Share

Roy's fear

Penulis: Meybutjuly
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-26 21:06:36

Kai bergegas memarkirkan mobil sesaat setelah Luna pergi. Lahan parkir yang luas itu sudah tampak penuh oleh kendaraan yang berjajar rapi di sana. Membuatnya sedikit kesulitan untuk memarkirkan mobilnya.

"Anda bisa parkir di sebelah sini Pak!" Seorang pria paruh baya tiba-tiba berteriak saat melihat Kai dari balik pintu mobil dengan kaca terbuka yang sedang terlihat kebingungan.

Kai menganggukkan kepala dengan cepat ke arah pria itu seraya menyunggingkan senyuman padanya. Setelah mobilnya berhasil terparkir, Kai keluar dari dalam mobil lalu menghampiri pria itu.

"Terima kasih banyak atas bantuan anda." Kai berjalan mendekati pria yang membantunya tadi.

"Sama-sama, Pak. Apa anda wali murid di sekolah ini?" Pria itu melemparkan pertanyaan pada Kai.

"Iya Pak. Saya datang untuk bertemu kepala sekolah." jawab Kai jujur.

"Oh kebetulan sekali, mari sekalian saya antar. Saya juga akan pergi menemuinya." Pria itu terlihat antusias saat mendengar ucapan Kai. Ia kemudian melangkahkan kaki meninggalkan lahan parkir diikuti oleh Kai di belakangnya.

Dua pria itu melangkahkan kedua kakinya menyusuri lorong sekolah menuju ruang kepala sekolah yang terletak di dekat ruang guru.

Tok! Tok! Tok!

Pria itu mengetuk pintu ruang kepala sekolah beberapa kali sebelum akhirnya pintu terbuka.

"Ah Tuan Hendrik? Silahkan masuk, Tuan." Kepala sekolah terlihat menunduk hormat pada pria yang datang bersama Kai. 

"Ayo! Silahkan masuk, Pak." Tuan Hendrik mempersilahkan Kai yang masih terdiam di ambang pintu.

"Ah anda tidak datang sendiri Tuan?" Kepala Sekolah kembali melemparkan pertanyaan pada Tuan Hendrik saat melihat ada orang lain yang datang bersamanya.

"Permisi, Pak. Saya wali murid." Kai menyapa Kepala Sekolah dengan ramah.

"Ah saya ingat, bukankah anda yang datang kemari tempo hari untuk menyelamatkan Luna?" Kepala Sekolah rupanya mengingat kejadian yang sebelumnya terjadi di sekolah. 

"Masuklah dulu! Sebaiknya kita bicara di dalam." Tuan Hendrik kembali mempersilahkan mereka untuk masuk.

Ketiga pria itu akhirnya duduk di sofa ruang tamu yang ada di dalam ruang Kepala Sekolah.

"Tuan Hendrik ini adalah pemilik sekolah ini, Pak." Kepala Sekolah memberitahu Kai perihal pria yang datang bersamanya.

"Ah maaf saya tidak tahu, Tuan. Perkenalkan saya Kai." Kai menundukkan sedikit kepalanya pada Tuan Hendrik setelah mengetahui bahwa sedari tadi ia bersama dengan sang pemilik sekolah di mana anaknya menimba ilmu.

"Tidak perlu sungkan Kai, panggil saja namaku! Lagipula kita seumuran hahaha." Tuan Hendrik mencoba mencairkan suasana yang canggung di dalam ruangan itu.

"Jadi, anda datang kemari ada perlu apa? Apa yang bisa saya bantu Pak Kai?" Kepala Sekolah kembali menanyakan tujuan kedatangan Kai.

"Ah begini Pak, sebelumnya saya minta maaf telah membuat keributan di sekolah ini. Oleh sebab itu, saya berencana untuk mengundurkan anak saya dari sekolah ini." Kai berterus terang padanya.

"Bukankah anda datang untuk menyelamatkan anak anda, Pak? Kami tidak mempermasalahkan hal itu. Lagipula anda berhasil menangkap para penjahat itu kan? Bukan begitu Tuan Hendrik?" Kepala Sekolah terlihat meminta pendapat dari pemilik sekolah yang kebetulan juga berada di ruangan bersama mereka.

"Benar, Kai. Aku setuju dengan Kepala Sekolah." Tuan Hendrik terlihat menyetujui pendapat orang yang ia percaya sebagai Kepala Sekolah itu.

"Meski begitu, tetap saja kami tidak bisa melanjutkannya. Kami berencana untuk pindah dari kota ini." Perkataan Kai membuat kedua pria yang ada di hadapannya sedikit kecewa.

"Hmmm sayang sekali, kalau begitu bisakah aku bertemu dengan anakmu?" Tuan Hendrik terlihat menghembuskan napasnya. Ia kemudian melemparkan senyuman pada Kai.

"Tentu saja, sebentar lagi dia akan datang." Kai melirik ke arah jam yang terletak di dinding yang sudah menunjukkan waktu istirahat.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar bunyi ketukan pintu sesaat setelah Kai melihat jam dinding. Ketiga pria itu menoleh ke arah pintu dan tampaklah seorang gadis yang datang dari balik pintu.

"Kemarilah, Nak!" Tuan Hendrik langsung menyapanya dengan ramah. Sedangkan raut wajah Luna terlihat sedikit canggung. Ia menundukkan sedikit kepala dengan sopan dan menyunggingkan sebuah senyuman sebelum melanjutkan langkah kakinya mendekat ke tempat di mana ayahnya berada.

"Silahkan duduk, Nak!" Luna berusaha keras menelan salivannya saat melihat pemilik sekolah yang tak lain adalah Ayah dari Roy,  tengah berada di ruangan itu bersama Ayahnya.

"Apa kau tidak senang belajar di sekolah ini, Nak?" Tuan Hendrik melemparkan pertanyaan pada Luna dengan nada yang lembut.

"Sa-saya senang, Tuan." Luna harus berpura-pura meski sebenarnya ia sering dibully oleh teman-temannya.

"Jangan panggil aku seperti itu, panggil saja Om Hendrik. Lagipula kau teman sekelas Roy, kan?" Luna menganggukkan kepala mengiyakan pertanyaan Tuan Hendrik.

"Benarkah? Wah anak saya beruntung sekali." Kai mengusap bahu Luna. Ia tertawa senang mengetahui Luna berteman dengan putra Tuan Hendrik.

"Beruntung apanya? Anakku pasti sering menyulitkanmu, kan? Aku minta maaf atas nama anakku Roy." Tatapan mata Tuan Hendrik terlihat begitu tulus.

"Tidak Om, Roy anak yang baik." Pada akhirnya, Luna tetap harus memuji Roy di depan orang tuanya. Bagaimanapun juga, terakhir kali Roy memang baik padanya.

Setelah percakapan yang cukup lama terjadi, mereka akhirnya selesai dan memutuskan untuk mengakhirinya. Kai dan Luna segera keluar dari ruangan Kepala Sekolah setelah berhasil mendapat izin untuk mengundurkan diri.

"Tunggu, Kai!" Belum lama Ayah dan Anak itu keluar, Tuan Hendrik memanggil mereka dari kejauhan membuat keduanya harus menghentikan langkah kakinya.

"Sampai nanti, Nak!" Kai menepuk kedua pundak Luna sebelum meninggalkannya dan menghampiri Tuan Hendrik yang terlihat berjalan menghampirinya. Sedangkan Luna menyahutinya hanya dengan anggukan kepala sambil menatap punggung sang Ayah yang berjalan menjauh.

"Ikut aku!" Saat dirinya masih fokus menatap sang Ayah, Roy tiba-tiba menggenggam tangannya dengan erat dan menariknya pergi dari tempat itu.

"E-eh?" Luna masih kebingungan dan terus mengikuti langkah kaki Roy yang panjang.

"Roy! Pelankan langkahmu!" Luna kuwalahan mengikuti langkah kaki Roy.

"Apa yang kau lakukan di sana?" Roy menghentikan langkahnya. Ia kemudian menatap wajah Luna dengan tatapan serius.

"A-aku..." Roy tiba-tiba menangkup wajah Luna dengan kedua tangannya.

"Kau baik-baik saja? Apa yang terjadi?" Kini tatapannya berubah penuh kekhawatiran.

"Apa maksudmu? Aku hanya mengajukan pemindahanku." Luna menjawabnya dengan raut wajah datar lantaran kedua tangan Roy masih berada di sana.

"Apa? Kenapa kau pindah?" Roy menggenggam tangan Luna dengan erat.

"Sejak kapan itu menjadi urusanmu?" Luna menaikkan nada suaranya karena merasa Roy semakin aneh.

"Dengar! Aku benar-benar takut terjadi sesuatu padamu saat para pria itu berusaha menyakitimu di depan mataku. Aku takut tak bisa melihatmu lagi. Kau tau? Selama ini aku mengganggumu hanya karena ingin mendapat perhatian darimu." Napas Roy terdengar tak beraturan. Ia benar-benar terlihat ketakutan.

Bab terkait

  • Tough Girl Luna   About Roy

    Roy sebenarnya adalah anak yang baik. Ia memang sering bercanda seolah menindas teman-temannya di sekolah. Namun, semua itu ia lakukan lantaran ia ingin akrab dengan teman-temannya. Sayangnya, banyak dari mereka malah salah paham dengan cara bercandanya. Mereka bahkan takut untuk dekat dengannya mengetahui dirinya adalah anak dari pemilik sekolah.Di sisi lain, sudah lama ia tertarik dengan seorang gadis di sekolahnya, gadis itu tak lain adalah Luna. Ia sering mengerjai Luna seolah seperti menindasnya. Entah mengapa, ia senang melihat ekspresi Luna yang lucu saat ia mengerjainya.Hari itu, saat para pria berbaju serba hitam lengkap dengan senjata yang tampak mengerikan datang menyerang Luna. Roy merasa sangat khawatir tidak akan bisa melihat Luna lagi.Setelah kejadian itu, Luna bahkan sama sekali tidak terlihat di sekolah. Hal itu membuat Roy begitu takut. Ia bahkan melihat berita di tv tentang penangkapan penjahat yang melibatkan keluarga Luna.Ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Tough Girl Luna   2 years later

    2 tahun kemudian.Luna berlari kecil di area dekat rumahnya yang menghadap ke laut lepas. Udara pagi itu masih terasa segar. Embun pun masih hinggap membasahi daun-daun di pepohonan yang memenuhi area pekarangan.Sesekali Luna menghirup udara segar dalam-dalam ke dalam hidungnya. Semenjak tinggal di rumah barunya, Luna selalu menyempatkan diri untuk lari pagi sebelum pergi ke sekolah. Kini ia benar-benar menjaga stamina tubuhnya agar selalu fit."Kau sudah kembali?" Regina terlihat sedang sibuk di dapur saat Luna masuk ke dalam rumah."Iya, Bu." Luna menyahut seraya berjalan mendekati lemari pendingin. Ia meraih botol air mineral dari dalam sana dan segera menenggaknya.Luna kini sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Tubuhnya pun terbilang tinggi sempurna lantaran dua tahun terakhir ini ia sudah tergabung dalam ToughgVrl Club yang membuatnya harus terus berlatih bertarung setiap hari.Kala itu ia harus berusaha keras untuk memohon pa

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-26
  • Tough Girl Luna   Arnius Tex

    Leon masih termenung. Ia terus memperhatikan gadis berseragam sekolah yang sedang melawan para preman dari dalam mobilnya.Sebelumnya ia berniat untuk membantunya. Namun, niatnya ia urungkan lantaran gadis yang sedari tadi ia perhatikan ternyata mampu mengalahkan para preman yang berusaha menyakiti anak kecil itu seorang diri."Aku akan menghabisi kalian jika kalian berani menyentuhnya!" Suara Luna terdengar lantang di hadapan para pria yang sudah terkapar di tanah. Ancaman dari mulutnya benar-benar membuat mereka bergidik ngeri."Ampun, kumohon ampuni kami." Salah satu dari mereka terlihat memohon di bawah kaki Luna."Siapa bos kalian? Beritahu aku sekarang!" Luna kembali berteriak. Darah di tubuhnya benar-benar terasa mendidih saat melihat orang dewasa berani menyakiti anak kecil."Ampun Nona. Jika bos tahu kami gagal seperti ini, dia akan menghabisi kami." Salah satu dari preman itu bahkan memegang erat kaki Luna, berharap mendapat belas kasih d

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-28
  • Tough Girl Luna   Chocolate ice cream

    Beberapa hari sebelumnya.Kulit wajahnya yang keriput telah basah oleh peluh yang mengalir deras. Terik matahari yang menyengat tubuh tuanya seakan tak ia rasakan lagi. Kedua kaki Pak Ilyas terus mengayuh pedal sepeda tuanya. Ia berkeliling menjajakan dagangannya dengan semangat."Pak, es krim!" Suara teriakan sontak membuat Pak Ilyas menghentikan laju sepeda tuanya. Ada gejolak bahagia dalam hatinya karena akhirnya ada juga yang mau membeli dagangannya."Mau yang rasa apa, Nak?" Tangan yang sudah sedikit gemetar, dengan sigap membuka petutup wadah tempat es krim jualannya."Adakah es krim yang membuat perasaan lebih baik, Pak?" Roy menghembuskan napasnya sesaat. Kedua matanya memperhatikan es es yang ada di dalam wadah besar itu."Rasa coklat akan membuatmu merasa lebih baik, Nak." Pak Ilyas menyerahkan satu buah es krim pada Roy sambil menyunggingkan senyuman hangat padanya."Terima kasih, Pak." Roy pun meraih es krimnya dan membalas senyu

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-31
  • Tough Girl Luna   Fight

    Sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak tergeletak tak berdaya di sebuah ruangan gelap berukuran cukup besar. Debu-debu tebal yang menempel di hampir seluruh ruangan menunjukkan bahwa tempat itu jarang dijamah manusia. Ruangan itu lebih mirip seperti gudang tua yang terbengkalai."Bangun! Bangun!" Beberapa pria datang membangunkannya dengan paksa.Ketiganya mulai membuka mata pelan. Mereka menatap sekeliling, memperhatikan setiap sudut ruangan dan orang-orang yang ada di dalamnya."Ini penawaran terakhirku. Aku akan melepaskan kalian jika kalian mau pergi dari rumah tua itu." Pria bengis berparas rupawan yang sedari tadi berdiri di hadapan keluarga itu, kini menunduk mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Pak Ilyas."Jika aku harus mati, maka aku akan mati di rumah tua itu!" Pak Ilyas mengeratkan giginya menahan amarah."Sungguh kau ingin melihat anak dan istrimu mati di depan matamu? Hahaha." Arnius tertawa puas. Kedua matany

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-01
  • Tough Girl Luna   Secret vault

    "Tuan, rumah orang tua gadis kecil itu telah dihancurkan." Seorang pria berlari tergopoh-gopoh mendekati Leon yang saat itu sedang berada di satu ruangan yang sama dengan Luna dan beberapa orang lainnya. Informasi yang terdengar langsung di kedua telinga Luna semakin membuat kesabarannya menipis.Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Luna berjalan keluar meninggalkan rumah Leon begitu saja. Kedua tangannya mengepal, langkahnya mantap. Orang-orang yang berpapasan dengannya pun bergidik ngeri melihat aura kemarahan yang terpancar jelas dalam diri Luna."Kau sudah tiba?" Luna terlihat berbicara sebentar dengan seseorang melalui ponselnya seraya terus melangkahkan kedua kakinya. Namun, ia kembali menyimpan ponselnya di saku celana saat mendapati seorang gadis tengah berdiri di samping sepeda motornya yang tak jauh darinya. Luna pun segera berjalan menghampiri gadis itu."Saya sudah mengirimkan lokasinya pada anda dan ini senjata yang kau minta, Master." Gadis cantik

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • Tough Girl Luna   Feeling

    "Sial! Aku kehilangan gadis itu." Roy memukul kemudi mobilnya dengan sangat keras, ia terus mengumpat di dalam mobilnya. Ia kesal karena kecepatannya berkendara masih kalah jauh dibanding kemampuan Luna. Terlebih, akibat lampu merah yang membuatnya terpaksa berhenti, akhirnya dirinya harus kehilangan jejak gadis yang tanpa ia tahu adalah Luna, orang yang selama ini ia cari.***Mobil yang dikendarai Arnius terus melaju hingga melintasi jalanan sepi yang dipenuhi oleh pepohonan. Meski sudah jauh dari keramaian kota, Luna tetap tak menyerah sedikit pun untuk mengejar orang di balik celakanya keluarga Ely.Sesekali Arnius memperhatikan Luna dari kaca spion mobilnya. Ia memang sengaja memancing Luna ke dalam perangkapnya. Ia berniat mencari lokasi yang tepat untuk membuat Luna jatuh. Hingga akhirnya ia tiba di sebuah tikungan tajam yang ada di dalam area villa pribadi miliknya."Hahaha, rasakan ini!" Ia pun menghentikan laju mobilnya seketika, membuat Luna tak

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-26
  • Tough Girl Luna   Wake up

    Angel kembali ke markas Tohpati setelah sebelumnya sudah berusaha mencari keberadaan Luna. Gadis itu kehilangan jejak Luna di pinggiran kota."Kalian agen junior terbaik saat ini, kenapa bisa sangat ceroboh?" Ketua tim Tohpati terlihat sangat murka mendapati Angel dan Luna yang menjalankan misi di luar tugasnya."Maafkan kami, Ketua." Hanya permintaan maaf lah yang sanggup Angel katakan demi mendapat bantuan dari anggota Tohpati lainnya."Master Luna bersikeras untuk menghabisi Arnius. Lengannya tertembak, Ketua." Angel berdiri tegak. Namun, kepalanya tertunduk tak berani menatap sang Ketua."Arnius tex bukan ranah kalian, kau tahu itu! Agen senior yang menangani. Ini bukanlah misi yang bisa kalian jadikan permainan." Ketua tim seakan ingin menumpahkan seluruh amarahnya pada gadis yang sedang berdiri di hadapannya."Arnius mengusik Master Luna, Ketua. Itu yang membuatnya marah." Angel masih tertunduk meski ia memberi penjelasan dengan nada suara ya

    Terakhir Diperbarui : 2021-09-13

Bab terbaru

  • Tough Girl Luna   Wake up

    Angel kembali ke markas Tohpati setelah sebelumnya sudah berusaha mencari keberadaan Luna. Gadis itu kehilangan jejak Luna di pinggiran kota."Kalian agen junior terbaik saat ini, kenapa bisa sangat ceroboh?" Ketua tim Tohpati terlihat sangat murka mendapati Angel dan Luna yang menjalankan misi di luar tugasnya."Maafkan kami, Ketua." Hanya permintaan maaf lah yang sanggup Angel katakan demi mendapat bantuan dari anggota Tohpati lainnya."Master Luna bersikeras untuk menghabisi Arnius. Lengannya tertembak, Ketua." Angel berdiri tegak. Namun, kepalanya tertunduk tak berani menatap sang Ketua."Arnius tex bukan ranah kalian, kau tahu itu! Agen senior yang menangani. Ini bukanlah misi yang bisa kalian jadikan permainan." Ketua tim seakan ingin menumpahkan seluruh amarahnya pada gadis yang sedang berdiri di hadapannya."Arnius mengusik Master Luna, Ketua. Itu yang membuatnya marah." Angel masih tertunduk meski ia memberi penjelasan dengan nada suara ya

  • Tough Girl Luna   Feeling

    "Sial! Aku kehilangan gadis itu." Roy memukul kemudi mobilnya dengan sangat keras, ia terus mengumpat di dalam mobilnya. Ia kesal karena kecepatannya berkendara masih kalah jauh dibanding kemampuan Luna. Terlebih, akibat lampu merah yang membuatnya terpaksa berhenti, akhirnya dirinya harus kehilangan jejak gadis yang tanpa ia tahu adalah Luna, orang yang selama ini ia cari.***Mobil yang dikendarai Arnius terus melaju hingga melintasi jalanan sepi yang dipenuhi oleh pepohonan. Meski sudah jauh dari keramaian kota, Luna tetap tak menyerah sedikit pun untuk mengejar orang di balik celakanya keluarga Ely.Sesekali Arnius memperhatikan Luna dari kaca spion mobilnya. Ia memang sengaja memancing Luna ke dalam perangkapnya. Ia berniat mencari lokasi yang tepat untuk membuat Luna jatuh. Hingga akhirnya ia tiba di sebuah tikungan tajam yang ada di dalam area villa pribadi miliknya."Hahaha, rasakan ini!" Ia pun menghentikan laju mobilnya seketika, membuat Luna tak

  • Tough Girl Luna   Secret vault

    "Tuan, rumah orang tua gadis kecil itu telah dihancurkan." Seorang pria berlari tergopoh-gopoh mendekati Leon yang saat itu sedang berada di satu ruangan yang sama dengan Luna dan beberapa orang lainnya. Informasi yang terdengar langsung di kedua telinga Luna semakin membuat kesabarannya menipis.Tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, Luna berjalan keluar meninggalkan rumah Leon begitu saja. Kedua tangannya mengepal, langkahnya mantap. Orang-orang yang berpapasan dengannya pun bergidik ngeri melihat aura kemarahan yang terpancar jelas dalam diri Luna."Kau sudah tiba?" Luna terlihat berbicara sebentar dengan seseorang melalui ponselnya seraya terus melangkahkan kedua kakinya. Namun, ia kembali menyimpan ponselnya di saku celana saat mendapati seorang gadis tengah berdiri di samping sepeda motornya yang tak jauh darinya. Luna pun segera berjalan menghampiri gadis itu."Saya sudah mengirimkan lokasinya pada anda dan ini senjata yang kau minta, Master." Gadis cantik

  • Tough Girl Luna   Fight

    Sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak tergeletak tak berdaya di sebuah ruangan gelap berukuran cukup besar. Debu-debu tebal yang menempel di hampir seluruh ruangan menunjukkan bahwa tempat itu jarang dijamah manusia. Ruangan itu lebih mirip seperti gudang tua yang terbengkalai."Bangun! Bangun!" Beberapa pria datang membangunkannya dengan paksa.Ketiganya mulai membuka mata pelan. Mereka menatap sekeliling, memperhatikan setiap sudut ruangan dan orang-orang yang ada di dalamnya."Ini penawaran terakhirku. Aku akan melepaskan kalian jika kalian mau pergi dari rumah tua itu." Pria bengis berparas rupawan yang sedari tadi berdiri di hadapan keluarga itu, kini menunduk mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Pak Ilyas."Jika aku harus mati, maka aku akan mati di rumah tua itu!" Pak Ilyas mengeratkan giginya menahan amarah."Sungguh kau ingin melihat anak dan istrimu mati di depan matamu? Hahaha." Arnius tertawa puas. Kedua matany

  • Tough Girl Luna   Chocolate ice cream

    Beberapa hari sebelumnya.Kulit wajahnya yang keriput telah basah oleh peluh yang mengalir deras. Terik matahari yang menyengat tubuh tuanya seakan tak ia rasakan lagi. Kedua kaki Pak Ilyas terus mengayuh pedal sepeda tuanya. Ia berkeliling menjajakan dagangannya dengan semangat."Pak, es krim!" Suara teriakan sontak membuat Pak Ilyas menghentikan laju sepeda tuanya. Ada gejolak bahagia dalam hatinya karena akhirnya ada juga yang mau membeli dagangannya."Mau yang rasa apa, Nak?" Tangan yang sudah sedikit gemetar, dengan sigap membuka petutup wadah tempat es krim jualannya."Adakah es krim yang membuat perasaan lebih baik, Pak?" Roy menghembuskan napasnya sesaat. Kedua matanya memperhatikan es es yang ada di dalam wadah besar itu."Rasa coklat akan membuatmu merasa lebih baik, Nak." Pak Ilyas menyerahkan satu buah es krim pada Roy sambil menyunggingkan senyuman hangat padanya."Terima kasih, Pak." Roy pun meraih es krimnya dan membalas senyu

  • Tough Girl Luna   Arnius Tex

    Leon masih termenung. Ia terus memperhatikan gadis berseragam sekolah yang sedang melawan para preman dari dalam mobilnya.Sebelumnya ia berniat untuk membantunya. Namun, niatnya ia urungkan lantaran gadis yang sedari tadi ia perhatikan ternyata mampu mengalahkan para preman yang berusaha menyakiti anak kecil itu seorang diri."Aku akan menghabisi kalian jika kalian berani menyentuhnya!" Suara Luna terdengar lantang di hadapan para pria yang sudah terkapar di tanah. Ancaman dari mulutnya benar-benar membuat mereka bergidik ngeri."Ampun, kumohon ampuni kami." Salah satu dari mereka terlihat memohon di bawah kaki Luna."Siapa bos kalian? Beritahu aku sekarang!" Luna kembali berteriak. Darah di tubuhnya benar-benar terasa mendidih saat melihat orang dewasa berani menyakiti anak kecil."Ampun Nona. Jika bos tahu kami gagal seperti ini, dia akan menghabisi kami." Salah satu dari preman itu bahkan memegang erat kaki Luna, berharap mendapat belas kasih d

  • Tough Girl Luna   2 years later

    2 tahun kemudian.Luna berlari kecil di area dekat rumahnya yang menghadap ke laut lepas. Udara pagi itu masih terasa segar. Embun pun masih hinggap membasahi daun-daun di pepohonan yang memenuhi area pekarangan.Sesekali Luna menghirup udara segar dalam-dalam ke dalam hidungnya. Semenjak tinggal di rumah barunya, Luna selalu menyempatkan diri untuk lari pagi sebelum pergi ke sekolah. Kini ia benar-benar menjaga stamina tubuhnya agar selalu fit."Kau sudah kembali?" Regina terlihat sedang sibuk di dapur saat Luna masuk ke dalam rumah."Iya, Bu." Luna menyahut seraya berjalan mendekati lemari pendingin. Ia meraih botol air mineral dari dalam sana dan segera menenggaknya.Luna kini sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Tubuhnya pun terbilang tinggi sempurna lantaran dua tahun terakhir ini ia sudah tergabung dalam ToughgVrl Club yang membuatnya harus terus berlatih bertarung setiap hari.Kala itu ia harus berusaha keras untuk memohon pa

  • Tough Girl Luna   About Roy

    Roy sebenarnya adalah anak yang baik. Ia memang sering bercanda seolah menindas teman-temannya di sekolah. Namun, semua itu ia lakukan lantaran ia ingin akrab dengan teman-temannya. Sayangnya, banyak dari mereka malah salah paham dengan cara bercandanya. Mereka bahkan takut untuk dekat dengannya mengetahui dirinya adalah anak dari pemilik sekolah.Di sisi lain, sudah lama ia tertarik dengan seorang gadis di sekolahnya, gadis itu tak lain adalah Luna. Ia sering mengerjai Luna seolah seperti menindasnya. Entah mengapa, ia senang melihat ekspresi Luna yang lucu saat ia mengerjainya.Hari itu, saat para pria berbaju serba hitam lengkap dengan senjata yang tampak mengerikan datang menyerang Luna. Roy merasa sangat khawatir tidak akan bisa melihat Luna lagi.Setelah kejadian itu, Luna bahkan sama sekali tidak terlihat di sekolah. Hal itu membuat Roy begitu takut. Ia bahkan melihat berita di tv tentang penangkapan penjahat yang melibatkan keluarga Luna.Ka

  • Tough Girl Luna   Roy's fear

    Kai bergegas memarkirkan mobil sesaat setelah Luna pergi. Lahan parkir yang luas itu sudah tampak penuh oleh kendaraan yang berjajar rapi di sana. Membuatnya sedikit kesulitan untuk memarkirkan mobilnya."Anda bisa parkir di sebelah sini Pak!" Seorang pria paruh baya tiba-tiba berteriak saat melihat Kai dari balik pintu mobil dengan kaca terbuka yang sedang terlihat kebingungan.Kai menganggukkan kepala dengan cepat ke arah pria itu seraya menyunggingkan senyuman padanya. Setelah mobilnya berhasil terparkir, Kai keluar dari dalam mobil lalu menghampiri pria itu."Terima kasih banyak atas bantuan anda." Kai berjalan mendekati pria yang membantunya tadi."Sama-sama, Pak. Apa anda wali murid di sekolah ini?" Pria itu melemparkan pertanyaan pada Kai."Iya Pak. Saya datang untuk bertemu kepala sekolah." jawab Kai jujur."Oh kebetulan sekali, mari sekalian saya antar. Saya juga akan pergi menemuinya." Pria itu terlihat antusias saat mendengar ucap

DMCA.com Protection Status