Tumbuh besar di lingkungan yang tak begitu menyenangkan membuat Luna menjadi gadis pemurung dan penakut. Ia menjadi sasaran bully oleh teman-teman sekolahnya. "Melihat wajahmu yang tak menarik itu, membuatku sama sekali tak merasa bersalah telah menyakitimu. Hahaha." Roy, pria yang merupakan anak dari pemilik sekolah itu tengah berdiri di hadapan Luna bersama beberapa temannya. Gelak tawanya semakin memperjelas kepuasan di wajah tampannya. Meski pada awalnya Roy terus menindas Luna, tapi seiring berjalannya waktu benih cinta mulai tumbuh dalam dirinya. Namun, semuanya sudah terlambat karena Luna dan keluarganya telah pergi jauh. Sejak saat itu Roy tak bisa menemukan keberadaan Luna selama bertahun-tahun. Terungkapnya identitas asli Kai dan Regina, orang tua Luna. Yang merupakan mantan agen rahasia membuat Luna dan kedua orangtuanya harus kembali ke kota tempat perkumpulan anggota itu berada. Di tempat itulah Luna dilatih menjadi agen rahasia ganda yang hebat dan tak pernah sekalipun gagal dalam menjalankan misinya. Hingga suatu ketika ia mendapat misi untuk menghabisi seluruh anggota sindikat anak Jarwo yang bernama Leon. Disisi lain Jarwo adalah musuh terbesar Kai dan Tuan Hendrik, ayah Roy. Setelah beberapa tahun berlalu, Luna dan Roy akhirnya dipertemukan kembali dalam situasi yang berbeda. Roy pun berusaha mengambil hati Luna tapi Leon terus menghalangi usahanya karena ia juga menyukai Luna. Akankah Roy berhasil mendapatkan hati Luna? Akankah Luna berhasil menghabisi Leon?
View MoreAngel kembali ke markas Tohpati setelah sebelumnya sudah berusaha mencari keberadaan Luna. Gadis itu kehilangan jejak Luna di pinggiran kota."Kalian agen junior terbaik saat ini, kenapa bisa sangat ceroboh?" Ketua tim Tohpati terlihat sangat murka mendapati Angel dan Luna yang menjalankan misi di luar tugasnya."Maafkan kami, Ketua." Hanya permintaan maaf lah yang sanggup Angel katakan demi mendapat bantuan dari anggota Tohpati lainnya."Master Luna bersikeras untuk menghabisi Arnius. Lengannya tertembak, Ketua." Angel berdiri tegak. Namun, kepalanya tertunduk tak berani menatap sang Ketua."Arnius tex bukan ranah kalian, kau tahu itu! Agen senior yang menangani. Ini bukanlah misi yang bisa kalian jadikan permainan." Ketua tim seakan ingin menumpahkan seluruh amarahnya pada gadis yang sedang berdiri di hadapannya."Arnius mengusik Master Luna, Ketua. Itu yang membuatnya marah." Angel masih tertunduk meski ia memberi penjelasan dengan nada suara ya
"Sial! Aku kehilangan gadis itu." Roy memukul kemudi mobilnya dengan sangat keras, ia terus mengumpat di dalam mobilnya. Ia kesal karena kecepatannya berkendara masih kalah jauh dibanding kemampuan Luna. Terlebih, akibat lampu merah yang membuatnya terpaksa berhenti, akhirnya dirinya harus kehilangan jejak gadis yang tanpa ia tahu adalah Luna, orang yang selama ini ia cari.***Mobil yang dikendarai Arnius terus melaju hingga melintasi jalanan sepi yang dipenuhi oleh pepohonan. Meski sudah jauh dari keramaian kota, Luna tetap tak menyerah sedikit pun untuk mengejar orang di balik celakanya keluarga Ely.Sesekali Arnius memperhatikan Luna dari kaca spion mobilnya. Ia memang sengaja memancing Luna ke dalam perangkapnya. Ia berniat mencari lokasi yang tepat untuk membuat Luna jatuh. Hingga akhirnya ia tiba di sebuah tikungan tajam yang ada di dalam area villa pribadi miliknya."Hahaha, rasakan ini!" Ia pun menghentikan laju mobilnya seketika, membuat Luna tak
"Tuan, rumah orang tua gadis kecil itu telah dihancurkan." Seorang pria berlari tergopoh-gopoh mendekati Leon yang saat itu sedang berada di satu ruangan yang sama dengan Luna dan beberapa orang lainnya. Informasi yang terdengar langsung di kedua telinga Luna semakin membuat kesabarannya menipis.Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Luna berjalan keluar meninggalkan rumah Leon begitu saja. Kedua tangannya mengepal, langkahnya mantap. Orang-orang yang berpapasan dengannya pun bergidik ngeri melihat aura kemarahan yang terpancar jelas dalam diri Luna."Kau sudah tiba?" Luna terlihat berbicara sebentar dengan seseorang melalui ponselnya seraya terus melangkahkan kedua kakinya. Namun, ia kembali menyimpan ponselnya di saku celana saat mendapati seorang gadis tengah berdiri di samping sepeda motornya yang tak jauh darinya. Luna pun segera berjalan menghampiri gadis itu."Saya sudah mengirimkan lokasinya pada anda dan ini senjata yang kau minta, Master." Gadis cantik
Sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak tergeletak tak berdaya di sebuah ruangan gelap berukuran cukup besar. Debu-debu tebal yang menempel di hampir seluruh ruangan menunjukkan bahwa tempat itu jarang dijamah manusia. Ruangan itu lebih mirip seperti gudang tua yang terbengkalai."Bangun! Bangun!" Beberapa pria datang membangunkannya dengan paksa.Ketiganya mulai membuka mata pelan. Mereka menatap sekeliling, memperhatikan setiap sudut ruangan dan orang-orang yang ada di dalamnya."Ini penawaran terakhirku. Aku akan melepaskan kalian jika kalian mau pergi dari rumah tua itu." Pria bengis berparas rupawan yang sedari tadi berdiri di hadapan keluarga itu, kini menunduk mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Pak Ilyas."Jika aku harus mati, maka aku akan mati di rumah tua itu!" Pak Ilyas mengeratkan giginya menahan amarah."Sungguh kau ingin melihat anak dan istrimu mati di depan matamu? Hahaha." Arnius tertawa puas. Kedua matany
Beberapa hari sebelumnya.Kulit wajahnya yang keriput telah basah oleh peluh yang mengalir deras. Terik matahari yang menyengat tubuh tuanya seakan tak ia rasakan lagi. Kedua kaki Pak Ilyas terus mengayuh pedal sepeda tuanya. Ia berkeliling menjajakan dagangannya dengan semangat."Pak, es krim!" Suara teriakan sontak membuat Pak Ilyas menghentikan laju sepeda tuanya. Ada gejolak bahagia dalam hatinya karena akhirnya ada juga yang mau membeli dagangannya."Mau yang rasa apa, Nak?" Tangan yang sudah sedikit gemetar, dengan sigap membuka petutup wadah tempat es krim jualannya."Adakah es krim yang membuat perasaan lebih baik, Pak?" Roy menghembuskan napasnya sesaat. Kedua matanya memperhatikan es es yang ada di dalam wadah besar itu."Rasa coklat akan membuatmu merasa lebih baik, Nak." Pak Ilyas menyerahkan satu buah es krim pada Roy sambil menyunggingkan senyuman hangat padanya."Terima kasih, Pak." Roy pun meraih es krimnya dan membalas senyu
Leon masih termenung. Ia terus memperhatikan gadis berseragam sekolah yang sedang melawan para preman dari dalam mobilnya.Sebelumnya ia berniat untuk membantunya. Namun, niatnya ia urungkan lantaran gadis yang sedari tadi ia perhatikan ternyata mampu mengalahkan para preman yang berusaha menyakiti anak kecil itu seorang diri."Aku akan menghabisi kalian jika kalian berani menyentuhnya!" Suara Luna terdengar lantang di hadapan para pria yang sudah terkapar di tanah. Ancaman dari mulutnya benar-benar membuat mereka bergidik ngeri."Ampun, kumohon ampuni kami." Salah satu dari mereka terlihat memohon di bawah kaki Luna."Siapa bos kalian? Beritahu aku sekarang!" Luna kembali berteriak. Darah di tubuhnya benar-benar terasa mendidih saat melihat orang dewasa berani menyakiti anak kecil."Ampun Nona. Jika bos tahu kami gagal seperti ini, dia akan menghabisi kami." Salah satu dari preman itu bahkan memegang erat kaki Luna, berharap mendapat belas kasih d
2 tahun kemudian.Luna berlari kecil di area dekat rumahnya yang menghadap ke laut lepas. Udara pagi itu masih terasa segar. Embun pun masih hinggap membasahi daun-daun di pepohonan yang memenuhi area pekarangan.Sesekali Luna menghirup udara segar dalam-dalam ke dalam hidungnya. Semenjak tinggal di rumah barunya, Luna selalu menyempatkan diri untuk lari pagi sebelum pergi ke sekolah. Kini ia benar-benar menjaga stamina tubuhnya agar selalu fit."Kau sudah kembali?" Regina terlihat sedang sibuk di dapur saat Luna masuk ke dalam rumah."Iya, Bu." Luna menyahut seraya berjalan mendekati lemari pendingin. Ia meraih botol air mineral dari dalam sana dan segera menenggaknya.Luna kini sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Tubuhnya pun terbilang tinggi sempurna lantaran dua tahun terakhir ini ia sudah tergabung dalam ToughgVrl Club yang membuatnya harus terus berlatih bertarung setiap hari.Kala itu ia harus berusaha keras untuk memohon pa
Roy sebenarnya adalah anak yang baik. Ia memang sering bercanda seolah menindas teman-temannya di sekolah. Namun, semua itu ia lakukan lantaran ia ingin akrab dengan teman-temannya. Sayangnya, banyak dari mereka malah salah paham dengan cara bercandanya. Mereka bahkan takut untuk dekat dengannya mengetahui dirinya adalah anak dari pemilik sekolah.Di sisi lain, sudah lama ia tertarik dengan seorang gadis di sekolahnya, gadis itu tak lain adalah Luna. Ia sering mengerjai Luna seolah seperti menindasnya. Entah mengapa, ia senang melihat ekspresi Luna yang lucu saat ia mengerjainya.Hari itu, saat para pria berbaju serba hitam lengkap dengan senjata yang tampak mengerikan datang menyerang Luna. Roy merasa sangat khawatir tidak akan bisa melihat Luna lagi.Setelah kejadian itu, Luna bahkan sama sekali tidak terlihat di sekolah. Hal itu membuat Roy begitu takut. Ia bahkan melihat berita di tv tentang penangkapan penjahat yang melibatkan keluarga Luna.Ka
Kai bergegas memarkirkan mobil sesaat setelah Luna pergi. Lahan parkir yang luas itu sudah tampak penuh oleh kendaraan yang berjajar rapi di sana. Membuatnya sedikit kesulitan untuk memarkirkan mobilnya."Anda bisa parkir di sebelah sini Pak!" Seorang pria paruh baya tiba-tiba berteriak saat melihat Kai dari balik pintu mobil dengan kaca terbuka yang sedang terlihat kebingungan.Kai menganggukkan kepala dengan cepat ke arah pria itu seraya menyunggingkan senyuman padanya. Setelah mobilnya berhasil terparkir, Kai keluar dari dalam mobil lalu menghampiri pria itu."Terima kasih banyak atas bantuan anda." Kai berjalan mendekati pria yang membantunya tadi."Sama-sama, Pak. Apa anda wali murid di sekolah ini?" Pria itu melemparkan pertanyaan pada Kai."Iya Pak. Saya datang untuk bertemu kepala sekolah." jawab Kai jujur."Oh kebetulan sekali, mari sekalian saya antar. Saya juga akan pergi menemuinya." Pria itu terlihat antusias saat mendengar ucap
Beberapa pasang tatapan mata tajam menghujani seorang gadis yang tengah berjalan memasuki gerbang Sekolah Menengah Pertama. Bisikan demi bisikan terdengar bersamaan dengan hentakan kaki di sepanjang lorong bangunan sekolah.Sedangkan Luna, gadis culun yang tak begitu mempedulikan penampilannya itu, hanya tertunduk dan menyembunyikan wajahnya di balik penutup kepala pada jaket hoodie berwarna hitam berukuran besar yang membalut tubuh mungilnya."Hei, kau! Gadis bodoh!" Seorang murid laki-laki tiba-tiba menarik penutup kepalanya dengan kuat hingga membuat beberapa helai rambutnya ikut tercabut dari kepalanya."Aw, sakit!" Luna meringis kesakitan seraya memegang puncak kepalanya yang terasa pedih. Ia menyipitkan kedua matanya sambil menatap pria yang baru saja menyakitinya."Melihat wajahmu yang tidak menarik, membuatku sama sekali tak merasa bersalah telah menyakitimu. Hahaha." Roy, murid laki-laki yang tengah berdiri di hadapan Luna terlihat menyeringai pa...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments