Share

SAH

Penulis: byy_aissy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

" Bismillahirrahmanirrahim, Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka Siti Aisyah binti Amat Jailani alal mahri 1 wahdat bintihawis wamajmueat min 'adawat alshalat hallaan."

" Qalbiltu nikahaha watazwijaha bil mahril madzkur hallaan."

Dengan sekali hentakan dan satu tarikan napas pria itu tersenyum dengan bernapas lega setelah selesai mengucapkan kalimat qobul di hadapan semua orang.

" Bagaimana para saksi, sah?" tanya sang penghulu.

Semua para tamu dan para saksi mengangguk kepala dengan kompak, dan menjawab dengan lantang. " SAH."

" Alhamdulillah."

Tidak lupa mereka memanjatkan doa kepada Allah SWT atas keberlangsungan pernikahan hari ini yang berjalan dengan lancar.

Tempat berlangsung akad berada di mesjid Syuhada pada hari Jum'at tepat di jam 10.00 pagi, hari ini, jam ini, menit ini, dan detik ini, dia begitu bahagia karena sudah menjadi seorang suami.

Pada bagian shaf perempuan terdapat seorang gadis tengah melamun dengan air mata yang sudah terjatuh membasahi pipinya tanpa dia sadari.

Kenapa waktu berlalu begitu cepat?

Apakah ini mimpi?

Aisyah menggeleng kepalanya seolah tidak percaya dengan apa yang sudah terjadi pada dirinya hari ini. Dia ingin pergi dari sini dan meninggalkan tempat itu sejauh mungkin.

Tapi saat dia ingin bangkit tiba-tiba saja datang seorang pria yang sedang berjalan ke arahnya. Dia pun mengurungkan niatnya dengan langsung menundukkan kepalanya.

Bisa dia cium aroma parfum mahal yang begitu pekat masuk ke dalam indra penciumannya, dia tidak berani untuk melihat seseorang yang ada di hadapannya.

Pria dengan balutan tuxedo hitam yang begitu melekat pada tubuhnya semakin memancarkan aura ketampanan yang berkali-kali lipat dari biasanya.

Dia adalah Arkan seorang pengusaha yang kini sudah menjadi seorang suami dari istri yang berada di hadapannya. Tanpa dia sadari bibirnya sudah melengkung ke atas menciptakan sebuah senyuman hangat yang dia berikan untuk istrinya.

Berada sedekat ini pada seorang perempuan membuat pria yang begitu anti pria dengan perempuan itu, langsung menghilangkan cap anti perempuan pada dirinya hari ini.

Begitu mudah bibirnya melengkung menciptakan sebuah senyuman dan bahkan detak jantungnya sedari tadi terus berdegup kencang sampai tidak bisa dia kendalikan.

" Assalamualaikum ya zaujati." sapa Arkan yang begitu lembut menyapa Aisyah.

Tidak mendapatkan respon apapun dari sang istri membuat Arkan tersenyum tipis dan memberanikan diri untuk meletakkan tangannya pada ubun-ubun kepala istrinya.

Dia menutupkan matanya saat ingin membacakan doa untuk istrinya. Takdir Allah begitu indah mempertemukan mereka hingga menjadi pasangan suami-istri.

" Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."

' Semoga kamu selalu berada di lindungi Allah di mana pun kamu berada, sayang aku begitu senang hari ini. Karena kamu sudah menjadi istri aku dan selamanya akan tetap menjadi istri aku dan ibu dari anak-anak kita. Terimakasih karena kamu hadir di dunia ini, karena kehadiran kamu begitu berarti dalam hidup aku, memiliki kamu merupakan hadiah terindah yang pernah aku miliki. Aku akan berusaha menjadi suami dan ayah yang baik untuk keluarga kecil kita nanti, tetap terus bersama aku ya sayang. Karena kehadiran kamu bagaikan cahaya yang menerangi hidup aku yang gelap." batin Arkan kemudian dia mulai membukakan matanya.

Selesai membaca doa untuk istrinya dia memajukan sedikit tubuhnya agar memudahkan untuk dia mencium kening istrinya.

Cup

Mereka sama-sama terkejut dengan apa yang sedang mereka rasakan pada tubuh masing- masing, saking terkejutnya tubuh Aisyah langsung kaku saat merasakan keningnya di cium.

Masih dengan ekspresi terkejut Aisyah memberanikan diri untuk menatap seseorang yang berada di hadapannya. Kesan pertama yang dia lihat adalah seorang pria yang begitu tampan tengah tersenyum menatapnya.

" Assalamualaikum ya zaujati." sapanya ulang dengan mengusap pelan kepala Aisyah.

***

Masih dengan ekspresi terkejutnya Aisyah menatap tidak percaya dengan yang dia lihat saat ini, dia menggeleng kepalanya seolah saat ini sedang bermimpi.

Tapi kenapa usapan yang begitu lembut pada pipinya tadi terasa begitu nyata?

Apakah dia sedang berhalusinasi sekarang?

Pria yang berada di hadapannya begitu tampan dengan poster tubuh yang terlihat gagah dan atletis, tatapan matanya tajam tapi saat menatapnya mata tajam itu memberikan tatapan hangat dan lembut.

" Sayang kamu baik-baik saja?" tanya Arkan dengan eskpresi begitu khawatir.

Aisyah hanya mengangguk-angguk kepalanya saja, bibirnya seperti tidak bisa mengatakan apapun saat ini. Dia langsung menepis tangan pria itu saat ingin menyentuhnya kembali.

" Jauh kan tangan kau! jangan pernah sentuh aku!!"

Aisyah benci dan tidak suka jika ada seseorang yang menyentuh tubuhnya, apalagi orang tersebut tidak dia kenal. Arkan sempat terkejut mendengar larangan istrinya.

" Aw.." Aisyah langsung memegang dan meremas pelan kepalanya yang terasa begitu sakit.

Arkan langsung khawatir dan panik melihat istrinya. " Sayang kamu kenapa?" tanyanya.

Aisyah tidak menjawab pertanyaan pria itu dia masih memegang kepalanya yang seperti terasa mau pecah. Dia benci rasa sakit ini, kenapa tiba-tiba kepalanya sakit?

Wajah cantiknya langsung berubah menjadi pucat dengan tangannya masih memegang kepalanya. Dia tidak bisa lagi menahan rasa sakit pada kepalanya, dan entah kenapa tiba-tiba penglihatannya mulai berkabur.

Tubuhnya pun terasa begitu lemas seperti tidak ada tenaga sama sekali, dengan sekuat tenaga dia mempertahankan agar bisa melawan rasa sakit pada kepalanya. Tapi dia terlambat karena tiba-tiba saja tubuhnya terasa seperti terjatuh dan penglihatannya langsung berubah menjadi gelap.

Bruk!

" Sayang.."

Arkan begitu terkejut melihat Aisyah hampir saja terjatuh jika dia tidak cepat menahan tubuh Aisyah itu, dia takut dan begitu khawatir melihat keadaan Aisyah saat ini.

Ekspresi dingin dan tajam selalu dia tampakkan pada khalayak umum, tapi kini eskpresi Arkan berubah 180° yang terlihat begitu khawatir dan panik saat melihat Aisyah pingsan.

Para tamu dan para keluarga yang mendengar suara berisik di arah belakang, membuat mereka langsung bangkit dan berjalan menghampiri tempat pengantin baru tersebut.

" Ada apa ini?" tanya paka Lanik yang matanya langsung membulat kaget melihat anaknya tidak sadarkan diri.

Arkan langsung mengangkat kepalanya dengan melihat satu-persatu semua orang yang berada di hadapannya.

" Istri saya pingsan pak." jawab Arkan.

Mendengar itu pak Lanik langsung panik dan menghampiri anaknya yang berada di dekapan Arkan, apa yang sebenarnya terjadi pada anaknya hari ini?

" Apa lagi yang kau tunggu? cepat bawa istri kau kita pulang sekarang." ujar pak Lanik yang tidak ingin anaknya kenapa-kenapa.

Arkan mengangguk kepalanya dengan menyetujui saran mertuanya itu. " iya, pak."

Dengan begitu mudah Arkan mengangkat tubuh Aisyah dengan menggendong ala bridal style dan membawanya keluar dari dalam mesjid. Para tamu yang melihat itu memberikan berbagai tatapan yang berbeda pada pengantin baru tersebut.

Sampai di depan mobil Arkan di bantu sang sopir untuk membuka pintu mobil supaya memudahkan dia untuk masuk bersama Aisyah. Duduk di belakang sang sopir Arkan leluasa menatap wajah Aisyah dan bisa menjaganya.

Para keluarga langsung ikut keluar dari dalam mesjid dan akan menyusul mobil pengantin baru tersebut menggunakan kendaraan mereka masing-masing.

***

Jarak dari mesjid ke rumah mertuanya sedikit memakan waktu supaya bisa sampai di rumah sederhana yang selalu membuat dia tenang dan merasa nyaman jika melihatnya.

Mobil yang merkea tumpangi langsung berhenti di depan rumah sederhana mertuanya, langsung saja Arkan mengangkat tubuh Aisyah dan membawakannya keluar dari mobil.

Para keluarga pihak perempuan maupun keluarga pihak pria langsung masuk saat sudah berada di depan rumah, kedatangan mereka memenuhi seisi rumah sederhana tersebut.

Arkan bingung melihat seisi rumah mertuanya sudah penuh, harus membawa kemana Aisyah saat ini?

Pak Lanik yang melihat Arkan yang masih menggendong anaknya langsung saja dia menghampiri.

" Bawa istri kau masuk ke kamar itu." ujar pak Lanik dengan menyentuh pelan pundak Arkan.

Arkan mengikuti arah pandang yang di tunjukkan mertuanya barusan, sebuah kamar yang tidak jauh dari ruang tamu berada. Apakah dia harus masuk ke kamar itu?

" Itu kamar Aisyah." ucap pak Lanik setelah itu pergi meninggalkan Arkan yang masih takut-takut berjalan ke arah kamar itu.

Ceklek

Walaupun sedang menggendong Aisyah tangganya masih bisa menggunakan untuk membuka pintu kamar itu, saat pintunya sudah terbuka Arkan memberanikan diri untuk masuk ke dalam kamar istrinya.

" Assalamualaikum." ucap Arkan dengan melangkah masuk ke dalam kamar Aisyah.

Melihat tempat tidur Aisyah tidak terlalu jauh letaknya langsung saja Arkan membawa Aisyah berjalan ke arah tempat tidur. Saat sudah berada di dekat tempat tidur, dengan sangat hati-hati dia meletakkan tubuh Aisyah di atas tempat tidur.

Mata tajam itu melihat sekeliling kamar tidur Aisyah yang tidak terlalu luas maupun besar itu, tapi entah kenapa membuat dia merasa nyaman berada di kamar itu.

Kemudian mata tajam itu melihat kembali ke arah seorang gadis yang masih belum sadarkan diri. Dulu dia berpikir menikahi gadis yang sudah menjadi istrinya itu seperti suatu tidak mungkin, bukan karena masalah kasta atau pun status sosial.

Karena dia tidak mempermasalahkan untuk siapa saja yang menjadi istrinya gak harus sama kasta dan status sosial sepertinya. Karena dia menikahi perempuan tersebut untuk menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya, bukan untuk ajang pamer.

" Masya Allah cantik banget istri saya, walaupun kamu belum sadar. Tapi wajah kamu tidak bisa menutupi kalau kamu begitu cantik dan menenangkan."

Bahkan untuk pertama kalinya Arkan begitu mudah tersenyum dan memberikan tatapan hangat dan lembut pada seseorang. Dia merasa kehadiran Aisyah sebagai istrinya begitu berarti dan berpengaruh besar pada hidupnya.

Melihat Aisyah masih belum sadarkan diri Arkan sedikit merasa penasaran dengan beberapa foto yang ada di kamar istrinya itu. Langsung saja dia bangkit dan berjalan ke arah foto yang ada di pajang di meja Aisyah.

Arkan melihat ada beberapa foto istrinya yang bersama keluarga, teman, bahkan foto masa kecil Aisyah. Melihat semua foto itu dia tersenyum sambil tangannya mengambil salah satu foto yang berhasil mencuri perhatiannya.

Sebuah foto masa kecil Aisyah yang sedang di gendong dengan mamak mertuanya dengan ekspresi begitu lucu, kemudian foto yang kedua Aisyah tengah tersenyum manis sampai membuat jantung dia langsung berdegup kencang.

" Gemas." gumamnya dengan meletakkan kembali kedua foto tersebut.

Mata sipit yang memiliki mata indah kini perlahan-lahan membukakan matanya dengan memegang kepalanya yang masih terasa sakit. Ekspresi Aisyah terlihat bingung saat melihat dirinya berada di kamar.

Tidak lama dia tersenyum lega karena mengira pernikahan itu nyata dan ternyata itu semua hanya mimpi dia saja. Bahkan saking senangnya dia ingin bangkit dari tempat tidur dan saat matanya melihat ke arah meja belajar, dia langsung terkejut.

" Siapa?"

***

Mendengar suara seseorang membuat Arkan membalikkan tubuhnya dengan menghadap ke arah Aisyah. Dia memberikan senyuman dengan berjalan mendekati Aisyah yang menatapnya terkejut.

" Sayang sudah bangun?" tanya Arkan.

Aisyah melihat sekeliling kamarnya mungkin saja pria di hadapannya sedang berbicara pada orang lain, tapi di dalam kamar hanya mereka berdua saja.

" Lancang sekali kau masuk ke kamar perempuan!" Aisyah langsung memundurkan tubuhnya saat Arkan tiba-tiba duduk di sampingnya.

" Apakah saya lancang jika masuk ke kamar istri saya sendiri?"

" Istri? siapa?"

Aisyah menatap tajam pria di sampingnya yang suka sekali menatapnya. Dia merasa risih dan tidak nyaman berada satu kamar dengan seorang pria.

" Kamu."

Aisyah tercengang mendengar jawaban pria di sampingnya, dia? maksudnya bagaimana bisa? bukannya pernikahan itu hanya mimpi saja?

" Keluar dari kamar aku sekarang! aku bukan istri kau!" usir Aisyah dengan nada marah.

Arkan memberikan tanggapan dengan menggeleng kepalanya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sampai membuat Aisyah melotot melihat kelakuan pria itu.

" Apa yang kau lakukan?" tanya Aisyah marah.

Arkan memiringkan tubuhnya dengan menatap Aisyah yang sedang menatapnya marah. " Tidur di kamar istri saya." jawabnya yang semakin memancing emosi Aisyah.

" Keluar!!"

Arkan menggeleng kepalanya dengan membetulkan posisi tidurnya dengan terlentang dan memejamkan matanya, seolah kamar itu sudah menjadi miliknya.

Mata sipit itu melotot saat melihat pria asing tidur di tempat tidurnya, dia merasa bingung dengan kehadiran pria asing itu yang tiba-tiba ada di kamarnya.

Di mana keluarganya?

Apa mereka tidak tau jika ada pria asing masuk ke dalam kamarnya?

Aisyah masih berperang sendiri dengan pertanyaan-pertanyaan yang ada di kepalanya, mengenai pria asing yang masuk ke kamarnya. Dia ingin mencari keluarganya dan ingin langsung bertanya mengenai pria asing itu.

Saat Aisyah ingin bangkit dari duduknya tiba-tiba saja tangannya ada yang menahan sampai membuat dia melotot kaget.

" Jangan sentuh!!" Aisyah dengan berusaha melepaskan tangan pria itu yang menahan tangannya.

Arkan langsung bangkit dan duduk dengan menatap Aisyah yang sedang berusaha melepaskan tangannya.

" Sayang mau ke mana?" tanya Arkan yang semakin menahan tangan Aisyah.

Aisyah menatap tajam pria yang sedang menatapnya apalagi tangannya masih di tahan pria itu.

" Sayang?" Aisyah tertawa geli mendengar panggilan itu.

" Siapa yang kau panggil sayang? dengar ya nama aku Aisyah. Bukan sayang!" dia begitu aneh saat seseorang ada yang memanggil sayang.

Arkan hanya mengangguk kepalanya dengan menarik pelan Aisyah supaya duduk di sampingnya kembali, dengan tindakannya barusan membuat Aisyah marah.

PLAK!

" Tidak tau diri!! sembarangan menyentuh orang!!" Aisyah tanpa bisa mengontrol emosi tangannya dengan refleks langsung menampar pipi pria di sampingnya.

Mendapatkan tamparan di pipinya membuat Arkan terkejut, baru kali ini dia mendapatkan tamparan dari seseorang. Pipinya terasa begitu sakit bahkan dia langsung menyentuh area pipinya.

" Keluar!! itu akibat menyentuh orang sembarangan!!"

Bab terkait

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Pengantin baru

    Jangan terlalu berharap dengan ekspektasi, jika tidak ingin sakit pada realitanya. Seperti halnya dengan pengantin baru ini, bukannya mendapatkan senyuman atau pun hanya sekedar mengobrol. Tiba-tiba malah mendapatkan kejutan yang tidak pernah terduga, yaitu sebuah tamparan. Yaps, sebuah tamparan keras mendarat di pipi mulusnya, bahkan sekarang pipinya terasa sakit. Tapi entah kenapa dia tidak bisa marah saat mendapatkan tamparan itu." Sayang pipi saya sakit." ucap Arkan mengadu, sambil berusaha memegang tangan Aisyah. Mengabaikan rengekan pria di sampingnya Aisyah lebih memilih memainkan handphone, cara paling tepat bagi Aisyah adalah mengabaikan keberadaan pria di sampingnya. Arkan yang tidak suka di abaikan pun langsung mengambil handphone Aisyah, dan menyimpannya di saku celananya. Aisyah menghela napas berat dengan menatap Arkan, dia melihat pria itu sedang tersenyum di saat dia lagi kesal." Kembali kan handphone aku." pinta Aisyah dengan berbicara masih baik. Arkan menggel

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Aku suami kamu

    Pak Lanik, pak Albert, Arkan, Sahyan, dan Mail. Ketika mereka sudah selesai shalat Jum'at berjamaah di mesjid. Langsung saja para pria yang berbeda umur itu pulang ke rumah untuk bertemu istri mereka dan makan siang bersama." Assalamualaikum." ucap mereka bersamaan dengan masuk ke dalam rumah." Wa'alaikumsalam." jawab bu Yati, bu Sarah, dan Lela secara bersamaan. Bu Yati, bu Sarah, dan Lela tersenyum dengan menyambut suami mereka masing-masing." Ya Allah, kenapa bisa pulak permandangan seperti ini, ketika Mail pulang?" gumam Mail yang terdengar oleh Arkan yang berada di sampingnya.Arkan melirik ke arah Mail. " Punya bini bang." ucap Arkan dengan menepuk pundak Mail.Mail menoleh ke arah Arkan. " Gak dulu lah, hadapi adik aku aja susah. Apalagi punya bini, kapan-kapan aja kalau ingat." celutuk Mail dengan masuk ke dalam kamarnya.Kening Arkan berkerut, tidak melihat istrinya berada di ruang tamu. " Mak, Aisyah kemana?" tanya Arkan kepada mamak mertuanya.Semua orang yang berada di

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Sayang aku sangat beruntung bisa memiliki kamu

    Hotel Jagoci Inn, adalah sebuah penginapan yang banyak di kunjungi oleh para wisatawan atau orang yang sedang melakukan bisnis antar daerah, tempat penginapan itu terkenal karena view hotelnya memanjakan mata bagi pengunjungnya, dan hotel Jagoci Inn juga terletak di tengah-tengah kota Aceh Tamiang. Arkan dan Aisyah mengantarkan bu Sarah dan pak Albert ke tempat penginapan di hotel Jagoci Inn." Alhamdulillah, terimakasih sayang sudah mengantar mamah sama papah sampai ke hotel." bu Sarah memeluk menantunya yang terlihat senang karena ikut mengantar ke hotel." Aisyah terimakasih ya, nak, sudah mau menerima anak mamah. Arkan itu orang nya dingin, cuek, dan gak peka terhadap sekitarnya. Kamu banyak sabar aja menghadapi sifat Arkan yang bisa membuat kamu darah tinggi menghadapi sifat Arkan. Kalau Arkan macam-macam atau sakiti kamu, bilang langsung sama mamah atau papah. Biar mamah marahin dia kalau menyakiti putri cantik dan manis mamah ini." bisik bu Sarah kepada Aisyah yang sudah di angg

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Makan malam

    Kini Mereka berdua sudah sampai di depan rumah Aisyah. Setelah membeli martabak manis dan cemilan snack di supermarket. Dengan berjalan beriringan Arkan dan Aisyah masuk bersamaan ke dalam rumah." Assalamualaikum." ucap mereka berdua dengan masuk ke dalam rumah." Wa'alaikumsalam." jawab Pak Lanik dan bu Yati bersamaan. Mereka menoleh melihat Arkan dan Aisyah yang sudah pulang dari antar besannya.Arkan dan Aisyah mendekat ke arah pak Lanik dan bu Yati yang sedang duduk di karpet ruang tamu. Sepasang suami istri itu menyalami pak Lanik dan bu Yati secara bergantian. Setelah selesai salim Aisyah langsung pergi ke arah kamarnya dengan membawa kedua kantong plastik untuknya sendiri.Pak Lanik dan bu Yati melihat anaknya yang sudah biasa seperti itu ketika habis dari keluar. Sedangkan Arkan terlihat bingung dengan Aisyah yang sudah pergi duluan ke kamar tanpa mengajaknya." Aisyah tuh.. gak ingat apa sudah punya suami. Malah di tinggalkan suaminya di sini." ucap bu Yati sambil memakan mar

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Terus kita satu kamar, gitu?

    Setelah selesai dengan makan malam bersama, Aisyah, suaminya, dan keluarganya pergi ke kamar mereka masing-masing. Di dalam kamar, Aisyah tidak sendirian melainkan bersama suaminya yang berada di dalam kamar bersamanya. Arkan yang sudah selesai shalat isya berjamaah di mesjid, langsung masuk ke dalam kamar istrinya ketika sudah pulang dari mesjid.Suasana di dalam kamar Aisyah tidak cuman hening saja, tapi juga terasa canggung bagi mereka berdua, bahkan untuk sekedar mengobrol. Arkan yang duduk di kursi meja belajar Aisyah, sedangkan Aisyah duduk di tempat tidurnya dengan memainkan handphone nya.Arkan melihat istrinya yang sibuk dengan memainkan handphone. " Sayang sudah malam, jangan main handphone lagi." ujar Arkan dengan mendekati istrinya.Aisyah yang sedang main handphone, sampai terkejut dengan kehadiran suaminya yang sudah berada di sampingnya. " Mau ngapain?" tanya Aisyah was-was, merasa takut sebab mereka berada di satu kamar.Arkan semakin memajukan wajahnya tepat di depan

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Malam minggu

    Malam ini adalah malam minggu yang sudah Aisyah tunggu-tunggu yaitu rencananya Aisyah mau keluar bersama bestienya di sore harinya. Dari tadi Aisyah sudah sibuk memikirkan bagaimana caranya ia bisa keluar sore nanti tanpa ketahuan keluarga nya terlebih dahulu, sebelum bestienya datang menjemput dirinya." Aisyah ngapain kau bengong di situ, antar nih ke depan sana." " Aku mak." " Bukan! ya, kau lah!" " Mak, suruh mail aja napa." pinta Aisyah dengan senyuman termanis kepada mamaknya." Yang di suruh kau, kenapa aku pulak!" sahut mail yang baru masuk ke dalam dapur.Aisyah dan Bu Yati menoleh ke arah belakang, entah sejak kapan Mail berada di dapur." Males kali kau!" ucap Mail sambil menoyor kepala adiknya." Yaakk!! kalau gak, kau aja yang bawa ituh." ujar Aisyah dengan menahan emosinya." Males!" " Aisyah!" panggil Bu Yati dengan lirikan mata melotot kepada anaknya.Aisyah cepat-cepat membawa nampan yang berisi makanan ke ruang tamu, yang sudah ada bapaknya dan suaminya. Pada kena

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Bestie Aisyah menginap, Arkan tidur dengan abang ipar

    Hati Arkan dari tadi merasa resah gelisah, sebab istrinya belum ada tanda-tanda pulang juga ke rumah, padahal sudah jam setengah sebelas malam. Bahkan Arkan sudah banyak menelpon dan chatting kepada istrinya tidak ada satupun di jawab teleponnya, macam mana tidak membuat Arkan gelisah karena istrinya belum pulang.Mail melihat bingung dengan adik iparnya, yang terlihat resah gelisah sekali dari tadi. Sampai capek mail melihat Arkan bolak balik melihat handphone, di tambah dengan wajahnya terlihat sedang gelisah. " Kau kenapa, dari tadi kayak resah gitu?" tanya Mail.Arkan menoleh dan menatap abang iparnya yang sedang menatap ke arahnya. " Bagaimana saya tidak resah, kalau istri saya belum pulang padahal sudah jam segini." Mail menggaguk paham dengan adik iparnya, yang sedang menghawatirkan adiknya. Padahal ia sebagai abang kandungnya sudah biasa melihat adiknya kalau keluar pasti agak lama pulangnya, kalau sudah jam sebelas baru Mail meneror adiknya untuk pulang. " Bentar lagi juga p

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Terbongkar

    Zafira merasa ada sesuatu yang sedang di sembunyikan Aisyah, tengah malam ia tidak sengaja' melihat Aisyah dengan seseorang, lalu tadi pagi ia yang ingin kirim foto dari handphone Aisyah ke handphonenya tiba-tiba ada notif w******p yang membuat ia shock. " Aisyah jawab jujur, kau ada sembunyikan sesuatu dari kami berdua kan." " Maksudnya?" Reva nggak paham dengan pembahasan kedua sahabatnya." Maksud kau apa zaf?" tanya Aisyah bingung, dengan perkataan Zafira seperti itu kepadanya." Kau ada hubungan apa dengan teman abang kau itu." todong Zafira dengan menatap ke Aisyah." Aku masih nggak paham zaf?" elak Aisyah dengan pertanyaan dari Zafira." Ini ada apa sih, sebenarnya." Reva bertanya-tanya kepada Zafira dan Aisyah.Zafira menoleh ke arah Reva, lalu beralih menoleh ke arah Aisyah. " Reva teman kau nih ada sembunyikan sesuatu yang kita nggak tahu, dan tengah malam tadi aku yang nggak sengaja mau ke dapur melihat Aisyah dengan teman abangnya bukan hanya sekedar sapa biasa." Aisyah

Bab terbaru

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Wanita itu harus mahal

    Kantor Sampai di kantor Arkan langsung masuk ke dalam ruangan kerjanya. Secangkir kopi bersama tumpukan berkas di atas meja, setia menunggu kedatangannya. Lembar- lembaran kertas belum tersentuh, seolah memanggil- mangilnya untuk meminta segera di kerjakan. Sesekali Arkan menyesap kopinya, tak lupa memperbaiki letak kacamata yang sempat merosot ke bawah. Matanya menatap serius pada layar di depannya, begitu pula dengan tangannya. Bergerak lincah ke sana ke mari di atas papan ketik komputer itu. Hening dan tenang gambaran suasana di dalam ruangan kerja Arkan. Hanya terdengar suara ketikan keyboard komputer saja. Tok! Tok! " Masuk!" titah Arkan, matanya tetap fokus pada layar komputer. Tanpa tau jika seseorang sedang melangkah masuk. Setelah mendapatkan izin dari dalam, seorang wanita dengan membawa berkas di tangan kanannya. Melangkah masuk ke dalam ruangan, seketika tubuh wanita itu menegang di tempat. Tak berselang lama ekspresi wajahnya langsung berubah, senyum tipis ters

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Kok ngamook!

    " Hm, boleh deh." " Serius sayang?" Aisyah mengangguk sambil tersenyum pada Arkan. " Iyaa. Tapi..." Arkan yang sudah senang mendengar itu, langsung menyahut cepat. " Tapi apa sayang?" tanyanya yang terdengar tidak sabaran. " Tidur di luar!!" Setelah mengatakan itu, Aisyah langsung keluar dari mobil dengan keadaan kesal. Wajah cantiknya berubah jadi jutek dengan sorot mata tajam. Mendengar ucapan Aisyah, Arkan berpikir sesaat. " Sayang. Loh ke mana?" seketika Arkan tersadar jika istrinya sudah keluar dari mobil. Bergegas Arkan keluar dari mobil, dengan langkah lebar dia berusaha mengejar Aisyah. Beberapa tatapan dan pekikan terdengar, satu pun tidak ada di tanggapi olehnya. Di pikirannya hanya satu, istrinya. Apapun menyangkut tentang istrinya akan Arkan lakukan tanpa ada terkecuali. " Sayang tunggu." " Berhenti sebentar, sayang." Mendengar ucapan Arkan, seketika langkah kakinya berhenti. Aisyah menghela napas sebelum berbalik tubuhnya, kini dia bisa melihat suaminya sedang

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Sayang pengen

    " Sayang pengen." " Gak ada!" " Sayang please." " No!" " Satu kali saja. Ya, ya boleh ya sayang." " Sayaaaang please." Aisyah menghela napas melihat Arkan, mendengar rengekan suaminya sudah seperti mendengar anak kecil merengek meminta permen pada mamahnya.Salahnya dia juga sih, memakai pakaian tersebut, entah kenapa malam ini Aisyah tiba-tiba kepengen memakai pakaian kurang bahan itu. Apa itu termasuk ngidam juga? Arkan sendiri tidak merasa gentar atau pun putus asa membujuk sang pujaan hati, agar rencananya bisa terlaksanakan dengan lancar dan baik. Dengan perlahan Arkan merapatkan tubuhnya pada Aisyah, tangannya menarik pinggang sang istri supaya lebih dekat lagi dengannya. Lalu kepalanya bersandar di kedua gundukan gunung istrinya, sambil mencari-cari kenyamanan di sana. " Istrikuu, sayangku boleh ya. Janji deh cuman sekali saja. Aku lagi pengen banget sayang." tatapan sayu Arkan mendongak menatap Aisyah, jujur melihat istrinya memakai pakaian seperti itu. Sangat berha

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Sabar ya bang ya, yang sabar!

    Waktu silih berganti, perasaan baru kemarin mereka merasakan berkumpul bersama dengan penuh canda tawa. Namun, kini harus berpisah kembali seperti sediakala. Minggu sore ini di bandara Soekarno-Hatta, terlihat Arkan dan Aisyah sedang mengantarkan keluarganya. Beberapa wejangan di berikan kepada pasangan suami-istri itu, tak lupa ada aksi nangis menangis terjadi. " Jaga diri kalian baik-baik, terutama untuk Aisyah. Di jaga kesehatannya, makanannya, dan jangan banyak pikiran. Walaupun sedang hamil jangan malas bergerak, bukannya hamil gak boleh gerak dan kerja. Kerja boleh, tapi jangan yang berat-berat. Misalnya angkat rumah gitu. Nah, kalau itu jangan ya dek ya." " Kalau bisa pun kalian pindah di kamar bawah aja, kasian nanti nih anak bontot satu. Udah lagi hamil, naik turun tangga setiap hari, yang ada anaknya brojol duluan sebelum waktunya." Arkan hanya mengangguk mengerti, berbanding terbalik dengan Aisyah. Bibirnya maju beberapa senti seperti bebek yang hendak nyosor saja. Mel

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Plato

    " Ok, fine! aku tau, aku salah. Tapi jangan seperti ini sayang, jangan diamin aku terus. Rasanya sakit. Sakit banget sayang." Arkan tidak berbohong jika diamnya Aisyah bisa se effect itu baginya, sebentar saja tidak mendengar suara istrinya. Mendadak dia kecarian dan merasa sepi seperti kehidupannya dulu. Ini salahnya, andai dia lebih bisa mengatur emosi dan cemburu. Pasti hal seperti ini tidak akan pernah terjadi.Tapi nasi sudah menjadi bubur, berandai-andai apapun itu jika sudah terjadi maka tak akan bisa di ubah kembali. Aisyah menoleh, menatap Arkan dengan pandangan sulit di artikan. Helaan napas sedari tadi terus terdengar. Punya suami pencemburu patut di syukuri, sebab suami pencemburu pasti paham akan ilmunya. Dan, Aisyah mensyukuri mempunyai suami pencemburu, tapi kadang-kadang dia merasa sedikit kesal. Seperti halnya hari ini! Kepala Arkan mendongak menatap manik mata Aisyah, bibirnya tersungging senyum. Dadanya berdebar kencang seolah dia baru saja lari marathon. " M

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Kesalahpahaman

    Di sini lah mereka berada, di sebuah taman yang indah dengan suasana sejuk dari pohonnya langsung. Terlihat Aisyah tampak begitu menikmati pemandangan taman tersebut, segala kepenatannya seketika hilang saat semilir angin menerpa wajahnya.Tanpa Aisyah sadari jika ada sepasang mata sedari tadi menatap ke arahnya, dengan langkah ringan seseorang tersebut berjalan mendekati Aisyah yang masih belum sadar akan kedatangannya.Semakin dekat seseorang tersebut semakin membuat jantungnya berdebar kencang, seketika dia refleks memegang dadanya.Huuftt.. helaan napas seseorang tersebut, terdengar sekali sedang gugup.Dia sudah sampai dan sekarang sedang berdiri tepat di depan perempuan itu. " Hai." sapa nya dengan menahan gugup.Sontak Aisyah terkejut mendengar suara seseorang yang begitu dekat dengannya, refleks dia memundurkan tubuhnya menjauh dari pria itu.Ya, seorang pria. Bahkan Aisyah tidak tau kapan pria itu datang dan tiba-tiba sudah berada di depannya, perasaannya mulai merasa gelisah

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   A limited edition

    Selesai memencet bell penthouse Nurul memainkan handphonenya sembari menunggu pemiliknya membuka pintu, terlalu asik memainkan handphone dia sampai tak sadar jika pintu sudah terbuka sama pemiliknya. " EKHEM!!" suara deheman itu sontak membuat Nurul kaget sampai handphone yang berada di tangannya melayang, dan berakhir jatuh di lantai. Nurul segera mengambil handphonenya yang mati dengan keadaan layar separuh retak, sungguh sangat menyakiti hatinya. Padahal baru saja dia menganti anti gores. Melihat seorang pria yang dia kenali membuat Nurul sedikit terkejut, tak lama dia menormalkan kembali ekspresinya. " Ada perlu apa?" tanya Mail tanpa merasa bersalah pada teman adiknya itu. Sejenak Nurul menghela napas, supaya berbicara tak pakai emosi pada pelaku yang mengejutkannya tadi. " Aisyah. Mana?" Mail tak menjawab tapi membukakan pintunya lebih lebar lagi agar teman adiknya itu bisa masuk, setelah teman adiknya itu masuk. Langsung saja Mail menutup kembali pintunya, lalu pergi meni

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Morning sickness

    " Huekk.." Aisyah tertunduk lemas dengan tangannya menopang pada meja wastafel, akhir-akhir ini dia sering merasa mual dan hanya memuntahkan cairan bening saja. Setelah mencuci wajah dan tangannya, Aisyah mendongakkan kepalanya menatap ke arah kaca yang ada di depannya. Terlihat wajahnya pucat, bibir pecah-pecah, rambut acak-acakan, pakaian kusut, sungguh penampilannya sudah seperti orang yang tak terurus. Membuat Aisyah sedikit terkejut setelah sadar jika penampilannya, memang sekacau itu. Ceklek! Arkan masuk ke dalam kamar setelah itu menutup pintunya kembali, pandangannya mengedar ke seluruh ruangan kamar, keningnya mengernyit bingung dengan perasaan khawatir yang tak menemukan keberadaan Aisyah di dalam kamar. " Huekk.." Tiba-tiba dia mendengar suara yang berasal dari kamar mandi. Tanpa membuang waktu, segera Arkan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. " Huekk.." lagi-lagi Aisyah memuntahkan isi perutnya yang hanya keluar cairan bening itu, tiba-tiba tubuhnya kurang kese

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Buah dan susu hamil

    Pagi yang cerah sama seperti secerah wajah Arkan saat ini, suami Aisyah itu tengah berjalan menuju ke arah kamar. Sambil tangannya membawa nampan berisi buah-buahan dan susu hamil. Setengah jam lalu mereka tiba di kediaman penthouse, mereka di sambut dengan raut wajah bahagia dan juga pelukan. Baik dari pihak keluarga istrinya maupun juga dari pihak keluarganya. Kedua keluarga itu, begitu kompak menyambut kepulangan anak dan menantu mereka. Dan tak lupa memberikan kata selamat pada pasangan suami-istri yang sebentar lagi akan menjadi orang tua itu.Ceklek! " Taruh dulu handphone nya sayang." perintah Arkan. Setelah menutup pintu dan menguncinya, dengan langkah ringan Arkan berjalan menuju ke arah Aisyah, yang sedang duduk di atas tempat tidur itu.Tanpa bantahan Aisyah mengangguk dan menaruh handphone nya di samping dia duduk, matanya melirik kecil ke arah nampan yang berada di tangan Arkan. Dia mengira suaminya itu membawa makanan yang pedas dan gurih, oh ternyata oh ternyata buah

DMCA.com Protection Status