Share

Bab 869

Vigo menyalakan sebatang rokok. Wajah lembutnya segera diselimuti asap kelabu. Beberapa saat kemudian, dia berucap pelan, "Temui Pak Jero, katakan padanya kalau aku mau mentraktirnya makan di kelab yang sebelumnya! Oh iya, berikan juga anggur merah yang kubawa pulang dari luar negeri padanya."

"Baik, Pak Vigo," sahut sang sekretaris.

Menjelang malam, Vigo muntah di jalanan Kota Brata yang ramai. Sekretarisnya menasihati, "Kelak jangan minum sebanyak ini lagi. Kalau Pak Malik tahu, kamu bisa dihukum."

Vigo bertopang pada pagar dan membalas, "Untuk apa memberi tahu Kakek!" Dia menegakkan tubuh, lalu berjalan terseok-seok ke mobil.

Masalah belum ada jalan keluar, tetapi Vigo tidak ingin mengandalkan koneksi Keluarga Sadali. Dia tahu bahwa hal ini adalah ulah Satya. Jika Vigo meminta bantuan keluarganya, bukankah dia hanya membuktikan bahwa dirinya memang tidak berguna? Vigo tidak ingin orang lain meremehkannya, terutama Clara.

Mobil memasuki gerbang Kediaman Sadali. Vigo turun, lalu berja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status