Assalamualaikum semuanya. Maaf ya udah lama banget aku gak update, selagi aku minta maaf🙏🙏 Dan terimakasih buat pembaca yang masih stay di cerita aku. Jujur saja masih banyak banget kurangnya. Selama ini aku sibuk dengan keseharian hari-hari dan kepala aku sering sakit. Jadi aku sampai menunda update, dan doain ya semoga aku semakin semangat update dan revisi cerita ini. Terimakasih buat kalian semuaa, semoga kita semua sehat selalu dan terus dalam di lindungan Allah SWT.
Seorang gadis baru saja turun dari motor temannya, keningnya mengerut melihat ada beberapa mobil terparkir rapi di pekarangan rumahnya. " Bau-bau ada yang di datangi tamu nih?" ujar seorang gadis bernama Widia. Gadis itu segera sadar dan menatap Widia. " Gak tau." jawabnya dengan gelengan kepala. " Tapi kan Aisyah.." Gadis yang di panggil Aisyah itu mengangkat sebelah alisnya, bertanda dia penasaran dengan kelanjutan ucapan temannya itu. " Tapi apa!?" sahut Aisyah terdengar sedikit kesal. " Kayaknya bukan keluarga kau deh itu. Coba ingat-ingat, emang keluarga kau ada yang punya mobil." " Bangke kau!" Aisyah menjitak kening Widia sedikit kuat. Walaupun faktanya seperti itu, baik dari keluarga bapaknya atau mamaknya tidak ada yang memiliki mobil. Mungkin mereka belum kepinginan untuk memiliki mobil atau pun karena gak ada uang. " Tapi betul kan aku." ujar Widia membela dirinya sendiri. Mengatakan seperti itu, karena dia tau siapa-siapa saja keluarga Aisyah, walaupun ti
" Bismillahirrahmanirrahim, Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka Siti Aisyah binti Amat Jailani alal mahri 1 wahdat bintihawis wamajmueat min 'adawat alshalat hallaan." " Qalbiltu nikahaha watazwijaha bil mahril madzkur hallaan." Dengan sekali hentakan dan satu tarikan napas pria itu tersenyum dengan bernapas lega setelah selesai mengucapkan kalimat qobul di hadapan semua orang. " Bagaimana para saksi, sah?" tanya sang penghulu. Semua para tamu dan para saksi mengangguk kepala dengan kompak, dan menjawab dengan lantang. " SAH." " Alhamdulillah." Tidak lupa mereka memanjatkan doa kepada Allah SWT atas keberlangsungan pernikahan hari ini yang berjalan dengan lancar. Tempat berlangsung akad berada di mesjid Syuhada pada hari Jum'at tepat di jam 10.00 pagi, hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini, dia begitu bahagia karena sudah menjadi seorang suami. Pada bagian shaf perempuan terdapat seorang gadis tengah melamun dengan air mata yang sudah terjatuh membasahi pipinya tanpa dia
Jangan terlalu berharap dengan ekspektasi, jika tidak ingin sakit pada realitanya. Seperti halnya dengan pengantin baru ini, bukannya mendapatkan senyuman atau pun hanya sekedar mengobrol. Tiba-tiba malah mendapatkan kejutan yang tidak pernah terduga, yaitu sebuah tamparan. Yaps, sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulusnya, bahkan sekarang pipinya terasa sakit. Tapi entah kenapa dia tidak bisa marah saat mendapatkan tamparan itu." Sayang pipi saya sakit." ucap Arkan mengadu, sambil berusaha memegang tangan Aisyah. Mengabaikan rengekan pria di sampingnya Aisyah lebih memilih memainkan handphone, cara paling tepat bagi Aisyah adalah mengabaikan keberadaan pria di sampingnya. Arkan yang tidak suka di abaikan pun langsung mengambil handphone Aisyah, dan menyimpannya di saku celananya. Aisyah menghela napas berat dengan menatap Arkan, dia melihat pria itu sedang tersenyum di saat dia lagi kesal." Kembali kan handphone aku." pinta Aisyah dengan berbicara masih baik. Arkan menggel
Pak Lanik, pak Albert, Arkan, Sahyan, dan Mail. Ketika mereka sudah selesai shalat Jum'at berjamaah di mesjid. Langsung saja para pria yang berbeda umur itu pulang ke rumah untuk bertemu istri mereka dan makan siang bersama." Assalamualaikum." ucap mereka bersamaan dengan masuk ke dalam rumah." Wa'alaikumsalam." jawab bu Yati, bu Sarah, dan Lela secara bersamaan. Bu Yati, bu Sarah, dan Lela tersenyum dengan menyambut suami mereka masing-masing." Ya Allah, kenapa bisa pulak permandangan seperti ini, ketika Mail pulang?" gumam Mail yang terdengar oleh Arkan yang berada di sampingnya.Arkan melirik ke arah Mail. " Punya bini bang." ucap Arkan dengan menepuk pundak Mail.Mail menoleh ke arah Arkan. " Gak dulu lah, hadapi adik aku aja susah. Apalagi punya bini, kapan-kapan aja kalau ingat." celutuk Mail dengan masuk ke dalam kamarnya.Kening Arkan berkerut, tidak melihat istrinya berada di ruang tamu. " Mak, Aisyah kemana?" tanya Arkan kepada mamak mertuanya.Semua orang yang berada di
Hotel Jagoci Inn, adalah sebuah penginapan yang banyak di kunjungi oleh para wisatawan atau orang yang sedang melakukan bisnis antar daerah, tempat penginapan itu terkenal karena view hotelnya memanjakan mata bagi pengunjungnya, dan hotel Jagoci Inn juga terletak di tengah-tengah kota Aceh Tamiang. Arkan dan Aisyah mengantarkan bu Sarah dan pak Albert ke tempat penginapan di hotel Jagoci Inn." Alhamdulillah, terimakasih sayang sudah mengantar mamah sama papah sampai ke hotel." bu Sarah memeluk menantunya yang terlihat senang karena ikut mengantar ke hotel." Aisyah terimakasih ya, nak, sudah mau menerima anak mamah. Arkan itu orang nya dingin, cuek, dan gak peka terhadap sekitarnya. Kamu banyak sabar aja menghadapi sifat Arkan yang bisa membuat kamu darah tinggi menghadapi sifat Arkan. Kalau Arkan macam-macam atau sakiti kamu, bilang langsung sama mamah atau papah. Biar mamah marahin dia kalau menyakiti putri cantik dan manis mamah ini." bisik bu Sarah kepada Aisyah yang sudah di angg
Kini Mereka berdua sudah sampai di depan rumah Aisyah. Setelah membeli martabak manis dan cemilan snack di supermarket. Dengan berjalan beriringan Arkan dan Aisyah masuk bersamaan ke dalam rumah." Assalamualaikum." ucap mereka berdua dengan masuk ke dalam rumah." Wa'alaikumsalam." jawab Pak Lanik dan bu Yati bersamaan. Mereka menoleh melihat Arkan dan Aisyah yang sudah pulang dari antar besannya.Arkan dan Aisyah mendekat ke arah pak Lanik dan bu Yati yang sedang duduk di karpet ruang tamu. Sepasang suami istri itu menyalami pak Lanik dan bu Yati secara bergantian. Setelah selesai salim Aisyah langsung pergi ke arah kamarnya dengan membawa kedua kantong plastik untuknya sendiri.Pak Lanik dan bu Yati melihat anaknya yang sudah biasa seperti itu ketika habis dari keluar. Sedangkan Arkan terlihat bingung dengan Aisyah yang sudah pergi duluan ke kamar tanpa mengajaknya." Aisyah tuh.. gak ingat apa sudah punya suami. Malah di tinggalkan suaminya di sini." ucap bu Yati sambil memakan mar
Setelah selesai dengan makan malam bersama, Aisyah, suaminya, dan keluarganya pergi ke kamar mereka masing-masing. Di dalam kamar, Aisyah tidak sendirian melainkan bersama suaminya yang berada di dalam kamar bersamanya. Arkan yang sudah selesai shalat isya berjamaah di mesjid, langsung masuk ke dalam kamar istrinya ketika sudah pulang dari mesjid.Suasana di dalam kamar Aisyah tidak cuman hening saja, tapi juga terasa canggung bagi mereka berdua, bahkan untuk sekedar mengobrol. Arkan yang duduk di kursi meja belajar Aisyah, sedangkan Aisyah duduk di tempat tidurnya dengan memainkan handphone nya.Arkan melihat istrinya yang sibuk dengan memainkan handphone. " Sayang sudah malam, jangan main handphone lagi." ujar Arkan dengan mendekati istrinya.Aisyah yang sedang main handphone, sampai terkejut dengan kehadiran suaminya yang sudah berada di sampingnya. " Mau ngapain?" tanya Aisyah was-was, merasa takut sebab mereka berada di satu kamar.Arkan semakin memajukan wajahnya tepat di depan
Malam ini adalah malam minggu yang sudah Aisyah tunggu-tunggu yaitu rencananya Aisyah mau keluar bersama bestienya di sore harinya. Dari tadi Aisyah sudah sibuk memikirkan bagaimana caranya ia bisa keluar sore nanti tanpa ketahuan keluarga nya terlebih dahulu, sebelum bestienya datang menjemput dirinya." Aisyah ngapain kau bengong di situ, antar nih ke depan sana." " Aku mak." " Bukan! ya, kau lah!" " Mak, suruh mail aja napa." pinta Aisyah dengan senyuman termanis kepada mamaknya." Yang di suruh kau, kenapa aku pulak!" sahut mail yang baru masuk ke dalam dapur.Aisyah dan Bu Yati menoleh ke arah belakang, entah sejak kapan Mail berada di dapur." Males kali kau!" ucap Mail sambil menoyor kepala adiknya." Yaakk!! kalau gak, kau aja yang bawa ituh." ujar Aisyah dengan menahan emosinya." Males!" " Aisyah!" panggil Bu Yati dengan lirikan mata melotot kepada anaknya.Aisyah cepat-cepat membawa nampan yang berisi makanan ke ruang tamu, yang sudah ada bapaknya dan suaminya. Pada kena