Beranda / Romansa / Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri / Sebuah Kepercayaan Berlandas

Share

Sebuah Kepercayaan Berlandas

Penulis: CacaCici
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku ke kamar, Suami. Kepalaku ingin pecah rasanya," ucap Zahra pelan dan lemas, memilih beranjak dari sana dengan langkah gontai. Untung ada Alana yang dengan sigap membantu Zahra berjalan–memapahnya.

Plak'

Tamparan kuat dan keras seketika melayang ke pipi Deana, setelah Zahra meninggalkan ruangan tersebut. Zein pelakunya.

"PUAS?!" teriaknya marah, mencengkeram pipi perempuan tersebut sekuat mungkin. Sengaja menekan lebih kuat dia bagian pipi yang ia tampar tadi.

Tubuh Deana bergetar ketakutan, menatap Zein dengan linang krista. Jika tadi dia menangis karena Zein menolak bertanggung jawab, sekarang dia menangis karena takut.

"A-apa maksud Kak Zein? A--aku hanya ingin bayiku lahir dengan sosok ayah. Apa aku salah?" parau Deana menangis pelan.

"Aku tidak peduli dengan bayi dalam perutmu sialan!" Zein marah besar.

Dia menyeret Deana keluar dari ruamnya lalu menghempas begitu saja tubuh perempuan itu, tak peduli jika Deana sedang hamil.

"Agkhh …." Deana tersungkur kasar, langsung
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Hihihi ... sudah, Kak. Up tambahan nanti malam yah. Semoga suka dengan part baru kita. (⁠≧⁠▽⁠≦⁠)
goodnovel comment avatar
CacaCici
Sudah up nih, Kakku. Nanti malam satu bab lagi yah (⁠✿⁠ ⁠♡⁠‿⁠♡⁠)
goodnovel comment avatar
syamsinar 70
yaaaaaaa nanggung .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Sang Perempuan Hebat

    "Aku sangat mempercayaimu, Suami, dan itu bukan tanpa alasan," ucap Zahra lembut, masing mengelus surai lebat sang suami.Zein semakin tak percaya, menatap Zahra dengan manik berbinar terang–penuh harap. Muncul perasaan gembira dan perlahan kegundaan serta ketakutan yang sempat melanda dirinya mulai lenyap. "Kau percaya padaku?" tanya Zein, nadanya pelan dan rendah, masih mendongak ke arah Zahra. Tangannya terangkat, melingkar erat di pinggang sang istri. Nyaman! Posisi ini sangat nyaman bagi Zein. Pelukan Zahra begitu menenangkan, jemari tangan perempuan ini yang sedang membelai rambutnya semakin membuat Zein merasakan tenang. "Umm." Zahra menggelengkan kepala, "aku sangat percaya pada suami."Zahra menangkup pipi Zein, membelai rahang suaminya dengan ibu jari. Zahra menunduk, menatap lekat pada manik gelap suaminya. "Kau tidak marah? Ka-kau pasti kecewa padaku, Wife. Maaf-- maafkan aku," ucap Zein penuh penyesalan, mempererat pelukannya pada pinggang Zahra. Dia menyesal karena

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Sebuah Kalung Rahasia

    Zahra begitu kaget, tergelonjak saat seseorang memeluk tubuhnya dari arah belakang. Dia tahu itu Zein, akan tetapi masalahnya ada Alana di sini! "Su-suami," tegur Zahra malu-malu, melirik gugup ke arah Alana lalu menatap penuh peringatan pada Zein. "Kenapa, Hum?" Zein berdehem rendah dan berat, mengecup pundak Zahra lalu mengeratkan pelukan pada Zahra. Hari ini Zein sangat jauh cinta pada Zahra, rasanya dia ingin terus-terusan memeluk istrinya. Seandainya dia bisa ke masa lalu, Zein akan menemui dirinya dahulu–dirinya yang telah menyia-nyiakan Zahra demi perempuan berbisa. Lalu setelah menemui dirinya di masa itu, Zein akan menonjok wajahnya hingga babak belur. Demi Tuhan! Zein dendam pada dirinya di masa itu. "Ekhm." Alana berdehem pelan, buru-buru berdiri kemudian segera menghadap tuan dan nyonya-nya. "Sepertinya saya menganggu. Saya pamit, Tuan dan Nyonya," ucap Alana salah tingkah sendiri, membungkuk pada Zahra dan Zein lalu segera keluar dari ruangan tersebut. "Ck, dia mema

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Kecemburuan

    "Karena Kak Zein memberitahuku, kalung itu ia siapkan untuk melamarku."Zahra kembali menoleh pada perempuan yang berdiri di sebelahnya. Dia tersenyum tipis kemudian menepuk pelan pundak Deana. Lalu tanpa mengatakan apa-apa, Zahra beranjak dari sana.Zahra ingin sehelai tak terpengaruh oleh perkataan Deana. Akan tetapi dia tidak suka tulip, kalung yang Zein buat memiliki bandul tulip. Mungkinkah kalung tersebut untuk perempuan lain? Bukan dia ataupun Deana."Cih, dasar perempuan angkuh." Deana bersedekap, menatap punggung Zahra yang menjauh dengan tampang muka dingin. Dia kesal melihat respon Zahra, tetap tenang padahal Deana sudah berusaha setengah mati untuk memancing-mancing. Namun, tidak apa-apa. Zahra pergi dari sini dan ini kesempatan Deana bergerak sebagai pasangan Zein. Zein mendekat ke tempatnya tadi, mengerutkan kening karena tak menemukan Zahra di sana. Zein berharap ketika dia selesai, Zahra akan menyambutnya. Namun, kemana istrinya? "Kak Zein." Deana buru-buru mendekat

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Perisai Zein

    "Maksudmu kalung di lehermu, Sweetheart?" Zahra menoleh cepat ke lehernya, menemukan kalung indah dengan bandul bunga tulip yang dia maksud. Hah?! Bagaimana bisa ada di lehernya? Zahra mendongak pada Zein, menatap suaminya dengan air muka tak percaya. "Bagaimana bi-bisa?" tanya Zahra, kembali merunduk pada leher untuk melihat benda indah yang mengalung di sana. Sangat cantik! Senyuman Zahra hampir saja terbit, akan tetapi kembali ia sembunyikan saat melihat bandulnya. Setangkai bunga tulip pink muda. Kenapa? Zein mendekat pada Zahra, satu tangannya memeluk pinggang istrinya kemudian satu lagi ia ulurkan untuk mengangkat dagu sang istri. Tatapan mata Zein begitu dalam, menghunus tepat kepada manik indah sang istri. "Istriku sangat menyukai bunga. Tetapi ada satu jenis bunga cantik yang tak bisa berdekatan dengannya. Bunga tulip." Zein terus menatap manik indah Zahra, semakin dia tenggelam pada keindahan sorot itu semakin Zein mendekatkan wajahnya pada Zahra. "Beberapa tahun yang l

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Ada dipihak Zein

    "Ayah, Stop!" Seketika Zein pul senyum, menaikkan turunkan alis untuk meledek Lucas yang terlihat menggantungkan tangan–tak jadi memukul wajah Zein. Zahra buru-buru menghampiri ayahnya, langsung menjauhkan ayahnya dari suaminya. Kening Zahra mengerut, tak percaya jika ayahnya berniat mencelakai suaminya. Maksud Zahra, ada masalah apa sehingga ayahnya terlihat sangat marah?"Ayah kenapa ingin memukul Zein?" tanya Zahra, menatap ayahnya dengan kerutan di kening. Sedangkan Zein, dia berdiri lalu segera bersembunyi di belakang Zahra–dia memeluk pinggang istrinya, berpura-pura takut supaya semakin membuat Lucas kesal. "Ayah bukan ingin, Wife. Tetapi dia telah memukulku," ucap Zein serak, nada rendah yang membuat siapapun iba mendengarnya. Zahra seketika menoleh ke belakang, memperhatikan wajah suaminya yang memang ada bagian memar. Zahra sepenuhnya menghadap Zein, mengulurkan tangan untuk mengusap sudut bibir sang suami yang robek sedikit. "Apa ini sakit, Zein?" tanya Zahra lembut.

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Zein si Tukang Jodoh

    "Kebetulan dia sedang hamil, bukan?"Lucas terdiam, menatap putrinya dengan mata melebar. Bukan menyangkal ataupun takut, tetapi kagum dengan putrinya sendiri. I-ini seperti Zahra yang dulu, lembut tetapi tegas. Akan tetapi Zahra yang baru tak hilang sama sekali, sangat terbuka dan berani. "Kau benar, Aurelia sayang," ucap Lucas pada akhirnya. "Ayah keliru, maafkan ayah, Zein," lanjut Lucas pada Zein, menatap lelaki dingin tersebut dengan sorot menyesal. Namun, bukan Zein namanya jika tak tengil dan menyebalkan. Alih-alih mengangguk atau memaafkan, pria itu malah menarekan pipi sebelah kanan ke arah Lucas–isyarat supaya Lucas memukulnya. "Masih ada tempat di sini. Silahkan pukul," ucap Zein enteng. "Ck, kau sangat menyebalkan, Nak." Lucas menatap Zein sinis, menghela napas lalu segera berdiri. "Meskipun begitu, Ayah tetap menunggu bukti darimu, Zein. Ayah tidak mau ada yang memanfaatkan situasi ini dan membuat Aureliaku terluka. Paham?" dingin Lucas di akhir kalimat, menatap penu

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Titisan Menyebalkan

    Zahra sangat menikmati hari ini karena dia dibolehkan libur kerja oleh Zein sehingga Zahra bisa menghabiskan waktu dengan kedua putranya. Zahra menepati janji pada kedua putranya dengan bermain seharian bersama keduanya. Sekarang Zahra, Zein dan kedua putranya menuju kediaman Yudistia–mansion ayahnya. Ayahnya ingin mengadakan makan malam keluarga. Awalnya Zahra sangat senang dan bahagia, dia sangat antusias datang ke rumah ayahnya. Karena kecelakaan yang menimpanya, banyak ingatan manis terkubur–di mana ingatan tersebut sampai sekarang tak kunjung muncul. Hal-hal seperti ini membuat Zahra antusias karena berharap bisa memunculkan memori manis yang dia miliki dahulu. Jika semisal tak akan kembali lagi, tak masalah karena moment ini bisa menjadi menggantikan memori hilang tersebut. Ada hal spesial yang akan Zahra kenang serta ingat di masa mendatang. Namun, rasa semangat tersebut seketika hilang saat melihat dua orang perempuan yang duduk anggun di ruang tamu. Deana dan Anita! "Ha

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   Ketika dipaksa Mengalah

    Makan malam keluarga pun di laksanakan. Para maid begitu santun dan hormat pada Zahra. Tentu, karena Zahra adalah nona muda di rumah ini. Mereka juga begitu menghormati Zein karena mereka tahu siapa suami dari nona mereka tersebut. Di sisi lain, Deana menyungut pada mamanya. Dia iri melihat Zahra yang diperlakukan bak tuan putri oleh semua orang di rumah ini. Ketika Zahra melangkah masuk ke ruang makan, maid yang ada di sana langsung membungkuk dan mempersilahkan. Sedangkan saat dia yang lewat dengan mamanya, maid hanya berdiri diam. "Mah, aku juga ingin dihormati seperti Zahra," sungut Deana pelan pada mamanya. "Sabar, Sayang. Setelan Mama menikah dengan Tuan Lucas, maka kamulah Tuan putri di rumah ini. Zahra bukan apa-apa lagi," bisik Anita pada putrinya. Deana menganggukkan kepala, memanyunkan bibir karena masih tak suka pada Zahra yang begitu dihormati. Saat melihat Zahra duduk di sebelah Zein, perasaan kesal dan iri kembali muncul di benaknya."Mah, kapan Kak Zein jadi milik

Bab terbaru

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 101–Dia Punya yang Lain?

    "Aku sangat merindukanmu, Tata. Kapan aku boleh pulang, Humm?" ucap Nail dari seberang sana. Sejujurnya mata pria yang katanya sangat kejam tersebut terlihat memerah dan digenangi bulir kristal, akan tetapi karena dia dan Agatha berbicara lewat ponsel, Agatha tak kentara jelas melihatnya. Nail sangat merindukan Agatha. Dia tidak bohong! "Jika Mama dan Papa sudah sembuh, barulah Mon Tresor kembali." Agatha menjawab dengan nada lembut, tak menghilangkan keceriaan di wajahnya. Namun kenyataannya, Agatha rasanya ingin menbagis. Matanya sudah panas dan berair, ingin menangis karena menahan gejolak rindu yang melanda. Percayalah! Ini tidak mudah, akan tetapi mereka harus bertahan. "Keadaan Mama sudah jauh lebih baik," ucap Nail tiba-tiba, tersenyum tipis di bibir, "sebentar lagi kita akan bertemu," lanjutnya. Agatha melebarkan senyuman. "Aaaa … aku tidak sabar. Semangat semangat semangat! Mon Tresor harus semangat merawat Mama dan Papa. Oh iya, bagaimana dengan kondisi Papa?" "Papa su

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 100–Jangan Pulang

    Tiga tahun kemudian. "Ini adalah hari kematian Kakek, tahun ketiga yang menyedihkan untuk kita semua." Agatha menoleh pada Syakila, tersenyum tipis pada sahabatnya tersebut untuk menyalurkan kekuatan dan cinta. Benar sekali! Ini adalah hari kematian kakek Lucas, tahun ketiga mereka kehilangan semuanya. Tiga bulan setelah Agatha melahirkan, Nail bepergian ke luar negeri. Di sisi lain, Zein, Zahra, Alana dan Raka, juga pergi ke sebuah negara untuk menghadiri acara penting. Nail pergi ke negara berbeda dari orangtuanya, dan dia ke sana untuk kepentingan bisnis. Nail di sana selama sebulan, dan berencana pulang setelah urusannya telah selesai. Namun, niatnya untuk pulang tertunda karena orangtuanya dan kakeknya kecelakaan saat akan kembali ke negara ini. Bukan hanya sekedar kecelakaan, akan tetapi ada campur tangan seseorang yang membenci keluarga Melviano. Tak lain adalah orangtua Soraya, mereka balas dendam karena menghancurkan kehidupan Soraya. Vidio buruk Soraya dengan beberapa p

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 99–Kelahirannya

    "Kau sangat cantik." Deg' Agatha mendongak seketika, menatap gugup pada Nail. Pipinya memerah karena mendengar pujian dari suaminya, dan bibirnya menahan untuk tak tersenyum. Namun, ketika melihat raut muka Nail yang lempeng, Agatha memilih kembali menunduk–memanyunkan bibir sembari meremas bagian gaun di atas pangkuannya. Agatha sepertinya hanya salah mendengar. Nail tak lagi memuji dirinya, Agatha hanya salah pendengaran. Mungkin saking inginnya mendapat pujian dari suaminya. Tiba-tiba saja tangan Nail terulur, menyentuh dagu Agatha secara lembut. Dia menaikkan dagu istrinya, membuat Agatha reflek mendongak–menatap tepat ke arah Nail. "Kau sangat cantik, Tata," ucap Nail lembut, menatap berat ke arah Agatha. Sempurna! Wanita ini terlihat begitu cantik di malam hari ini, gaun biru ini sangat indah setelah berada di tubuh Agatha. Kulit Agatha bersinar terang apabila dibawah cahaya, efek dari sparkling yang menempel pada gaun. Istrinya bak Dewi bulan, cantik dan indah! "Kau

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 98–Aku Kurang Cantik?

    "Daddy jika ingin tersenyum, tersenyum saja. Tak ada yang melarang," ucap Sagara dengan nada yang terkesan ketus, mendongak pada daddynya yang duduk bersebelahan dengannya. Sagara tentu iri! Bagaimana bisa monster cap kuku Setan ini bisa sangat menginspirasi mommynya? Kenapa bukan Sagara yang jelas-jelas baik hati, anak yang rajin dan suka membantu orang tua? "Humm." Nail berdehem datar, menatap putranya dengan tatapan lempeng. Namun, setelah itu dia berdecis geli, terkekeh pelan setelahnya sembari mengacak surai di pucuk kepala putranya. "Cih, mommy sangat menggemaskan," ucap Nail, benar-benar salah tingkah. Damage-nya begitu dahsyat, hingga rasanya Nail terus-terusan ingin tersenyum. Sagara menatap berang pada sang daddy, cukup kesal karena rambutnya terus diacak oleh daddynya. Sedangkan Nail, saat papa, paman dan kakeknya menoleh ke arahnya, seketika itu juga dia memasang wajah lempeng–pura-pura tidak merasakan apapun setelah mendapat pujian dari Agatha. Lalu setelah para pria

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 97–Senyum Tidak Dilarang

    "Yah, benar sekali. Lukisanku telah dirusak oleh seseorang." Agatha menoleh sinis pada Laila, "sejujurnya aku sempat down karena lukisanku rusak. Bukan masalah tak punya ide, tetapi mengerjakan lukisan itu memakan banyak waktu. Aku senang saat melukis, tetapi tak bisa dipungkiri melukis sangat melelahkan. Setiap kali selesai melukis, pasti aku akan menjadi nenek-nenek. Pinggang sakit, punggung pegal, leher terasa akan patah, kaki kesemutan. Yah, seperti nenek-nenek. Dan … dengan seenaknya seseorang merusak lukisanku. Siapa yang tak marah?" Lagi-lagi para tamu tersenyum mendengar ucapan Agatha. Ah, mereka sangat suka mendengar coleteh perempuan menggemaskan ini. Sangat lucu! "Tapi tenang! Sejatinya kemampuan pelukis itu bukan pada hasil, akan tetapi pada proses dan ide. Itu yang Mama dan Papa katakan padaku." Agatha berucap dengan ceria, dia lalu menoleh pada mamanya kemudian membungkuk hormat, "Mama, Agatha berterimakasih padamu. Lagi-lagi Mama menginspirasiku dan aku semakin meng

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 96–Agatha?

    "Itu mirip seperti lukisan Agatha." Orang-orang mulai berbisik karena mendengar ucapan salah satu pelukis tersebut. Sedangkan Laila, dia panik dan terlihat gugup. "Jangan asal menuduh. Ini lukisan yang kubuat, hasil pemikiran ku sendiri." Laila memekik, berucap dengan suara kuat supaya orang-orang percaya padanya. Almira maju ke depan, Laila seketika mendekat karena mengira Almira akan menolongnya. Laila bisa masuk ke tempat ini berkat bantuan Almira, dia yakin sekali Almira akan membantunya. Karena jika tidak nama galeri milik Almira, bahkan nama Almira sendiri bisa rusak. "Ya, benar. Lukisan ini memang mirip dengan lukisan Agatha–putriku," ucap Almira lantang, mengejutkan orang-orang karena tak menyangka jika Almira adalah ibu dari Agatha. "Ti-tidak. Aku tidak mungkin plagiat. Aga-- Nyonya Almira membela Agatha karena dia putri anda. Iya kan?" Laila bersikeras tak mengakui perbuatannya. Almira menoleh pada Laila, tersenyum tipis namun penuh isyarat. Almira memberi i

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 95–Plagiat Agatha?

    Agatha dengan ragu mengatakan langsung alasan kenapa dia marah pada suaminya. "Aku sangat ingin mangga muda dan aku memintanya pada Mon-- Kuku Setan ini!" Agatha menyolot di akrih kalimat, melotot galak pada suaminya kemudian memukul paha Nail kembali. Mendengar sebutan Agatha pada Nail, orang-orang di sana menahan tawa. Sedangkan Agatha lanjut berbicara, "dia bilang, dia akan mencari mangga muda untukku. Tetapi-- Kuku Setan ini bukan memberiku mangga muda, Kuku Setan ini memberiku jelly berbentuk mangga." "Yang penting mangga," jawab Nail tanpa dosa. Bug' Agatha kembali memukul lengan Nail, dengan sekuat tenaga sehingga suara pukulan terdengar. "Kamu mempermainkanku. Dasar Kuku Setan! Aku benciii! Agrkkk--" Agatha menjerit tertahan sembari menengada ke atas. Kemudian, dia mengigit lengan Nail sekuat mungkin–melampiaskan rasa kesal yang melandanya. Agatha kehilangan kendali, tak peduli lagi jika saat ini mereka dihadapan keluarga besar Melviano. "Nail." Zahra geleng-geleng k

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 94–Bertengkar didepan Keluarga

    Malam ini Agatha, Nail dan putra mereka berkunjung ke kediaman Melviano, untuk membahas pernikahan Aiden dengan Syakila serta pernikahan Alka dengan Kalisa. "Ck." Agatha berdecak kesal, melepas genggaman tangan Nail kemudian mendorong pundak suaminya agar menjaga jarak darinya. "Jangan dekat-dekat denganku," peringat Agatha dengan nada tegas, melayangkan tatapan tajam dan kesal. Ini masih mengenai mangga muda. Agatha sangat dendam pada Nail karena pria itu-- memberinya permen jelly, bukan mangga muda seperti yang Agatha inginkan. "Tata," peringat Nail, mendekat ke arah Agatha dan berniat merangkul pundak Agatha, akan tetapi Agatha lebih dulu mendorongnya. Nail menatap pundaknya yang didorong oleh Agatha kemudian menatap istrinya datar. "Jangan dekati aku!" pekik Agatha, berucap dengan menekan suara. Setelah itu dia melanjutkan langkah untuk memasuki rumah mertuanya. Akan tetapi langkah Agatha kembali berhenti karena Nail tiba-tiba sudah di sebelahnya dan pria itu merangkul pin

  • Tuan Miliarder Mengejar Cinta Istri   NS 93–Nail Mempermainkan Agatha

    "Pak Nail yang terhormat, tolong lepaskan aku!" pekik Agatha, berusaha melepaskan diri dari gendongan Nail. Nail menulikan pendengaran, tak melepas Agatha dalam gendongannya. Hingga setelah sampai di ruangannya, barulah Nail melepas istrinya–mendudukkan perempuan itu di atas sofa. "Ck, kenapa Mon Tresor membawaku ke sini? Aku baru saja keluar dari ruangan ini. Aih, di sini sangat membosankan," ucap Agatha bernada mengomel, menoleh ke sana kemari untuk memperhatikan ruangan suaminya yang memang menurutnya sangat membosankan. Agatha kemudian melangkahkan kaki, menyenggol pundak Nail kemudian berniat pergi. Akan tetapi, Nail dengan cepat menahan pergelangan tangan istrinya. "Tolong biarkan aku pergi. Aku ingin makan siang dengan Syakila dan Alka.""Makan siang denganku." Nail menjawab cepat, dia duduk lalu menarik Agatha supaya duduk di atas pangkuannya. "Mon Treros!" Agatha menberontak, berusaha lepas dan bangkit dari atas pangkuan suaminya. Akan tetapi Nail memeluk tubuhnya erat, s

DMCA.com Protection Status