Share

Titik Balik Kegelapan
Titik Balik Kegelapan
Penulis: Inspirasi Ajaib

Bab 1

Darwin berdiri di tengah-tengah taman hiburan terbesar di kota, "Taman Fantasi," jantungnya berdebar kencang penuh dengan kegembiraan dan antisipasi.

Dia telah menabung selama berbulan-bulan, dengan cermat merencanakan dan berhemat untuk membuat hari ini sempurna bagi Lisa kesayangannya. Taman itu dia sewa untuk dirinya sendiri hari itu, sebuah kejutan yang tidak sabar Darwin berikan.

Dia sudah memberi tahu Lisa untuk menemuinya jam 6 malam, tapi Lisa tidak kunjung datang.

“A-Apa dia lupa?” Darwin berbisik pada dirinya sendiri, berusaha menghilangkan keraguan yang menjalari hatinya.

Dengan rasa sesak di dadanya, dia menelpon Lisa, jemarinya gemetar saat menekan tombol. Telepon terus berdering, tapi tidak ada jawaban. Kesunyian itu terasa berat, membuatnya makin khawatir.

“Ayolah, angkat,” Darwin bergumam sembari terus menelepon. Dia mematikan sambungan lalu mencoba menelepon lagi, dia tahu jika Lisa tidak datang, uangnya akan terbuang sia-sia.

Tak disangka, kali ini Lisa mengangkat teleponnya, tapi bukannya disambut dengan suara yang manis, Darwin malah dimarahi.

“Lisa, kamu di mana? Aku sudah menunggumu dari tadi,” Darwin bertanya perlahan.

“Darwin, aku tadi ada rapat penting! Kenapa kamu meneleponku berkali-kali?” Suara Lisa terdengar tajam, menyayat Darwin bagai pisau.

“Aku hanya... Ini hari jadi kita, Lisa. Aku ingin memberimu kejutan,” Darwin tergagap, hatinya semakin sakit mendengar perkataan Lisa.

“Hari jadi? Kalau kamu punya banyak waktu untuk merencanakan kejutan yang tidak berguna seperti ini, harusnya kamu bisa menggunakan waktu itu untuk mencari pekerjaan daripada membuat-buang uang untuk sesuatu yang tidak penting,” balas Lisa, nada suaranya penuh dengan hinaan.

Dengan dingin, dia menambahkan, “Jujur Darwin, kamu itu miskin dan tidak bisa mengatur prioritas.”

“Tapi Lisa...ini tentang kita, hubungan kita...” Darwin berkata dengan sedih, dia kira Lisa akan senang dengan kejutan ini, tapi ternyata dia sama sekali tidak peduli.

“Hubungan? Darwin, kamu ini bodoh sekali ya. Suatu hubungan percintaan tidak akan bisa bertahan hanya dengan romansa menyedihkan seperti ini. Kamu harus coba menjadi lebih praktikal, misalnya mulailah mencari pekerjaan yang layak,” cemooh Lisa.

Kata-kata Lisa menghantam Darwin dengan keras, membuatnya patah hati dan bingung. Kenapa bisa dia berkata seperti itu? Tidakkah dia mengerti betapa Darwin mencintainya, betapa Darwin ingin membuatnya bahagia?

Hati Darwin terasa berat, hancur oleh kecewa dan rasa tidak percaya, dia merasa seakan bumi terbelah dua.

“Maaf, Lisa. Aku hanya ingin membuatmu bahagia. Aku mencintaimu,” Darwin berbisik, suaranya bergetar karena rasa sakit dari harapannya yang hancur.

“Cinta? Jangan bercanda. Cintamu itu tidak bisa membayar tagihan atau menjamin masa depan kita. Kamu hanya menyeretku ke dalam fantasimu yang tidak realistis,” cela Lisa, kata-katanya menusuk jiwa Darwin dengan sangat dalam.

Darwin menarik napas dalam dan diluar dugaan tetap berkata dengan lembut, “Lisa, sebanyak apapun uang tidak akan bisa membeli cintaku padamu. Aku ingin menciptakan kenangan, membuatmu merasa spesial. Aku percaya akan hubungan kita, dan mimpi-mimpi kita bersama.”

Namun yang selanjutnya Darwin dengar hanyalah suara sambungan telepon yang diputus, meninggalkannya berdiri sendirian di taman hiburan yang kosong, hatinya remuk redam.

Darwin menghela napas dengan kecewa, “Aku tidak pernah membayangkan hari jadi kami akan jadi seperti ini,” bisiknya pada diri sendiri.

Dia baru saja hendak pergi untuk mencari sedikit penghiburan di tengah riuh taman, saat sebuah teriakan menghentikannya.

“Darwin! Hey, lihat ini!” sebuah suara memanggilnya dengan tergopoh. Suara itu datang dari Nick, teman dekatnya yang datang untuk membantunya mengatur kejutan untuk Lisa.

Darwin berbalik dan melihat Nick berlari ke arahnya dengan ekspresi tidak percaya dan ponsel di tangannya. “Kamu harus lihat ini. Bukankah ini Lisa?”

Dia mengulurkan ponselnya ke Darwin yang menyambut dengan gemetar. Layar ponsel menunjukkan sebuah siaran langsung, tangan Nick gemetaran memperlihatkannya. Di layar itu tampak seorang internet selebriti yang dikenal dengan nama Rachel Pelangi, dengan membawa mikropon dia mewawancarai orang yang dia temui di jalanan.

Jantung Darwin seakan berhenti berdetak saat Rachel mencegat sosok yang familiar, wanita berambut cokelat yang sama dengan Lisa, tergelak di samping seorang pria yang Darwin kenal. Selebriti itu segera mendekati mereka dengan senyum lebar.

Pria tinggi itu tersenyum, lengannya merangkul Lisa, dia mengangguk, “Benar, kami berpacaran.”

Lisa menatapnya dengan penuh kasih sayang, “Tentu. Kami saling mencintai, iya kan sayang?” Suaranya terdengar hangat dan lembut, suara yang Darwin rindukan.

Mata Darwin lalu menyaksikan mereka berdua berciuman lumayan lama di depan kamera. Selebriti itu memekik gembira, “Ayo semuanya! Banjiri mereka dengan cinta! Tekan emoji hati kalau menurut kalian mereka cocok!”

Kolom komentar siaran langsung itu langsung dibanjiri dengan reaksi para penonton. Para penonton mengetik tanpa henti, mengungkapkan kekaguman mereka.

“Astaga, mereka sangat menggemaskan! #PasanganIdeal!”

“Ini adalah hal terindah yang pernah aku lihat. Kalian meluluhkan hati kami!”

“Kalian memberi kami .. Semoga kalian bahagia selamanya!”

“Kalian cocok sekali!”

"Semoga langgeng!"

“Apa-apaan ini?” Darwin bertanya-tanya dengan marah.

Tangannya gemetaran, ponsel itu hampir terjatuh dari genggamannya. Hatinya berdegup kencang, gelegar rasa sakit, pengkhianatan, dan kebingungan dalam dadanya meredam hiruk-pikuk taman bermain di sekitarnya.

Selebriti itu terkikik mendengar jawaban Lisa, “Awww! Kalian berdua sangat menggemaskan, sudah berapa lama kalian berpacaran? Beri tahu kami!”

Lisa menoleh ke arah kamera dengan senyum yang merekah, “Oh, kami sudah berpacaran selama lebih dari tiga tahun sekarang,” ucapnya dengan manis.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status