Share

Bab 49

Darwin tetap tenang saat berusaha melewati Mark, yang cibirannya semakin lebar seiring dengan ketidaknyamanan yang dialami Darwin. "Permisi," kata Darwin, suaranya mantap meskipun ada kekacauan yang terjadi di dalam dirinya.

Mark hanya tertawa sambil bersandar pada tiang dengan sikap sok. "Kenapa terburu-buru, Darwin? Mau membeli jas dengan apa? Uang kembalian yang kamu temukan di bawah bantal sofa?" dia mengejek, kata-katanya tajam seperti pisau.

Rahang Darwin terkatup rapat, tanda bahwa rasa frustrasinya semakin besar, namun dia berusaha untuk tetap tenang. "Bukan urusanmu, Mark. Sekarang, permisi, aku mau lewat," dia mencoba lagi, nadanya tegas namun sopan.

Mark menolak untuk bergerak, menghalangi jalan Darwin, matanya berkilat dengan kebencian. "Tidak. Tempatmu bukan di sini. Ini adalah tempat untuk orang-orang yang punya uang sungguhan, bukan tempat amal."

Merasa kesabarannya diuji, Darwin menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam amarah yang muncul dalam dirinya. Tangannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status