Share

Bab 868

Satya menatap Clara lekat-lekat, seolah-olah dia bisa melihat kepedulian dan kecemburuannya. Seakan-akan dia bisa membuktikan bahwa dia masih berada di hati wanita itu. Clara memandang cek yang diletakkan di meja itu, merenungkan bagaimana Satya menghabiskan banyak uang untuk seorang wanita muda.

Sebenarnya, Clara juga pernah diperlakukan Satya dengan manja saat mereka sedang berpacaran. Kala itu, pria itu selalu perhatian dan berusaha menyenangkannya. Hanya saja, setelah bertahun-tahun lamanya, kini Satya menunjukkan sisi manisnya itu pada wanita lain.

Clara merasa sedih, tetapi dia mengingatkan dirinya sendiri untuk tidak bersedih lama-lama. Dia mendongak dan menatap Satya, lalu menolak dengan suara lembut, "Maaf, Pak Satya. Galeriku ini bukan Akademi Seni Aruma dan aku bukan guru akademi seni. Aku nggak bisa mengajarkan apa pun padanya."

"Kamu marah?" tanya Satya dengan mata berbinar.

Clara menunduk dan menyahut, "Kenapa aku harus marah? Pak Satya bebas memanjakan dan menghabiskan b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status