Surya menatap Chosy, mengerutkan kening, tapi tidak berkata apa-apa. Dia seolah sedang berpikir keras.Surya bisa saja menunjukkan kekuatannya, membuat Olivia dan Chosy menyadari kekuatannya.Namun, sebelum datang ke sini, Surya punya rencananya sendiri.Tempat ini adalah negara asing. Jika terjadi pembunuhan dan kerusuhan besar-besaran, pasti akan menimbulkan perselisihan internasional karena status Surya saat ini.Hal ini akan menyebabkan masalah yang tidak perlu bagi negara.Perlu diketahui bahwa di tempat ini tidak hanya terdapat berbagai kelompok bersenjata dan kriminal saja.Kekuatan wilayah barat juga sudah merambah, bahkan mengambil alih pemerintahan lokal.Situasinya sangat rumit.Oleh karena itu, Surya tidak berniat melakukan semua ini dengan identitasnya sebagai Surya.Surya juga tidak ingin terlibat dalam urusan semacam itu dengan Grup Hadira Internasional.Jika tidak, masalahnya mungkin akan jadi lebih merepotkan setelah Surya pergi.Setelah berpikir sejenak, Surya berkata
"Nggak perlu, orang seperti ini hanya mengucapkan bualan tanpa memahami situasinya sama sekali. Dia pikir ini adalah negaranya? Sama sekali nggak punya rencana," kata Olivia.Chosy berkata dengan sedikit cemas, "Aku khawatir Konsorsium Pelita akan mencari masalah di masa depan.""Itu adalah masalah di masa depan. Bersiaplah," kata Olivia.Chosy mengangguk, lalu berbalik dan pergi....Pada jam 2 siang.Surya mematikan komputernya, pergi ke bank di jalan besar, menukar sejumlah mata uang Franc Koana untuk dirinya sendiri.Sambil membawa sekotak uang kembali ke hotel, Surya menatap mata uang Franc Koana ini sambil berpikir keras.Negara-negara tersebut masih berada di bawah kendali negara-negara wilayah barat, bahkan mata uangnya juga sama dengan milik negara lain.Masa depan apa yang bisa dimiliki negara seperti itu?Namun, jika mereka menempuh jalur yang diambil Negara Aerovia, apakah ceritanya akan berbeda?Surya berpikir keras.Tidak tahu waktu sudah berlalu berapa lama, Surya tiba-t
Surya yang melihat semua ini hanya tersenyum simpul. Dia mengikuti pelayan menuju lantai dua.Sesampainya di lantai dua, pelayan membuka pintu, lalu berkata sambil tersenyum, "Pak, ini adalah kamar kami yang paling bersih."Surya melihat ke sekeliling kamar.Kualitas kamar ini setara dengan kamar seharga 160 ribu di Aerovia, cukup untuk tinggal selama beberapa waktu.Surya mengangguk.Saat ini, pelayan tiba-tiba tersenyum menawan sambil bertanya, "Apa kamu membutuhkan layanan lain? Aku sangat terampil, lho."Pelayan itu mengatakan ini sambil menggesekkan dadanya pada lengan Surya.Surya mengeluarkan dua lembar Franc, memasukkannya ke dalam saku pelayan, lalu berkata sambil tersenyum, "Nggak perlu, terima kasih.""Aku pasti akan membuatmu puas. Orang-orang di bawah belum pernah mendapat perlakuan seperti ini sebelumnya," kata pelayan itu.Surya tersenyum simpul sambil berujar, "Benar-benar nggak perlu.""Baiklah." Pelayan itu tampak sedikit kecewa. Dia berkata sebelum pergi, "Pak, kalau
Pelayan itu melihat kristal hitam yang menutupi lantai dengan kebingungan di wajahnya.Setelah beberapa saat, dia tiba-tiba mengeluarkan teriakan yang menggema di seluruh penginapan.Pada saat ini.Culler baru saja bangun. Dia menatap istri dan kelima anaknya yang masih tertidur. Dia tersenyum simpul sebelum bersiap berangkat bekerja di tambang.Sedangkan untuk sarapan, menurutnya itu tidak perlu. Karena lima anaknya saja sudah kesulitan untuk makan.Begitu Culler membuka pintu kayunya yang bobrok, dia langsung melihat seorang pemuda berdiri di depan pintunya.Culler langsung kaget, hampir saja berteriak.Setelah beberapa saat, Culler menjadi panik. Dia bicara dengan tergagap, "Pak, aku ....""Tetaplah memiliki hati yang baik. Percayalah hidup akan lebih baik." Surya tersenyum simpul sebelum melemparkan setumpuk uang pada Culler.Pada saat ini, ular naga api berlari turun dari awan di langit. Surya melompat, duduk di atas ular naga api, lalu menghilang di awan.Culler dibuat tercengang
Timothy ditopang oleh dua orang. Tubuhnya berlumuran darah, hidungnya memar, wajahnya bengkak, satu kakinya terkulai, sementara kepalanya miring. Dia tampak sangat menderita.Kedua anak buah Silas langsung melemparkan Timothy ke tanah, tapi Timothy tidak bergerak sedikit pun. Olivia bahkan tidak yakin apakah ayahnya masih hidup atau sudah mati."Kenapa kalian melakukan ini padanya? Dasar kalian bajingan!" teriak Olivia dengan marah sambil berlari ke arah ayahnya.Namun, saat ini Chosy meraih Olivia sambil berkata dengan nada serius, "Tenanglah."Olivia terlihat sedih dan marah, tapi dia sadar bahwa sekarang bukan waktunya untuk bersedih."Apa ayahku masih hidup?" tanya Olivia dengan keras.Silas mengangkat bahu, lalu berkata sambil tersenyum, "Tentu saja dia masih hidup. Tapi ini adalah konsekuensi karena dia nggak patuh."Olivia menahan kesedihan dan amarahnya. Dia menarik napas dalam-dalam sembari berujar, "Aku akan mentransfer uangnya padamu sekarang. Setelah itu, biarkan orang-oran
Adapun bagaimana menghadapi kemarahan Konsorsium Pelita di masa depan, Olivia akan membicarakannya lagi nanti.Ketika Silas mendengar ini, dia tertawa terbahak-bahak dan berkata, "Bukannya nggak mungkin, kalau begitu berikan 20 triliun lagi."Ketika Olivia mendengar ini, wajahnya memerah karena marah.Grup Hadira Internasional telah merugi, terlilit utang dan tidak dapat bertahan lagi.Kali ini, mereka bernegosiasi dan menandatangani kontrak dengan Konsorsium Pelita. Konsorsium Pelita juga menyuntikkan modal pertama sebanyak 10 triliun, hal ini dapat dianggap sebagai penyelamatan terhadap Grup Hadira Internasional.Namun, setelah membayar biaya, cicilan dan lain-lainnya, Olivia hanya punya sisa 4 triliun di tangannya.Olivia tidak bisa menggunakan uang itu sesuai keinginannya, karena dana dari Konsorsium Pelita diatur secara ketat.Sementara bajingan ini justru meminta 20 triliun. Apakah dia sudah gila?Hal ini sungguh mustahil.Olivia berseru dengan marah, "Silas, apa menurutmu itu be
Ketika Chosy melihat itu, dia segera meraih Olivia untuk mengendalikan wanita itu."Jangan seperti ini, 4 triliun itu masih belum ditransfer," kata Chosy dengan lembut."Berengsek," maki Olivia.Chosy tersenyum tipis, lalu melambaikan tangan pada Silas.Silas tertawa dan berjalan menuju Chosy sambil memandang Olivia seperti binatang buas.Olivia menutup matanya dengan putus asa.Olivia tidak bisa membayangkan adegan seperti apa yang akan terjadi selanjutnya.Namun, pada saat ini, sesosok tubuh jatuh dari langit tanpa aba-aba dan mendarat di tanah dengan bunyi yang keras.Tanah seperti mengalami gempa dan menimbulkan gelombang.Mobil-mobil itu juga terlempar, lalu mendarat kembali dengan keras di tanah. Semua orang berdiri dengan goyah. Semua barang yang ada di dalam mobil yang ikut terhempas di atas tanah.Kepulan asap dan debu membubung dari tanah.Semua orang terkejut, lalu melihat ke arah sosok itu jatuh.Asap dan debu berangsur-angsur menghilang, lalu seorang pria tampan dengan ram
Diiringi dengan suara raungan tanpa henti, monster itu hanya berputar, lalu pasukan bersenjata Silas seketika hancur total.Banyak orang yang terkubur di lautan api.Puluhan orang yang selamat merasa sangat ketakutan dan berjatuhan di tanah, lalu berteriak sambil menangis.Monster itu terbang melingkar. Saat melihat tidak ada perlawanan, ia melayang di udara dan menatap tanah dengan dingin, dengan matanya yang besar.Semua orang gemetar, tidak ada yang berani bergerak sedikit pun.Saat ini, pria itu perlahan berjalan menuju Olivia dan Chosy.Olivia masih tampak linglung.Pria tampan dan agung ini berjalan dengan santai.Ada ekspresi dingin, percaya diri dan tenang di wajahnya.Jantung Olivia mulai berdetak kencang, dia merasa mulutnya menjadi kering dan seluruh tubuhnya menjadi panas.Chosy menjatuhkan diri dan langsung berlutut di tanah."Senior, aku dari Negara Aerovia. Tolong ampuni aku."Pria itu menatap Chosy dengan dingin dan menyahut dengan tenang, "Benarkah? Kenapa menurutku, k