Wulan dan gadis yang menyebut dirinya orang Teratai Putih juga mencari ke sekeliling. Di saat yang krusial, David melewati semua orang dan berjalan ke depan perahu penyeberangan. “Kamu sudah gila, David. Yang dipanggil olehnya adalah Guru Besar David, bukan kamu. Di saat seperti ini, untuk apa kamu ikut meramaikan dan cari mati? Jika kamu cari mati, maka jangan menyeret kami bersamamu!”Wulan segera menarik David. Dia takut David mendatangkan kerepotan kepada semua orang di perahu penyeberangan. “Akulah Guru Besar David!” David tersenyum acuh sambil berbicara.“K*ntut! Jika kamu adalah Guru Besar David, maka aku adalah ibu suri surgawi.” “David, aku tahu jika kemampuan medismu sangat bagus dan pernah dipanggil sebagai Guru Besar David oleh orang yang disembuhkan olehmu. Tapi di sini adalah tempat berkumpulnya ahli silat. Kamu seorang tabib pengembara, jangan membuat malu lagi.” Wulan berbicara dengan marah. “Hahaha. Aku rasa dia hanya ingin unjuk diri di hadapanmu saja. Wulan, seb
“Nenek, kumohon. Biarkan aku pergi menolong adikku.” Di atas sebuah perahu penyeberangan di tengah sungai. Seorang wanita bersama seorang gadis muda, tepat merupakan Nenek Sari dan Ria.“Gadis kecil, meskipun dirimu sangat berbakat, sayangnya masa latihanmu terlalu singkat. Kamu tetap bukan seorang maha guru dan bukan lawan Uzair. Sebaiknya kamu mencari kekasih lain saja.” Melihat Ria yang memohon di hadapannya, Nenek Sari menggelengkan kepala. “David, kali ini kamu masih tidak mati juga?!”Di atas sebuah perahu penyeberangan dimana Pencak Silat Telapak Suci berada, Sihab yang melihat permandangan ini, diam-diam mengepalkan tinju dengan erat. Selama David mati, maka seluruh Kota Jayanegara akan jatuh ke tangannya sendiri. Sampai pada waktunya, bagaimana dia dipermalukan, maka semuanya akan dikembalikannya dengan berlipat ganda. Dan juga Melinda itu, dia bahkan berani mengabaikanku. Sampai pada waktunya, aku akan menangkapnya dan mempermainkannya sesuka hati. Sejak awal hingga ak
“Siapa kamu? Kamu juga layak untuk memenangkan hari Guru Besar David? Aku ingin bergabung menjadi murid Guru Besar David.” “Siapa juga kamu? Kamu juga layak untuk bergabung menjadi murid Guru Besar David? Lebih baik menjadi anjingnya saja.” “Aku juga bersedia menjadi anjingnya!”Saat ini, sekian banyak ahli silat akhirnya menyadari bahwa meskipun Guru Besar David masih muda, tetapi kemampuannya lebih menonjol.……“Kenapa bisa begitu? Aku pasti sedang bermimpi!”Saat ini, senyum di wajah Sihab mengeras dan akhirnya sadar bahwa dirinya sepertinya telah menyinggung orang yang tidak seharusnya disinggung.“Di mana guru? Bukankah guru juga sudah berjanji akan datang juga? Kenapa sosok guru tidak kelihatan?” Sihab yang luar biasa panik, teringat akan gurunya sendiri. ……“Ternyata David begitu hebat?”Ria menutupi mulutnya dan tidak berani percaya juga. Awalya dia mengira selama dirinya cukup giat, maka dia akan berasil mengejar bayangan adik lai-lakinya dan melindunginya dari samping. S
20 menit lebih kemudian. Di muara Sungai Jangir. Tempat ini merupakan tempat dimana sungai menyatu dengan laut. Ke bawahnya lagi sudah merupakan tengah lautan. David akhirnya berhasil menghadang Uzair lagi. Dia menendang Uzair ke tepi pantai dengan satu kaki. Sepanjang perjalanan melarikan diri, Uzair sudah berada di ujung kekuatan. “Uzair, aku tetap mengatakan hal yang sama. Ungkapkan kebenaran dari waktu itu dan aku akan menyisakan mayat utuh untukmu!”“Hahaha jangan harap! B*jingan kecil, kamu sudah masuk ke perangkap!” Saat ini Uzair justru menjadi tenang dan dengan kejam berkata, “Kedua Tetua, tidak menampakkan diri sekarang, tunggu kapan lagi?!”Seketika, dua sosok berjalan keluar dari tempat yang tak jauh dari pantai. Mereka adalah Sihad dan dua orang pria tua berpakaian tradisional. “Kenapa Tetua Uzair terpuruk hingga begitu memalukan?” Seorang pria tua yang menjadi pemimpin berbicara sambil mengerutkan alis. “Bocah bernama David ini menyembunyikan kekuatan aslinya. Aku
Hanya saja, obat spiritual itu harus didapatkan oleh mereka. Maka dari itu, jauh di dalam pegunungan, mereka berdua memukul orang itu hingga terluka parah, merebut obatnya dan meminumnya sampai habis sekaligus. “Dia adalah guruku. Gantilah dendam kematian guruku dengan nyawamu! Aku lupa untuk memberitahumu bahwa seluruh anggota Keluarga Bagus sudah dibunuh olehku!” Gadis berbaju putih keluar sambil mengangkat pedang lagi. Mengingat kembali jasa gurunya kepadanya, niat membunuh gadis berbaju putih muncul semua dan membuat teknik pedang yang pada dasarnya sudah kuat bahkan menjadi lebih kuat lagi. Yosafat sudah terpuruk menjadi pihak yang dirugikan. “Gawat!”Melihat hal ini, Lutfi melintas ingin pergi membantunya. “Boom!”Di tengah udara, dua sosok bertemu. David dan dirinya saling memukul dan membuat Lutfi jatuh termundur. “Dia sedang membalas dendam gurunya, untuk apa kamu ikut-ikutan!” Saat ini David berbicara sambil tersenyum acuh. Melihat tampangnya, tidak sampai beberapa puk
“Aku katakan, aku katakan. Aku akan mengatakan semuanya.” Sepasang lutut Uzair melemas dan dia langsung terlutut di atas lantai. “Waktu itu……”Omongannya belum diselesaikan, kepala Uzair tiba-tiba membengkok dan dia sudah putus nafas. “Lagi-lagi seperti ini!”Mata David mendingin. Kelihatannya cara kerja orang di balik semua ini lebih menakutkan daripada yang dibayangkan. Setiap orang yang hampir mengatakan kebenarannya, semuanya akan mati seketika mengungkitnya. Kebakaran besar Panti Asuhan Bisma waktu itu, ternyata memiliki begitu banyak cerita di dalamnya. Berpikir sampai di sini, David samar-samar sudah merasakan kebakaran besar waktu itu disebabkan oleh dirinya sendiri. Mengenai orang lain di panti asuhan, mungkin hanya terlibat karena dirinya. “Kakek Kepala Panti dan teman-teman lainnya, kalian tenang saja. David bersumpah, tidak peduli betapa rumitnya di belakang, aku akan membalaskan dendam untuk kalian!”David berkata dengan bersungguh-sungguh, kemudian memutuskan kepa
“Kakak Ke-tujuh.” David melihat Ria yang temperamennya berubah drastis dan ekspresinya luar biasa rumit. “Kerikil Kecil, kamu b*rengsek. Kenapa tidak beri tahu aku bahwa kamu adalah Kerikil Kecil!” kata Ria Ria dengan marah. “Waktu itu kamu tidak percaya pada semua omonganku. Kamu sudah bercerai denganku. Lagipula, saat itu aku juga tidak tahu bahwa kamu adalah Kakak Ke-tujuhku.” David mengelus kepala sambil berbicara dengan canggung. Mendengar omongan ini, wajah Ria juga memerah karena malu. Dia bahkan benaran menikah dengan David seperti yang dibicarakan waktu kecil. Sayangnya, mereka sudah bercerai. “Kalian berdua sudah berapa lama berada di sini?” tanya David mengubah topik pembicaraan. “Sekitar belasan menit.” jawab Melinda setelah berpikir sejenak.“Kalau begitu, apakah kalian melihat ada orang yang aneh di sini?” David meneruskan bertanya. “Orang yang aneh? Tidak ada. Kami tidak bertemu dengan satu orangpun. Ada apa, David?”“Tidak apa-apa.” David menggeleng dan tidak me
Bandara Kota Jilegon.Seiring dengan mendaratnya pesawat. Seorang pemuda yang mengenakan baju lengan pendek, celana pendek dan sandal jepit muncul di ruang tunggu pesawat. Pemuda itu adalah David.Datang ke Kota Jilegon, di seluruh tubuh David selain sebuah kartu atm yang mendadak dijejalkan oleh Julio, sudah tidak ada barang bawaan lainnya lagi. Oleh karena itu, dia tentu tidak perlu pergi menunggu pengambilan bagasi. Dia langsung muncul di ruang tunggu pesawat dan bersiap untuk pergi dengan naik bus bandara. “Cowok ganteng, cowok ganteng.” Sebuah suara terdengar dari samping. David melihat kesana. Seorang gadis yang memakai masker, kacamata hitam dan topi pet di kepala, membungkus dirinya dengan rapat di tengah cuaca yang panas dan sedang melihat dirinya. David melihat ke kiri dan ke kanan, kemudian menunjuk dirinya sendiri. Selain dia, di sekeliling sepertinya tidak ada orang lain. Semuanya berkumpul di tempat pengambilan bagasi. “Benar, kamu. Cowok ganteng, tolong bantu aku