Sore harinya sebuah mobil putih memasuki halaman mansion Tuan Anderson di Burgeon. Tuan Hock keluar dari dalam mobil dengan membawa sebuah parcel buah. Dia berjalan memasuki mansion. Seorang pelayan membukakan pintu dan mempersilahkan Tuan Hock untuk duduk di ruang tamu.Tuan Anderson segera menemui Hock di ruang tamu.“Hock akhirnya kamu datang? Apakah pekerjaanmu sudah selesai? Ini masih sore hari?” tanya Anderson sembari duduk di sofa.“Aku sengaja pulang lebih awal Anderson. Apakah Nyonya Alexander sudah pulang? Aku ingin bertemu dengannya.”“Ibu sudah pulang tadi siang. Saat ini ibu bersama dengan Gazela dan Olive berada di ruang tengah sedang minum teh bersama. Ayo Hock bergabunglah dengan mereka. Ibu pasti senang bertemu denganmu. Dia sedang menunggu kedatanganmu.”Tuan Anderson dan Hock beranjak dari sofa dan berjalan menuju ke ruang tengah.Nyonya Alexander yang duduk di tengah tersenyum melihat kedatangan Hock.Dia berkata : “Benarkah kamu Hock! Kenapa kamu sudah mulai berub
“Apakah kamu senang akan souvenir yang akan diberikan kepada para tamu undangan?” tanya Anderson. “Tentu saja aku senang Anderson.” “Baiklah. Saat berbulan madu kita akan mencari paket bulan madu yang menyajikan destinasi pantai. Jam berapa besok kamu akan menjemput Gazela. Aku akan menyiapkan driver untuk mengantarkamu ke mansion Hock. Bukankah kamu belum pernah pergi ke mansionnya Hock?” “Terima kasih Anderson kamu selalu menuruti permintaanku.” ucap Olive dengan mata berbinar. “Aku berencana berangkat pukul 10:00 pagi. Aku memang belum pernah mengunjungi mansion Hock, namun driver kamu pasti tahu alamat mansion milik Hock yang berada di Lordania.” “Iya Olive. Besok aku siapkan semuanya. Ayolah kita masuk ke dalam mansion. Ibu pasti sudah menunggu kita, sebentar lagi kita akan makan malam bersama.” Anderson dan Olive berjalan masuk ke dalam mansion. Mereka segera duduk didepan Nyonya Alexander. “Ibu, sebaiknya kita makan malam sekarang? Ibu juga belum meminum obat.” “Baikla
Zulaikha berdiri merenung didalam kamar. Sorot matanya tajam melihat ke arah luar jendela yang mulai berwarna gelap. Pikirannya berkecamuk dengan rasa sakit yang menghujam kedalam hatinya.“Keluarlah!” terdengar suara Nyonya Angel berteriak dari luar kamar. “Cepat keluar!” pekiknya tajam dengan menggedor pintu kamar.Zulaikha berjalan terburu-buru mendekat menuju ke pintu kamar. Dibukanya pintu kamar tersebut.“Ada apa bu?” tanya Zulaikha dengan melihat raut wajah Nyonya Angel yang terlihat marah.“Segera kemasi barang-barangmu sekarang!” perintahnya. “Dan pastikan jangan ada satupun barang yang tertinggal.” ucapnya dengan nada keras seraya pergi meninggalkan kamar Zulaikha.Zulaikha terkejut mendengar ucapan Nyonya Angel. Dia berusaha mencari tahu apa kesalahan yang dilakukan sehingga dia harus di usir dari rumah ini.Christina yang melihat Zulaikha berdiri mematung didepan pintu tersenyum sinis, dia berkata : “Kenapa masih berdiam diri? Terkejut kamu? Kamu harus bersyukur setidakny
Zulaikha dan penumpang yang lain berusaha sekuat tenaga untuk menyelematkan dirinya masing-masing. Jilbab yang dikenakan Zulaikha sudah tidak terpakai terhanyut oleh aliran air sungai. Dia berusaha berenang ketepian dengan darah yang terus mengalir dari kepalanya. Namun air yang mulai masuk ke dalam tubuhnya memaksa dirinya untuk menyerah dan hanyut dalam aliran sungai tersebut.Bunyi sirine mobil polisi dan tim medis berdatangan menuju ke lokasi kejadian. Mereka mengerahkan seluruh personilnya untuk mencari korban yang hanyut dalam kecelakaan bus tersebut.Sungai Dark yang terkenal angker mulai memancarkan auranya. Aroma mistis yang beredar di masyarakat terkait korban jiwa yang direnggut oleh sungai tersebut seakan tidak terbantahkan lagi.Keesokan paginya, tubuh Zulaikha yang mulai berwarna kebiru-biruan dengan aliran darah yang terus keluar dari kepalanya terbawa sapuan air dan terdampar di tepi sungai.Tak jauh dari sungai tersebut terdapat sebuah villa megah kepunyaan Tuan And
Clark mulai mengurus jadwal keberangkatan Jet Pribadi Tuan Anderson yang di majukan untuk sore hari ini. Dia dibantu dokter James menyiapkan mobil yang akan digunakan wanita tersebut menuju ke Bandara, semua peralatan kesehatan beserta brankar yang membawa Zulaikha mulai dipersiapkan.“Pelayan.” panggil Clark. “Segera kemasi pakaian yang akan dibawa Tuan Anderson kedalam koper, setelah itu masukkan koper tersebut ke dalam mobil.” perintahnya.“Baiklah. Akan segera aku siapkan.” kata pelayan seraya berlalu dari hadapan Clark.Dua puluh menit telah berlalu semua persiapan telah selesai dilakukan. Clark menemui Tuan Anderson yang berada di kamar pribadinya.“Tuan Anderson.” ucapnya dengan nada sedikit keras sembari mengetuk pintu kamarnya kemudian membuka pintu ruangan tersebut.Dia berjalan memasuki ruang kamar tersebut. Terlihat sosok arrogant yang terpancar dari sorot mata Tuan Anderson. Dia duduk di sofa menatap kedatangan Clark dan berkata : “Apakah semuanya sudah siap?”“Sudah Tu
Cuaca pagi hari memancarkan aura cantiknya menelusup kedalam Mansion utama di kota Burgeon. Tuan Anderson masih bergumul dalam kehangatan mentari pagi yang masuk melalui celah ventilasi kamar pribadinya. Dia tertidur cukup nyenyak usai melakukan perjalanan jauh dari Negara Ocean.Clark sedang mempersiapkan kebutuhan pribadi Tuan Anderson di ruang kerjanya. Dia sudah menyusun daily private schedule untuk Tuan Anderson. Semua sudah tersusun rapi sesuai permintaan Tuan Anderson. Dia melihat jam dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 10:00 pagi, Dia bergumam : “Apakah hari ini Tuan Anderson akan mengundurkan jadwal meetingnya? Sudah jam 10:00 pagi tapi Tuan Anderson belum juga beranjak dari tempat tidur.” Clark gusar dengan keadaan saat ini. “Sebaiknya aku tunggu Tuan Anderson di ruang tengah, mungkin dia kelelahan setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh.” bisiknya lirih.Suara dering ponsel terus berdering memenuhi ruangan kamar pribadinya, Tuan Anderson yang tengah tertidur
Tuan Anderson masih lekat memandangi wajah wanita yang ada didepannya. Perlahan tangannya menggenggam jari jemari wanita tersebut. “Kenapa dengan perasaanku? Aku merasa senang saat berada dekat dengan wanita ini, meskipun aku belum mengenalnya dan mengetahui identitas wanita tersebut, namun jauh dilubuk hatiku sudah terisi ruang untuk wanita ini, seakan ada magnet yang menarik masuk untuk mengisi kehampaan ruang kosong di hati.” batinnya. “Baiklah, sembari menunggu kamu sadar, aku akan memanggil kamu dengan nama kesayangan yang aku beri nama Olive. Akan aku pastikan Olive, kamu akan menjadi milikku.” ucapnya lirih dengan tersenyum puas. “Aku akan mencari dokter terbaik di Lordania untuk segera meyembuhkanmu.” janjinya didalam hati. Tak berapa lama Clark masuk ke dalam ruangan. Dia berjalan mendekat ke arah Tuan Anderson. Dia memasang ekspresi wajah senormal mungkin saat melihat Tuan Anderson sedang menggenggam tangan wanita tersebut sambil berbicara lirih didekat telinga wanita
Tuan Anderson masih menatap lekat wajah Olive yang terbaring tak berdaya. Hatinya merasa miris melihat alat bantu medis yang digunakan untuk membantunya bertahan hidup. Dia bergumam : “Segeralah sadar Olive! Kamu masih cukup muda tentu kamu kuat melewati masa kritis ini?” Dia melirik jam yang melingkar dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 16:00 sore. “Olive aku akan keluar dari rumah sakit ini. Ada orang yang menjaga kamu selama di rumah sakit ini.” Clark masuk ke ruang perawatan. Dia segera berjalan mendekat ke arah Tuan Anderson yang masih duduk disebelah tempat tidurnya Olive. “Tuan Anderson! Apakah sekarang Tuan sudah siap untuk segera pergi ke kota Burgeon? Aku harap kita tidak telat dikarenakan kita telah mengundurkan jam pertemuan untuk meeting.” “Baiklah, kita berangkat sekarang. Aku sudah merasa tenang meninggalkan Olive dengan perawat dan pengawal yang senantiasa menjaganya. Bagaimana hasil penyelidikanmu Clark? Apakah benar ibuku dirawat di rumah sakit ini