Share

Bab 50

Mata pramuniaga itu menyipit saat dia melirik kartu Darwin dengan rasa jijik yang terselubung. Mark tertawa mengejek, matanya bersinar dengan kebencian.

“Dari mana kamu mendapatkannya, Darwin?” Mark mencibir. "Apakah kamu mengambilnya dari tempat sampah?"

Darwin mengatupkan rahangnya, berusaha untuk tetap tenang saat amarah yang membara melanda dirinya. Berani-beraninya mereka terus menghakiminya tanpa alasan?

Di tengah kemarahannya yang meningkat, kebingungan muncul dalam dirinya. Mau tak mau dia bertanya-tanya kenapa Mark ada di sana. Dia tampaknya bukan seorang penjual atau penjaga keamanan.

"Kenapa kamu berada di sini?" Darwin mau tidak mau bertanya, bingung.

Balasan Mark penuh dengan sarkasme. “Oh, aku ini hanyalah warga negara yang peduli, memastikan sampah tidak disalahartikan sebagai harta karun.”

Mark, pada kenyataannya, tidak lebih dari seorang langganan, seorang yang menyukai selera berkelas dan modis di toko tersebut. Dia tidak mempunyai peran atau alasan resmi un
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status