Share

Tunangan Dadakan

last update Last Updated: 2024-02-26 23:23:51

Seluruh anggota keluarga Addison terlihat sangat senang mendengar kabar gembira yang dibawanya. Di acara ulang tahun Addison yang ke 27 tahun itu.

Pesta ulang tahun Addison telah usai dari beberapa jam yang lalu. Para tamu undangan pun telah pergi dari Villa milik mereka. Menyisakan Addison dan keluarganya yang memilih untuk menginap di sana malam ini.

Di sela-sela acaranya tadi. Addison mengumumkan pada khalayak ramai, bahwa ia akan melamar Calista. Untung saja Calista bisa ikut bekerja sama dengan tindakannya yang cukup mendadak itu.

Tidak terbayangkan oleh Addison jika Calista kabur di tengah-tengah acara. Apalagi tepat pada saat ia sedang berbicara. Dengan maksud untuk melamar Calista. Karena ia tidak pernah menyetujui hal itu sebelumnya.

“Oh, jadi karena ini kamu gak mau ketemu sama wanita yang udah mama jodohin sama kamu.” Erinna mengurungkan niatnya untuk memarahi Addison habis-habisan kali ini.

Erinna sudah berencana untuk melakukan hal itu karena Addison tidak bisa menepati janjinya untuk bertemu dengan wanita yang telah ia jodohkan dengan Addison.

“Iya ma, maafin Addison. Kalau Addison menuruti perintah mama tadi, bahkan hanya untuk sekedar menolak dirinya saja. Calista akan marah pada Addison.”

Addison menjadikan Calista sebagai tameng. Ibunya sudah terlihat sedikit kesal padanya. Namun, tidak marah-marah seperti biasanya.

“Calon menantu mama itu sangat pencemburu. Yaa.. namanya juga masih remaja labil. Addison harus bisa menjaga perasaannya dengan baik agar tidak terjadi masalah.”

Addison berpandai-pandai meyakinkan ibunya. Agar tidak ketahuan jika semua ini hanyalah akal bulusnya saja.

“Kenapa gak kamu kenalin ke mama dari awal. Jika begitu, mama tidak perlu capek-capek mencari wanita yang baik untuk jadi istrimu.”

Protes ibunya pada Addison. Sejak dua tahun terakhir, ibunya itu telah gencar mencarikan pasangan untuk Addison. Namun, tidak ada satu pun yang Addison setujui hingga saat ini.

“Calista anaknya agak pemalu ma. Kalau Addison langsung kenalin dia ke keluarga kita. Nanti dianya malah kabur.”

Addison baru saja mengenal Calista kemarin adalah alasan yang sebenarnya. Mana mungkin ia bisa mengenalkan Calista pada orang tuanya.

“Anak remaja seumuran dia kan cuman baru mengerti soal cinta-cintaan. Mana mau langsung Addison ajak ke pelaminan.”

Namun, Addison dengan seribu alasannya yang dibuat-buat tetap mencoba untuk meyakinkan ibunya. Semua presepsinya itu hanyalah sebuah tebakan.

Anak remaja seumuran Calista mungkin akan bersikap seperti itu. Addison tidak tahu yang sebenarnya tentang Calista karena belum cukup satu hari ia mengenal Calista.

Addison hanya mengetahui betapa lucunya setiap tingkah laku Calista selama ini. Saat ia sedang bersama dengan Calista.

“Kamu benar juga.” Ibu Addison mulai percaya dengan setiap alasan Addison yang cukup masuk akal.

“Lalu kenapa hari ini kamu memberanikan diri untuk melamarnya? Kamu tidak takut dia kabur begitu saja nantinya?” tanya ibu Addison yang heran.

Alasan dan tindakan yang Addison lakukan sangat bertolak belakang.

“Kali ini situasinya beda ma. Tadi orang tua Calista dan keluarga kita kebetulan sedang berada di tempat yang sama.”

“Jika saja orang tua Calista menyetujui lamaran ini, ia tidak akan bisa kabur begitu saja dariku.” Untuk kali ini Addison mengatakan hal yang sejujurnya.

“Cerdik juga kamu. Kerja bagus. Mama akan mendukung kamu sepenuhnya agar lamaran ini berjalan dengan lancar.”

Addison sudah bisa menebak sikap ibunya itu. Hal yang paling diinginkan ibunya dari Addison hanyalah seorang menantu.

Ibunya selalu mendambakan seorang anak perempuan, tapi tidak pernah diberi satu pun anak perempuan.  Adik Addison satu-satunya sayangnya harus berjenis kelamin laki-laki juga.

“Terima kasih ma. Besok Addison akan melamar Calista ke rumahnya. Tolong sediakan waktu mama dan papa malam besok jam delapan.”

“Tenang aja, soal papa kamu biar mama yang urus.” Addison percaya jika ibunya sudah berkata seperti itu.

Sesibuk apapun ayah Addison, ia tetap akan menuruti kemauan ibunya. Karena ayahnya sangat menyayangi ibunya. Ayah Addison tidak pernah sekalipun tidak mendengarkan ibunya.

“Aku juga mau ikut. Aku harus mengenal calon kakak iparku juga,” celetuk Dirga yang menyimak perbincangan Addison dan ibu mereka sedari tadi.

“Yasudah, besok sekeluarga kita ke sana,” ucap Addison.

Addison tidak sabar menantikan hari esok. Ia akan cuti bekerja untuk sehari besok. Banyak yang harus ia persiapkan untuk acara pertunangannya.

Mulai dari menemui orang tua Calista untuk membicarakan acara pertunangan dan perjanjian pernikahan sampai mempersiapkan segala kebutuhan terkait acara.

Addison harus memastikan semuanya berjalan dengan baik.

Calista baru saja pulang dari sekolahnya. Untung saja ia tidak menemui masalah yang berarti selama di sekolahnya tadi.

Hari ini ayahnya meminta kembali dirinya untuk menghadiri sebuah acara. Namun, Calista tidak diberitahukan dengan pasti acara apa yang akan dihadirinya kali ini.

Ayahnya telah memberitahukan hal itu semenjak siang tadi. Ketika ia masih berada di sekolah. Calista bahkan diminta untuk berdandan dengan rapi.

Tidak seperti biasanya, ayah Calista juga membelikan sebuah dress yang baru untuk dipakainya. Acara kali ini mungkin sangat penting bagi ayahnya.

“Bi, kenapa halaman belakang rumah kita dihias seperti itu?” tanya Calista yang heran melihat halaman belakang rumahnya yang luas itu telah dihiasi dengan berbagai hiasan yang serba putih.

Calista yang telah selesai berdandan dan memakai dress pemberian ayahnya turun ke bawah karena merasa bosan di kamar.

Ia tidak sengaja melihat halaman belakang rumahnya telah dihias dengan warna yang serba putih pada hiasannya, menggambarkan kesan yang indah dan mewah.

“Hari ini kan acara pertunangan non Calista sendiri. Tuan Ansell belum memberi tahu Non Calista?” tanya Bi Ina.

Bi Ina terlihat heran dengan Calista yang tidak tahu menahu tentang acara pertunangannya sendiri.

“Dengan siapa Bi?” Calista malah bertanya balik pada Bi Ina karena tidak tahu apapun tentang hal ini.

Calista sengaja tidak menanyakan pada ayahnya acara apa yang harus ia ikuti kali ini. Karena ia sudah kapok untuk membantah perintah ayahnya.

Calista sudah pasrah dengan apapun yang diperintahkan oleh ayahnya. Namun, ia tidak pernah menduga akan dijodohkan dengan seseorang tanpa sepengetahuan dirinya.

“Kalau Bibi tidak salah, dengan keluarga Caldwell non,” ucap Bi Ina menjawab pertanyaan Calista.

Anak dari keluarga Caldwell yang Calista ketahui hanyalah Addison. Pada pesta ulang tahun Addison kemaren memang ada adiknya yang setahu Calista masih berumur 20 tahun.

Namun, Calista sangat yakin yang dijodohkan dengannya kali ini adalah Addison. Menilik dari sikap Addison kemarin di depan kedua orang tua mereka.

Calista pikir semua itu hanyalah sandiwara. Ia tidak menyangka panggung sandiwara yang diciptakan Addison akan senyata ini dan berlanjut hingga saat ini.

“Halo om,” ucap Calista ketika teleponnya telah tersambung pada Addison.

Setelah balik ke kamarnya, Calista langsung menelpon Addison. Untuk memastikan semua kecurigaannya.

“Halo? Ada apa calon istriku?” tanya Addison dibalik telepon sana.

Mendengar Addison yang memanggilnya sebagai calon istri. Membuat semua kecurigaan Calista menjadi cukup jelas.

“Aku tahu semua ini cuman sandiwara om, tapi apakah om tidak berpikir semua ini terlalu berlebihan.”

Tanpa menanyakan kecurigaannya yang sudah menjadi jelas. Calista langsung to the point memprotes tindakan yang Addison lakukan.

“Sudah aku bilang, aku serius menyukaimu kan. Jadi menurutku, aku sudah melakukan hal yang tepat.”

Calista tidak bisa berkata-kata lagi mendengar penjelasan Addison yang tidak masuk akal. Pertunangannya seharusnya dilakukan dengan persetujuan kedua belah pihak.

Saat ini Addison malah mempersiapkan acara pertunangan mereka tanpa berdiskusi dengan dirinya terlebih dahulu.

Jika ini adalah bagian dari sandiwara yang lainnya. Calista rasa, ia akan susah untuk terlepas dari Addison dalam waktu yang dekat.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Yeo
Seru banget
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Sandaran?

    Para tamu undangan mulai berdatangan memenuhi halaman belakang rumah Calista. Acara pertunangan yang diadakan secara dadakan oleh Addison tidak menemukan kegagalannya sama sekali.Addison sudah terbiasa untuk mempersiapkan berbagai acara semenjak jabatannya masih menjadi anak magang di perusahaan orang tuanya sendiri. Mempersiapkan acara dadakan seperti ini bukanlah masalah yang besar baginya.“Bi, kamar Calistanya dimana ya? Saya udah gak sabar, pengen lihat calon tunangan saya,” tanya Addison pada Bi Ina yang sibuk melayani para tamu undangan.“Di lantai dua den, cuman ada satu kamar di sana. Itu kamarnya non Calista,” jawab Bi Ina dengan senang hati memberitahukan letak kamar Calista.“Terimakasih Bi.” Dengan semangat yang menggebu-gebu Addison langsung menuju ke kamar Calista.Ketika Addison akan memasuki kamar Calista, ia tidak sengaja mendengar suara Ansell yang sedang berbicara pada Calista.Addison mengurungkan niatnya untuk melangkah lebih jauh lagi. Ia bersembunyi di balik va

    Last Updated : 2024-10-07
  • Tunangan Kecil CEO Muda   My Sweet Seventeen

    “Aku mau pindah sekolah,” ucap Calista setelah mengumpulkan banyak keberanian di dalam dirinya.Makan malam keluarga Hadley langsung terusik dengan suara Calista dan kata-katanya yang tidak masuk akal. Ayahnya langsung menatapnya tajam dan menusuk karena telah mengganggu ketenangannya.“Kenapa?” tanya ayah Calista dengan suara yang dingin.Seketika keberanian Calista langsung menciut. Namun, ia tidak boleh menyerah begitu saja. Bagaimanapun caranya Calista ingin pindah dari sekolah yang terkutuk itu.Calista sudah tidak berani lagi menatap ke arah kedua orangtuanya. “Seorang guru melecehkanku,” ucapnya dengan suara yang pelan. Tidak ada suara lantang itu lagi.Kening Ansell Orlando Hadley langsung berkerut mendengar hal itu. Namun, tidak ada rasa khawatir sama sekali yang tergambar di wajahnya. Padahal putri tunggalnya baru saja mengatakan kalau ia dilecehkan oleh seseorang.“Dilecehkan?” tanya Ansell dingin.“Iya, Yah.” Calista semakin tertunduk mendengar suara ayahnya yang dingin.“T

    Last Updated : 2024-01-18
  • Tunangan Kecil CEO Muda   Pria Tampan

    Calista duduk di depan bartender yang sibuk melayani pelanggan-pelanggan yang ada di bar itu. Tidak ada tempat mana pun yang terpikirkan oleh Calista setelah pergi dari rumahnya.“Mau minum apa nona cantik?” tanya bartender yang telah selesai melayani pelanggan lainnya.“Minuman dengan tingkat alkohol paling tinggi,” pinta Calista tanpa berpikir panjang pada bartender yang ada di depannya.“Baiklah, tunggu sebentar ya nona cantik. Minumanmu akan segera siap.” Bartender itu tersenyum ramah pada Calista lalu dengan sigap menyiapkan pesanannya.Pertama-tama ia meletakkan sebuah gelas kaca kosong pada meja yang ada di depan Calista. Lalu ia mengambil sebotol whiskey yang tida diketahui Calista sama sekali. “Tambah batu es atau tidak, nona cantik?” tanya bartender itu sembari menuangkan whiskey yang ada di botol ke dalam gelas.“Tidak usah,” ucap Calista dengan nada yang datar.Setelah mendapatkan anggukan dan senyuman yang ramah dari pelayan itu, ia langsung saja menenggak minumannya. Sek

    Last Updated : 2024-01-18
  • Tunangan Kecil CEO Muda   Ciuman Panas

    Calista mulai merasa gelisah karena badannya terasa cukup panas. Ia merasa kegerahan, ingin rasanya ia melepaskan semua pakaiannya agar tidak merasa kepanasan lagi. Ia pun tiba-tiba merasa haus akan sentuhan dari seseorang. “Panass,” keluh Calista pada pria yang sedang menggendongnya. “Bertahanlah dulu. Aku tau ini sulit, tapi kau akan menyesal nantinya jika melakukan hal yang bodoh sekarang.” Calista tidak mengerti sama sekali maksud dari ucapan pria ini. Ia pun memeluk erat lehernya dan memejamkan mata, berusaha mengabaikan rasa aneh yang ada di tubuhnya. Sesaat kemudian, ia kembali tidak sadarkan diri lagi. “Hey, bangun. Setidaknya beritahu aku dimana rumahmu terlebih dahulu.” Addison menepuk-nepuk pipi gadis cantik yang ditolongnya tadi dengan lembut. Addison telah membawa gadis cantik itu ke mobilnya. Namun, ia sudah tidak sadarkan diri dari beberapa menit yang lalu. Addison bingung kemana ia harus membawanya. “Jangan bawa aku pulang, aku tidak mau pulang.” Gadis cantik itu

    Last Updated : 2024-01-18
  • Tunangan Kecil CEO Muda   Penjelasan pada Aiden

    “Kenapa kau masih disini?” Addison terkejut mendapati Aiden yang masih berdiri di depan kamar Calista. Ia tidak menyangka Aiden masih menungguinya di luar. “Kau berhutang penjelasan padaku.” Aiden menatapnya dengan tajam. “Baiklah-baiklah, tapi kau tidak berniat menyuruhku menjelaskannya di sini bukan?” “Ayo ke ruanganku saja.” Aiden baru sadar jika mereka masih berdiri di depan kamar Calista. Mereka pun pergi ke ruangan Aiden agar Addison bisa dengan nyaman menjelaskan apa yang sedang terjadi. “Aku menemukan gadis itu di bar, tempat pertemuan reuni kita.” Addison mulai bercerita pada Aiden setelah mereka sampai di ruangannya. “Awalnya aku memperhatikannya karena merasa sangat tertarik. Aku bahkan sampai berniat untuk mendekatinya.” “Wah, siapa wanita yang bisa membuat seorang Addison sampai merasa tertarik untuk mendekatinya itu? Apakah dia begitu istimewa sampai kau sendiri yang berniat untuk mendekatinya?” Aiden langsung menyela Addison dengan pertanyaan-pertanyann

    Last Updated : 2024-01-18
  • Tunangan Kecil CEO Muda   Penyelamat Calista

    Calista terbangun dengan rasa sakit yang menghantam kepalanya. Ingatan terakhirnya hanya sampai pada saat ia menari-nari seperti orang gila di bar yang ia kunjungi semalam. Untuk menjadi seseorang yang dewasa seperti yang ayahnya katakan. Calista mengacak-acak rambutnya, berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin. Ia melihat ke sekeliling kamarnya dan menemukan sebuah dress dan minuman yang terlihat asing baginya. Di atas dress yang terlipat rapi itu, tertempel sebuah kertas yang kecil. Calista mengambil dan melihat isi tulisan dari kertas itu. “Hai, nona manis. Saat ini kau pasti sedang kebingungan. Kenapa kau bisa sampai berakhir dengan berada di kamar ini.” “Kemarin aku menolongmu dari pria yang hampir saja mengambil keuntungan darimu yang sedang mabuk dan tidak sadarkan diri. Jangan khawatir, aku tidak melakukan apa-apa padamu.” “Minumlah obat pengar yang aku taruh di atas nakas itu untuk meredakan sakit kepalamu.” Calista menatap minuman yang ada di nakas itu. Ternyat

    Last Updated : 2024-01-18
  • Tunangan Kecil CEO Muda   Calon Ayah Mertua

    “Addison?” tanya Calista pada pria yang tiba-tiba membawanya ke mobil hitam yang cukup mewah. Pria itu bersetelan jas rapi seperti seorang pekerja kantoran. “Darimana kamu tahu namaku?” tanya Addison balik bertanya. Addison tidak pernah memberitahukan namanya pada Calista. Bahkan di catatan yang ia tinggalkan untuknya pun, Addison hanya menyebut dirinya sebagai penyelamat. “Dari kakak tampan yang mencegatku pergi dari hotel tadi. Dia bilang kalian berteman.” “Oh, Aiden,” ucap Addison paham. “Makasih udah nyelamatin aku kemarin om, tapi maaf, aku sedang terburu-buru sekarang.” Calista tidak peduli menyebut Addison dengan panggilan om. Addison terlihat cukup tua. Umur mereka pasti terpaut cukup jauh “Kau menyebut Aiden dengan panggilan kakak, sedangkan menyebutku dengan panggilan om?” Mata elang Addison menatap tajam ke arah Calista. “Habisnya om terlihat cukup tua. Umur kita pasti beda jauh kan.” Calista hanya berkata jujur tentang apa yang dipikirkannya. “Lalu kenapa kau mema

    Last Updated : 2024-01-27
  • Tunangan Kecil CEO Muda   Ketua Kelas

    “Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Ansell heran dengan kehadiran Addison di rumahnya.“Saya ada urusan dengan Calista om.”Addison sengaja tidak menggunakan bahasa formal. Walaupun perusahaannya dan perusahaan Ansell akan bekerja sama. Tetapi saat ini mereka tidak bertemu karena ada urusan bisnis.Selain itu, Addison juga ingin mendekatkan diri. Bagaimanapun, orang ini adalah ayah dari gadis yang disukainya.“Ternyata kamu kenal anak saya ya.” Ansell tersenyum canggung.“Iya om.”Addison dan Ansell pun berbincang masalah pekerjaan. Mereka juga membicarakan sedikit tentang kerja sama yang akan dilakukan.“Ayo pergi.” Calista menarik tangan Addison agar segera keluar.Perbincangan Addison dan Ansell tiba-tiba terinterupsi dengan kedatangan Calista. Calista tampak tidak peduli dengan Ansell yang sedang berbincang dengannya. Bahkan Calista menatap tajam Ansell dengan sorot penuh kebencian.“Kalau begitu permisi om.”Addison yang terkejut dengan Calista yang tiba-tiba menarik tangannya

    Last Updated : 2024-01-31

Latest chapter

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Sandaran?

    Para tamu undangan mulai berdatangan memenuhi halaman belakang rumah Calista. Acara pertunangan yang diadakan secara dadakan oleh Addison tidak menemukan kegagalannya sama sekali.Addison sudah terbiasa untuk mempersiapkan berbagai acara semenjak jabatannya masih menjadi anak magang di perusahaan orang tuanya sendiri. Mempersiapkan acara dadakan seperti ini bukanlah masalah yang besar baginya.“Bi, kamar Calistanya dimana ya? Saya udah gak sabar, pengen lihat calon tunangan saya,” tanya Addison pada Bi Ina yang sibuk melayani para tamu undangan.“Di lantai dua den, cuman ada satu kamar di sana. Itu kamarnya non Calista,” jawab Bi Ina dengan senang hati memberitahukan letak kamar Calista.“Terimakasih Bi.” Dengan semangat yang menggebu-gebu Addison langsung menuju ke kamar Calista.Ketika Addison akan memasuki kamar Calista, ia tidak sengaja mendengar suara Ansell yang sedang berbicara pada Calista.Addison mengurungkan niatnya untuk melangkah lebih jauh lagi. Ia bersembunyi di balik va

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Tunangan Dadakan

    Seluruh anggota keluarga Addison terlihat sangat senang mendengar kabar gembira yang dibawanya. Di acara ulang tahun Addison yang ke 27 tahun itu.Pesta ulang tahun Addison telah usai dari beberapa jam yang lalu. Para tamu undangan pun telah pergi dari Villa milik mereka. Menyisakan Addison dan keluarganya yang memilih untuk menginap di sana malam ini.Di sela-sela acaranya tadi. Addison mengumumkan pada khalayak ramai, bahwa ia akan melamar Calista. Untung saja Calista bisa ikut bekerja sama dengan tindakannya yang cukup mendadak itu.Tidak terbayangkan oleh Addison jika Calista kabur di tengah-tengah acara. Apalagi tepat pada saat ia sedang berbicara. Dengan maksud untuk melamar Calista. Karena ia tidak pernah menyetujui hal itu sebelumnya.“Oh, jadi karena ini kamu gak mau ketemu sama wanita yang udah mama jodohin sama kamu.” Erinna mengurungkan niatnya untuk memarahi Addison habis-habisan kali ini.Erinna sudah berencana untuk melakukan hal itu karena Addison tidak bisa menepati ja

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Rencana Licik Addison

    Calista sudah siap dengan dress bermotif bunganya. Seperti yang sudah ia janjikan, malam ini ia akan ikut dengan ayahnya menghadiri pesta ulang tahun anak pertama keluarga Caldwell. Semenjak bertengkar dengan ayahnya malam itu. Calista tidak pernah lagi berbicara dengan ayahnya. “Non, Tuan Ansell telah menunggu di bawah.” Bi Ina menyadarkan Calista dari lamunannya. “Baik Bi, aku akan turun sebentar lagi.” Calista memasang aksesoris yang cocok dengan dress yang ia pakai sekarang. Kalung bermotif bunga daisy dan sepasang anting dengan motif yang sama. Setelah semua siap, Calista segera turun ke bawah. Ia tidak ingin berlama-lama agar ayahnya itu tidak marah padanya. Calista masih seseorang yang menumpang di rumah orang tuanya. Ia belum bisa memberikan balasan yang berarti bagi orang tuanya untuk semua jasa mereka. “Pastikan kau tidak membuat masalah di sana nanti,” ucap Ayah Calista ketika ia baru saja memasuki mobilnya. “Baik, tentu saja,” ucap Calista datar. Calista harus bisa

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Ditembak Addison

    Kegusaran tampak jelas di wajah Addison. Dering teleponnya tetap berbunyi walaupun berkali-kali telah diabaikan. Penelpon yang keras kepala itu adalah ibunya sendiri. Addison sengaja tidak mengangkat telepon dari ibunya setelah membaca pesan yang ibunya kirimkan itu padanya. “Mama menemukan seorang wanita cantik dan baik untuk dijadikan istrimu. Mama telah mengatur pertemuan kalian berdua. Datang ke café xxx pukul 6 sore nanti yaa.” Addison hanya bisa geleng-geleng kepala setelah membaca pesan dari ibunya itu ketika ia baru saja selesai rapat. Addison mengira, ia mendapatkan pesan dari Calista. Sebagai sebuah hiburan setelah semua urusan pekerjaan yang sangat memusingkan ini. “ADDISON CALDWELL,” suara nyaring ibunya langsung memenuhi telinga Addison. Ia sedikit menjauhkan ponselnya dari telinga. “Kenapa baru diangkat sekarang? Sudah puluhan kali mama telepon.” “Maaf mama cantik. Addison sedang rapat tadi. Baru aja selesai.” Daripada harus disembur dengan rasa marah ibunya. Addis

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Ketua Kelas

    “Kenapa kamu bisa ada di sini?” tanya Ansell heran dengan kehadiran Addison di rumahnya.“Saya ada urusan dengan Calista om.”Addison sengaja tidak menggunakan bahasa formal. Walaupun perusahaannya dan perusahaan Ansell akan bekerja sama. Tetapi saat ini mereka tidak bertemu karena ada urusan bisnis.Selain itu, Addison juga ingin mendekatkan diri. Bagaimanapun, orang ini adalah ayah dari gadis yang disukainya.“Ternyata kamu kenal anak saya ya.” Ansell tersenyum canggung.“Iya om.”Addison dan Ansell pun berbincang masalah pekerjaan. Mereka juga membicarakan sedikit tentang kerja sama yang akan dilakukan.“Ayo pergi.” Calista menarik tangan Addison agar segera keluar.Perbincangan Addison dan Ansell tiba-tiba terinterupsi dengan kedatangan Calista. Calista tampak tidak peduli dengan Ansell yang sedang berbincang dengannya. Bahkan Calista menatap tajam Ansell dengan sorot penuh kebencian.“Kalau begitu permisi om.”Addison yang terkejut dengan Calista yang tiba-tiba menarik tangannya

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Calon Ayah Mertua

    “Addison?” tanya Calista pada pria yang tiba-tiba membawanya ke mobil hitam yang cukup mewah. Pria itu bersetelan jas rapi seperti seorang pekerja kantoran. “Darimana kamu tahu namaku?” tanya Addison balik bertanya. Addison tidak pernah memberitahukan namanya pada Calista. Bahkan di catatan yang ia tinggalkan untuknya pun, Addison hanya menyebut dirinya sebagai penyelamat. “Dari kakak tampan yang mencegatku pergi dari hotel tadi. Dia bilang kalian berteman.” “Oh, Aiden,” ucap Addison paham. “Makasih udah nyelamatin aku kemarin om, tapi maaf, aku sedang terburu-buru sekarang.” Calista tidak peduli menyebut Addison dengan panggilan om. Addison terlihat cukup tua. Umur mereka pasti terpaut cukup jauh “Kau menyebut Aiden dengan panggilan kakak, sedangkan menyebutku dengan panggilan om?” Mata elang Addison menatap tajam ke arah Calista. “Habisnya om terlihat cukup tua. Umur kita pasti beda jauh kan.” Calista hanya berkata jujur tentang apa yang dipikirkannya. “Lalu kenapa kau mema

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Penyelamat Calista

    Calista terbangun dengan rasa sakit yang menghantam kepalanya. Ingatan terakhirnya hanya sampai pada saat ia menari-nari seperti orang gila di bar yang ia kunjungi semalam. Untuk menjadi seseorang yang dewasa seperti yang ayahnya katakan. Calista mengacak-acak rambutnya, berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin. Ia melihat ke sekeliling kamarnya dan menemukan sebuah dress dan minuman yang terlihat asing baginya. Di atas dress yang terlipat rapi itu, tertempel sebuah kertas yang kecil. Calista mengambil dan melihat isi tulisan dari kertas itu. “Hai, nona manis. Saat ini kau pasti sedang kebingungan. Kenapa kau bisa sampai berakhir dengan berada di kamar ini.” “Kemarin aku menolongmu dari pria yang hampir saja mengambil keuntungan darimu yang sedang mabuk dan tidak sadarkan diri. Jangan khawatir, aku tidak melakukan apa-apa padamu.” “Minumlah obat pengar yang aku taruh di atas nakas itu untuk meredakan sakit kepalamu.” Calista menatap minuman yang ada di nakas itu. Ternyat

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Penjelasan pada Aiden

    “Kenapa kau masih disini?” Addison terkejut mendapati Aiden yang masih berdiri di depan kamar Calista. Ia tidak menyangka Aiden masih menungguinya di luar. “Kau berhutang penjelasan padaku.” Aiden menatapnya dengan tajam. “Baiklah-baiklah, tapi kau tidak berniat menyuruhku menjelaskannya di sini bukan?” “Ayo ke ruanganku saja.” Aiden baru sadar jika mereka masih berdiri di depan kamar Calista. Mereka pun pergi ke ruangan Aiden agar Addison bisa dengan nyaman menjelaskan apa yang sedang terjadi. “Aku menemukan gadis itu di bar, tempat pertemuan reuni kita.” Addison mulai bercerita pada Aiden setelah mereka sampai di ruangannya. “Awalnya aku memperhatikannya karena merasa sangat tertarik. Aku bahkan sampai berniat untuk mendekatinya.” “Wah, siapa wanita yang bisa membuat seorang Addison sampai merasa tertarik untuk mendekatinya itu? Apakah dia begitu istimewa sampai kau sendiri yang berniat untuk mendekatinya?” Aiden langsung menyela Addison dengan pertanyaan-pertanyann

  • Tunangan Kecil CEO Muda   Ciuman Panas

    Calista mulai merasa gelisah karena badannya terasa cukup panas. Ia merasa kegerahan, ingin rasanya ia melepaskan semua pakaiannya agar tidak merasa kepanasan lagi. Ia pun tiba-tiba merasa haus akan sentuhan dari seseorang. “Panass,” keluh Calista pada pria yang sedang menggendongnya. “Bertahanlah dulu. Aku tau ini sulit, tapi kau akan menyesal nantinya jika melakukan hal yang bodoh sekarang.” Calista tidak mengerti sama sekali maksud dari ucapan pria ini. Ia pun memeluk erat lehernya dan memejamkan mata, berusaha mengabaikan rasa aneh yang ada di tubuhnya. Sesaat kemudian, ia kembali tidak sadarkan diri lagi. “Hey, bangun. Setidaknya beritahu aku dimana rumahmu terlebih dahulu.” Addison menepuk-nepuk pipi gadis cantik yang ditolongnya tadi dengan lembut. Addison telah membawa gadis cantik itu ke mobilnya. Namun, ia sudah tidak sadarkan diri dari beberapa menit yang lalu. Addison bingung kemana ia harus membawanya. “Jangan bawa aku pulang, aku tidak mau pulang.” Gadis cantik itu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status