Home / Urban / Touch You / 1. Touch Your Dream

Share

Touch You
Touch You
Author: Lefkilavanta

1. Touch Your Dream

-Gedung Utama Camaraderie, Bangunan puncak Joy Holding's, London.-

[Desember 2020 - Malam peresmian gedung persahabatan termegah di Britania Raya.]

Ada satu hal yang ku pelajari dengan baik seiring dengan berjalannya waktu yang berusaha untuk mendewasakanku, bahwa dunia itu kejam!  Tak pernah memandang seberapa tuakah kau hidup dan memijakkan kakimu di muka bumi yang semakin makmur ini, dunia hanya memandang kedudukan serta harta dan tahta yang kau punyai. Dunia akan membungkuk dan memberi hormat penuh kesopanan pada dirimu jikalau kau adalah si kaya pemagang saham terbesar yang ada di sebuah perusahaan gedung pencakar langit. Menjadi seseorang yang hidup jauh dari kata kurang adalah sebuah anugerah terbesar untuk menaklukkan dunia. Mata memandang ke arahmu jikalau kau mengenakan gaun mahal yang berkelip indah atau kalau kau seorang laki-laki, maka kenakan jas mahal buatan desainer terkemuka. Singkatnya, barang mewah yang melekat di atas fisikmu adalah daya tarik tersendiri untuk mata dunia. 

Mereka yang keluar dari mobil mewah dengan balutan busana mahal dan elegan serta aksesoris mahal yang mendukung adalah rajanya dunia. Yang akan dipandang bijaksana meskipun kalimat sampah yang keluar dari dalam mulutnya. Ia dianggap adil jikalau uang sudah berkuasa. Akan dianggap benar kalau orang mewah yang berbicara. 

Menyangkal-lah jikalau mampu! Karena setelah membaca kisah-kisah indah dariku, mau tak mau kau akan menyetujui semua kalimat itu. Kalimat bahwa dunia hanya bisa dikendalikan oleh dewa yang memegang uang banyak di dalam genggamannya. 

Aku? Tentu. Aku adalah salah satu dewi yang mendirikan dunia untuk diriku sendiri. Gedungnya memang hanya satu. Namun gunung tak bisa menandinginya. Luasnya samudera hanya bisa berbanding seperempat dari gedung yang dibangun atas nama keluargaku. Joy Holding's Company. Kalian mendengar itu? Pastinya pernah! Gedungku bukan sembarang bangunan yang akan diisi oleh orang-orang yang tak kompeten. Semua yang ada di dalam Joy Holding's Company adalah anugerah indah yang tak akan ada yang bisa menandinginya. 

•••Touch You•••

"Nona Alexa, saya sudah menyiapkan daftarnya. Kau bisa melihat dan mengubah itu jikalau tak setuju dengan isi yang saya buat." 

"Tak usah aku percaya padamu."

Sherina Alexander Lansonia. Seorang wanita karier yang tak pernah diragukan lagi prestasinya. Dalam bidang saham dan investasi, Alexa adalah ratunya. Pandai bermain kata dan bersilat lidah untuk menghadapi setiap klien gila yang memprotes segala gagasan dan ide gilanya adalah kelebihan wanita yang kerap disapa dengan sebutan Nona Alexa itu. Ia adalah ratunya dalam membangun gedung mewah dengan interior mahal yang berkelas. Joy Holding's Company adalah gedung pencakar langit yang ada di bawah kuasanya.

Alexa mengawali semuanya sepuluh tahun silam, tepat usianya menginjak 17 tahun. Remaja dan muda. Bagi kebanyakan orang di usia rawan seperti itu remaja harus banyak mendapat bimbingan konseling dan psikologis untuk membangun mental yang kuat dalam menghadapi dunia, akan tetapi berbeda dengan Sherina Alexander Lansonia. Ia adalah wanita gila yang hidup beralaskan ambisi yang menggebu-gebu. Impiannya untuk menjadi orang kaya dengan tahta dan jabatan tertinggi membuatnya berjalan dengan beralaskan ambisi dan tekad yang menggila. 

Usaha tak pernah mengkhianati hasilnya, begitu deskripsi singkat untuk Sherina Alexander Lansonia. Namanya mulai dikenal dunia sebagai pemilik saham terbesar warisan dari sang ayah. Joy Holding's Company. Sebuah gedung pencakar langit dengan kemegahan bak surganya dunia. Ada banyak yang dilakukan di dalamnya, namun terkenal dengan perusahaan kosmetik terbesar di Britania Raya adalah sandang status yang dimiliki oleh Joy Holding's Company. 

"Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu, Nona Alexa?" Seseorang kembali menyela aktivitas wanita berambut pendek yang tepat jatuh menggantung di atas pundaknya. 

Alexa memutar kursi kerja yang sedari tadi menyangga tubuh rampingnya. Berbalik dan menatap tegas pada pegawai yang sudah menjadi sekretaris pribadinya bertahun-tahun lamanya itu. Ia tersenyum manis. Menganggukkan kepala untuk memberi perijinan pada si sekretaris. 

"Kenapa kau memberi tinta merah pada empat nama yang ada di dalam daftar?" 

Wanita yang ada di depannya tersenyum ringan. Melirik daftar nama tamu undangan yang akan menghadiri pesta peresmian lantai gedung baru di puncak Joy Holding's Company.  Perlahan jari jemari miliknya menarik daftar itu. Kembali membaca setiap nama yang terlihat berbeda dari nama tamu undangan yang lain. 

"Karena mereka adalah tamu istimewa untukku." Alexa semakin tegas mengembang senyum manis. Kini tangannya menarik segelas wine yang ada di sudut meja. Kembali memutar kursi kerjanya untuk menatap jauh ke luar jendela. 

Jalanan Kota London adalah pemandangan terbaik yang paling disukai Alexa kalau sore datang menyapa begini. Ramai namun tak pernah terlihat kotor dan berdesak. Semuanya rapi. Jajaran lampu itu seakan menjadi point tersendiri untuk memperindah suasana. Langit senja mendukungnya. Semburat jingga bersama dengan redupnya sang surya menjadi pertanda bahwa hari hampir usai. Malam akan menyapa dengan tenang bersama untuk meluapkan lelah dan menguapkan kantuk yang melanda. 

"Xena Alodie Shan, nama yang cantik bukan?" Alexa menyeruput manis segelas wine yang ada di dalam genggamannya. Terus memusatkan tatapan pada jalanan yang jauh berada di bawahnya sekarang ini. 

"Kau tau Shan Entertainment bukan? Dia adalah pemiliknya." Alexa menyusul. Tepat menatap wanita muda berkemeja biru tua dengan setelan rok pendek yang jatuh tepat di atas lututnya. Yang diajak berbicara hanya mengangguk-anggukkan kepalanya ringan. Siapa yang tak mengetahui pusat hiburan terbesar dengan nama gedung Shan Entertainment? Ya, semua mengenalnya. Bahkan orang yang baru saja menyambangi London pun akan mulai familiar dengan gedung yang dibangun di sisi padatnya Kota London. 

"Dia adalah temanku semasa sekolah menengah atas," ucap Alexa memutar pandangannya. Ia kini mengetuk-ngetuk sisi meja kaca yang ada di depannya. Sukses membuat si sekretaris menatap itu dengan teduh.

Ada yang unik dari Alexa. Bukan pasal wajahnya, namun kepribadian wanita itu. Pemilik nama lengkap Sherina Alexander Lansonia itu adalah pengidap gangguan kecemasan yang berlebih. Tak ada yang parah jikalau itu kembali keluar dari dalam tubuhnya. Wanita yang selalu terlihat 'garang' dengan penampilan meronanya itu hanya akan mengetuk apapun benda yang ada di sekitarnya dengan menggunakan kelima ujung kuku runcingnya secara berkala, selepasnya? Semua akan hilang dengan senyum manis yang menyertai.

"Kau sedang cemas, Nona Alexa?" Bak seorang ibu yang sudah mengenal baik putrinya, wanita muda itu menegur sang bos. Mencoba untuk menarik perhatian Alexa yang kini menatapnya dengan teduh.

"Bagaimana mengatakannya ... tapi mengundang Xena ke acara peresmian mungkin akan menjadi boomerang untuk diriku sendiri." 

"Maksudnya?"

"Dua minggu yang lalu aku tidur dengan kekasihnya," tutur Alexa tertawa kecil. Memungkaskan kalimat yang baru saja terucap keluar dari dalam mulutnya. 

... To be Continued ...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status