Share

Chapter 5 - Kebohongan Atlas

"Apa bener gue sama Atlas udah sampai ciuman bahkan lebih? " tanya Elisa.

"Mana aku tau." balas Lova

"Iya juga ya masa gue cerita yang kayak begituan sama lo." ucap Elisa

"Daripada mikirin yang kayak gitu mending kamu istirahat." ucap Lova

"Iya." jawab Elisa sambil membaringkan tubuhnya.

Di sisi lain tepatnya di sebuah kelas yang tampak hening karena seorang guru yang terkenal killer sedang mengajar. Berbanding terbalik dengan para murid yang ketakutan ada dua manusia yang sibuk dengan perdebatannya.

"Lo jauhin Elisa." ucap Atlas

"Lo yang harusnya ngejauhin dia." balas Samudra

"Kenapa gue? "

"Lo hampir lecehin dia"

"Asal lo tau gue sama Elisa udah ciuman bahkan lebih." dusta Atlas

"Gue gak percaya." ucap Samudra

"Kenapa lo gak percaya? " tanya Atlas

"Lo aja gak pernah mau sentuh dia sebelum kalian pacaran."

"Shit." umpat Atlas karena kebohongannya diketahui oleh Samudra. Atlas jadi teringat akan respon Elisa, kenapa Elisa marah ketika ia mengatakan gurauan itu. Harusnya gadis itu biasa saja. Lamunan Atlas terhenti ketika mendengar suara yang melengking.

"Kalian yang di belakang kalau tidak mau mendengarkan saya lebih baik keluar." marah bu Wina sang guru killer.

Samudra dan Atlas pun keluar. Bu Wina yang melihat itu menghela napas karena capek dengan kelakuan mereka. Bu Wina pun kembali menjelaskan pelajaran.

******

Tidak terasa jam istirahat sudah selesai dan sekarang jam pelajaran kembali di mulai. Terlihat Elisa yang sudah kembali ke kelas, tak hanya Elisa Samudra dkk juga ada tumben sekali mereka tidak bolos. Semua tokoh novel emang sekelas, maka tak heran mereka akan bertemu setiap hari. Seorang guru memasuki kelas mereka.

"Karena Bapak dan guru-guru lain akan rapat, bapak kasih kalian tugas kerjakan soal halaman 150 - 160. Bapak pergi rapat dulu jangan ada yang keluar kelas, tugas di kumpulkan hari ini." ucap Pak Bambang

"Baik pak." teriak seluruh siswa semangat.

Pak Bambang pun meninggalkan kelas. Semua siswa pun mengerjakan tugas. Tidak semua sih, ada yang diskusi, ada yang mengerjakan mandiri, ada yang menyontek, ada yang tidur, dan masih banyak lagi. Begini lah penampilan kelas jika sedang jamkos. Lova menatap Elisa yang sedang mengerjakan tugas, meskipun Elisa adalah seorang antagonis nyatanya ia adalah anak yang pintar. Apalagi yang memasuki tubuh Elisa adalah seorang gadis yang sudah menduduki bangku kuliah semester 4 maka tak heran Elisa terlihat semangat mengerjakan tugas.

"Lisa nanti liat ya jawabannya." ucap Lova cengengesan.

"Iya" ucap Elisa singkat sambil fokus mengerjakan tugas.

"Kamu semangat banget ngerjain tugasnya gak pusing emang? " tanya Lova.

"Enggak malahan seru tau ayo ngerjainnya bareng" ucap Elisa antusias.

"Gak dulu makasih kamu aja yang ngerjain, aku mah bantu doa aja." ucap Lova. Elisa terkekeh mendengar itu.

"Ih gimana ya ngerjain ini kok sulit banget." keluh Elisa. Meskipun Elisa sudah menduduki bangku kuliah, ia terkadang lupa beberapa rumus karena sudah lama tamat SMA.

"Coba tanyain aja ke Samudra kan dia juara umum." ucap Lova.

Elisa melirik Samudra, apakah ia harus bertanya kepada Samudra. Tertulis dalam novel meskipun Samudra terlihat nakal dan selalu bolos nyatanya ia adalah siswa paling pintar yang menjadi peringkat pertama dan juara umum bahkan Atlas pun kalah, mereka hanya berbeda satu peringkat.

Elisa mendekati meja Samudra dan Atlas sambil membawa bukunya. Terlihat kedua pemuda itu sedang memainkan ponselnya. Melihat kedatangan Elisa anggota inti gang Asterioz mulai memusatkan perhatian mereka ke Elisa yang mendekati meja sang mantan. Mereka kira Elisa akan meminta balikan ke Atlas dan mulai mendekati Atlas lagi, namun tidak mereka duga Elisa malah memanggil pria lain.

"Ananta"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status