Share

Bab 510

Di tengah ruangan, sebuah jenazah ditutupi dengan kain putih.

Tentu itu adalah Tetua Yohanes yang sudah mati.

“Kakak Seperguruan, sebaiknya segera hubungi kakakmu saja. Sekarang Tetua Yohanes bahkan sudah mati. Kemana kita semua bisa menegakkan keadilan?”

Saat ini, orang Pencak Silat Telapak Suci yang menyusul ke Kota Jayanegara berada di sini semua. Banyak orang yang merasa sedih dan marah melihat jenazah Tetua Yohanes.

“Tutup mulutmu!”

Mendengar ada orang yang mengungkit kakaknya, Sigit Sudrajat, Sihab memutar kepala dan memelototinya.

Dia berhenti setelah orang yang berbicara itu menundukkan kepala.

Sepasang orang hebat.

Orang luar yang mendengarnya sangat iri.

Tapi hanya diri sendiri yang tahu dengan jelas.

Berapa pengorbanan yang dilakukan demi mengejar jejak kakak kandungnya.

Ada kalanya Sihab berpikir.

Betapa bagusnya jika di Keluarga Sudrajat hanya ada dirinya sendiri dan tidak ada kakaknya!

Semakin seperti itu, dia semakin harus membuktikan nilai diri sendiri.

Dalam pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status