Share

24. Brand New Days

Leyna langsung ke luar dari gedung termegah di Burk's Falls, dia harus pulang ke rumah Dion untuk menjaga wanita tua yang mungkin sedang cemas dengan kondisi cucu kesayangannya itu. Dia melewati jalan yang bisa dilalui oleh sebuah mobil beroda empat. Leyna hanya berusaha untuk tidak menyapa sekitar kecuali tetangga rumahnya, sedikit aneh tetapi dia akan berusaha menyamai tingkah pemilik asli tubuh ini.

“Hey, Dion. How are things going?”

Leyna memberikan senyum ramah yang bisa dia buat, “Hello, Luke. Doing good these days. And you?”

“Should bring kiddos to beach. This time they really want it,” kata tetangga yang sedang meletakkan sebuah tas besar di dalam bagasi mobil.

“Have fun, Luke.”

“Sure. You too.”

Leyna membuka pagar rumah. Tanpa berpikir panjang, dia membuka pintu rumah dan matanya melihat seorang wanita sedang duduk melihatnya dengan tatapan berbinar senang. Tangannya beringsut menutup pintu tanpa memutuskan kontak mata. Wanita itu langsung merengkuhnya dan mengurai air mata bahagia.

“I’m home, Granny,” kata Leyna dengan pelan, tangannya membalas pelukan wanita yang berstatus nenek Dion.

Granny Greisy segera melepas dekapannya, membingkai wajah cucu laki-laki tunggal dengan telapak tangan, matanya dengan jelas melihat setiap inchi pahatan hidup tersebut untuk memastikan kalau tidak ada jejak luka yang membekas di sana. Hembusan napas lega terdengar bersama semua kalimat terharu, “Everything is okay now.”

“Yeah. Everything is okay now, Granny. We just need to spend a day together. What do you want for lunch?”

Greisy menepuk pipi tirus sang cucu dengan pelan, “Anything.”

“Alright. Wait for minutes, Beauty Granny.” Leyna bersuara dengan senyuman terbingkai di wajahnya. Dia segera menuju dapur untuk memasak. Dia bisa melihatnya dengan jelas karena rumah Greisy dan Dion adalah rumah yang pernah dia kunjungi walaupun tidak lebih dari sepuluh jarinya.

Nona Muda itu hanya sering berhenti sampai di teras rumah depan itu untuk sekedar berbincang dengan sang wanita tua. Setidaknya, dia harus berterima kasih dengan ingatannya yang masih mengingat letak rumah dengan sempurna tanpa cacat. Leyna melihat isi kulkas dan lemari, lalu mengangguk ketika mendapatkan bahan makanan yang bisa dimasak.

Walaupun, Leyna merasa besok dia harus mampir ke minimarket atau pasar terdekat untuk menyetok kembali isi kulkas. Persediaannya menipis. Kendati begitu, Leyna menghangat ketika dia tahu Dion mempersiapkan semuanya dengan bagus menandakan seberapa besar dia menyayangi sang nenek.

_The Stranger’s Lust_

“Granny, diminum jusnya.”

Leyna mengambil posisi di samping anggota keluarga tunggal Dion yang telah berganti pakaian menjadi yang lebih halus dan nyaman untuk dipakai tidur. Tangannya dengan telanten melihat Greisy meneguk cairan berwarna kuning pastel itu. Dia sehabis membuat jus apel.

Dia tidak sejahat itu membiarkan Greisy yang bukan merupakan siapa-siapanya menderita. Dirinya ingin memiliki seorang nenek atau kakek untuk diajak berbicara dalam segala hal. Mungkin akan terasa sulit karena perbedaan pemikiran yang terlampau berbeda. Tetapi, Leyna bisa belajar menyesuaikan pola pikir.

"Minggu nanti, kita jalan-jalan ke Little Doe Lake, ya, Granny," kata Leyna sembari meletakkan gelas tersisa setengah jus apel ke meja. Matanya melihat ke layar televisi yang tengah menayangkan acara berita jam delapan malam ini.

"Boleh. Sudah lama tidak ke sana. Omong-omong, kamu belum ceritakan ke Granny apa yang terjadi," kata sang wanita tua yang ternyata memiliki ingatan yang baik.

Leyna tersenyum tipis, menyandarkan kepalanya di bahu Greisy tanpa berniat menekan atau memberatkan.

“Semuanya sudah kembali membaik, Granny. Aku sudah tidak akan ditahan di sana lagi,” kata Leyna yang tidak ingin menceritakan kejadian awal dan ke detilnya. Dia tidak mau wanita tua yang sering dia temani untuk mengobrol saat kegiatannya jalan-jalan ke lapangan memiliki banyak pikiran di usia yang seharusnya sudah menikmati hasil kerja kerasnya.

Greisy mengambil telapak tangan sang cucu, menepuk punggung tangan tersebut, menandakan kalau dia cemas dan khawatir akan pria tersebut.

“Aku jujur, Granny. Itu hanya kesalahpahaman, semuanya sudah kembali seperti sedia kala. Tidak ada lagi yang perlu dirisaukan. Minggu, aku akan menemani Granny seharian.”

_The Stranger’s Lust_

To Be Continue

Sky

Hello, Sky kembali lagi. Alurnya memang sedikit lambat, biar kalian paham dengan teori dan penjelasan yang ada. Ditunggu, ya.

| Sukai

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status