Mendengar itu, Wisnu dan istrinya terkejut.Sekarang, mereka juga tidak tahu siapa yang tidak masuk akal.Pada saat ini, petugas Pasukan Layanan Khusus mengangkat Hisam, lalu memaksanya untuk duduk.Hidung dan mata Hisam sudah bengkak dan memar, juga mengalirkan banyak darah. Hisam memiringkan kepalanya dan bersandar di kursi. Dia bernapas tersengal-sengal, tampak sangat kesakitan.Sementara itu, pria bertato bunga dan yang lainnya begitu ketakutan hingga mengompol. Mereka gemetar dan ambruk ke lantai. Bahkan, di antara mereka ada yang ketakutan sampai menangis.Pada saat ini, Wenny memberikan penjelasan secara terbata-bata.Ternyata Aswin berkolusi dengan seorang pengusaha. Mereka menggunakan identitas Wisnu untuk mengajukan pinjaman sebesar 160 miliar dengan jaminan palsu dan identitas palsu. Begitu pinjaman tersebut cair, mereka berdua langsung membaginya.Kemudian, ketika pinjaman tersebut jatuh tempo, Aswin meminta Wenny untuk menggunakan berbagai cara dan memalsukan dokumen guna
"Ya." Bawahan Raka membawa dua orang itu pergi.Yenny juga berkata dengan nada serius, "Bawa Hisam dan anak buahnya untuk diinterogasi. Cari tahu apakah mereka terlibat dalam aktivitas gelap atau kasus lainnya atau nggak.""Ya." Sekelompok agen khusus menyeret Hisam dan yang lainnya pergi.Saat ini, Raka menatap Wisnu dan istrinya, tidak tahu harus berkata apa.Yenny menghampiri Tesa, lalu berkata dengan pelan, "Bawa mereka untuk istirahat terlebih dulu."Tesa mengangguk, lalu melihat ke arah Wisnu dan istrinya.Dengan perasaan yang sangat lega, Wisnu dan istrinya memberi hormat pada Raka dan Yenny sebelum pergi.Masalah mereka diselesaikan dengan cara yang tidak pernah mereka duga.Hal ini ibarat batu besar yang menekan dada tiba-tiba terlepas, membuat mereka merasa ringan saat berjalan.Setelah semua orang pergi, Yenny dan Raka saling menatap dengan ekspresi bingung di wajah mereka."Kakak sepertinya sedang marah hari ini.""Sangat marah. Apa yang terjadi?""Bagaimana aku tahu?""Bag
Mendengar itu, Surya mengerutkan alisnya.Surya hampir tidak pernah mengurus bisnis di Konsorsium Pelita.Namun, jika terjadi hal yang tidak diinginkan dengan investasi sebesar itu, kemungkinan besar itu kinerja perusahaan juga akan terganggu.Surya berpikir sejenak, lalu berkata, "Pesankan aku tiket penerbangan terdekat. Aku sendiri yang akan pergi ke sana.""Kamu mau pergi sendiri?" tanya Linda dengan sedikit terkejut.Surya mengangguk, lalu berujar, "Kita nggak tahu apa-apa tentang situasi di sana. Jadi, sebaiknya aku pergi menyelamatkan orang dulu, lalu melihat situasi di sana sebelum mulai membentuk angkatan bersenjata."Linda merenung sejenak. Hal ini memang cara terbaik.Terlebih lagi, presdir Grup Hadira Internasional sedang menunggu untuk diselamatkan. Mereka tidak mungkin akan benar-benar menebus presdir itu dengan 200 miliar.Jika mereka memberi tebusan, para penjahat bersenjata akan semakin merajalela.Mereka harus diberikan peringatan keras agar tidak berani mengganggu Gru
Sekarang Olivia hanya berharap seseorang dari Konsorsium Pelita bisa segera datang, lalu bekerja sama mencari cara untuk menyelamatkan ayahnya.Pada saat ini, sekretaris Olivia mengetuk pintu, lalu berkata, "Bu Olivia, orang dari Konsorsium Pelita sudah datang. Dia ada di luar.""Cepat, cepat persilakan masuk." Olivia merasa sangat gembira. Dia tidak menyangka orang dari Konsorsium Pelita akan datang secepat ini.Sekretaris itu berbalik, memberi isyarat mengundang. Saat itu, Olivia melihat seorang pemuda yang tampak lusuh masuk.Olivia memperhatikan dengan saksama.Pemuda itu tampak berusia dua puluhan, juga memiliki fitur wajah yang tegas. Namun, dia terlihat biasa saja."Halo, apa kamu Bu Olivia Sulivan?" tanya pemuda itu.Olivia mengangguk, berdiri, lalu menghampiri pemuda itu. Dia mengulurkan tangan sambil berkata, "Aku Olivia Sulivan. Bagaimana aku harus memanggilmu?""Namaku Surya Pratama. Aku dikirim ke sini oleh Konsorsium Pelita khusus untuk menyelamatkan ayahmu." Surya memper
Surya menatap Chosy, mengerutkan kening, tapi tidak berkata apa-apa. Dia seolah sedang berpikir keras.Surya bisa saja menunjukkan kekuatannya, membuat Olivia dan Chosy menyadari kekuatannya.Namun, sebelum datang ke sini, Surya punya rencananya sendiri.Tempat ini adalah negara asing. Jika terjadi pembunuhan dan kerusuhan besar-besaran, pasti akan menimbulkan perselisihan internasional karena status Surya saat ini.Hal ini akan menyebabkan masalah yang tidak perlu bagi negara.Perlu diketahui bahwa di tempat ini tidak hanya terdapat berbagai kelompok bersenjata dan kriminal saja.Kekuatan wilayah barat juga sudah merambah, bahkan mengambil alih pemerintahan lokal.Situasinya sangat rumit.Oleh karena itu, Surya tidak berniat melakukan semua ini dengan identitasnya sebagai Surya.Surya juga tidak ingin terlibat dalam urusan semacam itu dengan Grup Hadira Internasional.Jika tidak, masalahnya mungkin akan jadi lebih merepotkan setelah Surya pergi.Setelah berpikir sejenak, Surya berkata
"Nggak perlu, orang seperti ini hanya mengucapkan bualan tanpa memahami situasinya sama sekali. Dia pikir ini adalah negaranya? Sama sekali nggak punya rencana," kata Olivia.Chosy berkata dengan sedikit cemas, "Aku khawatir Konsorsium Pelita akan mencari masalah di masa depan.""Itu adalah masalah di masa depan. Bersiaplah," kata Olivia.Chosy mengangguk, lalu berbalik dan pergi....Pada jam 2 siang.Surya mematikan komputernya, pergi ke bank di jalan besar, menukar sejumlah mata uang Franc Koana untuk dirinya sendiri.Sambil membawa sekotak uang kembali ke hotel, Surya menatap mata uang Franc Koana ini sambil berpikir keras.Negara-negara tersebut masih berada di bawah kendali negara-negara wilayah barat, bahkan mata uangnya juga sama dengan milik negara lain.Masa depan apa yang bisa dimiliki negara seperti itu?Namun, jika mereka menempuh jalur yang diambil Negara Aerovia, apakah ceritanya akan berbeda?Surya berpikir keras.Tidak tahu waktu sudah berlalu berapa lama, Surya tiba-t
Surya yang melihat semua ini hanya tersenyum simpul. Dia mengikuti pelayan menuju lantai dua.Sesampainya di lantai dua, pelayan membuka pintu, lalu berkata sambil tersenyum, "Pak, ini adalah kamar kami yang paling bersih."Surya melihat ke sekeliling kamar.Kualitas kamar ini setara dengan kamar seharga 160 ribu di Aerovia, cukup untuk tinggal selama beberapa waktu.Surya mengangguk.Saat ini, pelayan tiba-tiba tersenyum menawan sambil bertanya, "Apa kamu membutuhkan layanan lain? Aku sangat terampil, lho."Pelayan itu mengatakan ini sambil menggesekkan dadanya pada lengan Surya.Surya mengeluarkan dua lembar Franc, memasukkannya ke dalam saku pelayan, lalu berkata sambil tersenyum, "Nggak perlu, terima kasih.""Aku pasti akan membuatmu puas. Orang-orang di bawah belum pernah mendapat perlakuan seperti ini sebelumnya," kata pelayan itu.Surya tersenyum simpul sambil berujar, "Benar-benar nggak perlu.""Baiklah." Pelayan itu tampak sedikit kecewa. Dia berkata sebelum pergi, "Pak, kalau
Pelayan itu melihat kristal hitam yang menutupi lantai dengan kebingungan di wajahnya.Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba mengeluarkan teriakan yang menggema di seluruh penginapan.Pada saat ini.Culler baru saja bangun. Dia menatap istri dan kelima anaknya yang masih tertidur. Dia tersenyum simpul sebelum bersiap berangkat bekerja di tambang.Sedangkan untuk sarapan, menurutnya itu tidak perlu. Karena lima anaknya saja sudah kesulitan untuk makan.Begitu Culler membuka pintu kayunya yang bobrok, dia langsung melihat seorang pemuda berdiri di depan pintunya.Culler langsung kaget, hampir saja berteriak.Setelah beberapa saat, Culler menjadi panik. Dia bicara dengan tergagap, "Pak, aku ....""Tetaplah memiliki hati yang baik. Percayalah hidup akan lebih baik." Surya tersenyum simpul sebelum melemparkan setumpuk uang pada Culler.Pada saat ini, ular naga api berlari turun dari awan di langit. Surya melompat, duduk di atas ular naga api, lalu menghilang di awan.Culler dibuat tercengang
Linda mengenakan gaun pengantin tradisional. Seluruh gaunnya berwarna merah terang, sementara wajahnya bahkan lebih merah dari pakaiannya.Surya juga mengenakan pakaian tradisional berwarna merah yang khas. Keduanya membawa minuman, memberikan penghormatan satu per satu pada keluarga dan teman-teman yang hadir dalam pernikahan tersebutOrang tua kedua belah pihak tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan kegembiraan mereka. Sebagai orang tua, yang paling dikhawatirkan adalah pernikahan anak-anak mereka.Sekarang, keduanya telah menemukan pasangan yang begitu baik. Kebahagiaan mereka jelas tak bisa dilukiskan dengan kata-kata.Orang-orang lainnya juga ikut bersukacita. Mereka mengangkat gelas, lalu minum dengan gembira.Mereka adalah teman, bawahan, serta orang-orang yang setia pada Surya dan Linda. Mereka sangat senang melihat kebahagiaan keduanya.Tidak ada pembawa acara di pesta pernikahan ini, semuanya dilaksanakan dengan sangat sederhana, tapi juga sangat meriah dan penuh kegembir
Malam harinya, ketika kembali ke Pulau Aora, Surya merasa sangat terharu saat berdiri di jembatan tertutup. Dia diam-diam melepaskan sedikit auranya.Pulau Aora seketika menjadi ramai. Satu per satu sosok yang dikenalnya muncul dengan terburu-buru.Surya perlahan berjalan memasuki pulau dengan senyuman.Saat tiba di alun-alun, Surya melihat sosok-sosok yang sangat dikenalnya seperti Linda, Yenny, Raka, Gesang, serta yang lainnya. Senyum di wajah Surya tampak makin lebar.Ketika orang-orang ini melihat Surya, wajah mereka penuh dengan ekspresi gembira yang sulit untuk disembunyikan.Setelah sekian lama tidak bertemu dan tidak bisa dihubungi, mereka sangat khawatir, juga merindukan Surya."Surya, aku pikir kamu nggak akan kembali." Linda adalah orang lebih dulu membuka mulutnya. Dia berkata dengan penuh kesedihan.Surya berjalan mendekat, memeluk Linda, lalu berujar, "Maafkan aku, mulai sekarang aku nggak akan melakukannya lagi. Semua masalah sudah selesai. Aku nggak akan pernah meningga
Baroman sebenarnya adalah inkarnasi dari Govi. Saat ini, Baroman melesat menuju ke arah Surya. Keduanya berubah menjadi bentuk manusia setelah berada beberapa kilometer jauhnya, lalu mulai bertarung lagi. Govi mengalirkan energinya ke dalam tubuh Baroman, membuat Baroman menjadi makin kuat dalam pertempuran, hingga akhirnya dia berhasil melukai Surya dengan parah menggunakan satu tebasan pedang. Ini membuat Surya terjatuh dari udara."Hahaha!"Pada saat ini, Govi tiba-tiba muncul sambil tertawa, lalu berujar, "Baroman, kamu sudah melakukan pekerjaan dengan baik.""Terima kasih, Pak."Baroman mundur ke belakang Govi, menatapnya dengan tatapan dingin, lalu tiba-tiba mengeluarkan pedang dari balik jubahnya. Dia menusukkannya ke arah Govi. Govi dengan cepat berbalik, menangkap pedang hitam Baroman, lalu bertanya dengan ekspresi dingin, "Baroman, apa kamu sudah gila?"Pada saat itu, suara Penguasa Kegelapan terdengar dari tenggorokan Baroman, "Govi, kamu sudah beberapa kali menghentikanku.
Pada saat ini, Dewa Kejahatan Gunung Es tiba-tiba melafalkan mantra. Gunung-gunung es mulai berjatuhan dari langit. Salah satu gunung es menghantam Surya dan Oberon. Dewa Kejahatan Gunung Es tertawa terbahak-bahak, lalu berujar, "Hahaha, sepertinya kalian nggak begitu kuat."Belum selesai dia berbicata, terdengar suara ledakan keras. Gunung es meledak menjadi pecahan-pecahan kecil, sementara Surya dan Oberon muncul tanpa luka di hadapan para Dewa Jahat."Apa?""Dasar bajingan!"Dewa Iblis Api berteriak penuh amarah. Seketika itu juga, sekeliling berubah menjadi lautan api. Namun, api setinggi ratusan meter yang membara itu langsung lenyap begitu menyentuh perisai pelindung Surya dan Oberon.Dewa Iblis Bumi berkata, "Biar aku yang melakukannya!"Dewa Iblis Bumi melafalkan mantra, membuat tanah tiba-tiba terbelah, sementara Surya dan Oberon terjatuh ke dalam jurang tanpa dasar. Segera setelah itu, Dewa Iblis Bumi membuat tanah yang terbelah menutup kembali dengan pikirannya.Namun, hanya
Pada detik berikutnya, Surya menggunakan Pedang Naga Iblis untuk membuka sebuah celah di udara. Mereka berdua melewati celah tersebut, langsung menuju ruang bawah dari ruang atas, kembali ke ruang bumi.Celah tersebut kembali tertutup. Saat ini, gelombang besar energi hitam langsung mengalir dari langit ke laut di ruang bumi. Dalam beberapa menit saja, energi hitam tersebut sudah menyebar, mengubah seluruh ruang bumi menjadi ruang kegelapan.Beberapa celah retakan besar hitam muncul di langit, sementara satu per satu Dewa Iblis turun ke ruang bumi.Dewa Darah, Dewa Penghancur, Dewa Kejahatan Gunung Es, Dewa Iblis Api, Dewa Iblis Bumi, Dewa Iblis Angin, Dewa Pembantaian, serta Dewa Ular. Delapan Dewa Iblis tiba di ruang bumi pada saat yang sama.Surya melambaikan tangan kanannya, mengeluarkan Baju Besi Cahaya yang terpecah dari Cincin Naga Api. Pecahan-pecahan yang memancarkan cahaya putih itu melayang di udara seperti bulu putih yang bersih. Dengan pikirannya, Surya bisa dengan mudah m
Sebelum pilar cahaya putih tiba, Serena dan Karen segera menghindar. Dalam sekejap, mereka muncul di depan Silvan. Satu orang di depan dan satu di belakang. Pada saat yang sama, pedang panjang di tangan Serena dan tombak panjang di tangan Karen menusuk tubuh Silvan.Serena berkata dengan nada dingin, "Orang yang benar-benar kotor adalah kamu, Silvan. Selamat tinggal untuk selamanya!""Aaahh!"Tubuh Seth dipenuhi cahaya putih yang meledak-ledak. Diiringi dengan suara ledakan keras, Silvan hancur menjadi debu, lalu menghilang tanpa jejak.Detik berikutnya, Serena dan Karen berlutut dengan satu kaki secara bersamaan, menangkupkan tangan sambil berkata, "Kami berdua memberi hormat."Pada saat ini, Surya dan Oberon yang sedang melayang di udara, melihat ke arah Serena dan Karen. Oberon berkata pelan, "Sudahlah, nggak ada urusan lagi di sini untuk kalian. Kembalilah.""Baik, Pak."Setelah berkata demikian, Serena dan Karen menghilang. Namun, pada saat itu ada angin kencang yang bertiup, sert
Silvan mendongak sambil tertawa terbahak-bahak, lalu berkata, "Nggak ada satu pun orang yang layak untuk menggantikan posisiku. Aku adalah penjaga ruang yang sejati, penguasa alam semesta!"Saat ini, dua sosok tiba-tiba muncul di langit. Mereka adalah penjaga ruang Serena dan Karen.Serena memegang pedang panjang, menatap Silvan yang ada di bawah dengan ekspresi dingin, lalu berujar, "Silvan, kamu sudah melanggar aturan alam semesta dengan secara sewenang-wenang mengubah mekanisme berjalannya alam semesta. Hari ini kamu bahkan membunuh Surya yang akan menggantikanmu. Oleh karena itu, hari ini aku dan Karen akan bersama-sama membunuhmu demi menjaga ketertiban alam semesta.""Huh."Setelah mendengar ini, sudut bibir Silvan melengkung sedikit. Dia tidak merasa terkejut, melainkan berkata, "Aku sudah tahu kalau setelah membunuh Surya, kalian pasti nggak akan membiarkanku begitu saja. Tapi dia sudah mati. Sebagai salah satu penjaga ruang, aku tetap harus terus menjaga ketertiban alam semest
"Apa?"Oberon bertanya dengan bingung, "Ruang atas? Ini terlalu mendadak, 'kan?"Surya berkata dengan wajah panik, "Nggak ada waktu untuk menjelaskan. Sebentar lagi, Oliver akan datang ke sini. Kita semua nggak akan bisa melarikan diri."Silvan menatap Surya, lalu berkata pada Oberon, "Benar, percayalah padanya. Bagaimana mungkin sahabat lamamu akan menipumu?""Benar, dia adalah penjaga ruang, Silvan. Aku memohon kepada Silvan, itulah sebabnya kami bisa kembali ke sini. Oberon, cepat ikut denganku!" kata Surya."Terima kasih. Tapi kalau kita benar-benar harus pergi, paling nggak kita harus pergi ke Kota Utama Barker dulu untuk bertemu dengan Senior Hamdan, 'kan?" ujar Oberon.Surya menatap mata Oberon, lalu perasaan saling pengertian yang khas tiba-tiba muncul. Seketika itu juga, Surya menyadari bahwa Oberon pasti memiliki rahasia di Kota Utama Barker. Mungkin ini adalah hal yang sangat penting baginya. Surya mengangguk tanpa daya, lalu berkata, "Baiklah, ayo kita pergi ke Kota Utama B
"Bajingan, keinginan keduamu seharusnya milikku!"Suatu ketika, karena suatu kebetulan, Oliver menangkap seorang pelayan penjaga ruang, menggunakan pelayan itu sebagai sandera untuk menukar dua keinginan terakhirnya.Keinginan pertama, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya. Keinginan kedua, Oliver meminta Silvan untuk membawanya menemukan Tongkat Kematian.Oliver memahami dua kekuatan aturan. Yang satu adalah kekuatan aturan cahaya, sementara yang lainnya adalah kekuatan aturan kematian yang khusus. Karena tubuhnya yang istimewa, Oliver dengan cepat memahami rahasia kekuatan aturan kematian. Dengan menggabungkan Tongkat Kematian dan teknik kultivasi terkuat dari kekuatan aturan cahaya, Oliver pada dasarnya sudah menguasai dua teknik kultivasi terkuat sekaligus.Oleh karena itu, Oliver memiliki kepercayaan diri yang besar. Meskipun kekuatannya sudah jauh melampaui kebanyakan kultivator di ruang atas, Oliver tetap tinggal di