Beranda / Pernikahan / Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO / Terus kita satu kamar, gitu?

Share

Terus kita satu kamar, gitu?

Penulis: byy_aissy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Setelah selesai dengan makan malam bersama, Aisyah, suaminya, dan keluarganya pergi ke kamar mereka masing-masing.

Di dalam kamar, Aisyah tidak sendirian melainkan bersama suaminya yang berada di dalam kamar bersamanya. Arkan yang sudah selesai shalat isya berjamaah di mesjid, langsung masuk ke dalam kamar istrinya ketika sudah pulang dari mesjid.

Suasana di dalam kamar Aisyah tidak cuman hening saja, tapi juga terasa canggung bagi mereka berdua, bahkan untuk sekedar mengobrol. Arkan yang duduk di kursi meja belajar Aisyah, sedangkan Aisyah duduk di tempat tidurnya dengan memainkan handphone nya.

Arkan melihat istrinya yang sibuk dengan memainkan handphone. " Sayang sudah malam, jangan main handphone lagi." ujar Arkan dengan mendekati istrinya.

Aisyah yang sedang main handphone, sampai terkejut dengan kehadiran suaminya yang sudah berada di sampingnya. " Mau ngapain?" tanya Aisyah was-was, merasa takut sebab mereka berada di satu kamar.

Arkan semakin memajukan wajahnya tepat di depan wajah istrinya. " Sudah jam setengah sebelas kurang waktunya tidur, jangan main handphone lagi." ucap Arkan masih di posisi yang sama, dengan menatap lekat mata istrinya.

Aisyah memundurkan tubuhnya agar tidak terlalu dekat dengan wajah suaminya, bahkan ketika Arkan sedang berbicara kepadanya aroma pekat maskulin sampai tercium ke hidungnya.

Arkan tersenyum geli, melihat istrinya yang sedang memundurkan tubuhnya. Membuat Arkan duduk di ujung tempat tidur Aisyah. " Kenapa hm?"

Aisyah menggeleng, ia merasa tidak nyaman karena satu kamar dengan Arkan walaupun sudah menjadi suaminya.

Arkan memajukan tubuhnya agar lebih dekat dengan istrinya. " Tidur sayang jangan main handphone lagi." ujar Arkan dengan mengusap rambut panjang Aisyah.

Aisyah menepis tangan Arkan yang sedang mengusap kepalanya. " Stop!" Arkan menatap bingung kepada Aisyah.

Aisyah mengalihkan pandangannya menatap ke arah lain. " Kita gak mungkin kan satu kamar?" tanya Aisyah dengan rasa cemas. Arkan tersenyum, gemas melihat ekspresi istrinya.

Ekhem

Arkan menegakkan tubuhnya. " Kenapa gak mungkin sayang?" tanya Arkan balik.

" Ya, aku cewek dan kamu cowok, jadi kita gak bisa satu kamar kayak gini!" jawab Aisyah pelan, Arkan sampai terkekeh kecil mendengar ucapan dari istrinya.

Aisyah menoleh menatap Arkan datar, sampai Arkan menghentikan tertawanya. " Gak ada yang lucu!"

Arkan menggaguk. " Soalnya aku lucu dengan pertanyaan kamu sayang. Kamu lupa kita sudah menikah, jadi gak ada masalah kalau kita satu kamar seperti ini."

Aisyah bahkan sampai lupa kalau ia sudah menikah dengan pria yang berada di sampingnya. " Terus kita satu kamar, gitu?"

Arkan menggaguk, Aisyah sampai menghela napas berat karena harus satu kamar dengan seorang pria, yang lebih parahnya lagi sudah menjadi suaminya sendiri.

" Gini aja deh, kamu tidur di kamar abang aku saja, gimana mau kan?" saran Aisyah agar Arkan tidak tidur satu kamar dengannya.

Arkan menggeleng, tidak setuju.

" Kenapa kalau aku tidur sini, kita kan sudah suami istri."

" Tapi kan ak--"

" Sayang tenang saja aku gak akan macam-macam sama kamu, aku gak akan memaksa kamu kalau tidak merasa nyaman."

" Ya, tetap aja Arkan aku tuh, gak nyaman berada satu kamar seperti ini."

Arkan menghela napas, lalu merebahkan tubuhnya ke tempat tidur istrinya. Melihat itu Aisyah merasa mau pergi aja dari kamarnya, ia tidak bisa satu kamar seperti ini.

Arkan melihat Aisyah yang masih duduk, tidak tidur di sampingnya. Arkan menarik lengan Aisyah dengan lembut agar merebahkan tubuhnya ke samping dirinya.

Aisyah terkejut dengan tarikan dari Arkan, sampai membuat ia terjatuh di samping Arkan yang sedang menatapnya. " Apa-apaan sih!" ucapnya dengan duduk kembali dengan sedikit bergeser agar tidak terlalu dekat dengan Arkan.

" Tidur sayang."

Sebenarnya Aisyah udah ngantuk, tapi ada pria yang sudah menjadi suaminya yang sudah merebahkan tubuhnya di tempat tidurnya. " Awas ya, lewat batas ini!" ujar Aisyah dengan menaruhkan bantal-bantal di tengah-tengah Aisyah dan Arkan tidur.

Arkan tersenyum tipis, lalu menggaguk.

" Iya, sekarang kamu tidur." ucap Arkan dengan menepuk tempat tidur di sebelahnya yang tidak di taruh pembatasan bantal, sebab pembatasan bantalnya di buat Aisyah di tengah-tengah tempat tidur.

Dengan memberanikan diri Aisyah mencoba merebahkan tubuhnya di samping Arkan dengan pembatas yang sudah ia taruh di tengah-tengah mereka.

Aisyah memunggungi Arkan dengan berharap ia cepat tidur atau Arkan yang tidur duluan. Tapi yang ada Aisyah menjadi susah tidur, karena masih merasa risih tidur di satu kamar dengan seorang pria dan berbagi tempat tidur seperti saat ini.

Jantung Arkan memompa dengan sangat cepat, ketika Arkan ingin tidur dengan kekasih halalnya seperti ini. Hari ini sudah berapa kali jantung Arkan berdebar sangat kencang jika berhubungan dengan istri kecilnya.

" Sayang jangan memunggungi suami ketika tidur, itu tidak baik sayang." ujar Arkan dengan menepuk pundak Aisyah pelan.

Aisyah menghela napas berat, lalu menepis tangan Arkan di pundaknya. Ribet betul sih dia, tinggal tidur aja harus banget menyuruh ia tidak boleh memunggungi dia. Emang dia kira bisa tidur kalau wajahnya bertemu dengan wajah dia, batin Aisyah.

" Sayang "

" Sayang "

" Sayang "

Bisa gak Arkan gak buat ia kesal, baru hari ini dan beberapa jam yang lalu jadi suaminya. Tapi sudah membuat ia kesal, bagaimana jika setiap hari menghadapi suaminya. " Puas!" ucap Aisyah ketus, dengan membalikkan tubuhnya menatap Arkan.

Arkan menggaguk, dengan satu tangannya mengusap rambut Aisyah.

Aisyah menepis tangan Arkan. " Katanya nyuruh tidur, gak usah modus ngusap rambut orang!"

Arkan menggeleng, dan tersenyum melihat istrinya. " Gak modus sayang. Supaya kamu bisa cepat tidur, aku hanya ingin mengusap rambut kamu."

" Gak usah!"

" Sayang "

Aisyah mencoba tidak menghiraukan panggilan Arkan, Aisyah menutup wajahnya dengan selimut. Ia berharap agar cepat tidur, dan tidak mendengar suara suaminya lagi yang terus memanggilnya.

" Sayang "

" Sayang "

Aisyah menghela napas, dengan membuka selimut dari wajahnya. " Apalagi sih? udahlah kamu tidur di luar sana, kalau gak tidur sama bang mail aja."

Arkan tersenyum tipis, melihat wajah Aisyah yang lucu ketika kesal karena nya. Akan menjadi hobi baru buat Arkan yaitu membuat Aisyah kesal yang sangat lucu sekali ekspresi wajah istri kecilnya.

" Gak, sayang."

" Sekali lagi manggil, betul-betul aku suruh tidur di luar!"

" Selamat malam ya, zaujati." bisik Arkan di samping telinga Aisyah yang sudah terlelap tidur, Arkan terus mengusap rambut dan wajah Aisyah yang sangat lucu sekali ketika sedang tertidur.

Arkan tidak lupa membaca doa sebelum tidur, ia membetulkan selimut Aisyah agar istrinya tidak merasa kedinginan. Arkan mencoba memejamkan matanya agar ikut menyusul istrinya yang sudah tertidur, tapi Arkan tidak semudah itu untuk tertidur apalagi ini bukan kamarnya. Yang ada Arkan memandang wajah Aisyah yang terlihat polos dan menenangkan siapa saja yang melihat wajah istrinya pasti akan merasa ada sebuah ketenangan apalagi matanya.

Dengan mengusap rambut panjang Aisyah, Arkan melantunkan shalawat nabi dengan matanya memandang wajah Aisyah. " Terimakasih sayang, sudah menjadi istri aku. Insyaallah aku akan selalu membahagiakan kamu, menjagamu, dan mendukungmu. Kamu hadiah terindah yang Allah berikan untukku."

" Aku tidak tahu, kebaikan apa yang pernah aku lakukan, sampai bisa mendapatkan kamu sebagai istri aku." ucap Arkan dengan mengusap pipi chubby Aisyah.

Tiba-tiba saja Aisyah menggeliat, sampai membuat Arkan mematung sebentar takut membangunkan istrinya. Arkan mencoba memejamkan matanya kembali, agar bisa menyusul tidur seperti istrinya yang sudah tertidur dan tidak bergadang lagi seperti malam sebelumnya.

Tanpa mereka sadari Arkan dan Aisyah sudah saling berpelukan satu sama lain. Dengan posisi Aisyah yang berada di dalam pelukan Arkan, dan Arkan memeluk Aisyah dengan sangat posesif bahkan ketika mereka sedang tertidur.

Bab terkait

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Malam minggu

    Malam ini adalah malam minggu yang sudah Aisyah tunggu-tunggu yaitu rencananya Aisyah mau keluar bersama bestienya di sore harinya. Dari tadi Aisyah sudah sibuk memikirkan bagaimana caranya ia bisa keluar sore nanti tanpa ketahuan keluarga nya terlebih dahulu, sebelum bestienya datang menjemput dirinya." Aisyah ngapain kau bengong di situ, antar nih ke depan sana." " Aku mak." " Bukan! ya, kau lah!" " Mak, suruh mail aja napa." pinta Aisyah dengan senyuman termanis kepada mamaknya." Yang di suruh kau, kenapa aku pulak!" sahut mail yang baru masuk ke dalam dapur.Aisyah dan Bu Yati menoleh ke arah belakang, entah sejak kapan Mail berada di dapur." Males kali kau!" ucap Mail sambil menoyor kepala adiknya." Yaakk!! kalau gak, kau aja yang bawa ituh." ujar Aisyah dengan menahan emosinya." Males!" " Aisyah!" panggil Bu Yati dengan lirikan mata melotot kepada anaknya.Aisyah cepat-cepat membawa nampan yang berisi makanan ke ruang tamu, yang sudah ada bapaknya dan suaminya. Pada kena

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Bestie Aisyah menginap, Arkan tidur dengan abang ipar

    Hati Arkan dari tadi merasa resah gelisah, sebab istrinya belum ada tanda-tanda pulang juga ke rumah, padahal sudah jam setengah sebelas malam. Bahkan Arkan sudah banyak menelpon dan chatting kepada istrinya tidak ada satupun di jawab teleponnya, macam mana tidak membuat Arkan gelisah karena istrinya belum pulang.Mail melihat bingung dengan adik iparnya, yang terlihat resah gelisah sekali dari tadi. Sampai capek mail melihat Arkan bolak balik melihat handphone, di tambah dengan wajahnya terlihat sedang gelisah. " Kau kenapa, dari tadi kayak resah gitu?" tanya Mail.Arkan menoleh dan menatap abang iparnya yang sedang menatap ke arahnya. " Bagaimana saya tidak resah, kalau istri saya belum pulang padahal sudah jam segini." Mail menggaguk paham dengan adik iparnya, yang sedang menghawatirkan adiknya. Padahal ia sebagai abang kandungnya sudah biasa melihat adiknya kalau keluar pasti agak lama pulangnya, kalau sudah jam sebelas baru Mail meneror adiknya untuk pulang. " Bentar lagi juga p

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Terbongkar

    Zafira merasa ada sesuatu yang sedang di sembunyikan Aisyah, tengah malam ia tidak sengaja' melihat Aisyah dengan seseorang, lalu tadi pagi ia yang ingin kirim foto dari handphone Aisyah ke handphonenya tiba-tiba ada notif w******p yang membuat ia shock. " Aisyah jawab jujur, kau ada sembunyikan sesuatu dari kami berdua kan." " Maksudnya?" Reva nggak paham dengan pembahasan kedua sahabatnya." Maksud kau apa zaf?" tanya Aisyah bingung, dengan perkataan Zafira seperti itu kepadanya." Kau ada hubungan apa dengan teman abang kau itu." todong Zafira dengan menatap ke Aisyah." Aku masih nggak paham zaf?" elak Aisyah dengan pertanyaan dari Zafira." Ini ada apa sih, sebenarnya." Reva bertanya-tanya kepada Zafira dan Aisyah.Zafira menoleh ke arah Reva, lalu beralih menoleh ke arah Aisyah. " Reva teman kau nih ada sembunyikan sesuatu yang kita nggak tahu, dan tengah malam tadi aku yang nggak sengaja mau ke dapur melihat Aisyah dengan teman abangnya bukan hanya sekedar sapa biasa." Aisyah

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Welcome To Jakarta

    Suasana pagi ini akan menjadi momen bagi Aisyah, akan meninggalkan kampung halamannya. Dan akan pergi menuju tempat tinggal suaminya, yaitu di Jakarta." Aisyah jadi lah istri yang patuh apa kata suami, mamak tahu kalian belum saling mencintai. Tapi nak, jika kalian sering berinteraksi dan tinggal satu rumah insyaallah cinta itu akan tumbuh dengan seiring berjalannya waktu. Ingat Aisyah, kau sudah menjadi seorang istri belajar lah menjadi istrinya yang baik. Aisyah menjadi seorang istri itu tidak mudah seperti yang kita lihat di luar sana, istri itu bagaikan rumah. Jika rumah itu nyaman, penuh dengan cinta dan kasih sayang maka suami pun akan menjadi betah untuk berada di dalam rumah. Tapi jika rumah itu sebaliknya, tidak ada rasa kenyamanan, cinta maupun kasih sayang, maka suami pun bisa mencari rumah lain yang bisa membuat dia nyaman dan mendapatkan cinta maupun kasih sayang. Aisyah jadi lah perempuan yang mandiri, walaupun kita sudah menikah tidak masalah kalau kita jadi perempuan m

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Ini apartemen atau penthouse?

    " Alhamdulillah sudah sampai, sayang pelan-pelan saja turunnya." ujar Arkan dengan membantu Aisyah keluar dari mobil.Kini mereka sudah sampai di Ritz-Carlton penthouse, yang terletak di Jakarta Selatan. Ritz-Carlton penthouse sendiri tempat tinggal Arkan selama ini, dan kini ia akan membawa istrinya untuk tinggal bersamanya di penthouse miliknya.Aisyah menatap takjub dengan melihat sebuah tempat tinggal yang sangat mewah dari luar saja sudah terlihat, ia tidak bisa membayangkan kemewahan apa yang ada di dalamnya." Sayang ayok masuk." ajak Arkan, dengan menggandeng tangan Aisyah.Aisyah tersadar, lalu menoleh ke arah Arkan merasa malu karena ketahuan. " Itu kopernya gak di bawa?" tanya Aisyah bingung." Ada Reza, kita masuk aja ya." Aisyah melirik ke arah Reza, yang sedang mengeluarkan koper-koper miliknya dan Arkan dari bagasi mobil. " Memang si Arkan, mentang-mentang sudah punya bini. Gue pun di tinggal, mana di suruh bawa koper mereka lagi." gerutu Reza dengan membawa masuk kope

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Alasan Arkan menikahi Aisyah

    " Aaaaaa...." teriak Aisyah dengan mendorong dada bidang Arkan.Arkan yang mendengar suara teriakan, menjadi terbangun lalu melihat istrinya di dalam pelukannya. " Kenapa sayang?" tanya Arkan dengan suara berat dan serak, yang semakin mempererat pelukannya." Lepas!!!" cicit Aisyah dengan memukul dada bidang Arkan." Kenapa hm?" tanya Arkan dengan merapikan rambut Aisyah yang menutupi wajahnya." Lepas gak!!" Arkan menggeleng, semakin memeluk Aisyah dengan erat." ARKAN LEPAS!! SESAK NAPAS AKU LOH!!" " Maaf sayang." Arkan melonggarkan pelukannya." Kemana pembatasannya? kok hilang?" tanya Aisyah kepada Arkan.Arkan menggeleng pura-pura tidak tahu, padahal sebelum tidur tadi malam Arkan sendiri yang pindahkan semua pembatasan yang di buat Aisyah tadi malam, supaya Arkan bisa memeluk istrinya dengan leluasa." Kamu kan pelakunya?" todong Aisyah dengan menunjuk Arkan." Kamu nuduh aku?" tanya Arkan dengan pura-pura terkejut." Mana tahu." " Nanti kamu yang mau peluk aku, tapi nuduh ke

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Perkara panggilan

    " Sayang mau keluar gak, jalan-jalan gitu?" saran Arkan mencoba mengajak Aisyah untuk menghilangkan rasa sedih. " Gak mau, mata aku sembab gini mana ngajak jalan-jalan lagi." gerutu Aisyah dengan menatap kesal Arkan." Tapi mata kamu makin sipit, bukan sembab matanya sayang." " Ya sama aja, tetap aja malu keluar." kekeh Aisyah yang tidak ingin keluar rumah." Tolong lepaskan tangannya di pinggang aku." pinta Aisyah dengan nada sabar, sedangkan Arkan menggeleng tetap tangganya erat memeluk pinggang Aisyah." Issh, lepas Arkan!" Aisyah mendengus melihat Arkan yang suka sekali menempel kepada dirinya." Sayang bisa gak kamu jangan panggil aku nama?" pinta Arkan dengan menatap Aisyah serius.Dua alis Aisyah naik bingung." Kalau kemarin kamu panggil aku nama, aku maklumi. Tapi sekarang jangan panggil nama lagi ya." pinta Arkan." Kenapa?"" Sayang aku suami kamu, aku lebih tua tujuh tahun dari kamu. Apalagi kalau di dengar orang lain kamu panggil aku nama, tidak enak aja di dengarnya.""

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Sayang?

    Reza yang sudah berada di dalam kantor yang dari tadi sudah mengerutu Arkan yang sebagai bos nya tidak jadi datang untuk meeting hari ini. Yaitu di perusahaan Abelard Group, sudah lebih dari lima tahun Reza bekerja sama dengan Arkan yang sebagai bosnya dan sahabatnya. Banyak orang bilang Reza enak bisa bekerja di perusahaan besar seperti di Abelard Group, tapi mereka tidak tahu aja setiap hari Reza sudah kebal dengan sifat bos-nya dan tugas setiap hari selalu menumpuk seperti cucian kotor kata Reza." Si Arkan nih tumben tunda meeting. Biasanya boro-boro tunda meeting, telat dikit aja udah julid nya minta ampun." gerutu Reza sambil memeriksa beberapa berkas dokumen yang seharusnya Arkan yang periksa." Mentang-mentang sudah punya bini, meeting yang biasanya gak pernah di tunda. Sekarang malah tunda meeting katanya lagi ada urusan penting bersama istrinya." Tok... tok..." Masuk. " " Permisi pak, saya ingin menyampaikan bahwa ruangan meeting sudah siap." kata seorang staff yang tugasn

Bab terbaru

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Wanita itu harus mahal

    Kantor Sampai di kantor Arkan langsung masuk ke dalam ruangan kerjanya. Secangkir kopi bersama tumpukan berkas di atas meja, setia menunggu kedatangannya. Lembar- lembaran kertas belum tersentuh, seolah memanggil- mangilnya untuk meminta segera di kerjakan. Sesekali Arkan menyesap kopinya, tak lupa memperbaiki letak kacamata yang sempat merosot ke bawah. Matanya menatap serius pada layar di depannya, begitu pula dengan tangannya. Bergerak lincah ke sana ke mari di atas papan ketik komputer itu. Hening dan tenang gambaran suasana di dalam ruangan kerja Arkan. Hanya terdengar suara ketikan keyboard komputer saja. Tok! Tok! " Masuk!" titah Arkan, matanya tetap fokus pada layar komputer. Tanpa tau jika seseorang sedang melangkah masuk. Setelah mendapatkan izin dari dalam, seorang wanita dengan membawa berkas di tangan kanannya. Melangkah masuk ke dalam ruangan, seketika tubuh wanita itu menegang di tempat. Tak berselang lama ekspresi wajahnya langsung berubah, senyum tipis ters

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Kok ngamook!

    " Hm, boleh deh." " Serius sayang?" Aisyah mengangguk sambil tersenyum pada Arkan. " Iyaa. Tapi..." Arkan yang sudah senang mendengar itu, langsung menyahut cepat. " Tapi apa sayang?" tanyanya yang terdengar tidak sabaran. " Tidur di luar!!" Setelah mengatakan itu, Aisyah langsung keluar dari mobil dengan keadaan kesal. Wajah cantiknya berubah jadi jutek dengan sorot mata tajam. Mendengar ucapan Aisyah, Arkan berpikir sesaat. " Sayang. Loh ke mana?" seketika Arkan tersadar jika istrinya sudah keluar dari mobil. Bergegas Arkan keluar dari mobil, dengan langkah lebar dia berusaha mengejar Aisyah. Beberapa tatapan dan pekikan terdengar, satu pun tidak ada di tanggapi olehnya. Di pikirannya hanya satu, istrinya. Apapun menyangkut tentang istrinya akan Arkan lakukan tanpa ada terkecuali. " Sayang tunggu." " Berhenti sebentar, sayang." Mendengar ucapan Arkan, seketika langkah kakinya berhenti. Aisyah menghela napas sebelum berbalik tubuhnya, kini dia bisa melihat suaminya sedang

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Sayang pengen

    " Sayang pengen." " Gak ada!" " Sayang please." " No!" " Satu kali saja. Ya, ya boleh ya sayang." " Sayaaaang please." Aisyah menghela napas melihat Arkan, mendengar rengekan suaminya sudah seperti mendengar anak kecil merengek meminta permen pada mamahnya.Salahnya dia juga sih, memakai pakaian tersebut, entah kenapa malam ini Aisyah tiba-tiba kepengen memakai pakaian kurang bahan itu. Apa itu termasuk ngidam juga? Arkan sendiri tidak merasa gentar atau pun putus asa membujuk sang pujaan hati, agar rencananya bisa terlaksanakan dengan lancar dan baik. Dengan perlahan Arkan merapatkan tubuhnya pada Aisyah, tangannya menarik pinggang sang istri supaya lebih dekat lagi dengannya. Lalu kepalanya bersandar di kedua gundukan gunung istrinya, sambil mencari-cari kenyamanan di sana. " Istrikuu, sayangku boleh ya. Janji deh cuman sekali saja. Aku lagi pengen banget sayang." tatapan sayu Arkan mendongak menatap Aisyah, jujur melihat istrinya memakai pakaian seperti itu. Sangat berha

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Sabar ya bang ya, yang sabar!

    Waktu silih berganti, perasaan baru kemarin mereka merasakan berkumpul bersama dengan penuh canda tawa. Namun, kini harus berpisah kembali seperti sediakala. Minggu sore ini di bandara Soekarno-Hatta, terlihat Arkan dan Aisyah sedang mengantarkan keluarganya. Beberapa wejangan di berikan kepada pasangan suami-istri itu, tak lupa ada aksi nangis menangis terjadi. " Jaga diri kalian baik-baik, terutama untuk Aisyah. Di jaga kesehatannya, makanannya, dan jangan banyak pikiran. Walaupun sedang hamil jangan malas bergerak, bukannya hamil gak boleh gerak dan kerja. Kerja boleh, tapi jangan yang berat-berat. Misalnya angkat rumah gitu. Nah, kalau itu jangan ya dek ya." " Kalau bisa pun kalian pindah di kamar bawah aja, kasian nanti nih anak bontot satu. Udah lagi hamil, naik turun tangga setiap hari, yang ada anaknya brojol duluan sebelum waktunya." Arkan hanya mengangguk mengerti, berbanding terbalik dengan Aisyah. Bibirnya maju beberapa senti seperti bebek yang hendak nyosor saja. Mel

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Plato

    " Ok, fine! aku tau, aku salah. Tapi jangan seperti ini sayang, jangan diamin aku terus. Rasanya sakit. Sakit banget sayang." Arkan tidak berbohong jika diamnya Aisyah bisa se effect itu baginya, sebentar saja tidak mendengar suara istrinya. Mendadak dia kecarian dan merasa sepi seperti kehidupannya dulu. Ini salahnya, andai dia lebih bisa mengatur emosi dan cemburu. Pasti hal seperti ini tidak akan pernah terjadi.Tapi nasi sudah menjadi bubur, berandai-andai apapun itu jika sudah terjadi maka tak akan bisa di ubah kembali. Aisyah menoleh, menatap Arkan dengan pandangan sulit di artikan. Helaan napas sedari tadi terus terdengar. Punya suami pencemburu patut di syukuri, sebab suami pencemburu pasti paham akan ilmunya. Dan, Aisyah mensyukuri mempunyai suami pencemburu, tapi kadang-kadang dia merasa sedikit kesal. Seperti halnya hari ini! Kepala Arkan mendongak menatap manik mata Aisyah, bibirnya tersungging senyum. Dadanya berdebar kencang seolah dia baru saja lari marathon. " M

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Kesalahpahaman

    Di sini lah mereka berada, di sebuah taman yang indah dengan suasana sejuk dari pohonnya langsung. Terlihat Aisyah tampak begitu menikmati pemandangan taman tersebut, segala kepenatannya seketika hilang saat semilir angin menerpa wajahnya.Tanpa Aisyah sadari jika ada sepasang mata sedari tadi menatap ke arahnya, dengan langkah ringan seseorang tersebut berjalan mendekati Aisyah yang masih belum sadar akan kedatangannya.Semakin dekat seseorang tersebut semakin membuat jantungnya berdebar kencang, seketika dia refleks memegang dadanya.Huuftt.. helaan napas seseorang tersebut, terdengar sekali sedang gugup.Dia sudah sampai dan sekarang sedang berdiri tepat di depan perempuan itu. " Hai." sapa nya dengan menahan gugup.Sontak Aisyah terkejut mendengar suara seseorang yang begitu dekat dengannya, refleks dia memundurkan tubuhnya menjauh dari pria itu.Ya, seorang pria. Bahkan Aisyah tidak tau kapan pria itu datang dan tiba-tiba sudah berada di depannya, perasaannya mulai merasa gelisah

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   A limited edition

    Selesai memencet bell penthouse Nurul memainkan handphonenya sembari menunggu pemiliknya membuka pintu, terlalu asik memainkan handphone dia sampai tak sadar jika pintu sudah terbuka sama pemiliknya. " EKHEM!!" suara deheman itu sontak membuat Nurul kaget sampai handphone yang berada di tangannya melayang, dan berakhir jatuh di lantai. Nurul segera mengambil handphonenya yang mati dengan keadaan layar separuh retak, sungguh sangat menyakiti hatinya. Padahal baru saja dia menganti anti gores. Melihat seorang pria yang dia kenali membuat Nurul sedikit terkejut, tak lama dia menormalkan kembali ekspresinya. " Ada perlu apa?" tanya Mail tanpa merasa bersalah pada teman adiknya itu. Sejenak Nurul menghela napas, supaya berbicara tak pakai emosi pada pelaku yang mengejutkannya tadi. " Aisyah. Mana?" Mail tak menjawab tapi membukakan pintunya lebih lebar lagi agar teman adiknya itu bisa masuk, setelah teman adiknya itu masuk. Langsung saja Mail menutup kembali pintunya, lalu pergi meni

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Morning sickness

    " Huekk.." Aisyah tertunduk lemas dengan tangannya menopang pada meja wastafel, akhir-akhir ini dia sering merasa mual dan hanya memuntahkan cairan bening saja. Setelah mencuci wajah dan tangannya, Aisyah mendongakkan kepalanya menatap ke arah kaca yang ada di depannya. Terlihat wajahnya pucat, bibir pecah-pecah, rambut acak-acakan, pakaian kusut, sungguh penampilannya sudah seperti orang yang tak terurus. Membuat Aisyah sedikit terkejut setelah sadar jika penampilannya, memang sekacau itu. Ceklek! Arkan masuk ke dalam kamar setelah itu menutup pintunya kembali, pandangannya mengedar ke seluruh ruangan kamar, keningnya mengernyit bingung dengan perasaan khawatir yang tak menemukan keberadaan Aisyah di dalam kamar. " Huekk.." Tiba-tiba dia mendengar suara yang berasal dari kamar mandi. Tanpa membuang waktu, segera Arkan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. " Huekk.." lagi-lagi Aisyah memuntahkan isi perutnya yang hanya keluar cairan bening itu, tiba-tiba tubuhnya kurang kese

  • Tiba-Tiba Dipinang Pak CEO   Buah dan susu hamil

    Pagi yang cerah sama seperti secerah wajah Arkan saat ini, suami Aisyah itu tengah berjalan menuju ke arah kamar. Sambil tangannya membawa nampan berisi buah-buahan dan susu hamil. Setengah jam lalu mereka tiba di kediaman penthouse, mereka di sambut dengan raut wajah bahagia dan juga pelukan. Baik dari pihak keluarga istrinya maupun juga dari pihak keluarganya. Kedua keluarga itu, begitu kompak menyambut kepulangan anak dan menantu mereka. Dan tak lupa memberikan kata selamat pada pasangan suami-istri yang sebentar lagi akan menjadi orang tua itu.Ceklek! " Taruh dulu handphone nya sayang." perintah Arkan. Setelah menutup pintu dan menguncinya, dengan langkah ringan Arkan berjalan menuju ke arah Aisyah, yang sedang duduk di atas tempat tidur itu.Tanpa bantahan Aisyah mengangguk dan menaruh handphone nya di samping dia duduk, matanya melirik kecil ke arah nampan yang berada di tangan Arkan. Dia mengira suaminya itu membawa makanan yang pedas dan gurih, oh ternyata oh ternyata buah

DMCA.com Protection Status