Itu cara yang paling aman saat membuat kartu identitas untuk Olive.”“Benar apa yang kamu katakan. Aku juga membutuhkan seorang perawat dari Lordania untuk menjaga Olive selama dia menjalani perawatan di rumah. Segera urus dua tiket pe
Pandangan mata Nyonya Alexander sesaat menyihir hati Tuan Anderson, dia sebenarnya tidak tega membiarkan ibunya untuk tinggal lebih lama di rumah sakit, namun selama dia belum mendapatkan kepastian dari dokter, Tuan Anderson tidak mengijinkan ibunya kembali ke mansion.“Bersabarlah bu, memang agak jenuh berada di rumah sakit, aku akan segera menghubungi dokter untuk menanyakan kondisi ibu.” ucap Tuan Anderson.“Benar apa yang telah dikatakan oleh Tuan Anderson? Di rumah sakit perawatannya lengkap dengan didampingi tenaga medis selama dua puluh empat jam. Ibu bersabar sedikit sembari menunggu kesehatan ibu segera pulih.”“Ellen kamu jangan banyak bertingkah didepan Tuan Anderson. Kalian lihat sendiri kondisiku sekarang, aku merasa sudah sehat, nafsu makanku juga sudah bertambah. Benarkan Lani!”“Ibu tidak perlu mencari pembenaran terhadap Lani, aku meminta ibu untuk bersabar sedikit. Aku pastikan ibu akan pulang ke mansion dengan segera. Sebaiknya ibu istirahat. Aku tidak bisa menemani