Share

27. Perfect Sunday

Hari Minggu

Burk’s Falls, Ontario

“Granny, please drink the water.” Leyna menyerahkan sebotol minuman dengan sedotan di dalam untuk memudahkan nenek yang dengannya bisa meminum dengan lancar. Lalu, menyimpannya kembali ke dalam tas punggung yang dibawanya hari ini.

“Sudah lama tidak ke sini. Kita ke sebelah sana.”

Leyna merangkul lengan Greisy hati-hati, memastikan wanita tua itu berjalan dengan baik di sampingnya dan tidak akan terluka saat menaiki anak tangga. Doe Lake diciptakan oleh alam dan pemerintah membuatnya semakin menawan dengan memutuskan membuat jalan yang bertanjak untuk pejalan kaki. Seperti sekarang, ada yang berolahraga maupun sekedar jalan menikmati segarnya alam layaknya mereka.

“Dulu sebelum Tuan Chayton memimpin, lautan ini tidak terawat. Begitu banyak sampah di sana dan sini. Saat itu Granny masih muda, suka datang ke sini dengan Kakekmu untuk jogging bersama. Kadang ayahmu juga ikut dengan kami,” ujar Greisy sembari mengenang serpihan masa lalunya.

"Tetapi, itu tidak sering. Karena saat itu, ayahmu lebih suka membuang waktu dengan ibumu."

"Papa itu seperti menganggap Mama adalah oksigen yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidupnya." Jawab Leyna asal sebagai balasan dan memikirkan banyak kemungkinan. Menurutnya, Dion berasal dari keluarga yang baik-baik sebelum dia seperti ini.

Greisy tertawa bahagia, sembari menaiki satu anak tangga, "Benar. Granny jadi ingat kejadian di mana Granny tidak mengizinkan Ayahmu bertemu dengan Ibumu karena kesehariannya menjadi berantakan. Ayahmu langsung seperti kehabisan oksigen dan hanya mendekam di kamarnya."

"Pada akhirnya, Granny mengizinkannya asalkan seluruh pekerjaannya dilakukan dengan baik sesuai dengan porsinya. Granny tidak melarang Ayahmu berpacaran tetapi, dia seperti orang yang terhipnotis dan memusatkan kehidupannya kepada Ibumu."

Leyna mengangguk setuju, dulunya Ayahnya juga seperti itu, Ibunya yang menceritakan masa menyenangkan pertama saat mengenal Chayton.

"Sangking jatuh cinta kepadanya, dia memilih untuk bersama dengan Ibumu sampai akhir hayatnya. Mereka ada pasangan cinta sejati menurut Granny." sambung wanita tua itu membuat Leyna tertegun, dengan langkah yang tetap berjalan dan sampai ke puncak anak tangga. Leyna membawa Greisy untuk duduk di tempat peristirahatan.

Tangannya mengambil sebungkus roti yang aman dikonsumsi oleh Greisy dengan pikiran yang melayang. Tidak menduga kalau Dion telah kehilangan kedua orang berharga yang seharusnya bersama Dion melewati masa-masa dalam hidupnya.

Tetapi, satu sisi, dia merasa bersyukur dengan apa yang ada dalam kehidupannya. Dia mendapatkan kedua orangtua yang lengkap sampai sekarang, ditambah dengan dua saudaranya. Meskipun, mereka bisa jadi tidak tahu kalau anak kedua mereka sedang mendekam di salah satu raga rakyatnya. Dia tetap merasa bersyukur.

Leyna juga berpikir kalau Dion mungkin merasa bahagia saat mendapatkan kedua orang tua yang seharusnya ada di sampingnya sekarang. Leyna berpikir kalau dia bisa menahan lebih lama tinggal di raga ini sampai Dion puas melewati hari dengan dua orang dewasa yang bisa dipanggil dengan panggilan Papa dan Mama.

_The Stranger's Lust_

Leyna mendekatkan ponselnya ke telinga dengan bahu yang terangkat untuk menggantikan tugas tangannya yang sedang mengambil cart yang disediakan. Suara tut terdengar panjang menyatakan kalau sambungannya terkoneksi dan terdengar suara di seberang.

"Hallo, Ley ... Dion, ada apa?"

Leyna terkekeh sejenak dan menarik cart beroda dua di area belakang troli untuk membawa ke area bumbu dapur. "Hati-hati, Leyna. Kau bisa ketahuan," katanya dengan bisik-bisik dan meletakkan kaleng kecil bubuk bawang putih di troli dan kembali berjalan ke arah sisi sebelah.

"Kita berdua, Dion." Ralat sang penerima telepon. Leyna tertawa diikuti dengan kekehan dari seberang. "Sedang apa?" tanya Dion yang mengalihkan topik pembicaraan.

"Belanja mingguan. Kita kehilangan banyak bahan makanan. Kemarin malam aku hanya bisa membuat waffle. Tenang, aku memastikan, dia lembut hingga Granny bisa memakannya." Jawabnya sembari meletakkan dua kotak telur ke dalam troli dan tepung terigu ke dalam.

"Buburnya sudah habis?" tanya Dion.

"Sisa sedikit. Untuk dua hari kedepan. Makanya, berhubung hari ini hari Minggu, aku meluangkan waktu untuk belanja sedikit di supermarket. Kemarin aku sempat ke minimarket." tutur Leyna dengan tenang. Dia mengambil bungkus instant oats dan rolled oats serta beberapa jajanan yang cukup sehat dikonsumsi.

"Granny di mana? Bukankah kau bilang akan membawanya ke Doe Lake?"

Leyna menarik ponselnya dan mengapitnya di sisi sebelah lainnya, dengan tangan yang membuka pintu freezer dan menarik beberapa botol kemasan minuman kopi siap saji. "Di taman bermain dekat supermarket. Aku sudah ingin mengajaknya ke sini. Tetapi, dia bilang melihat anak-anak bermain lebih menyenangkan daripada menemaniku belanja. Katanya, dia bisa mengingat masa lalu," ucapnya yang menutup pintu freezer dan berjalan ke area buah.

"Apel atau pisang?" tanyanya dengan nada pelan.

"Pisang. Dua minggu lalu, aku sempat membelikan apel untuknya. Tolong sekalian dengan pepaya." Jawab Dion yang membuat Leyna tertegun.

"Kau mendengarnya?"

"Tentu saja. Lanjutkan kegiatan belanjamu. Aku tidak akan mengusikmu lagi sampai nanti malam. Aku harus ikut jadwal temu dengan investor siang ini. Banyak yang harus dipelajari." keluh Dion yang mengalirkan suara tawa dari Leyna. Dia pernah berada di posisi Dion dan jelas tahu bagaimana penderitaan itu.

Leyna mengambil pepaya yang dirasa matang dan akan menimbulkan rasa manis saat memakannya, "Cukup pastikan, investor akan senang dengan penjelasanmu. Tidak perlu terus mengikuti kata proposal. I'll hang up. Bye."

"Bye."

Leyna menyaku kembali ponsel dan kembali mengitari area supermarket, dia harus memastikan semuanya dibeli agar tidak membuang waktunya lagi untuk membeli sesuatu yang penting. Kemudian, menjemput Greisy yang mungkin sudah lelah di taman bermain.

_The Stranger's Lust_

To Be Continue

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status