Selesai bicara, Zakki lanjut membelai tubuh Annika. Tubuh Annika pun takluk dan dia mendesah. Namun, Annika yang masih bisa berpikir secara rasional tahu bahwa mereka tidak boleh melakukan hal ini lagi.Pintu kamar tidak ditutup dengan rapat dan Zakki masih belum menghentikan gerakan tangannya. Annika tidak berani membayangkan jika ada orang yang tiba-tiba masuk ke kamar. Dia pasti akan merasa sangat malu. Annika terpaksa menampar Zakki untuk menyadarkannya.Zakki langsung sadar. Dia menatap Annika, sepertinya dia tidak menyadari apa yang baru saja terjadi. Namun, tangannya masih menyentuh tubuh Annika. Mereka berdua merasa canggung saat Zakki menarik tangannya. Zakki sangat menginginkan Annika, sedangkan Annika merasa malu.Kemudian, Annika menegur, "Sudah cukup kamu mempermainkanku? Kalau sudah, cepat lepaskan aku."Zakki berbaring di tempat tidur. Pakaiannya sudah dibasahi oleh keringat, tetapi saat ini Zakki terlihat seksi. Zakki membiarkan Annika turun dari tempat tidur, dia melih
Dian yang merasa kecewa menyahut, "Kenapa begitu cepat? Lebih baik kamu istirahat dulu, nanti kamu baru pergi waktu pagi."Annika memakai sepatunya, lalu menimpali, "Aku rasa kurang pantas kalau aku tinggal di sini. Aku datang ke sini juga karena anak-anak, bukan untuk balikan dengan Zakki. Jadi, nggak pantas kalau aku berlama-lama di sini."Sikap Annika memang terlihat tegas, tetapi sebenarnya dia merasa sangat sedih. Raditya tidak ingin memaksa Annika. Setelah berpikir sejenak, dia mengusulkan, "Annika, kami sudah merepotkanmu semalam. Kamu jangan pulang sendiri, biar aku yang antar kamu pulang saja."Annika menolak dan meminta sopir untuk mengantarnya pulang. Namun, Raditya tetap bersikeras. Mungkin, dia juga tidak ingin tinggal di sini dan terus bertengkar dengan Dian. Akhirnya, Annika pun menyetujui usulan Raditya.Saat Annika naik ke mobil, langit mulai terang dan terdengar suara ayam berkokok. Sesampainya di depan vila Annika, cahaya matahari bersinar terang.Shinta tidak tidur
Raditya tidak mengganggu Zakki. Tak lama kemudian, Raditya baru bertanya, "Apa Annika yang menulis buku harian itu?"Zakki mengangguk dan menyahut, "Iya. Dia menulisnya waktu muda. Dulu, aku pernah berbuat salah dan mengucapkan sesuatu yang kasar. Annika marah, lalu membakar buku harian ini sehingga menjadi seperti ini sekarang."Selesai bicara, Zakki terdiam untuk waktu yang lama. Jika kelak dia tidak bisa sembuh lagi, apa dia harus mengandalkan barang-barang ini untuk melepas kerinduannya kepada Annika? Apa Annika akan mencintai pria lain?Raditya tahu apa yang dipikirkan Zakki. Dia menghibur, "Kalau kamu nggak bisa melupakan Annika, jaga kesehatanmu. Mungkin saja kamu bisa sembuh. Lagi pula, kamu dan Annika saling mencintai. Annika nggak akan menganggap kamu sebagai beban. Zakki, seorang wanita nggak bisa terus menyia-nyiakan masa mudanya. Kamu selalu membuat Annika menunggu dan mengusirnya. Nanti kamu pasti menyesal."Raditya merasa sedih. Dia memandang ke luar jendela, lalu beruca
Sore hari, sebuah mobil Rolls Rayce silver melaju memasuki pekarangan dan parkir di depan vila.Zakki sudah menunggu sedari tadi sambil duduk di kursi roda. Dia mengenakan kemeja putih dan jaket abu tua. Di bawah langit senja, dia terlihat sangat menawan.Ketika pintu mobil dibuka, Ariel turun dan langsung memeluk Zakki. Pelukan mereka begitu erat, mungkin karena sudah berhari-hari tidak bertemu.Zakki mengelus kepala Ariel, lalu menyipitkan matanya. Kemudian, terlihat seorang pria yang sangat muda turun dari kursi kemudi. Pria itu terlihat seperti seorang pebisnis. Dia cukup tampan dan berwibawa. Tampaknya dia bukan sopir, tetapi Annika memintanya untuk mengemudi.Kala ini, Annika menggendong Jose turun dari mobil. Lantaran tahu apa yang sedang Zakki pikirkan, dia langsung berujar, "Perkenalkan, dia John, asisten pribadiku.""Halo, aku Zakki, mantan suami Annika," tutur Zakki dengan bijaksana. Setelah saling menyapa, Zakki memandang John seraya berbisik kepada Annika, "Bukankah dia te
Seketika, Ariel kaget usai menyadari sesuatu. Ayahnya makan dengan tangan kanan. Bukankah tangan kanan Zakki tidak bisa digerakkan?Gadis berusia 6 tahun ini sudah pintar menyembunyikan perasaannya. Dia makan dengan kepala tertunduk. Lantaran merasa sangat gembira, dia makan dua piring nasi dan menyendokkan dua potong daging berlemak untuk Jose. Akan tetapi, Jose tidak suka makan daging berlemak.Setelah makan malam, Zakki membawa kedua anaknya ke lantai atas. Yang satu merangkak sambil bermain di karpet, yang satu mengerjakan tugas sekolah dibimbing oleh Zakki.Zakki lulusan dari universitas ternama dan sangat pintar. Hal ini membuat Ariel makin mengagumi ayahnya. Dia menyodorkan pensil ke tangan Zakki. Zakki memandang pensil di tangan kanannya, lalu menatap Ariel. Putrinya baru berusia 6 tahun, tetapi dia sudah bisa menyadarinya!Sebagai seorang ayah, Zakki tentu merasa sangat bangga. Dia tidak ingin mengacaukan niat putrinya dan lanjut mengajarkan soal matematika. Ariel sangat pinta
Alih-alih merawat Clara, lebih tepat mengatakan bahwa perawat pribadi itu ditugaskan untuk mengawasinya. Selain saat Satya berada di rumah, Clara sama sekali tidak memiliki kebebasan. Satya memberinya makanan dan pakaian mewah, tetapi wanita itu tetap kaku seperti boneka.Ini pertama kalinya Annika bertemu dengan Clara. Wanita itu lebih muda dan mungil dari bayangannya. Kulitnya sangat putih dan wajah cantiknya tampak rapuh.Di malam selarut ini, Clara memainkan piano dengan tubuh berbalut piama sutra berwarna putih. Piamanya longgar dan sama sekali tidak menunjukkan tanda bahwa dia tengah hamil enam bulan. Di sofa sampingnya, Satya yang mengenakan kemeja dan celana panjang duduk memangku laptop. Dia bekerja sambil menemani istrinya. Atmosfer di sana terlihat sangat harmonis."Kak!" panggil Annika dengan suara lembut.Satya perlahan mendongak dan memandang ke arah adiknya. Fakta bahwa Annika bisa menemukan tempat ini tidak mengejutkannya. Sepasang kakak dan adik itu beradu pandang seje
Bertepatan dengan terlontarnya kata-kata Satya, pelayan datang dengan membawa sepiring pangsit. Annika sama sekali tidak menyentuh makanan itu. Dia menatap Satya lekat-lekat, merasa kakaknya telah berubah. Dengan bibir bergetar, dia bertanya dengan lirih, "Kak, kamu yakin hubunganmu dengannya ini hanya demi balas dendam?""Ya!" sahut Satya dengan cepat.Annika tersenyum sedih, lalu berkata, "Kamu nggak berani jujur. Begitu kamu mengaku kalau kamu menyukainya, kamu akan menyalahkan diri sendiri dan terpuruk. Karena kamulah yang membuat dia jadi seperti ini!"Annika sangat sedih. Dia tahu betul bahwa menipu diri sendiri tidak semudah menipu orang lain. Dia yakin Satya juga sangat tersiksa.Annika tidak ingin tinggal lebih lama. Dia segera meraih kopernya dan berujar pelan, "Asistenku masih menunggu di luar. Kak, kamu bisa menyembunyikannya untuk sementara waktu, tapi apa kamu bisa melakukan ini seumur hidup?" Usai berkata begitu, dia segera melangkah pergi."Annika!" panggil Satya dengan
Tubuh Clara sontak menegang. Langkah kaki Satya terdengar makin dekat. Akhirnya, sebuah tangan menepuk lembut bahu kurusnya.Satya memandang sosok Annika yang perlahan-lahan menghilang dari pandangan. Dia memicingkan matanya dan bertanya sekali lagi, "Clara, kamu lihat apa?" Dia ikut berjongkok dan menahan dagu lancip wanita itu dengan jari-jarinya yang ramping.Clara mendongak, menunjukkan mata besarnya yang basah oleh air mata. Dia menggigit bibirnya dan membalas, "Kalian bertengkar hebat!"Usai berkata begitu, Clara menghambur ke pelukan Satya. Dia tengah hamil enam bulan, tetapi berat badannya hanya 50-an kilogram. Tubuh lemahnya yang berada dalam pelukan Satya menebarkan aroma lembut samar yang menggoda pria itu. Sejak insiden yang melibatkan Davin itu, mereka tidak pernah berhubungan intim.Apalagi, kini Clara seperti gadis kecil polos yang demensia. Satya mengira Clara tidak tertarik dengan hal itu. Meskipun wanita itu adalah istri sahnya dan penampilannya pun cukup dewasa, Saty
Di dalam kamar presidential suite.Malam pernikahan Devon dan Vloryne penuh gairah dan cinta yang mendalam. Namun di luar sana, pesta pernikahan tetap berlangsung dengan meriah.Ada seorang tamu istimewa yang datang diam-diam. Dia berharap bisa pergi dengan cara yang sama tenangnya, tanpa menarik perhatian siapa pun.Orang itu takut kehadirannya mengganggu suasana hati seseorang, terutama jika orang itu melihat dirinya dan merasa tidak nyaman. Hanya saja tidak disangka, takdir mempertemukan mereka secara kebetulan di koridor hotel.Andre berdiri dengan tenang sambil menatap Ariel. Saat itu, Ariel sedang menemani Gemma ke toilet. Gadis kecil itu masih terlalu muda untuk pergi sendiri, jadi Ariel selalu memastikan dia tidak sendirian. Di sisi Ariel, ada seorang gadis kecil lainnya. Dia seharusnya adalah salah satu dari anak kembar yang Ariel lahirkan untuk Henley. Sementara itu, anak kembarnya yang satu lagi adalah anak laki-laki yang lebih tua dari gadis kecil ini.Anak kembar Ariel be
Keesokan paginya, cahaya pertama matahari menyinari bumi. Hari ini, Keluarga Chandra merayakan hari besar. Putri bungsu Satya dan istrinya akhirnya menikah.Vloryne bahkan menikah dengan cinta masa mudanya. Dia mengenakan pakaian pengantin tradisional, lengkap dengan mahkota foniks dan jubah merah yang indah. Vloryne terlihat memesona. Dia benar-benar wanita tercantik yang pernah dilihat Devon.Dari sisi Keluarga Cendana, Rafa dan Paula luar biasa sibuk. Meskipun bukan keluarga super kaya, Rafa adalah seorang kepala keluarga yang sangat dihormati.Baik di dalam maupun di luar rumah, Rafa mengurus semua tamu dengan sangat terhormat. Akhirnya, dia pun terlihat sangat akrab dengan Zakki.Hanya saja, Satya merasa sedikit terganggu dengan hal ini. Dia bahkan bertanya, "Zakki, kamu sendiri nggak punya besan?"Zakki tidak mempermasalahkannya. Bersama Annika, dia membantu mempersiapkan pernikahan. Pernikahan tradisional memang jauh lebih rumit daripada pernikahan bertema modern. Hanya saja ber
Malam harinya, Jose dan Selvy pulang ke rumah bersama Selena. Begitu sampai, Selena langsung pergi mengerjakan PR.Sementara itu, Selvy menuju kamar untuk melihat putra bungsunya yang sedang tidur. Seorang pengasuh sedang menjaga anak itu. Ketika mendengar langkah kaki masuk ke kamar, dia berbalik lalu bertanya dengan suara pelan, "Nyonya sudah pulang? Dia tidur terus, benar-benar anak yang baik."Selvy hanya tersenyum. Dia memberi isyarat kepada pengasuh agar turun dan beristirahat. Setelah pintu tertutup, dia menunduk untuk menatap putra bungsunya, Sean.Anak kecil itu sudah berusia 8 bulan. Wajahnya sepenuhnya mewarisi ciri khas Jose, bahkan hampir seperti dicetak dari cetakan yang sama. Bahkan, kadang-kadang Selena memandangi wajah adiknya sambil memuji, "Benar-benar mahakarya Tuhan!"Jose pernah menimpali, "Memangnya kamu tahu apa itu mahakarya Tuhan?""Ketampanan suami adalah kebanggaan istri!" balas Selena dengan bangga.Selvy sempat berbisik kepada Jose, "Dia tahu kata-kata itu
Di lantai 2, Vloryne sedang mencoba gaun pengantinnya. Sesuai keinginan Devon, resepsi pernikahan mereka bertema tradisional.Gaun Vloryne dirancang oleh master top di dalam negeri. Gaunnya sangat mewah dan mahkotanya dihiasi mutiara. Harga mahkota itu puluhan miliar.Vloryne tampak sangat cantik. Dia becermin dan menyentuh mahkotanya sambil bergumam, "Devon benar-benar rela menghabiskan uang demi memuaskan hobinya."Clara menepuk kepala Vloryne. Putrinya ini tidak pernah berpikir panjang sebelum bicara. Untung saja, dia menikah dengan pria yang baik.Clara memberikan harta sesan yang banyak untuk Vloryne, sama seperti waktu Alaia menikah. Namun, Vloryne juga menolak saham Grup Chandra seperti Alaia. Uang yang dihasilkan Devon sudah cukup untuk menghidupi mereka.Alaia merapikan gaun Vloryne. Dia merasa tidak rela. Bagaimanapun, Vloryne adalah putri bungsu Keluarga Chandra. Sekarang, Vloryne akan menikah.Vloryne memandang Alaia seraya menggerutu, "Kak, kapan kamu menetap di dalam nege
Xavier berujar, "Kita nggak bisa menahan rasa sakit."Alaia tidak bisa berkata-kata. Arnold sangat aktif, tetapi dia sangat sopan karena didikan Xavier. Begitu melihat Ivander, Arnold menyapa dengan sopan, "Paman Ivander."Ivander mengusap kepala Arnold. Dia merasa tubuh Arnold lebih berisi dari putranya. Mungkin karena Molly terlalu kurus. Nanti Ivander berencana menambah makanan bergizi untuk Alfred.Mobil Ivander melaju di jalan tol. Dia mengantar keluarga Alaia ke kediaman Keluarga Chandra. Anak-anak Satya dan Clara sudah pindah. Hanya tersisa Vloryne yang belum pindah.Alaia yang jarang pulang dipaksa tinggal di kediaman Keluarga Chandra. Alaia tidak menolak. Beberapa hari lagi, dia berencana pergi ke Kota Aruma untuk mengunjungi makam orang tua kandungnya.Mobil Ivander berhenti di tempat parkir kediaman Keluarga Chandra. Semua junior Keluarga Chandra berkumpul. Demi mempersiapkan resepsi pernikahan Vloryne besok, para pria berdiskusi dan para wanita sibuk di lantai 2.Sementara
Sore harinya, Vloryne hendak pulang kerja. Dia melihat mobil Devon di tempat parkir, tetapi Devon tidak berada di dalam mobil.Kebetulan seorang petinggi kampus lewat. Dia berkata kepada Vloryne, "Devon datang ke kampus. Di aula ada upacara penyumbangan, kamu boleh lihat acaranya. Nanti kalian baru pulang bersama. Makan hotpot waktu musim dingin sangat menyenangkan."Vloryne menanggapi, "Pak, kamu pandai menikmati hidup."Petinggi menunjukkan sayuran yang dibawanya dan menimpali, "Lihat, istriku terus desak aku dari tadi. Dia suruh aku pulang masak dan jaga cucu."Vloryne tersenyum dan memandangi petinggi yang berjalan pergi. Kemudian, dia berjalan ke aula sambil membawa termos. Banyak mahasiswa yang menyapa Vloryne.Salah satu mahasiswa berujar, "Bu Vloryne, Pak Devon ada di aula."Setiap orang yang lewat memberi tahu Vloryne hal yang sama. Devon menjadi terkenal di kampus setelah menyumbang 100 miliar.Vloryne yang menaiki tangga aula mendengar suara Devon dari kejauhan. Kala ini, De
Vloryne terdiam menatap Devon. Pria itu mengenakan mantel hitam. Ketika sosoknya yang tinggi berdiri di dalam ruang kerja, suasananya terasa tegang.Devon berjalan ke arah Vloryne, lalu memeluk gadis kecil yang sedang menangis sambil membelai rambutnya. Dia berkata dengan sangat lembut, "Katanya nggak menangis."Vloryne bersandar di pundak Devon sembari bergumam, "Kamu pasti sengaja.""Terharu nggak?" tanya Devon.Vloryne memukul Devon dua kali.Devon terkekeh-kekeh dan membiarkan Vloryne melampiaskan emosinya. Hatinya juga terasa sedih. Lima tahun ini, sebenarnya Devon takut dan cemas Vloryne akan jatuh cinta pada orang lain sebelum dirinya sukses. Jika itu terjadi, apa yang akan dia pakai untuk meminta Vloryne kembali?Cinta antara pria miskin dan putri keluarga kaya hanya ada di dalam novel. Kenyataannya begitu kejam. Vloryne tidak peduli, tetapi Devon tidak rela melihat Vloryne hidup menderita. Kini, Devon dan Vloryne berpelukan di dalam ruang kerja. Mereka akan segera menikah.Di
Rencana pernikahan Devon dan Vloryne berjalan dengan lancar tanpa ada hambatan.Vloryne terkadang merasa ini hanya ilusi. Semuanya berjalan terlalu lancar seakan-akan perpisahaan beberapa tahun ini tidak pernah terjadi. Vloryne dan Devon seperti selalu bersama.Setelah bertemu kembali, Devon bahkan tidak banyak bertanya tentang kehidupan Vloryne di luar negeri. Dia memperlakukan Vloryne seperti dulu.Vloryne sudah tidak semuda dan secantik dulu lagi, tetapi Devon memperlakukannya seperti gadis berusia 20 tahun. Vloryne diam-diam berpikir bahwa Devon pasti suka gadis berusia 18 tahun. Sayangnya, waktu telah berlalu dan tidak bisa kembali.Devon hanya tersenyum.Pada musim dingin, hari-hari terasa lebih singkat. Setelah pulang kerja, Vloryne datang ke vila Devon, tetapi Devon belum pulang. Dua pembantu yang dipekerjakan Devon sudah mulai menyiapkan makan malam.Ketika Vloryne turun dari mobil, dia menerima panggilan dari Devon. Vloryne bertanya dengan lembut, "Kamu pulang jam berapa?"De
Vloryne kembali menatap Devon dengan polos.Devon mengeluarkan dompet dari mantelnya sambil terkekeh-kekeh. Dia mengambil kartu bank platinum dan menaruhnya di telapak tangan Vloryne. "Ini kartu cadanganku, nggak ada batas pengeluaran," ucapnya.Vloryne berucap pelan, "Baik banget. Terima kasih, Pak Devon!"Devon menepuk-nepuk kepala gadis itu.Vloryne sontak memeluk leher kekasihnya dan berkata, "Terima kasih, Om Gadun."Devon membalas dengan menangkup wajah mungil Vloryne dan menciumnya dalam-dalam. Dahulu, dia adalah seorang dosen dan sekarang dirinya adalah pebisnis andal.Namun, tingkah Vloryne membuatnya tidak bisa menahan diri. Setelah mengakhiri ciumannya, Devon membisikkan kata-kata nakal di telinga gadis itu, membuatnya tertegun sekaligus malu.Devon menggigit ujung hidung Vloryne dan berucap, "Seleramu cukup mengagetkan."Vloryne tidak berani menggoda Devon lagi. Dia duduk lebih tegak dan meminta pria itu untuk mengemudi. Devon menatapnya sejenak, baru menghidupkan mesin.Se