Share

TK 13

Author: KakaResa
last update Last Updated: 2021-01-14 20:10:38

Karena rasa penasaran yang besar, Mikaila pergi ke kota untuk melihat keadaan disana, tanpa sepengetahuan Evan tentunya dan hanya mengantongi ijin dari sang isteri, Austin.

Wush!

Wush!

Wush!

Mikaila sengaja tak pergi menggunakan direwolf agar anaknya tak curiga, dan sepanjang perjalanan matanya tak henti dibuat terkejut. 

Beberapa wilayah seperti terdampak sebuah serangan. Ditambah beberapa orang terlihat pergi membawa banyak barang. 

Apa mereka akan pergi berniaga? Atau kemana? Mikaila ingin bertanya soal itu, tapi ekspresi orang-orang yang terlihat kacau dan marah membuatnya urung. Mungkin jika dia memaksa bertanya, bukan jawaban yang akan dia dapatkan.

Wush!

Wush!

Wush!

Hingga akhirnya Mikaila melihat sosok teman berdagangnya. Dia pun langsung turun dan menghampiri dia.

"Nura!" sapa Mikaila. 

"Mikaila! Apa itu kamu?" timpal lelaki bernama Nura itu.

"Ya, ngomong-ngomong ada apa ini Nura? Banyak wilayah terlihat gersang" tanya Mikaila.

"Hey kemana saja kamu?! Sepertinya aku harus membangun rumah di kaki gunung seperti mu" ujar Nura.

"Immortal diserang bangsa iblis, kerajaan juga rusak dan kota juga sudah tak tersisa sekarang" imbuhnya membuat Mikaila terkejut.

"Apa? Jadi ledakan dan getaran kemarin yang aku rasakan itu adalah dari serangan bangsa iblis?" tanya Mikaila.

"Ya, beruntunglah kamu tinggal jauh dari kota dan kerajaan. Dampaknya tidak banyak terasa" ujar Nura.

"Lalu kenapa semua orang berbondong-bondong pergi? Apa kalian akan mengungsi?" tanya Mikaila.

Nura mengangguk yakin.

"Immortal tak akan bertahan, kerajaan tak mempunyai banyak prajurit, sekalipun ada mereka tak sekuat para pendahulu" ujar Nura.

"Kami lebih memilih pergi sebelum kerajaan mengambil jalan terburuk, yaitu membuat rakyatnya sendiri menjadi tentara perang" imbuhnya.

"Hah?! Benarkah akan seperti itu?!" tanya Mikaila semakin terkejut.

"Pasti begitu. Lihat saja nanti. Apalagi kawasan Vaneheim sudah sepenuhnya di kuasai bangsa iblis, sasaran berikutnya mungkin kawasan para penjahat dan nanti pusat kota" jawab Nura.

"Meski ada beberapa orang yang memilih bertahan di kota dalam kondisi menyedihkan. Rumah memang kenangan terhangat, akan tetapi aku lebih mementingkan keselamatan keluarga ku daripada harus hidup menderita dalam ketakutan" imbuhnya.

Ya, Mikaila baru sadar jika Nura juga membawa banyak barang.

"Lantas kamu mau kemana sekarang?" tanya Mikaila.

"Bukankah tidak menutup kemungkinan, tempat tinggal ku juga akan terdeteksi dan dihancurkan" imbuhnya takut.

Nura mengangguk, bibirnya tersenyum singkat.

"Aku akan membawa keluarga ku ke bumi. Kami akan tinggal bersama manusia" ujar Nura.

"Apa?! Itu bisa disebut pelanggaran Nura, setelah pergi keluar immortal tanpa ijin kerajaan, kamu tak akan diijinkan kembali" timpal Mikaila.

"Hukuman apa? Aku sudah tidak peduli Mikaila! Lihatlah sekarang? Raja tak sadarkan diri, kerajaan semakin terbengkalai dan immortal tak sejaya dulu" ujar Nura sedikit menaikkan nada suaranya.

"Bukan hanya aku yang akan pergi, dan lagipula selama ini, pergi masuk immortal sudah lumrah, kerajaan tak mempermasalahkan itu selagi kita bisa menjaga rahasia" imbuhnya acuh.

Mikaila terdiam. Memang benar apa yang dikatakan Nura, saat ini dia juga mengkhawatirkan keluarganya.

"Tinggal disini memperbesar kemungkinan anak mu akan diambil paksa kerajaan, dan mungkin ancaman bangsa iblis akan semakin besar" ujar Nura.

"Ini pilihan Mika, jika ingin selamat. Maka kamu harus memilih jalan lain untuk itu. Kita tidak berkhianat, justru karena cinta kita bertarung" imbuhnya memberikan tepukan singkat di bahu. Setelah itu Nura pun pergi melanjutkan perjalanannya.

Mikaila langsung terdiam memikirkan semua ini. Jika berita itu menjadi kenyataan, Mikaila tak ingin Evan menjadi anak perang kerajaan. Dia harus menjauhkan anak itu. 

Dan soal pergi ke dunia lain, sebenarnya Mikaila tak terima. Dia sangat mencintai Immortal. Tak semudah itu pergi hanya karena ancaman bangsa iblis. Sebagai penduduk sejati seharunya bersatu mempertahankan kejayaan.

Wush!

Tak ingin membuang waktu lagi, Mikaila kembali terbang menuju rumahnya, banyak hal yang harus dibicarakan bersama sang isteri. Dan lelaki itu sangat membutuhkan saran darinya.

Sedangkan di kerajaan, beberapa rakyat terlihat berbaris rapi, mereka sedang menunggu giliran pembagian bantuan makanan dari kerjaan.

Dewi Anggraini menepati janjinya, meski malam tadi dia harus bertengkar dan di caci maki oleh dewi Chanda karena memberikan makanan kepada rakyat, sedangkan kerajaan juga susah.

Tapi itulah pemimpin, kepala harus berkorban ketika perut mengeluh lapar. Dan ketika ada makanan, benda itu tak dikunyah kepala, memainkan mulut yang nantinya disalurkan ke perut. 

Perut kenyang kepala pun senang. Sama dengan Rakyat sejahtera, pemimpin bahagia.

Namun bagi dewi Chanda itu salah, dia lebih mengutamakan kepentingan dirinya sendiri. 

"Terimakasih ratu dewi" 

"Ratu dewi selalu menepati janji"

"Ratu dewi semoga baik-baik saja"

"Kami bangga mempunyai ratu dewi"

"Terimakasih ratu" 

Kira-kira seperti itulah ucapan syukur rakyat kepada dewi Anggraini, perempuan itu juga ikut senang melihat warganya baik-baik saja.

Sampai akhirnya dewi Chanda datang dan mengambil alih pekerjaan, sejak tadi dia mencuri dengar ternyata. Dan dia tak menyukai itu.

"Tunggu sebentar rakyat ku, aku ingin mengingatkan ratu Anggraini untuk beristirahat" ujar dewi Chanda lembut.

"Biar aku yang melanjutkan pekerjaan ini ratu, pergilah" imbuhnya tersenyum kepada dewi Anggraini.

Dewi Anggraini sendiri bingung harus bereaksi seperti apa.

"B-baiklah ratu" ujar dewi Anggraini gugup.

"Semuanya aku pergi dulu. Pembagian akan tetao rata dilanjutkan oleh dewi Chanda" imbuhnya memberikan salam kepada rakyatnya.

Tap!

Tap!

Tap!

Dewi Anggraini pergi dari tempat itu. Dan tak sengaja dia bertemu dengan Damon. Lelaki itu terlihat lebih tegang dari biasanya.

"Hey Damon," sapa dewi Anggraini menghampiri anak itu.

"Ya, ratu. Ada yang bisa aku bantu" tanya Damon.

Dewi Anggraini menggelengkan kepalanya pelan.

"Kenapa? Jangan terlalu tegang seperti itu, seseorang selalu salah mengambil jalan ketika dia tak stabil" ujar dewi Anggraini.

"Ah- itu. Ratu benar, aku cukup tertekan dengan keadaan ini" timpal Damon lesu.

"Tenang, aku akan juga akan menjaga immortal, tak akan aku biarkan bangsa iblis menguasai semua ini" ujar dewi Anggraini.

"Ya ratu, tapi apa kamu tahu apa yang dikatakan dewi Chanda semalam?" timpal Damon.

Dewi Anggraini menggelengkan kepalanya. 

"Aku hanya tahu Aristaeus dan petinggi kerajaan lainnya sedang melakukan rapat, aku tidak diijinkan ikut" ujarnya menekankan nada di akhir kalimatnya.

Damon membuang nafas lelah. Dan dewi Anggraini memahami jika itu bukan hal baik, dadanya berdegup penasaran.

"S-Sesuatu yang buruk terjadi" ujar dewi Anggraini.

"Lebih parah. Karena kekurangan prajurit, dewi Chanda memaksa dewa-dewi muda untuk ikut perang," ujar Damon.

"Apa?! Tidak salah Damon?! Kenapa para jendral tak menolak" timpal dewi Anggraini.

"Sudah, tapi dewi Chanda membeli banyak suara untuk hal ini. Beberapa orang yang ikut jadi sekutunya menyetujui hal ini. Dan mereka mulai melakukan operasi itu hari ini" ujar Damon.

"Beruntunglah rakyat yang pergi melarikan diri hari ini, anak-anak dan keluarganya akan selamat dari kejaran dewi Chanda" imbuhnya.

Tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan dewi Chanda, dan apa yang akan terjadi kepada immortal.

Related chapters

  • The King Immortal   TK 14

    Kanagara sudah sadarkan diri, pangeran itu langsung mengeluhkan keadaan yang tengah mengelilinginya sekarang.Serangan, kerusakan, bangsa iblis, kemarahan rakyat, pelarian, prajurit, perang dan masalah-masalah lainnya. Membuat ia ingin tak sadarkan diri saja, sama seperti sang ayah yang saat ini sedang ditatapnya.Ya, untuk yang ke dua kalinya lelaki itu datang melihat raja di kamarnya. Tak ada yang berubah, orangtua itu terlihat damai nan asik dengan tidurnya."Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya tangan itu mengelus kepala ku" ujar Kanagara di samping sang ayah."Sejak lahir, kita tak pernah bermain. Jika ayah sadar jangan marah melihat sikap ku ini ya" imbuhnya tersenyum lucu.Berharap sekali saja, ada jawaban dari raja. Jujur Kanagara sangat lelah, dia ingin menyerah pada kehidupannya, yang menjadi kenyataan adalah, kehidupan rakyat biasa lebih enak daripada mengemban nama pangeran.

    Last Updated : 2021-01-15
  • The King Immortal   TK 15

    Saat ini para penasehat, dewi Chanda, Aristaeus dan kepala jendral sedang berkumpul melaksanakan rapat setelah membagikan bantuan kepada rakyat tadi.Permasalahannya tak jauh soal penyerangan bangsa iblis dan perang yang memungkinkan akan terjadi."Kita tarik semua dewa dewi muda dan jadikan mereka bala tentara perang" ujar dewi Chanda."Itu berarti kita mengobarkan masa depan immortal, aku tidak akan setuju" timpal Aristaues."Aku tidak membutuhkan persetujuan mu" ujar dewi Chanda."Tanpa kuantitas, immortal bisa kalah. Atau kamu memang ingin kerajaan ini hancur hah?" imbuhnya."Saat ini tak ada yang bisa kita lakukan selain bertahan, tapi selama itu juga bukan berarti kita hanya diam" ujar salah satu jendral."Kita harus memperkuat pertahanan dan menyiapkan pasukan sebanyak mungkin untuk kemungkinan terburuk" imbuhnya."Lantas jendral setuju

    Last Updated : 2021-01-29
  • The King Immortal   TK 16

    Brak!Evan yang sedang melamun langsung terkejut ketika beberapa barang, jatuh tepat disampingnya.Dan si pelaku tampak menahan tangisnya, siapa lagi jika bukan Mikaila. Melihat sang ayah dengan nafas memburu seperti itu, lantas Evan berdiri menyamakan tinggi badannya."Cepat pergi dari sini" ujar Mikaila tegas."Ayah mengusir ku?" tanya Evan tak kuasa.Namun Mikaila enggan menjawab, hanya tangannya yang menunjukan arah kemana lelaki itu harus pergi."Aku tidak mau pergi ayah, aku akan tetap disi-""Kamu ingin ayah mati hah?!" ujar Mikaila berteriak."Kalau kamu tetap disini ayah akan bunuh diri!" tegasnya.Evan menggelengkan kepalanya, air mata sudah berada diujung pelupuk mata indah lelaki itu.Sret!Tanpa diduga, Mikaia membawa sebuah pisau runcing yang ia sembunyikan dibalik bajunya. Dan dengan

    Last Updated : 2021-01-31
  • The King Immortal   TK 17

    Seminggu berlalu.Tak terasa saja, hari sudah berganti minggu. Selama itu pula Evan terbang. Tanpa beristirahat sejenak pun. Kalian bayangkan, tanpa beristirahat sejenak pun!.Rasa sedih, kecewa, sakit dan perasaan-perasaan lainnya yang menumpuk di hati lelaki itu, membuatnya berlaku demikian.Tak kuasa dengan semu itu dan ingin melupakannya, namun Evan berlaku salah. Keinginannya itu justru menyakiti dirinya sendiri.Saat ini pun dia juga masih belum tahu dimana?. Setelah beberapa hari lalu di terbang diatas air atau padang pasir. Kini dibawah kakinya terdapat daratan. Ada tanah yang bisa dia pijak.Nging!Brak!Kepala Evan tiba-tiba berdengung. Pandangannya mengabur dan dewa itu kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya melayang jatuh kebawah, siap menghantam apa saja yang ada dibawahnya."Aku lelah.." gumam Evan memejamkan matanya.Ditempat lain

    Last Updated : 2021-02-01
  • The King Immortal   TK 18

    "Nggh.."Achilles tergugu ketika suara lenguhan menyapa telinganya.Matanya yang masih mengantuk dipaksakan terbuka dan melihat sekitar, ternyata lelaki yang diselamatkannya mulai sadarkan diri.Sontak Achilles langsung menghampirinya. Dengan pelan dan apatis dia menggoyangkan bahunya."Hey.. bangun.." ujar Achilles."Hm.. ahh" lelaki itu meringis memegangi kepalanya yang pusing."Dimana aku?" tanyanya."Kamu sudah sadar?" timpal Achilles bertanya."Aku ingin pingsan saja, dan tidak bangun lagi" ujar lelaki itu."Hah? Kalau begitu mati saja" timpal Achilles.Lelaki itu menggeleng, mati? Bukan, bukan itu kemauannya."Tidak. Aku hanya ingin tidur dengan waktu yang lama. Agar aku tak perlu mengetahui apa saja yang terjadi di dunia ini dan aku melupakan semua rasa sakit yang ada" ujar lelaki itu.

    Last Updated : 2021-02-02
  • The King Immortal   TK 19

    Achilles tak menyangka akan mengatakan kalimat seperti itu, dan mirisnya lelaki yang ditolongnya mengatakan pernyataan setuju.Memang sepintas tak merugikan, Achilles menyediakan tempat sedangkan orang yang ditolongnya menyediakan tenaga."Jadi siapa nama mu?" tanya lelaki itu.Achilles mendongak, nafasnya sedikit memburu karena menggendong seekor kijang yang ternyata lumayan berat."Achilles" jawabnya.Lelaki itu mengangguk, dia tidak terlihat kesusahan sama sekali. Padahal dia membawa banyak hewan buruan dan keranjang buah. Achilles sampai ternganga jika kalian tahu."Lalu nama mu siapa?" benar sekali, Achilles sampai lupa menanyakan hal serupa itu padanya."Aku.." ujar lelaki itu menggantung."Kenapa? Apa jangan-jangan kamu lupa ingatan saat terjatuh itu!" pekik Achilles."Haha, benar sekali tapi tidak juga" ujar lelaki itu

    Last Updated : 2021-02-04
  • The King Immortal   Prolog

    Siapa yang tahu jika dunia ini terbagi lagi dalam beberapa golongan, manusia adalah yang paling bodoh dan miskin. Mereka yang dianggap mitos, ternyata hidup di negeri atas. Yang manusia sebut, bernama kahyangan.Di dunia atas itu kita banyak di dongengkan dewa, dewi, malaikat, dan sosok baik hati nan cantik rupa tinggal. Yang kita sebut bangsa immortal. Tapi sebenarnya tidak seperti itu. Dongeng itu hanyalah sedikit cerita manis untuk menghibur anak-anak.Kisah yang sebenarnya ada disini. Di atas langit sana, terdapat sebuah kerajaan langit penguasa dunia immortal. Tempat dewa dewi, malaikat dan kaum bersayap lainnya tinggal.Kerajaan immortal namanya, dipimpin oleh seorang raja yang tegas, kuat dan bijak. Sebut ia Baswara.Raja itu hanya mencintai seorang perempuan, dia adalah dewi yang sederhana, baik hati, lemah lembut dan bersahaja. Kerajaannya semakin tersohor dipimpin bersamanya.

    Last Updated : 2020-12-30
  • The King Immortal   TK 1

    "Damon! Apa yang kamu bawa itu?" teriak Kanagara sembari menghampiri Damon.Ya, baru saja saat dirinya berlatih pedang. Damon datang diantarkan seekor griffin. Mereka membawa hewan buruan yang cukup besar."Mata mu buta? Jelas ini burung" ujar Damon dingin."Dan satu lagi. Panggil aku dengan sebutan kakak" imbuhnya tegas.Kanagara menggerlingkang matanya jengah."Ayah mu saja tidak menyebut ibu dengan ratu, tapi aku tak masalah dengan itu" ujar Kanagara."Itu masalah mu dengan ayah ku. Berbeda dengan kasus kita. Permisi pangeran aku ingin lewat" timpal Damos menekan setiap kata-katanya.Sret!Damon pergi meninggalkan Kanagara begitu saja. Dia memang sedikit tak menyukai pangeran itu. Dimata nya Kanagara sudah dewasa tapi pola pikirnya tak seperti itu.Meskipun pintar Kanagara adalah sosok yang tak mandiri, dia selalu mem

    Last Updated : 2021-01-01

Latest chapter

  • The King Immortal   TK 19

    Achilles tak menyangka akan mengatakan kalimat seperti itu, dan mirisnya lelaki yang ditolongnya mengatakan pernyataan setuju.Memang sepintas tak merugikan, Achilles menyediakan tempat sedangkan orang yang ditolongnya menyediakan tenaga."Jadi siapa nama mu?" tanya lelaki itu.Achilles mendongak, nafasnya sedikit memburu karena menggendong seekor kijang yang ternyata lumayan berat."Achilles" jawabnya.Lelaki itu mengangguk, dia tidak terlihat kesusahan sama sekali. Padahal dia membawa banyak hewan buruan dan keranjang buah. Achilles sampai ternganga jika kalian tahu."Lalu nama mu siapa?" benar sekali, Achilles sampai lupa menanyakan hal serupa itu padanya."Aku.." ujar lelaki itu menggantung."Kenapa? Apa jangan-jangan kamu lupa ingatan saat terjatuh itu!" pekik Achilles."Haha, benar sekali tapi tidak juga" ujar lelaki itu

  • The King Immortal   TK 18

    "Nggh.."Achilles tergugu ketika suara lenguhan menyapa telinganya.Matanya yang masih mengantuk dipaksakan terbuka dan melihat sekitar, ternyata lelaki yang diselamatkannya mulai sadarkan diri.Sontak Achilles langsung menghampirinya. Dengan pelan dan apatis dia menggoyangkan bahunya."Hey.. bangun.." ujar Achilles."Hm.. ahh" lelaki itu meringis memegangi kepalanya yang pusing."Dimana aku?" tanyanya."Kamu sudah sadar?" timpal Achilles bertanya."Aku ingin pingsan saja, dan tidak bangun lagi" ujar lelaki itu."Hah? Kalau begitu mati saja" timpal Achilles.Lelaki itu menggeleng, mati? Bukan, bukan itu kemauannya."Tidak. Aku hanya ingin tidur dengan waktu yang lama. Agar aku tak perlu mengetahui apa saja yang terjadi di dunia ini dan aku melupakan semua rasa sakit yang ada" ujar lelaki itu.

  • The King Immortal   TK 17

    Seminggu berlalu.Tak terasa saja, hari sudah berganti minggu. Selama itu pula Evan terbang. Tanpa beristirahat sejenak pun. Kalian bayangkan, tanpa beristirahat sejenak pun!.Rasa sedih, kecewa, sakit dan perasaan-perasaan lainnya yang menumpuk di hati lelaki itu, membuatnya berlaku demikian.Tak kuasa dengan semu itu dan ingin melupakannya, namun Evan berlaku salah. Keinginannya itu justru menyakiti dirinya sendiri.Saat ini pun dia juga masih belum tahu dimana?. Setelah beberapa hari lalu di terbang diatas air atau padang pasir. Kini dibawah kakinya terdapat daratan. Ada tanah yang bisa dia pijak.Nging!Brak!Kepala Evan tiba-tiba berdengung. Pandangannya mengabur dan dewa itu kehilangan keseimbangannya. Tubuhnya melayang jatuh kebawah, siap menghantam apa saja yang ada dibawahnya."Aku lelah.." gumam Evan memejamkan matanya.Ditempat lain

  • The King Immortal   TK 16

    Brak!Evan yang sedang melamun langsung terkejut ketika beberapa barang, jatuh tepat disampingnya.Dan si pelaku tampak menahan tangisnya, siapa lagi jika bukan Mikaila. Melihat sang ayah dengan nafas memburu seperti itu, lantas Evan berdiri menyamakan tinggi badannya."Cepat pergi dari sini" ujar Mikaila tegas."Ayah mengusir ku?" tanya Evan tak kuasa.Namun Mikaila enggan menjawab, hanya tangannya yang menunjukan arah kemana lelaki itu harus pergi."Aku tidak mau pergi ayah, aku akan tetap disi-""Kamu ingin ayah mati hah?!" ujar Mikaila berteriak."Kalau kamu tetap disini ayah akan bunuh diri!" tegasnya.Evan menggelengkan kepalanya, air mata sudah berada diujung pelupuk mata indah lelaki itu.Sret!Tanpa diduga, Mikaia membawa sebuah pisau runcing yang ia sembunyikan dibalik bajunya. Dan dengan

  • The King Immortal   TK 15

    Saat ini para penasehat, dewi Chanda, Aristaeus dan kepala jendral sedang berkumpul melaksanakan rapat setelah membagikan bantuan kepada rakyat tadi.Permasalahannya tak jauh soal penyerangan bangsa iblis dan perang yang memungkinkan akan terjadi."Kita tarik semua dewa dewi muda dan jadikan mereka bala tentara perang" ujar dewi Chanda."Itu berarti kita mengobarkan masa depan immortal, aku tidak akan setuju" timpal Aristaues."Aku tidak membutuhkan persetujuan mu" ujar dewi Chanda."Tanpa kuantitas, immortal bisa kalah. Atau kamu memang ingin kerajaan ini hancur hah?" imbuhnya."Saat ini tak ada yang bisa kita lakukan selain bertahan, tapi selama itu juga bukan berarti kita hanya diam" ujar salah satu jendral."Kita harus memperkuat pertahanan dan menyiapkan pasukan sebanyak mungkin untuk kemungkinan terburuk" imbuhnya."Lantas jendral setuju

  • The King Immortal   TK 14

    Kanagara sudah sadarkan diri, pangeran itu langsung mengeluhkan keadaan yang tengah mengelilinginya sekarang.Serangan, kerusakan, bangsa iblis, kemarahan rakyat, pelarian, prajurit, perang dan masalah-masalah lainnya. Membuat ia ingin tak sadarkan diri saja, sama seperti sang ayah yang saat ini sedang ditatapnya.Ya, untuk yang ke dua kalinya lelaki itu datang melihat raja di kamarnya. Tak ada yang berubah, orangtua itu terlihat damai nan asik dengan tidurnya."Aku bahkan tidak tahu bagaimana rasanya tangan itu mengelus kepala ku" ujar Kanagara di samping sang ayah."Sejak lahir, kita tak pernah bermain. Jika ayah sadar jangan marah melihat sikap ku ini ya" imbuhnya tersenyum lucu.Berharap sekali saja, ada jawaban dari raja. Jujur Kanagara sangat lelah, dia ingin menyerah pada kehidupannya, yang menjadi kenyataan adalah, kehidupan rakyat biasa lebih enak daripada mengemban nama pangeran.

  • The King Immortal   TK 13

    Karena rasa penasaran yang besar, Mikaila pergi ke kota untuk melihat keadaan disana, tanpa sepengetahuan Evan tentunya dan hanya mengantongi ijin dari sang isteri, Austin.Wush!Wush!Wush!Mikaila sengaja tak pergi menggunakan direwolf agar anaknya tak curiga, dan sepanjang perjalanan matanya tak henti dibuat terkejut.Beberapa wilayah seperti terdampak sebuah serangan. Ditambah beberapa orang terlihat pergi membawa banyak barang.Apa mereka akan pergi berniaga? Atau kemana? Mikaila ingin bertanya soal itu, tapi ekspresi orang-orang yang terlihat kacau dan marah membuatnya urung. Mungkin jika dia memaksa bertanya, bukan jawaban yang akan dia dapatkan.Wush!Wush!Wush!Hingga akhirnya Mikaila melihat sosok teman berdagangnya. Dia pun langsung turun dan menghampiri dia."Nura!" sapa Mikaila."Mikaila! Apa i

  • The King Immortal   TK 12

    Immortal dalam keadaan sangat kacau, kerajaan tak mampu memberikan ketenangan bagi masyarakat sebagaimana mestinya.Beberapa melakukan demo ditengah kerusakan istana, mereka menuntut bantuan kepada raja. Banyak rumah dan ladang yang hancur, dan tak ada satupun penyuluhan atas semua itu.Rakyat merasa diabaikan. Namun apa yang bisa dilakukan? Pihak kerajaan juga tak bisa berbuat apa-apa, terlebih ratu yang sibuk menangisi anaknya.Dewi Chanda tak sama sekali memperdulikan masyarakat di luar, dia tak ingin meninggalkan anaknya, padahal tabib jelas mengatakan hanya menderita luka ringan."Dewi Chanda! Masyarakat terus mengamuk diluar" ujar Arietaeus kembali mengingatkan.Perempuan itu merasa terpanggil, lantas kepalanya menoleh menatap sosok penasehat kerajaannya sedang berdiri sembari bersidekap tangan depan dada."Berani sekali kamu memanggil ku seperti itu" desis dewi Ch

  • The King Immortal   TK 11

    Evan dan kedua orangtuanya masih berdebat, akan tetapi hal itu terganggu dengan suara ledakan yang terdengar samar-samar dari rumahnya.Duar!Sontak Evan, Mikaila dan Austin berlari keluar rumah. Dapat mereka lihat ada asap mengepul dari arah kota."Ada apa itu ayah?" tanya Evan terkejut.Mikaila menggeleng, dia pun baru pertama kali melihat hal semacam ini terjadi. Evan sendiri dibuat semakin gelisah melihat kepulan asap itu."Ayah aku ingin pergi kesana" ujar Evan tiba-tiba."Jangan sayang itu berbahaya" timpal Austin khawatir.Ekspresi Evan lah yang membuat kedua orangtuanya ikut tak tenang, mereka jelas melihat gurat gelisah di wajah anaknya itu, meski tak tahu kenapa?."Perasaan ku tidak enak, entah karena apa. Aku tidak mengerti" gumam Evan.Mikaila dan Austin hanya bisa saling pandang, larut dengan pikirannya masing-mas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status