Share

TK 14

Author: KakaResa
last update Last Updated: 2021-01-15 17:23:54

Kanagara sudah sadarkan diri, pangeran itu langsung mengeluhkan keadaan yang tengah mengelilinginya sekarang. 

Serangan, kerusakan, bangsa iblis, kemarahan rakyat, pelarian, prajurit, perang dan masalah-masalah lainnya. Membuat ia ingin tak sadarkan diri saja, sama seperti sang ayah yang saat ini sedang ditatapnya.

Ya, untuk yang ke dua kalinya lelaki itu datang melihat raja di kamarnya. Tak ada yang berubah, orangtua itu terlihat damai nan asik dengan tidurnya.

"Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya tangan itu mengelus kepala ku" ujar Kanagara di samping sang ayah.

"Sejak lahir, kita tak pernah bermain. Jika ayah sadar jangan marah melihat sikap ku ini ya" imbuhnya tersenyum lucu.

Berharap sekali saja, ada jawaban dari raja. Jujur Kanagara sangat lelah, dia ingin menyerah pada kehidupannya, yang menjadi kenyataan adalah, kehidupan rakyat biasa lebih enak daripada mengemban nama pangeran.

Sebagai seorang lelaki, meski kadang manja, lemah, dan tak berguna seperti apa yang dikatakan Damon. Dalam lubuk hati terdalam, Kanagara ingin menolak semua itu. 

Ternyata tampan itu tidak berguna, ternyata jadi pangeran itu berat dan rumit, ternyata kehidupan kerajaan penuh dengan kebohongan, dan masih banyak 'ternyata' lainnya. 

"Sampai kapan?" tanya Kanagara menundukkan kepalanya.

"Sampai kapan ayah akan tidur seperti ini, immortal diserang dan aku tak bisa berbuat apa-apa" gumamnya larut dengan air mata.

Kanagara tak bisa menghentikan air matanya, jika dia berbicara suaranya akan semakin hilang. Pun dadanya menjadi sesak, jadi yang dia lakukan sekarang hanyalah diam, dan perlahan tersenyum miris.

'Maaf ayah, aku ini lemah sekali' -batin Kanagara.

Tanpa lelaki itu sadari, ada seseorang memperhatikan interaksinya. Dia adalah dewi Anggraini, setelah tadi berbincang sedikit dengan Damon, dia berniat menemui raja. Namun langkahnya tertahan ketika melihat Kanagara didalam kamar.

"Ayah, kak Sabitah itu seperti apa? Katanya dia pintar ya" ujar Kanagara.

"Andai jika dia masih ada. Mungkin semua ini tidak akan terlalu berat" imbuhnya.

Kanagara mendongakkan kepalanya menatap wajah sang ayah, tidak ada perubahan. Garisnya mengatakan jika dia raja yang tampan.

"Aku bangga memiliki wajah tampan seperti mu" gumamnya terkekeh sendiri.

"Diam disini membuat ku bimbang. Sangat senang namun juga sedih ayah, maafkan aku karena jarang datang kemari. Mata ku ini bosan melihat mu, selalu masih tertidur" imbuhnya.

Untuk yang terakhir kalinya Kanagara tersenyum.

"Sudah ya ayah. Aku pamit pergi" ujarnya melangkahkan kaki keluar.

Tap!

Tap!

Tap!

Saat kakinya melangkah keluar, sosok dewi Anggraini muncul. Perempuan itu tersenyum lembut menatap Kanagara. Sedangkan yang ditatap hanya bisa tersenyum canggung.

Ya, Kanagara tidak biasa dekat dengan dewi Anggraini. Meski dia ibu tirinya.

"Terimakasih sudah mengajak ayah mu berbicara pangeran" ujar dewi Anggraini lembut.

"Meskipun dia tidur dan tidak membuka matanya, tapi aku yakin dia bisa mendengar apa yang kamu katakan" imbuhnya.

Kanagara tersenyum sekilas dan mengangguk. Anak itu tidak membenci dewi Anggraini, dia hanya menjaga jarak. Sesuai dengan pesan ibunya.

"Aku permisi" ujar Kanagara berlalu meninggalkan dewi Anggraini.

Sepeninggal pangeran itu, sang dewi langsung meringsek masuk kedalam kamar. Tatapannya langsung berubah sayu menatap sang suami yang masih enggan membuka matanya.

"Aku juga merindukan anak kita" ujar dewi Anggraini.

"Jika dia masih hidup pasti sangat menyayangi Kanagara" imbuhnya tersenyum getir.

"Maafkan aku sayang. Tidak bisa menjaga permata kita, aku lalai sekali" ujarnya lirih.

Grep!

Digenggamnya tangan sang raja, dewi Anggraini pun tak bisa menahan tangisnya. Air mata dia jatuh mengenai punggung tangan raja.

"Maafkan aku" lirihnya sekali lagi.

Ditempat lain Mikaila sudah sampai di rumah, Austin langsung menyambutnya.

"Dimana Evan?" tanya Mikaila.

"Dia ada didalam, kenapa memangnya sayang?" tanya Austin.

"Tolong panggilkan dia" ujar Mikaila.

Austin pun menurut tanpa membantah sedikit pun, dewi itu memanggil Evan. Meski anak itu masih belum sepenuhnya bersikap seperti semula.

"Evan ayah mohon kamu pergi sekarang nak, mengembaralah ketempat yang jauh," ujar Mikaila memancing kekesalan Evan.

"Ayah kita sudah membicarakan ini-"

"AYAH MOHON. KALAU KAMU SAYANG KEPADA KITA LAKUKAN APA YANG AYAH MINTA" potong Mikaila tegas.

Evan terkejut, begitu juga Austin yang jarang melihat suaminya bersikap seperti itu.

"Ayah anggap itu sebagai balas budi kamu, atas apa yang telah ayah dan ibu berikan" ujar Mikaila.

"Ayah mengusir ku" timpal Evan kosong.

Mikaila menggeleng dengan ekspresi wajah yang sulit diartikan.

"Ya.. ayah mengusir ku, ayah sudah tak sayang aku, ayah s-"

"AYAH SAYANG KAMU EVAN!" teriak Mikaila membuat Evan terdiam.

Austin yang bingung dan khawatir langsung memeluk suaminya itu, mencoba menenangkannya sembari bertanya apa yang terjadi.

"Kita bicarakan ini baik-baik sayang" ujar Austin lembut.

"Jangan seperti ini. Kamu berubah jadi orang lain" imbuhnya.

Namun Mikaila tak mengindahkan itu, air matanya justru tiba-tiba tumpah. Dan dia tak bisa lagi menutupi kesedihannya.

"Kota dan kerajaan sudah hancur, dan kemungkinan dewa-dewi muda seperti kamu akan ditarik paksa untuk menjadi tentara perang" ujar Mikaila menjelaskan. Tentu hal itu membuat Austin terkejut.

Begitu juga Evan, lelaki itu jadi merasa khawatir untuk hal yang gamang.

"Banyak dewa dan dewi keluar dunia immortal, mereka mencari kehidupan lain di bumi. Tapi ayah tidak ingin melakukan itu, dan ayah tidak ingin kamu menjadi tentara perang" ujar Mikaila.

"Ayah mencintai tanah immortal dan akan mempertahankan dari bangsa lain. Tapi tidak dengan kamu Evan, perjalanan masih panjang, orangtua mu juga belum ditemukan" imbuhnya.

"Orangtua ku kalian, jangan berbicara soal itu lagi. Kita sama-sama mencintai immortal karena itu kita juga harus tetap bersama-sama mempertahankannya" timpal Evan.

"Tidak nak, ayah lebih rela kamu pergi mengembara daripada harus menjadi tentara perang-"

"Ayah tidak ingin aku mati? Lantas apa bedanya dengan aku mengembara? Aku bisa kapan saja mati dan musuh bisa kapan saja menyerang" ujar Evan memotong ucapan ayahnya.

Gantian, kini Austin memeluk Evan. Dia tahu jika anaknya itu sedang dalam kondisi tertekan.

"Ya. Katakan seperti itu mau kamu. Ayah akan merasa sangat bersalah jika kamu mati sebelum mengetahui jati diri kamu dan keluarga mu. Itu kesalahan Evan dan kamu akan menyiksa ayah dengan hal itu sampai mati" ujar Mikaila

"Ayah bahagia memiliki kamu, yang sangat menyayangi kami. Tapi ayah lebih bangga memiliki kamu yang juga menyayangi dirinya sendiri dan mau mengakui keluarga aslinya" imbuhnya melengos pergi.

Evan tertunduk menatap kepergian Mikaila, Austin semakin mengeratkan pelukannya dan mencoba menenangkan Evan meski dia sendiri sudah menangis.

"Kenapa semuanya rumit seperti ini" gumam Evan.

"Aku menyusahkan kalian ya" imbuhnya pahit.

Austin menggelengkan kepalanya, dia tak setuju dengan pendapat itu. Baginya kehadiran Evan adalah anugerah terindah dalam hidupnya.

"Ibu juga bahagia aku pergi?" tanya Evan tiba-tiba. Austin langsung membeku melihatnya.

"Ibu.." gumam Austin menggantung.

Related chapters

  • The King Immortal   TK 15

    Saat ini para penasehat, dewi Chanda, Aristaeus dan kepala jendral sedang berkumpul melaksanakan rapat setelah membagikan bantuan kepada rakyat tadi.Permasalahannya tak jauh soal penyerangan bangsa iblis dan perang yang memungkinkan akan terjadi."Kita tarik semua dewa dewi muda dan jadikan mereka bala tentara perang" ujar dewi Chanda."Itu berarti kita mengobarkan masa depan immortal, aku tidak akan setuju" timpal Aristaues."Aku tidak membutuhkan persetujuan mu" ujar dewi Chanda."Tanpa kuantitas, immortal bisa kalah. Atau kamu memang ingin kerajaan ini hancur hah?" imbuhnya."Saat ini tak ada yang bisa kita lakukan selain bertahan, tapi selama itu juga bukan berarti kita hanya diam" ujar salah satu jendral."Kita harus memperkuat pertahanan dan menyiapkan pasukan sebanyak mungkin untuk kemungkinan terburuk" imbuhnya."Lantas jendral setuju

    Last Updated : 2021-01-29
  • The King Immortal   TK 16

    Brak!Evan yang sedang melamun langsung terkejut ketika beberapa barang, jatuh tepat disampingnya.Dan si pelaku tampak menahan tangisnya, siapa lagi jika bukan Mikaila. Melihat sang ayah dengan nafas memburu seperti itu, lantas Evan berdiri menyamakan tinggi badannya."Cepat pergi dari sini" ujar Mikaila tegas."Ayah mengusir ku?" tanya Evan tak kuasa.Namun Mikaila enggan menjawab, hanya tangannya yang menunjukan arah kemana lelaki itu harus pergi."Aku tidak mau pergi ayah, aku akan tetap disi-""Kamu ingin ayah mati hah?!" ujar Mikaila berteriak."Kalau kamu tetap disini ayah akan bunuh diri!" tegasnya.Evan menggelengkan kepalanya, air mata sudah berada diujung pelupuk mata indah lelaki itu.Sret!Tanpa diduga, Mikaia membawa sebuah pisau runcing yang ia sembunyikan dibalik bajunya. Dan dengan

    Last Updated : 2021-01-31
  • The King Immortal   TK 17

    Seminggu berlalu.Tak terasa saja, hari sudah berganti minggu. Selama itu pula Evan terbang. Tanpa beristirahat sejenak pun. Kalian bayangkan, tanpa beristirahat sejenak pun!.Rasa sedih, kecewa, sakit dan perasaan-perasaan lainnya yang menumpuk di hati lelaki itu, membuatnya berlaku demikian.Tak kuasa dengan semu itu dan ingin melupakannya, namun Evan berlaku salah. Keinginannya itu justru menyakiti dirinya sendiri.Saat ini pun dia juga masih belum tahu dimana?. Setelah beberapa hari lalu di terbang diatas air atau padang pasir. Kini dibawah kakinya terdapat daratan. Ada tanah yang bisa dia pijak.Nging!Brak!Kepala Evan tiba-tiba berdengung. Pandangannya mengabur dan dewa itu kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya melayang jatuh kebawah, siap menghantam apa saja yang ada dibawahnya."Aku lelah.." gumam Evan memejamkan matanya.Ditempat lain

    Last Updated : 2021-02-01
  • The King Immortal   TK 18

    "Nggh.."Achilles tergugu ketika suara lenguhan menyapa telinganya.Matanya yang masih mengantuk dipaksakan terbuka dan melihat sekitar, ternyata lelaki yang diselamatkannya mulai sadarkan diri.Sontak Achilles langsung menghampirinya. Dengan pelan dan apatis dia menggoyangkan bahunya."Hey.. bangun.." ujar Achilles."Hm.. ahh" lelaki itu meringis memegangi kepalanya yang pusing."Dimana aku?" tanyanya."Kamu sudah sadar?" timpal Achilles bertanya."Aku ingin pingsan saja, dan tidak bangun lagi" ujar lelaki itu."Hah? Kalau begitu mati saja" timpal Achilles.Lelaki itu menggeleng, mati? Bukan, bukan itu kemauannya."Tidak. Aku hanya ingin tidur dengan waktu yang lama. Agar aku tak perlu mengetahui apa saja yang terjadi di dunia ini dan aku melupakan semua rasa sakit yang ada" ujar lelaki itu.

    Last Updated : 2021-02-02
  • The King Immortal   TK 19

    Achilles tak menyangka akan mengatakan kalimat seperti itu, dan mirisnya lelaki yang ditolongnya mengatakan pernyataan setuju.Memang sepintas tak merugikan, Achilles menyediakan tempat sedangkan orang yang ditolongnya menyediakan tenaga."Jadi siapa nama mu?" tanya lelaki itu.Achilles mendongak, nafasnya sedikit memburu karena menggendong seekor kijang yang ternyata lumayan berat."Achilles" jawabnya.Lelaki itu mengangguk, dia tidak terlihat kesusahan sama sekali. Padahal dia membawa banyak hewan buruan dan keranjang buah. Achilles sampai ternganga jika kalian tahu."Lalu nama mu siapa?" benar sekali, Achilles sampai lupa menanyakan hal serupa itu padanya."Aku.." ujar lelaki itu menggantung."Kenapa? Apa jangan-jangan kamu lupa ingatan saat terjatuh itu!" pekik Achilles."Haha, benar sekali tapi tidak juga" ujar lelaki itu

    Last Updated : 2021-02-04
  • The King Immortal   Prolog

    Siapa yang tahu jika dunia ini terbagi lagi dalam beberapa golongan, manusia adalah yang paling bodoh dan miskin. Mereka yang dianggap mitos, ternyata hidup di negeri atas. Yang manusia sebut, bernama kahyangan.Di dunia atas itu kita banyak di dongengkan dewa, dewi, malaikat, dan sosok baik hati nan cantik rupa tinggal. Yang kita sebut bangsa immortal. Tapi sebenarnya tidak seperti itu. Dongeng itu hanyalah sedikit cerita manis untuk menghibur anak-anak.Kisah yang sebenarnya ada disini. Di atas langit sana, terdapat sebuah kerajaan langit penguasa dunia immortal. Tempat dewa dewi, malaikat dan kaum bersayap lainnya tinggal.Kerajaan immortal namanya, dipimpin oleh seorang raja yang tegas, kuat dan bijak. Sebut ia Baswara.Raja itu hanya mencintai seorang perempuan, dia adalah dewi yang sederhana, baik hati, lemah lembut dan bersahaja. Kerajaannya semakin tersohor dipimpin bersamanya.

    Last Updated : 2020-12-30
  • The King Immortal   TK 1

    "Damon! Apa yang kamu bawa itu?" teriak Kanagara sembari menghampiri Damon.Ya, baru saja saat dirinya berlatih pedang. Damon datang diantarkan seekor griffin. Mereka membawa hewan buruan yang cukup besar."Mata mu buta? Jelas ini burung" ujar Damon dingin."Dan satu lagi. Panggil aku dengan sebutan kakak" imbuhnya tegas.Kanagara menggerlingkang matanya jengah."Ayah mu saja tidak menyebut ibu dengan ratu, tapi aku tak masalah dengan itu" ujar Kanagara."Itu masalah mu dengan ayah ku. Berbeda dengan kasus kita. Permisi pangeran aku ingin lewat" timpal Damos menekan setiap kata-katanya.Sret!Damon pergi meninggalkan Kanagara begitu saja. Dia memang sedikit tak menyukai pangeran itu. Dimata nya Kanagara sudah dewasa tapi pola pikirnya tak seperti itu.Meskipun pintar Kanagara adalah sosok yang tak mandiri, dia selalu mem

    Last Updated : 2021-01-01
  • The King Immortal   TK 2

    Malam hari di immortal berjalan dengan tenang, di kamarnya Kanagara sedang menulis sesuatu. Ya, pangeran itu ternyata juga memiliki ketakutan, yang mana semua hal itu ia tuliskan dalam buku hariannya.Tok!Tok!Tok!Namun tak berselang lama, ketenangan itu dihampiri seseorang yang mengetuk pintu. Kanagara langsung menyembunyikan buku nya kedalam laci."Masuk" ujarnya ketike buku itu sudah aman ditempatnya.Ternyata yang datang adalah ibunya. Dewi Chanda, perempuan itu terlihat berseri-seri ketika menyambangi kamar putranya."Ibu belum tidur?" tanya Kanagara."Kamu sendiri kenapa masih belum tidur?" timpal dewi Chanda bertanya."Aku hanya sedang berpikir tentang masa depan" ujar Kanagara."Kenapa harus dipikirkan, jelas masa depan mu adalah memimpin kerajaan dan dunia immortal" jawab sang dewi.Kanagara tak bergemin

    Last Updated : 2021-01-02

Latest chapter

  • The King Immortal   TK 19

    Achilles tak menyangka akan mengatakan kalimat seperti itu, dan mirisnya lelaki yang ditolongnya mengatakan pernyataan setuju.Memang sepintas tak merugikan, Achilles menyediakan tempat sedangkan orang yang ditolongnya menyediakan tenaga."Jadi siapa nama mu?" tanya lelaki itu.Achilles mendongak, nafasnya sedikit memburu karena menggendong seekor kijang yang ternyata lumayan berat."Achilles" jawabnya.Lelaki itu mengangguk, dia tidak terlihat kesusahan sama sekali. Padahal dia membawa banyak hewan buruan dan keranjang buah. Achilles sampai ternganga jika kalian tahu."Lalu nama mu siapa?" benar sekali, Achilles sampai lupa menanyakan hal serupa itu padanya."Aku.." ujar lelaki itu menggantung."Kenapa? Apa jangan-jangan kamu lupa ingatan saat terjatuh itu!" pekik Achilles."Haha, benar sekali tapi tidak juga" ujar lelaki itu

  • The King Immortal   TK 18

    "Nggh.."Achilles tergugu ketika suara lenguhan menyapa telinganya.Matanya yang masih mengantuk dipaksakan terbuka dan melihat sekitar, ternyata lelaki yang diselamatkannya mulai sadarkan diri.Sontak Achilles langsung menghampirinya. Dengan pelan dan apatis dia menggoyangkan bahunya."Hey.. bangun.." ujar Achilles."Hm.. ahh" lelaki itu meringis memegangi kepalanya yang pusing."Dimana aku?" tanyanya."Kamu sudah sadar?" timpal Achilles bertanya."Aku ingin pingsan saja, dan tidak bangun lagi" ujar lelaki itu."Hah? Kalau begitu mati saja" timpal Achilles.Lelaki itu menggeleng, mati? Bukan, bukan itu kemauannya."Tidak. Aku hanya ingin tidur dengan waktu yang lama. Agar aku tak perlu mengetahui apa saja yang terjadi di dunia ini dan aku melupakan semua rasa sakit yang ada" ujar lelaki itu.

  • The King Immortal   TK 17

    Seminggu berlalu.Tak terasa saja, hari sudah berganti minggu. Selama itu pula Evan terbang. Tanpa beristirahat sejenak pun. Kalian bayangkan, tanpa beristirahat sejenak pun!.Rasa sedih, kecewa, sakit dan perasaan-perasaan lainnya yang menumpuk di hati lelaki itu, membuatnya berlaku demikian.Tak kuasa dengan semu itu dan ingin melupakannya, namun Evan berlaku salah. Keinginannya itu justru menyakiti dirinya sendiri.Saat ini pun dia juga masih belum tahu dimana?. Setelah beberapa hari lalu di terbang diatas air atau padang pasir. Kini dibawah kakinya terdapat daratan. Ada tanah yang bisa dia pijak.Nging!Brak!Kepala Evan tiba-tiba berdengung. Pandangannya mengabur dan dewa itu kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya melayang jatuh kebawah, siap menghantam apa saja yang ada dibawahnya."Aku lelah.." gumam Evan memejamkan matanya.Ditempat lain

  • The King Immortal   TK 16

    Brak!Evan yang sedang melamun langsung terkejut ketika beberapa barang, jatuh tepat disampingnya.Dan si pelaku tampak menahan tangisnya, siapa lagi jika bukan Mikaila. Melihat sang ayah dengan nafas memburu seperti itu, lantas Evan berdiri menyamakan tinggi badannya."Cepat pergi dari sini" ujar Mikaila tegas."Ayah mengusir ku?" tanya Evan tak kuasa.Namun Mikaila enggan menjawab, hanya tangannya yang menunjukan arah kemana lelaki itu harus pergi."Aku tidak mau pergi ayah, aku akan tetap disi-""Kamu ingin ayah mati hah?!" ujar Mikaila berteriak."Kalau kamu tetap disini ayah akan bunuh diri!" tegasnya.Evan menggelengkan kepalanya, air mata sudah berada diujung pelupuk mata indah lelaki itu.Sret!Tanpa diduga, Mikaia membawa sebuah pisau runcing yang ia sembunyikan dibalik bajunya. Dan dengan

  • The King Immortal   TK 15

    Saat ini para penasehat, dewi Chanda, Aristaeus dan kepala jendral sedang berkumpul melaksanakan rapat setelah membagikan bantuan kepada rakyat tadi.Permasalahannya tak jauh soal penyerangan bangsa iblis dan perang yang memungkinkan akan terjadi."Kita tarik semua dewa dewi muda dan jadikan mereka bala tentara perang" ujar dewi Chanda."Itu berarti kita mengobarkan masa depan immortal, aku tidak akan setuju" timpal Aristaues."Aku tidak membutuhkan persetujuan mu" ujar dewi Chanda."Tanpa kuantitas, immortal bisa kalah. Atau kamu memang ingin kerajaan ini hancur hah?" imbuhnya."Saat ini tak ada yang bisa kita lakukan selain bertahan, tapi selama itu juga bukan berarti kita hanya diam" ujar salah satu jendral."Kita harus memperkuat pertahanan dan menyiapkan pasukan sebanyak mungkin untuk kemungkinan terburuk" imbuhnya."Lantas jendral setuju

  • The King Immortal   TK 14

    Kanagara sudah sadarkan diri, pangeran itu langsung mengeluhkan keadaan yang tengah mengelilinginya sekarang.Serangan, kerusakan, bangsa iblis, kemarahan rakyat, pelarian, prajurit, perang dan masalah-masalah lainnya. Membuat ia ingin tak sadarkan diri saja, sama seperti sang ayah yang saat ini sedang ditatapnya.Ya, untuk yang ke dua kalinya lelaki itu datang melihat raja di kamarnya. Tak ada yang berubah, orangtua itu terlihat damai nan asik dengan tidurnya."Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya tangan itu mengelus kepala ku" ujar Kanagara di samping sang ayah."Sejak lahir, kita tak pernah bermain. Jika ayah sadar jangan marah melihat sikap ku ini ya" imbuhnya tersenyum lucu.Berharap sekali saja, ada jawaban dari raja. Jujur Kanagara sangat lelah, dia ingin menyerah pada kehidupannya, yang menjadi kenyataan adalah, kehidupan rakyat biasa lebih enak daripada mengemban nama pangeran.

  • The King Immortal   TK 13

    Karena rasa penasaran yang besar, Mikaila pergi ke kota untuk melihat keadaan disana, tanpa sepengetahuan Evan tentunya dan hanya mengantongi ijin dari sang isteri, Austin.Wush!Wush!Wush!Mikaila sengaja tak pergi menggunakan direwolf agar anaknya tak curiga, dan sepanjang perjalanan matanya tak henti dibuat terkejut.Beberapa wilayah seperti terdampak sebuah serangan. Ditambah beberapa orang terlihat pergi membawa banyak barang.Apa mereka akan pergi berniaga? Atau kemana? Mikaila ingin bertanya soal itu, tapi ekspresi orang-orang yang terlihat kacau dan marah membuatnya urung. Mungkin jika dia memaksa bertanya, bukan jawaban yang akan dia dapatkan.Wush!Wush!Wush!Hingga akhirnya Mikaila melihat sosok teman berdagangnya. Dia pun langsung turun dan menghampiri dia."Nura!" sapa Mikaila."Mikaila! Apa i

  • The King Immortal   TK 12

    Immortal dalam keadaan sangat kacau, kerajaan tak mampu memberikan ketenangan bagi masyarakat sebagaimana mestinya.Beberapa melakukan demo ditengah kerusakan istana, mereka menuntut bantuan kepada raja. Banyak rumah dan ladang yang hancur, dan tak ada satupun penyuluhan atas semua itu.Rakyat merasa diabaikan. Namun apa yang bisa dilakukan? Pihak kerajaan juga tak bisa berbuat apa-apa, terlebih ratu yang sibuk menangisi anaknya.Dewi Chanda tak sama sekali memperdulikan masyarakat di luar, dia tak ingin meninggalkan anaknya, padahal tabib jelas mengatakan hanya menderita luka ringan."Dewi Chanda! Masyarakat terus mengamuk diluar" ujar Arietaeus kembali mengingatkan.Perempuan itu merasa terpanggil, lantas kepalanya menoleh menatap sosok penasehat kerajaannya sedang berdiri sembari bersidekap tangan depan dada."Berani sekali kamu memanggil ku seperti itu" desis dewi Ch

  • The King Immortal   TK 11

    Evan dan kedua orangtuanya masih berdebat, akan tetapi hal itu terganggu dengan suara ledakan yang terdengar samar-samar dari rumahnya.Duar!Sontak Evan, Mikaila dan Austin berlari keluar rumah. Dapat mereka lihat ada asap mengepul dari arah kota."Ada apa itu ayah?" tanya Evan terkejut.Mikaila menggeleng, dia pun baru pertama kali melihat hal semacam ini terjadi. Evan sendiri dibuat semakin gelisah melihat kepulan asap itu."Ayah aku ingin pergi kesana" ujar Evan tiba-tiba."Jangan sayang itu berbahaya" timpal Austin khawatir.Ekspresi Evan lah yang membuat kedua orangtuanya ikut tak tenang, mereka jelas melihat gurat gelisah di wajah anaknya itu, meski tak tahu kenapa?."Perasaan ku tidak enak, entah karena apa. Aku tidak mengerti" gumam Evan.Mikaila dan Austin hanya bisa saling pandang, larut dengan pikirannya masing-mas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status