Share

Bab 477

Saat melihat Dian, Annika teringat dengan masa-masa yang suram itu. Annika menarik jaketnya, lalu berkata dengan datar, "Kamu tidak usah bicara seperti itu. Aku mau ikut kamu pergi hanya karena anak-anak, bukan karena kamu."

Dian merasa terharu ketika mendengar Annika bersedia mengikutinya pulang. Dian menimpali, "Aku tahu."

Hati Annika tidak tergerak meskipun Dian sudah merendahkan dirinya. Kemudian, Annika naik ke mobil. Hanya saja, dia tetap terdiam. Sementara itu, Dian tampak ragu-ragu saat hendak berbicara. Akhirnya, dia mendesah dan berucap, "Annika, aku tahu kamu membenciku."

Annika memalingkan wajahnya. Dia memandang pemandangan bersalju di luar sembari berujar, "Aku nggak akan bisa melupakan masa-masa itu selamanya. Jadi, aku nggak bisa memaafkanmu."

Dian menutup wajahnya dengan kedua tangan. Mungkin karena sudah berumur atau pernah mengalami trauma, Dian mulai merindukan Annika yang masih muda. Dulu, Annika selalu memanggil Dian dengan lembut. Jelas-jelas, Dian sangat menyuka
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status