Share

Bab 3

Lisa menyeringai, hatinya berdegup kencang sembari membatin, “Darwin pasti sudah gila. Bisa-bisanya dia mau bercerai denganku?” Pikirannya berpacu, mencari segala cara untuk keluar dari situasi ini.

“Kamu ingin bercerai? Kenapa? Setelah semua yang aku lakukan untukmu? Kamu sangat tidak bersyukur...” suara Lisa bergetar dipenuhi rasa tidak percaya dan amarah.

Darwin memotong ucapan Lisa, suaranya tegang saat dia berkata, “Aku melihat siaran langsung itu, Lisa. Kamu dan Lukas mengumumkan pada semua orang bahwa kalian berpacaran.”

Lisa mulai panik ketika dia menyadari Darwin telah melihat video itu. "Oh tidak, ini tidak mungkin terjadi," pikirnya dengan matanya membelalak ketakutan. Dia tahu dia harus berpikir cepat untuk menyelamatkan situasi. "Pikirkan sesuatu, Lisa, pikir." desaknya pada dirinya sendiri, memaksa memasang wajah tenang.

"Oh ya ampun, video itu? Itu hanya drama palsu yang direncanakan oleh perusahaanku untuk publisitas. Jangan terlalu mudah tertipu." jawab Lisa, suaranya berusaha bersikap acuh tak acuh, meskipun hatinya bergejolak karena kecemasan.

Frustrasi membanjiri diri Darwin. Dia tahu Lisa berbohong, mencoba memutarbalikkan kebenaran lagi. "Publisitas? Kamu pikir aku bodoh, Lisa. Aku tahu apa yang ku lihat dengan kedua mataku sendiri."

“Kamu ini mudah dibohongi ya?” sentak Lisa, amarahnya memuncak saat dia sadar Darwin tidak tertipu oleh muslihat remehnya kali ini.

Belum sempat Darwin merespon, seseorang muncul dari arah pintu. Lisa dan Darwin menoleh dengan terkejut melihat seorang pria yang tinggi dan tampan dengan santai menyandar ke kusen pintu. Rambutnya yang coklat tertata rapi, dia mengenakan setelan mahal yang sangat sempurna dengan tubuh atletiknya.

Pria itu tersenyum hangat, matanya berwarna hijau berbinar dengan kegirangan saat dia melihat ketegangan pada situasi di depannya. “Apakah aku mengganggu?” Dia bertanya dengan halus dan percaya diri.

Dia bersandar pada kusen pintu, senyumnya yang tak gentar serta binar di matanya membuat kemarahan Darwin semakin parah.

“Mengganggu?” Suara Darwin dipenuhi amarah, setiap katanya dilontarkan dengan berang. “Apa yang kamu lakukan di sini, Lukas? Berani-beraninya kamu masuk begitu saja ke rumahku tanpa diundang?”

Lukas tertawa kecil, tetap dengan santai bersandar ke kusen pintu dengan aura yang congkak. “Ayolah, memangnya begitu caramu menyapa teman lama?” Jawabnya dengan tenang.

“Kita bukan teman.” hardik Darwin. “Kamu tidak berhak masuk begitu saja ke rumahku tanpa kuundang. Jawab pertanyaanku, mau apa kamu kemari?

Senyum Lukas mengembang seakan-akan dia terhibur akan perkataan Darwin. “Pintunya terbuka,” ucapnya sambil menggidikkan bahu, suaranya sehalus sutra. “Aku maunya mengetuk tapi pintunya seakan sudah mempersilahkanku masuk.”

Tangan Darwin terkepal, lancang sekali Lukas berdiri dengan santai di rumah yang seharusnya melindungi Darwin dari kekacauan yang dia sebabkan.

Lisa, masih berdiri di dekat pintu masuk tempat kuncinya terjatuh, dia menimpali dengan malu. "Aku...aku pasti lupa menutupnya. Aku terkejut saat melihatmu duduk dalam gelap tadi."

Kata-katanya keluar dengan tergesa-gesa, sangat kontras dengan rasa percaya dirinya yang sebelumnya. Darwin menyadari perbedaan drastis dalam sikap Lisa. Wanita kuat tanpa sesal yang baru saja menuntut alasan suaminya ingin bercerai itu kini tampak gugup karena kesalahan kecil.

Lukas melangkah masuk ke dalam apartemen, gerakannya terlihat mantap dan yakin. “Aku mendengar bentakan.” ujarnya, penjelasannya begitu santai seakan membicarakan cuaca daripada ujung tanduk pernikahan. “Aku hanya ingin memastikan semuanya baik-baik saja.”

Darwin melotot pada Lukas, “Seperti yang bisa kamu lihat, kami sedang bicara serius. Jadi, kalau kamu tidak keberatan...”

Belum sempat Darwin menyelesaikan perkataannya, Lukas mengangkat tangannya dan menunjukkan sehelai kain berenda. “Sebenarnya aku datang kesini karena Lisa meninggalkan sesuatu di mobilku,” ujar Lukas dengan congkak.

Mata Darwin mengarah ke benda yang dipegang oleh Lukas, dan hatinya terguncang. Sehelai celana dalam wanita, dan tak salah lagi, itu adalah miliki Lisa.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status