David menunduk dan memperhatikan dirinya sendiri. Dia tidak menemukan keanehan. Kenapa tidak berpakaian rapi?“Dia adalah temanku.” Untungnya Ilona mengeluarkan selembar kartu dengan tepat waktu untuk mengatasinya sehingga tidak terjadi kecanggungan yang lebih besar. “Maaf, silakan ke sebelah sini!” Melihat kartu hitam ini, pelayan buru-buru meminta maaf dan memandu mereka.Ini adalah kartu hitam gabungan nama seluruh bank di Indojaya yang memiliki otoritas cerukan yang hampir tidak terbatas. Jangankan restoran, bahkan Hotel Four Season juga bisa dibeli. Setelah mendapatkan sebuah tempat yang bisa menikmati pemandangan indah di luar jendela sekaligus relatif dekat dengan pojokan. Ilona melemparkan daftar menu kepada David. “Mau makan apa, pesan saja.” “Nasi goreng telur.” David tidak mengambil daftar menu dan hanya mengeluarkan tiga kata dengan acuh. “Em……baiklah, kalau begitu dua porsi nasi goreng telur!” kata Ilona kepada pelayan yang berada di samping. Belum pernah ada orang
“Kamu, apa yang kamu katakan? Katakan sekali lagi.” Untuk sesaat, Jessen tidak berani percaya. “Aku suruh kamu enyah. Sudah dengar dengan jelas?” David menatap tajam pada orang yang disebut Jessen dan membuka mulut lagi. “Bocah, kamu cari mati! Belum ada orang di Jilegon yang berani berbicara seperti ini kepadaku. Kamu adalah yang pertama dan yang terakhir. Aku akan membuatmu mati!” Selesai bicara, Jessen meniupkan angin ke atas wajah David.David membalas dengan sebuah tamparan dan meniupkan angin ke atas wajah Jessen juga. “Plak!”Sebuah suara yang nyaring terdengar di seluruh restoran.“Kamu, kamu, kamu bahkan berani memukulku?” Jessen menutupi setengah wajahnya yang dipukul. “Wandri, bunuh dia.” Wandri, tampaknya merupakan nama pria yang berada di belakang Jessen.Mendengar suara tajam Jessen, Wandri tidak banyak bicara. Dia menjulurkan tangannya ke arah pinggang dan ingin mengluarkan sebuah pistol. “David, hati-hati!” Ilona mengeluarkan suara berseru untuk mengingatkan. “Dor
“Ish, sudahlah. Jangan bicarakan hal ini lagi. David, bagaimana kalau aku langsung mengantarmu ke bandara saja? Kamu segera tinggalkan Kota Jilegon saja. Kali ini, kamu bisa terpuruk hingga tahap seperti ini, sedikit atau banyak juga gara-gara aku. Yang jelas, bagaimanapun juga aku adalah seorang tokoh masyarakat. Di depan umum, Keluarga Yarisman seharusnya tidak akan menyentuhku. Hanya saja, aku tidak bisa sebebas sekarang lagi.” Ilona berpikir sekian lama dan hanya bisa membantu David mendapatkan jalan keluar dengan cara melarikan diri. “Tidak perlu, turunkan aku di tepi jalan saja sudah cukup.” David membuka mulut dengan acuh dan tampak sangat tidak peduli. “Apakah kamu benaran tidak takut mati?” Ilona tetap merasa khawatir. “Yang seharusnya khawatir adalah mereka!” David hanya turun dari mobil dan tidak memberi penjelasan. “Ish, terserah kamu saja.” Ilona diam-diam berpikir. Meskipun masalah ini timbul karena dirinya, tapi tidak berhasil membujuknya juga apa boleh buat. Dirinya
Setengah jam kemudian, David tiba di sebuah kawasan perumahaan kelas atas. Dia merasakan sedikit tenaga spiritual yang ditinggalkannya berada di kawasan perumahan di depan matanya ini. David tidak mengejutkan siapapun dan diam-diam menyelinap masuk ke kawasan perumahan. Di dalam sebuah kolam renang vila mewah, 4-5 pasangan pria dan wanita berkumpul. Jessen sedang berkumpul bersama sekelompok orang. Berbeda dengan kesombongan sebelumnya, Jessen yang saat ini justru seperti sangat patuh. “Kak Hansin, bagaimana dengan pesta yang kuadakan kali ini?” Jessen sedang memberi perhatian kepada seorang pria. Dia berbicara sambil menuangkan anggur. Satu tangan pria itu sedang memainkan wanita yang bersandar di tubuhnya dan satu tangan lainnya mengangkat gelas anggur. “Bagus, Jessen. Perlu dikatakan bahwa kamu yang lebih jago dalam hal bermain. Tidak seperti kami, setiap hari dipaksa oleh makhluk tua di rumah untuk berlatih silat.”“Kak Yunif kamu terlalu rendah hati. Setiap orang memiliki a
“Bahkan jika Guru Besar David dari kota Jayanegara itu menghadapi kami kerjasama kami berempat, dia juga hanya bisa melarikan diri!”……“Akulah orangnya.” kata David dengan acuh. Begitu omongan ini keluar, keempat orang saling bertatapan. “Hahaha, lucu sekali. Kamu sedang diKota Jilegon dan mengatakan dirimu adalah Guru Besar David. Hahaha. Tahukah kamu, jika ada orang lain yang mendengarnya, maka dalam waktu beberapa menit, akan ada segeombolan ahli seni bela diri yang datang mengejarmu.”“Hahaha, sudahlah. Kamu juga tidak akan mengerti jika dibicarakan denganmu. Kukatakan padamu seperti ini saja. Bahkan jika Kota Jilegon dan Kota Jayanegara berjarak ribuan kilometer, tetap akan ada banyak orang yang bergegas ke Kota Jayanegara dari sini, hanya demi satu hal, yaitu mendapatkan kepala Guru Besar David itu.”“Jika bukan karena tidak tahu siapa ahli yang berdiri di belakang Guru Besar David, seluruh pasukan Kota Jilegon sudah melakukan serangan.” Berbicara tentang orang ahli itu, Yuni
Sigit akhirnya ingat di mana dia pernah bertemu David.Di tangan sesepuh terdapat sebuah foto saat dirinya baru berusia 11-12 tahun! Walaupun 12 tahun sudah berlalu, tapi jika dilihat dengan teliti, beberapa bagian yang mirip masih bisa kelihatan. Saat ini, di benak Sigit hanya muncul satu kata. “Lari!”Cari cara untuk melarikan diri dari tempat ini. Lari kembali ke rumah dan segera beritahu sesepuh!Saat ini, David bahkan menerobos masuk ke Kota Jilegon seorang diri. Ini adalah kesempatan terbaik untuk membunuhnya. Selama sudah membunuhnya, maka segalanya bisa kembali ke semula!Reaksi keempat orang, semuanya diserap oleh David.Tubuh David muncul di hadapan Sigit dalam sekejap mata. “Kamu sudah berhasil mengenalku?” Senyuman David saat ini, bagaikan hantu pendesak kematian di mata Sigit.“Tidak, tidak, tidak.” Saat ini Sigit bahkan berbicara dengan tidak jelas. “Kalau begitu, kenapa kamu begitu takut?” “Aku, aku, aku, aku tidak takut. Kemampuanmu lebih kuat dariku. Ini reaksi a
“Kamu sangat berisik!” Selesai bicara, sebuah tenaga spiritual langsung keluar dari ujung jari David. Dengan mulut terbuka lebar, Yunif belum sempat berbicara dan sudah putus nafas. “Sekarang hanya tersisa kalian bertiga!”Ketika omongan itu baru dilontarkan, Hansin sudah menusuk dada Miguel dengan sebuah pisau. Sebelum mati, Miguel tampak tidak percaya. “Kamu, kamu……”Seiring dengan putusnya nafas Miguel, Hansin menarik tangan yang berlumuran darah dan berjalan ke arah Jessen. “Kak Hansin, kamu tidak boleh membunuhku. Kita adalah sahabat karib. Selain itu, ayahku adalah orang terkaya di Jilegon. Kamu tidak boleh membunuhku, Kak Hansin.” Jessen masih melakukan pemberontakan sebelum kematian. Hanya saja, beberapa omongan ini sama sekali tidak bisa mengubah hati Hansin. Melihat omongannya tidak berpengaruh, Jessen membalikkan tangan dan mengeluarkan sebuah pistol dari pinggang. Moncong pistol yang hitam diarahkan ke Hansin. Dengan kondisi jarak sedekat ini, pistol seharusnya bergu
“Maksudmu, kamu bisa keluar masuk secara bebas?” David balik bertanya. “Benar. Sebenarnya, jika Guru Besar David benar-benar hanya ingin melawan Keluarga Sudrajat dan sesepuh Keluarga Sudrajat, tidak hanya aku, ketiga keluarga pesilat kuno lainnya juga akan senang melihat keberhasilannya.”“Selama bertahun-tahun ini, Keluarga Sudrajat berkembang sendirian. Baik secara terang-terangan maupun tersembunyi, mereka sudah mendambakan ketiga keluarga pesilat kuno. Maha guru ketiga keluarga pesilat kuno ada yang mati dan ada yang menghilang. Sebagian besar disebabkan oleh Keluarga Sudrajat. Kami hanya berani marah tapi tidak berani mengatakannya. Ada berita gosip yang mengatakan di belakang Keluarga Sudrajat terdapat dukungan dari tokoh besar. Maka dari itu kami tidak berani sembarangan bertindak.” Hansin menceritakan begitu banyak masalah intern Pencak Silat Telapak Suci dalam satu tarikan nafas.“Ayo, pergi ke rumahmu.” kata David begitu pikirannya bergerak. “Guru Besar David, Anda sudah
Entah telah berapa lama waktu berlalu. David membuka matanya dan bangkit berdiri. Dia melirik mayat pria berpakaian abu-abu dan mengangkat pedang panjangnya.David merasakan energi spiritual di pusat energinya telah pulih sekitar tujuh hingga delapan bagian. Dia kemudian mengeluarkan bahan-bahan obat dan mulai meramu pil penyembuh.Meskipun tubuhnya mengalami luka parah, namun energi spiritual di pusat energinya tidak terlalu terpengaruh.David telah membuat tiga butir obat mujarab penyembuh luka dalam. Dia menelan satu butir, sementara dua butir lainnya disimpan di dalam tas dan siap digunakan jika diperlukan.Saat tengah malam, David terbangun. Dia memandang cahaya bulan di luar jendela, lalu mengenakan pakaiannya dengan hati-hati dan perlahan.David melihat rantai hitam di pergelangan tangannya, benda yang dia dapatkan dari pria berpakaian abu-abu.Jari-jari David mengelus rantai hitam itu. Rantai hitam itu membawa aura dingin yang menyeramkan dan begitu disentuh langsung terasa di
“Puch!” Lengan kiri David langsung terputus dan darah segar berceceran di tanah.David menggenggam pedang dengan tangan kanannya dan dia berdiri di tempat. Entah berapa banyak tulangnya yang telah patah dan organ dalamnya pun mengalami kerusakan dalam berbagai tingkat.“Uhuk, uhuk .…” Dia membuka mulut dan terbatuk mengeluarkan beberapa teguk darah. Tetapi dia kembali menerjang ke depan tanpa ragu.Aura di tubuh David tetap begitu dahsyat dan mengerikan. Seperti orang yang kehilangan akal, dia menerjang ke arah pria berpakaian abu-abu di depannya sekali demi sekali.“Kau benar-benar tidak menyerah, ya!” Pria berpakaian abu-abu berbicara sambil tersenyum dingin dan menatap David, “Kalau begitu, aku akan mengantarmu dalam perjalanan terakhirmu!” Tatapan David tajam. Sayap kupu-kupu hitam di belakangnya mengepak. Kecepatannya sangat tinggi dan melesat seperti angin kencang yang melintas di depan mata pria berpakaian abu-abu.“Em?” Tubuh pria berpakaian abu-abu tiba-tiba menjadi kaku da
Kedua mata David berkilau dengan cahaya. Kekuatan api petir bisa menghancurkan korosi dari racun tersebut, tapi kekuatan api petir juga akan banyak terkuras.“Pertaruhkan semuanya,” David membuat rencana di dalam hati. Dia mengangkat kepala, menatap pria berpakaian abu-abu. Matanya menampakkan cahaya tajam, tangannya membentuk segel dan api petir yang tak terhitung jumlahnya melesat ke arah serangga-serangga itu seperti naga api.Suara ledakan keras terdengar dan bola-bola api panas melahap serangga-serangga itu. David langsung melompat, menerjang masuk ke dalam jangkauan serangan pria berpakaian abu-abu. Pedang di tangannya menikam dan mengeluarkan bayangan pedang yang cepat dan elegan. Pria berpakaian abu-abu itu bereaksi dengan cepat. Dia langsung mundur untuk menghindari serangan David. Namun, dia tetap sedikit terlambat dan dadanya tertembus bayangan pedang.Dia mundur beberapa langkah berturut-turut dan wajahnya pucat. Tidak banyak darah yang mengalir dari tubuhnya. Namun, bagi
Pria berpakaian abu-abu menatap tajam. Aura di tubuhnya terus melonjak dan energi spiritual yang dahsyat mengalir deras ke segala arah seperti gelombang pasang.Wajah David menampakkan ekspresi serius. Sosok tahap nirvana di depannya, keterampilannya jauh di atas dirinya dan dia sepenuhnya berada dalam posisi yang tidak menguntungkan.“Boom!” Pohon-pohon di sekitar bergoyang dengan ganas. Retakan-retakan menyebar dari segala penjuru menuju David.Ujung kaki David menghentak tanah dengan kuat. Setelah terdengar ledakan keras, tubuhnya melesat. Tangannya menggenggam pedang dengan erat. Cahaya-cahaya perak yang cemerlang menyelimuti seluruh tubuhnya dan aura yang tajam langsung mengarah ke pria berpakaian abu-abu.Tatapan pria berpakaian abu-abu semakin dingin. Namun, dia tidak mundur sedikit pun dan malah menghadapi serangan itu secara langsung!“Bam! Bam! Bam!” Dua sosok itu bertarung dengan kecepatan tinggi. Dalam sekejap, David dan pria berpakaian abu-abu telah bertarung dengan pulu
“Murid?” Pupil mata David menyusut, “Jangan-jangan yang kau maksud adalah Moses?!”Pria berpakaian abu-abu tidak lagi berbicara. Tongkat di tangannya diketukkan ke tanah beberapa kali dan menghasilkan suara yang terdengar jelas.David mengatupkan bibirnya. Pria berpakaian abu-abu di hadapannya memiliki keterampilan yang dalam dan tak terduga. Jika benar-benar ingin menghadapinya, sama sekali tidak perlu menghabiskan banyak tenaga. Sebuah firasat buruk muncul dalam hatinya. Mungkin pria di depannya bukanlah musuhnya.Sudut bibir pria berpakaian abu-abu melengkung membentuk senyum aneh. Dia menatap David dan berkata, “Aku dengar, kau telah masuk ke tanah terlarang ... Tsk, tsk, kudengar keberuntunganmu cukup baik dan menemukan sebatang Rumput Spiritual Ungu. Tapi, nasibmu buruk karena bertemu denganku. Aku benar-benar ingin mencicipinya, hahaha!”Suara tawa liar pria berpakaian abu-abu menggema di dalam hutan lebat.“Rumput Spiritual Ungu?” David tercengang. Rumput Spiritual Ungu adalah
Pria berjubah hitam menunjukkan ekspresi ketakutan. Dia ingin melarikan diri, tetapi dia tidak bisa melakukannya sama sekali.Pupilnya melebar dan cahaya keemasan di matanya membesar dengan cepat. Akhirnya, dengan satu suara ledakan, tubuh pria berjubah hitam terbelah dua oleh satu tebasan. Darah segar yang berbau amis tercurah ke tanah. Cairan darah berkumpul dan membentuk aliran dengan cepat, mewarnai tanah di sekitarnya. Jeritan memilukan menggema tidak berhenti terdengar untuk waktu yang lama.“Ting-tong ….” Tiba-tiba, terdengar suara lonceng yang nyaring. David menoleh ke arah sumber suara.“Ada apa dengan lonceng ini?” Tak jauh dari sana, terlihat sebuah lonceng tua tergantung di atas sebuah pohon tua, bergoyang seiring dengan angin bertiup dan suara berdenting terdengar di seluruh lembah.David mengernyitkan dahi. Dia melangkah berjalan ke arah lonceng itu.“Syuu!” Tiba-tiba, sebuah suara tajam yang memecah udara terdengar dengan keras. Dia memiringkan tubuh dan menghidar sec
Wajah David memerah dan dia menggertakkan gigi sambil berkata, “Jika kau berani menghinaku seperti ini, menjadi hantu pun aku tidak akan melepaskanmu!”Listian memandangnya dengan dingin. Dia berjongkok, meraih tangan kiri David dan memelintirnya ke belakang punggung.Krek! Krek! Krek!Serangkaian suara berderak halus terdengar. David merasakan sakit yang hebat datang menyerang. Segera setelah itu, rasa perih yang tajam menyebar dari telapak tangannya. Rasa sakitnya seperti menusuk ke dalam hati!“Aaa!!” Rasa sakit yang hebat membuat David menjerit. Wajahnya terpelintir dan urat di dahinya menonjol.“David, kau seharusnya bersyukur aku tidak membunuhmu. Jika tidak, kau pasti tidak akan bertahan hidup lebih dari tiga detik.” Listian berkata dengan dingin. Sedetik kemudian, dia melepaskan David dan langsung pergi.Langkahnya terhenti sejenak dan dia langsung menghilang ke dalam hutan, tanpa meninggalkan jejak.“Uhuk .…” David duduk di tanah. Tenggorokannya mengeluarkan darah dan wajah
Wuush!Listian cepat tanggap. Sebuah cahaya pedang bersinar dan melesat keluar.Puch! Sebongkah daging berdarah terlempar dan menumpahkan sejumlah besar darah panas!“Aaa!!” David menjerit kesakitan dengan memilukan. Dia mundur dengan cepat, dengan kepala penuh keringat dingin dan wajah pucat pasi!Begitu dia menunduk dan melihat ke bawah, sebagian besar daging lengannya ternyata terpotong, menampakkan tulang putih yang menyeramkan. Sangat mengerikan!David menutupi lukanya, dia memandang Listian dengan terkejut. Orang ini bahkan bisa menghentikan gerakannya!Sebenarnya ini teknik aneh apa?!“David, kali ini kamulah yang duluan menyerangku secara diam-diam. Jangan salahkan aku jika aku membunuhmu!” Listian berbicara dengan dingin dan niat membunuh bergejolak di matanya.Duaarrr!Tiba-tiba, suara gemuruh terdengar dari kejauhan, permukaan tanah bergetar hebat dan pohon-pohon patah.Ekspresi Listian sedikit berubah. Dia menatap ke kedalaman hutan. Di sana, samar-sama bisa terdengar sua
Angin topan tiba-tiba menerpa di udara. Angin topan ini datang dari sisi lain tebing, membawa energi pedang yang dingin dan membuat orang merinding!Syuu!Tubuh David gemetar, jarinya membentuk segel, cahaya-cahaya pedang memancarkan kilau gemilang, seperti ribuan kunang-kunang berkumpul.Sesaat kemudian, dia menjentikkan jarinya dan sebuah cahaya pedang melesat ke udara.Sreet!Udara terpotong menjadi serpihan, menimbulkan suara yang menusuk telinga. Kekuatan yang mengerikan ini cukup untuk merobek seorang pesilat di bawah tahap dewa perang.Tapi, reaksi Listian sangat cepat. Hampir dalam seketika, dia sudah mengambil posisi bertahan.“Pergi!” Listian menendang dengan satu kaki. Kekuatan besar mengalir, menendang cahaya pedang itu pergi.“Bagaimana orang ini bisa sekuat ini?!” David membelalakkan matanya. Dia benar-benar tidak percaya bahwa cahaya pedang yang dia gunakan ternyata berhasil ditahan?Dia memandang Listian dengan penuh rasa terkejut dan keheranan, tidak mengerti bagai