Share

The Princess Troublemaker
The Princess Troublemaker
Penulis: shalunace

PROLOG

SUDAH pernah mendengar nama Bina Bangsa belum?

Jika kalian belum tahu, mari akan aku jelaskan pelan-pelan mengenai sekolah tersebut.

SMA Bina Bangsa merupakan sekolah swasta elit sekaligus bergengsi yang ada di Indonesia. Mereka berhasil mencetak alumni-alumni mumpuni dan berprestasi. Tak hanya sistem kebutan di akademik, Bina Bangsa juga memberikan dorongan penuh untuk non-akademik. Maka itu sekolah tersebut memiliki satu gedung yang menyediakan lab IPA dan bahasa sekaligus ruangan-ruangan penunjang klub-klub yang ada. Dan yeah, jangan khawatirkan fasilitasnya. Kalian bebas memakainya sesuka hati, jika rusak, yaa, diganti baru dan pihak yayasan yang akan menanggung semua biasa penanggulangan.

Wow! Amazing! So attractive!

Seiras dengan sistem pembelajaran serta fasilitas yang diberikan. Untuk masuk ke dalam Bina Bangsa pun nyatanya juga diperlukan nilai dengan rata-rata 83 ke atas. Tak sembarangan orang yang bisa masuk ke sana. Koneksi? Mungkin tapi nyaris tak tertembus di mana akar "blackhole" ini. Demi mempertahankan citra sekolah pun, Bina Bangsa juga mengadakan test masuk pribadi sebelum menyerahkan formulir pendaftaran ulang.

Oke, cukup untuk memberikan pujian setinggi langit kepada SMA Bina Bangsaㅡdari namanya juga diharapkan anak-anak tersebut dapat membina negara ini menuju ke arah yang lebih baik. Kendati telah menerima begitu banyak harapan, doa bahkan sejauh mata memandang disuguhi interior sekolah yang tak main-main lantaran arsiteknya di datangkan dari luar negeri langsung saat membangunnya. Bina Bangsa harus rela nama mereka sedikit tercoreng.

30 tahun berdiri tegak di tanah dan memberikan kesan pertama menakjubkan tatkala orang-orang melewati sekolah megah itu. Perlahan-lahan rumor miring merangkak menyelimuti Bina Bangsa, katanya ada sejumlah murid membentuk geng dan mulai menggasak habis geng berandalan dari sekolah-sekolah yang ada. Awalnya hanya sekolah tetangga namun berakhir merambat ke nyaris seluruh sekolah penjuru kota. Hal tersebut cukup meresahkan pihak sekolah, tentunya.

Memang di Bina Bangsa mereka punya cara sendiri guna menundukkan anak-anak nakal dan selalu berhasil di setiap sesi. Akan tetapi untuk yang anak yang satu ini, Bina Bangsa kehabisan akal dan cara untuk menjinakkannya.

Sungguh licik, pikir mereka.

Dia terlalu lihai dan licin untuk ditangkap begitu saja. Tak ada satupun hukuman yang dapat membuat anak yang satu inu bertekuk lutut.

Yeaah, mana ada orang yang berani menyentuh cucu perempuan satu-satunya pemilik yayasan. Tak ada dan dia memanfaatkannya dengan sangat baik.

Jika kamu bertemu seorang gadis berwajah manis dan berbingkai layaknya boneka barbie, berponi menggemaskan yang mana seiras dengan senyuman lebarnya, sekaligus tubuh semampai bak model. Tolong, waspadalah dan menjauh secara teratur! Benar, pada awalnya hanya akan ada kalimat pujian untuk kesan pandangan pertama pada gadis itu. Akan tetapi semua kalimat penuh decak kagum itu akan luruh begitu saja usai sepuluh menit berkenalan.

Maka dari itu ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Jangan terlalu mencolok.

2. Jangan terlalu menarik perhatian.

3. Dilarang melakukan tindakan kekerasan tanpa alasan yang jelas.

4. Dilarang merisak siapapun ( untuk yang satu ini patut dihargai ).

5. Dilarang menggosipkan tiga perempuan dengan tahta tertinggi di Bina Bangsa (well, tentu setelah anak ini).

Jangan lakukan hal yang telah dilarang keras di atas kalau-kalau masih ingin hidup tenang dan tentram di Bina Bangsa. Karena bagian kerusuhan dan keributan telah diambil sepenuhnya olehㅡ

"JESSICA! KEMBALI KAMU! KAMU APAIN MOTOR SAYA, HAH?!"

Yeah, itu namanya.

Jessica.

Jessica Verada Shelby Atriyadinata.

Tidak usah dihapalkan sekarang, nanti kalian juga kenal. Bagian perkenalan akan berjalan sepanjang waktu yang telah disediakan. Jangan terburu-buru, perlahan-lahan lebih baik.

Jessica terbahak-bahak melihat bagaimana Pak Dendi mengejarnya dengan wajah merah padam menahan marah. "Pak, jangan kejar-kejar saya dong! Nanti saya baper, Bapak tanggung jawab, ya?!"

"BOCAH GENDENG! SINI KAMU!"

"GOCENG DULU, PAK. SAYA LAPER, BELUM SARAPAN. MAU BELI CIRENG DI KANTIN, PAK! JANJI, DEH. SUER! SAYA BERHENTI SEKARANG JUGA KALAU BAPAK KASIH SAYA GOCENG!"

"SONTOLOYO!"

Kaki si gadis berbelok gesit ke lorong barat, semakin mempercepat ritme berlarinya dan membiarkan Pak Dandi melewatinya tatkala Jessica berhasil memasuki sebuah ruangan. Napas si gadis putus-putus namun rasa puas menggelora di dalam dada. Akan tetapi ketika ia berbalik dan menemukan banyaknya tatapan mata yang tertuju padanya. Jessica berkedip canggung, terpaku sesaat sebelum memberikan senyum disertai ringisan.

Ah, shit! Bagaimana bisa ia masuk ke aula utama tempat di mana anggota-anggota OSIS baru dilantik hari ini? Sialan pangkat 7. Ia bersitatap dengan Demian, kakeknya, kemudian melambaikan tangan ceria. "I love you, Grandpa. I have to go, i'm bussy right now. Pai-pai!" dan segera kabur dari sana sebelum ia ditangkap.

Berkali-kali umpatannya keluar mengutuk diri sendiri sepanjang perjalanan dan kejengkelannya makin meningkat secara drastis saat bertabrakan dengan seseorang hingga ia terjatuh.

"Hahaha, lo senam lantai di bawah?"

Oh, shit pt.2. Jessica takkan membahas anak laki-laki menyebalkan di depannya ini. Takkan, sungguh! Maka dari itu ia hanya bangkit, memberikan hadiah berupa tendangan di tulang kering sebelum berlari menjauh.

"Dasar siluman kelinci! Enyah lo!"

Alvin meringis sembari memeluk kakinya yang berdenyut kejam di bawah. "Dasar cewek berengsek lo!"

"Haha! My revenge for you, shitty man!"

Beralih dari pertikaian konyol dan membosankan itu. Jessica menjelajahi koridor, membeli satu kaleng kopi di vending machine dan memasuki ruang seni. Ia menyapa seorang gadis berwajah kucing. "Hai, Jennady."

"Oh, haiㅡJESSICA! LUKISAN GUE KENAPA LO SEMBUR, SIALAN?!"

Jessica terbahak-bahak, melambaikan tangan dan bergerak mundur tanpa rasa bersalah. "My apologize, byee, Nady! Hahaha!"

Langkah kakinya kemudian mengunjungi sebuah ruangan seni tarik suara, hanya berjarak dua ruangan dengan yang tadi dan Jessica mengeluarkan sebungkus plastik dari saku dalam almamater. Membuka pintu tanpa suara dan kemudian melemparkan sekantung plastik penuh kecoa ke arah mereka yang tengah bernyanyi.

"ARRRGHHH! KECOA! KAK ROSA! ADA KECOA!"

"ARRGHHH! INJEK! INJEK!"

"CEPETAN INJEK! KALIAN 'KAN COWOK! ARRGHH! ARGHH!"

Di tengah-tengah sahut-sahutan pekikan brutal dengan ketakutan menggebu-gebu, Jessica terkikik sembari bersedekap tangan sebelum melambaikan tangan pada gadis bernama Rosa.

Senyum jahilnya tersungging murah. "Hai, semoga suka hadiahnya, daah!"

Rosa memejamkan mata, menarik napas dan menghembuskannya perlahan sebelum, "JESSICA! MATI LO ABIS INI!"

"You gonna miss me after that, see you, lol!"

Tinggalkanlah ruangan kedap suara tetapi berisik itu sekarang, mari mengunjungi lab debat di lantai bawah. Si gadis kembali mengeluarkan satu kantong beludru merah muda dan memberikannya pada seorang gadis di sana. "Bilangin, buat Chelsie."

"Ouh, oke."

Jessica melipat bibir, lagi-lagi bersedekap tangan dan menunggu-nunggu namanya diteriakanㅡ

"JESSICA! GUE BENCI KODOK, BANGSAT!"

"I'm sorry, Chelsie. Dia keukeuh mau ketemu lo padahal udah gue larang!" Jessica mengirimkan kecupan perpisahan jarak jauh dan pergi dari sana. "Hehehe."

Jessica mengibaskan rambut panjangnya dengan gerakan angkuh sementara bibirnya mengulas senyum puas bukan main. Berkali-kali terkikik sendiri mengingat ulang ulahnya hari ini.

Well, mari perkenalkan biang onar tersohor dan paling menyebalkan yang pernah ada.

Je-ssi-ca. Spelling with me!

Je-ssi-ca!

Jessica!

Haha!

"Hmmm. Siapa lagi yang belum gue kasih hadiah pagi ini?"

Irisnya lantas jatuh pada sepasang muda-mudi yang duduk di bangku panjang taman sekolah. Jessica langsung mendapatkan lampu terang di atas kepala. Tangannya segera merogoh saku depan almamater dan mendekati keduanya sebelum mencondongkan badan di tengah-tengah mereka dari belakang.

Jessica tersenyum lebar ke arah mereka, "Suprise!"

"ARRRGHH! ULER! ULER! HUSH! HUSH! DINA! USIRIN!"

"LO COWOK! LO YANG NGUSIR!"

"GUE TAKUT, ANJIR!"

"LO PIKIR GUE ENGGAK! ARRRGHH!"

"HAHAHAHAHA!"

Okay, enough for today.

Kita potong adegan ... errr! penuh teriakan itu. Tidak baik untuk kondisi telinga, sejujurnya. Sekian dari banyaknya hadiah memicu keributan yang dilakukan Jessica.

Bagaimana?

Merasa tertarik?

Sudah berminat mengetahui lebih banyak tentang gadis berponi ini? Sudah menaruh perhatian lebih, belum? Dan, sudahkah jatuh hati dengan gadis sinting ini?

Kalau sudah, silahkan gulir layar kalian setelah menyiapkan mental. Siapkan diri juga untuk bersabar dan bantal kalau-kalau kalian mengantuk sebab bosan menyerang. Jangan terlalu di bawa serius. Being have fun, literally. Dan semoga sabuk pengaman kalian erat untuk bertahan dalam rentetan kisah seorang Jessica.

See you on the chapter one-!

Pai-pai!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status