Home / Fiksi Remaja / The Good Antagonist / Chapter 5 - Kebohongan Atlas

Share

Chapter 5 - Kebohongan Atlas

Author: Echa
last update Last Updated: 2024-08-16 16:04:46

"Apa bener gue sama Atlas udah sampai ciuman bahkan lebih? " tanya Elisa.

"Mana aku tau." balas Lova

"Iya juga ya masa gue cerita yang kayak begituan sama lo." ucap Elisa

"Daripada mikirin yang kayak gitu mending kamu istirahat." ucap Lova

"Iya." jawab Elisa sambil membaringkan tubuhnya.

Di sisi lain tepatnya di sebuah kelas yang tampak hening karena seorang guru yang terkenal killer sedang mengajar. Berbanding terbalik dengan para murid yang ketakutan ada dua manusia yang sibuk dengan perdebatannya.

"Lo jauhin Elisa." ucap Atlas

"Lo yang harusnya ngejauhin dia." balas Samudra

"Kenapa gue? "

"Lo hampir lecehin dia"

"Asal lo tau gue sama Elisa udah ciuman bahkan lebih." dusta Atlas

"Gue gak percaya." ucap Samudra

"Kenapa lo gak percaya? " tanya Atlas

"Lo aja gak pernah mau sentuh dia sebelum kalian pacaran."

"Shit." umpat Atlas karena kebohongannya diketahui oleh Samudra. Atlas jadi teringat akan respon Elisa, kenapa Elisa marah ketika ia mengatakan gurauan itu. Harusnya gadis itu biasa saja. Lamunan Atlas terhenti ketika mendengar suara yang melengking.

"Kalian yang di belakang kalau tidak mau mendengarkan saya lebih baik keluar." marah bu Wina sang guru killer.

Samudra dan Atlas pun keluar. Bu Wina yang melihat itu menghela napas karena capek dengan kelakuan mereka. Bu Wina pun kembali menjelaskan pelajaran.

******

Tidak terasa jam istirahat sudah selesai dan sekarang jam pelajaran kembali di mulai. Terlihat Elisa yang sudah kembali ke kelas, tak hanya Elisa Samudra dkk juga ada tumben sekali mereka tidak bolos. Semua tokoh novel emang sekelas, maka tak heran mereka akan bertemu setiap hari. Seorang guru memasuki kelas mereka.

"Karena Bapak dan guru-guru lain akan rapat, bapak kasih kalian tugas kerjakan soal halaman 150 - 160. Bapak pergi rapat dulu jangan ada yang keluar kelas, tugas di kumpulkan hari ini." ucap Pak Bambang

"Baik pak." teriak seluruh siswa semangat.

Pak Bambang pun meninggalkan kelas. Semua siswa pun mengerjakan tugas. Tidak semua sih, ada yang diskusi, ada yang mengerjakan mandiri, ada yang menyontek, ada yang tidur, dan masih banyak lagi. Begini lah penampilan kelas jika sedang jamkos. Lova menatap Elisa yang sedang mengerjakan tugas, meskipun Elisa adalah seorang antagonis nyatanya ia adalah anak yang pintar. Apalagi yang memasuki tubuh Elisa adalah seorang gadis yang sudah menduduki bangku kuliah semester 4 maka tak heran Elisa terlihat semangat mengerjakan tugas.

"Lisa nanti liat ya jawabannya." ucap Lova cengengesan.

"Iya" ucap Elisa singkat sambil fokus mengerjakan tugas.

"Kamu semangat banget ngerjain tugasnya gak pusing emang? " tanya Lova.

"Enggak malahan seru tau ayo ngerjainnya bareng" ucap Elisa antusias.

"Gak dulu makasih kamu aja yang ngerjain, aku mah bantu doa aja." ucap Lova. Elisa terkekeh mendengar itu.

"Ih gimana ya ngerjain ini kok sulit banget." keluh Elisa. Meskipun Elisa sudah menduduki bangku kuliah, ia terkadang lupa beberapa rumus karena sudah lama tamat SMA.

"Coba tanyain aja ke Samudra kan dia juara umum." ucap Lova.

Elisa melirik Samudra, apakah ia harus bertanya kepada Samudra. Tertulis dalam novel meskipun Samudra terlihat nakal dan selalu bolos nyatanya ia adalah siswa paling pintar yang menjadi peringkat pertama dan juara umum bahkan Atlas pun kalah, mereka hanya berbeda satu peringkat.

Elisa mendekati meja Samudra dan Atlas sambil membawa bukunya. Terlihat kedua pemuda itu sedang memainkan ponselnya. Melihat kedatangan Elisa anggota inti gang Asterioz mulai memusatkan perhatian mereka ke Elisa yang mendekati meja sang mantan. Mereka kira Elisa akan meminta balikan ke Atlas dan mulai mendekati Atlas lagi, namun tidak mereka duga Elisa malah memanggil pria lain.

"Ananta"

Related chapters

  • The Good Antagonist   Chapter 6 - Pesona cowok pintar

    "Ananta" panggil Elisa. Padahal Elisa memanggil Samudra dengan nada yang biasa saja, anehnya kelas yang tadinya ramai sontak hening karena seluruh murid langsung melihat ke arah Elisa yang berada tepat di depan meja Samudra dan Atlas, tak berselang lama mereka kembali fokus dengan kegiatan masing-masing. Tak terkecuali inti gang Asterioz mereka terus menatap Elisa tak percaya. Samudra yang merasa namanya di panggil pun menoleh lalu mengangkat sebelah alisnya bertanya. "Boleh nanya gak? " tanya Elisa"Hm" balas Samudra"Kenapa gak nanya ke gue? " tanya Atlas"Ananta lebih pinter dari lo." ucap Elisa tanpa beban. "Shit" umpat Atlas, mau menyangkal gak bisa karena itu emang fakta. "Anjir ucapan si Elisa ngejleb banget." ucap Dewa"Iya tuh bocah kayaknya beneran udah move on dari si Atlas buktinya udah bisa ngejek Atlas." timpal stevan. "Gue setuju." ucap Dewa sambil menganggukkan kepalanya. "Halah dasar cewek murahan udah bisa dapetin Atlas kini pindah ke Samudra." sinis Rafli. "E

    Last Updated : 2024-08-16
  • The Good Antagonist   Chapter 7 - Rumah Sakit

    Elisa telah menyelesaikan tugas lalu kembali ke bangkunya tak lupa berterima kasih kepada Samudra yang telah membantunya mengerjakan tugas. Baru juga duduk bukunya langsung di ambil oleh Lova. "Lisa aku liat ya." ucap Lova"Iya" balas Elisa"Makasih Lisa.""Sama-sama"Kringgg... Kringg...Bel pulang sudah berbunyi para murid berhamburan keluar untuk pulang ke rumah masing-masing. Elisa sedang membereskan alat tulisnya dan memasukkannya ke dalam tas, Lova sudah pulang duluan katanya ia ada urusan. Kelas sudah lumayan sepi hanya beberapa orang yang masih ada di kelas. Elisa melihat ke bangku Samudra dkk ternyata mereka sudah tidak ada, ia baru ingat mereka keluar begitu Elisa kembali ke bangkunya. Elisa berjalan keluar kelas menuju ke gerbang sekolah. Padahal Elisa berniat nebeng ke Samudra agar ia lebih dekat dengan kesayangannya. Elisa tak berharap lebih, memang tadinya ia berniat ingin menjadi pacar Samudra namun ia tidak tau apakah ia akan terus berada di tubuh Elisa atau tidak mu

    Last Updated : 2024-09-06
  • The Good Antagonist   Chapter 8 - Teman tapi mesra

    "Ananta suka ya sama Elisa." tanya bunda Layla"Gak bun." ucap Samudra"Masa sih gak suka sama Elisa, yang bunda tau kamu gak suka dekat sama cewek sedangkan sama Elisa kamu bisa." goda bunda Layla"Gak bun, Elisa tuh cuman temen Ananta.""Maksudnya teman tapi mesra kan? ""Ih bundaa." rengek SamudraBunda Layla terkekeh melihat Samudra yang seperti anak kecil, ia begitu senang menggoda Samudra. Entah sampai kapan ia bisa tetap melihat Samudra yang seperti ini. Ia khawatir setelah kepergiannya apakah Samudra masih bisa bahagia?Tanpa mereka sadari Elisa sudah berada di depan pintu bahkan tangan Elisa sudah memegang gagang pintu. Pergerakkan Elisa yang akan membuka pintu terhenti mendengar suara rengekan Samudra. Elisa tak menyangka bahwa Samudra bisa bersikap manja di depan bundanya. Wajah sesangar itu merengek?sangat tidak bisa di bayangkan. Samudra bersikap berbeda saat bersama bundanya, sangat berbanding terbalik jika bersama teman-temannya. Elisa menyudahi lamunannya kemudian mas

    Last Updated : 2024-09-09
  • The Good Antagonist   Chapter 9 - Jogging

    Sesampainya di basement apartemen Elisa langsung berlari menuju gedung apartemen untuk kabur karena malu. "Elisa" panggil Samudra "Apa? " tanya Elisa sambil menoleh dan berhenti berlari. "Jaketnya" "Nih" ucap Elisa malu sambil berjalan menuju Samudra dan menyerahkan jaketnya lalu Elisa berbalik untuk masuk ke gedung apartemen. "Elisa" "APA" "Helm" Elisa memegang kepalanya dan benar saja ia masih memakai helm. Betapa malunya Elisa sekarang bahkan wajahnya sudah memerah. "Nih"ucap Elisa sambil menyodorkan helm ke Samudra lalu secepat kilat masuk ke gedung apartemen. 'Gemes banget' batin Samudra melihat tingkah Elisa. Samudra pun menyalakan motornya dengan kecepatan rata-rata untuk kembali ke rumah sakit. Setelah sampai di apartemennya Elisa merebahkan tubuhnya di kasur. "Gue malu banget gimana besok ketemu Ananta." "Eh iya besok kan hari libur gak akan ketemu Ananta tapi kita kan tetanggaan." "Gimana ini plis mau ditaruh di mana muka gue." Begitulah gerutuan Elisa

    Last Updated : 2024-09-11
  • The Good Antagonist   Chapter 10 - Temenan ya

    Tanpa di duga seseorang datang menghampiri mereka. "Elisa" panggil AtlasSamudra dan Elisa menoleh ke depan di sana berdiri Atlas memandang mereka tak suka. "Apa? " tanya Elisa malas"Ngapain lo berduaan sama Samudra." ucap Atlas cemburu"Terserah gue lah.""Gue gak suka.""Emang gue peduli.""Lo jauhin Samudra.""Siapa lo nyuruh-nyuruh gue.""Gue mantan lo.""Cuman mantan gak usah sok ngatur deh." Samudra hanya menatap datar pertikaian mereka. Sampai ia merasakan tangan mungil memegang tangannya dengan erat. Samudra rasa jantungnya berdebar, tanpa mereka sadari telinga Samudra memerah. "Ayo Ananta kita pergi." ucap Elisa sambil memegang tangan Samudra. "Hm" "Gue lapar makan dulu bubur ayam ya.""Ya"Pergerakkan mereka terhenti ketika Atlas menghalangi jalan mereka. "Gue ikut." ucap Atlas"Ck terserah." ujar ElisaMereka berjalan beriringan menuju ke tempat jualan bubur ayam. "Elisa" panggil Atlas"Apa?" tanya Elisa tanpa melihat Atlas"Gue juga mau di pegang tangannya sama lo

    Last Updated : 2024-09-13
  • The Good Antagonist   Chapter 11 - Murid baru

    Hari ini Elisa bangun lebih pagi karena ia tidak mau kesiangan lagi, apalagi hari ini adalah hari senin yang dimana semua sekolah mengadakan upacara bendera. Elisa sudah siap dengan seragam yang membalut tubuhnya. Ia pun memasukan buku ke dalam tas sesuai jadwal pelajaran. Elisa menuju ke dapur, ia akan memasak untung saja kemarin ia sudah belanja membeli kebutuhan pokok dan camilan. Terlihat kulkas yang kosong kini sudah penuh dengan berbagai makanan. Elisa sudah mengambil bahan-bahan lalu mulai memasak, ia berencana membuat nasi goreng seafood. Elisa yang asli mungkin tidak bisa memasak untung saja Elisa yang sekarang bisa memasak karena ia merupakan anak kos yang harus serba bisa. Mengingat masa lalunya Elisa jadi merindukan ayah dan bundanya, di sini ia tidak bisa merasakan kasih sayang orang tua karena kedua orang tua Elisa yang asli sudah tiada. Semoga ayah dan bunda tidak berlarut dalam kesedihan setelah kepergiannya. Masakan Elisa kini sudah jadi ia menuangkan nasi goreng sea

    Last Updated : 2024-09-16
  • The Good Antagonist   Chapter 12 - Pertengkaran

    'Dia kan protagonis wanita kok udah pindah lagi belum juga setahun apa alur ceritanya mulai berubah ya semenjak kedatangan gue' pikir Elisa dalam hati. Murid baru itu pun duduk di bangku yang kosong dan pelajaran pun di mulai. Sepanjang jam pelajaran Elisa tidak bisa fokus karena terus memikirkan alur cerita yang berubah. Mengapa Mira kembali begitu cepat? apakah Elisa melakukan kesalahan? bagaimana jika alur bukannya berubah melainkan bergerak cepat? jika begitu apakah kematian nya semakin dekat? memikirkan semua itu membuat Elisa pusing, Elisa terus menghembuskan nafasnya untuk menenangkan pikirannya yang kacau. Lova daritadi memperhatikan Elisa, ia melihat Elisa seperti banyak pikiran liat saja daritadi gadis itu terus menghembuskan nafasnya. Tak tahan dengan rasa penasarannya Lova pun bertanya pada Elisa."Lisa kamu kenapa? " tanya Lova"Gapapa." jawab singkat Elisa"Bohong kamu lagi mikirin sesuatu ya? ""Iya gue lagi mikirin sesuatu.""Mikirin apa? ""Masalah sepele kok lo gaus

    Last Updated : 2024-09-18
  • The Good Antagonist   Chapter 13 - Es yang mencair

    Elisa mulai memakan bekalnya sambil melamun, tiba-tiba terdengar suara kursi di sampingnya berdenyit. Elisa menoleh ke samping terlihat seseorang duduk di kursi Lova. "Ananta" ucap Elisa"Masih sakit? " ujar Samudra"Iya masih sakit ini juga susah makan soalnya linu.""Sini gue kompres."Samudra mengompres pipi Elisa menggunakan es batu yang sudah di balut handuk. Jarak di antara mereka sangat dekat. Elisa memandang Samudra lekat. 'Ananta perhatian banget jadi makin sayang deh' batin Elisa. Dengan jarak sedekat ini Elisa merasa jantungnya terus berdetak kencang. apakah Samudra bisa mendengar suara detak jantungnya di jarak yang sedekat ini? Elisa harap Samudra tidak bisa mendengarnya."Udah mendingan? " ucapan Samudra membuyarkan lamunannya."Iya.""Kenapa lo tadi bilang gitu ke Mira? ""Bilang apa?maksud lo gue yang bilang selingkuhan Atlas? " tanya balik Elisa."Hm""Gue cuman bilang kebenarannya aja daripada Mira dengar dari Atlas mending gue yang bilang duluan sekalian minta maaf

    Last Updated : 2024-09-20

Latest chapter

  • The Good Antagonist   Chapter 52 - Sepemikiran

    Elisa dan Samudra berpindah tempat kini mereka berada di apartemen Samudra. Mereka duduk merenung di ruang tamu."Ananta kita harus gimana sekarang?""Untuk sementara waktu kamu tetap pakai HP itu, agar orang yang nyadap kamu gak curiga.""Tapi aku takut.""Jangan takut itu mungkin cuman nyadap biasa. Ada yang pernah ngirim link atau dokumen yang aneh gak? atau ada nomor yang gak di kenal? " "Gak ada HP aku aman-aman aja selama ini buktinya gak kena virus sama gak error." ucap Elisa. Emang selama ini tidak ada yang aneh dengan HP nya."Ini aneh penyadap itu gak ngambil saldo uang yang ada di HP kamu atau data pribadi." baru kali Samudra melihat hal seperti ini. Sebenarnya apa motif orang itu melakukan ini semua."Aneh setidaknya alasan orang itu nyadap HP aku karena bencikan? buktinya dia buat kesalahpahaman antara aku dan Lova." Elisa sedih mengingat itu. Awas saja jika ia tahu siapa penyadap ini akan ia tonjok sampai mampus.Terjadi keheningan diantara mereka. Samudra berpikir ada

  • The Good Antagonist   Chapter 51 - Ada yang aneh

    Selama jam pelajaran banyak murid yang menatap Elisa sinis. Apalagi Lova pindah tempat duduk, ia tidak ingin sebangku dengan Elisa."Lova." panggil Elisa. Lova mengabaikannya ia lebih memilih berjalan menuju bangku belakang.Elisa menghela nafas sepertinya mulai sekarang kehidupan sekolah tidak akan berjalan lancar. Ia harus segera mencari tau siapa yang menjebaknya. Semua murid tidak ada yang mau duduk bersama Elisa, Samudra pun memutuskan untuk duduk bersama Elisa. "Ananta." "Aku duduk di sini ya.""Iya." Elisa tersenyum. Setidaknya masih ada Samudra yang akan menemaninya."Kenapa sih Samudra nemenin tuh cewek.""Samudra terlalu di butakan cinta.""Tuh cewek bakal makin menjadi nih soalnya ada backingan.""Iya nih makin ngelunjak pasti."Elisa menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia berusaha bersikap sabar mendengar bisikan mereka. Rasanya ia ingin menyumpal mulut mereka dengan kaos kaki yang sudah tidak di cuci 3 tahun.Bel pulang akhirnya berbunyi Elisa langsung saja menarik Sa

  • The Good Antagonist   Chapter 50 - Mulai hancur

    "Orang terdekat lo, Elisa." Aiza menunjuk Elisa. Semua orang menatap tak percaya apa yang barusan di ucapkan oleh Aiza. "Gue gak ngelakuin itu." bela Elisa. Semua orang menatap ke arah Elisa. Termasuk Lova ia memasang wajah kecewa. Elisa bingung dengan apa yang terjadi. Kenapa malah jadi dirinya yang terseret? Apa yang sebenarnya terjadi? Lova menatap Elisa."Lisa apa bener yang di ucapin Aiza? " "Itu gak bener, mana mungkin gue tega ngelakuin itu sama lo." "Halah ngaku aja." ujar Aiza. "Emang lo ada bukti gue yang ngelakuin itu? " tanya Elisa. "Beraninya lo ngeremehin gue. Gue gak mungkin ngomong gini kalau gak ada bukti. Fara tunjukkin isi chattingan lo sama Elisa." Aiza tersenyum miring. "Dengan senang hati." Fara membuka ponselnya dan menunjukkan ke semua orang chattingan nya bersama Elisa. "Liat ini nomor lo kan? " Fara menatap remeh Elisa. Elisa menarik ponsel itu dan membaca dengan seksama. Itu memang bener nomornya. unknown Send a picture Gue mau lo tempel poto

  • The Good Antagonist   Chapter 49 - Editan?

    Samudra dkk terlihat baru saja datang, mereka penasaran apa yang terjadi. Di depan sana terlihat Elisa yang masih syok dan Lova yang menangis. Mereka melihat ke arah poto itu dan terkejut begitu melihatnya."Itu Lova? " tanya Dewa dengan tatapan tidak percaya."Mata gue gak salah liat kan." ujar Stevan."Lova." ucapan Sean membuat semua orang menatap ke arah pemuda itu."I-ini g-gak se-seperti- " lidah Lova terasa kelu untuk menjelaskan semuanya. Lova sedih melihat Sean yang seperti enggan melihatnya."Sean kamu udah liat kan kelakuan jalang tuh cewek. Mending kamu putusin deh daripada nama kamu jadi tercoreng karena tuh cewek." ucap Fara."Iya Sean mending kamu pacaran sama Fara." timpal Mira. Fara mengangguk setuju dengan perkataan Mira."Kita ketipu guys cewek yang polos ini ternyata kelakuannya sama aja kayak jalang di club." ujar Aiza membuat suasana semakin panas."Wajah cowok yang di poto gak jelas tapi kayaknya om-om deh." timpal Fara.Para murid langsung menyahuti apa yang di

  • The Good Antagonist   Chapter 48 - Poto

    Satu tahun kemudian...Tidak terasa Elisa sudah satu tahun lebih menempati dunia novel ini. Banyak perubahan yang telah ia buat. Beberapa bulan lagi ia akan lulus sekolah. Elisa sudah melewati alur dimana ia dan Samudra meninggal. Semoga saja tidak ada yang berubah. Elisa masih tak menyangka ia bisa bertahan sejauh ini dari takdir kematian tragis Elisa. Kehidupan Elisa selama setahun ini tidak begitu damai. Meski begitu sampai detik ini ia masih belum mengetahui siapa antagonis pria di novel ini. Entah itu Rafli atau Arthur, Elisa hanya mencurigai mereka karena selalu bertingkah aneh."Lisa liat deh di kolong meja kamu ada bunga mawar lagi." ujar Lova. Membuyarkan lamunan Elisa.Elisa menghela nafas, memang sudah setahun ini ada yang menjadi pengagum rahasianya. Dia selalu menyimpan setangkai bunga mawar di kolong mejanya."Siapa sih nih orang gak bosen apa ngasih gue bunga terus.""Dia suka sama kamu.""Dia pasti tau kan kalau gue udah punya pacar.""Mungkin dia nunggu kamu putus.""

  • The Good Antagonist   Chapter 47 - Happy birthday

    Samudra mendekatkan mulutnya di telinga Elisa."Asal kamu tau aku selama ini nahan obsesi aku ke kamu. Rasanya aku ingin mengurungmu di kamarku agar tidak ada cowok lain yang bisa melihat kecantikanmu. Bahkan pernah terlintas dalam benakku menjadikanmu milikku seutuhnya. Tapi aku gak ngelakuin itu karena takut kamu menjauh. Jadi jangan menjauhiku lagi ya sayang."Elisa merinding mendengar itu."Lo bercanda kan? ""Apakah wajahku terlihat bercanda sayang? " Samudra menatap lekat Elisa.Dalam pikiran Elisa sekarang, ia berusaha mencari cara agar bisa kabur dari Samudra. Sebuah ide terlintas di benaknya."Ananta." Samudra menaikkan sebelah alisnya bertanya. Merasa Samudra mulai lengah, Elisa menginjak kakinya lalu mendorong tubuh Samudra. Samudra mundur beberapa langkah. Dengan secepat kilat Elisa berlari menjauhi Samudra. Sebelum itu Elisa sempat berbicara."Jangan deketin gue."Samudra menatap kepergian Elisa. Sebenarnya injakkan kaki dari Elisa tidak sakit, ia terdorong pun karena leng

  • The Good Antagonist   Chapter 46 - Sisi lain Ananta

    Samudra sudah berulang kali menghela nafas. Seingatnya terakhir kali ia dan Elisa masih baik-baik saja. Tapi sudah seminggu ini Elisa terlihat menjauhinya. Dewa terlihat kesal melihat Samudra yang sedari tadi menghela nafas."Lo kenapa sih Sam? " tanya Dewa"Gak.""Singkat amat jawabnya hebat sih Elisa mah pacaran sama lo."Ketika Dewa menyebutkan nama Elisa, Samudra menatap teman-temannya."Gue mau nanya.""Nanya apaan? " sahut Stevan yang masih fokus memainkan ponselnya. Ia sedang membalas pesan pacar barunya padahal Stevan baru putus dua hari lalu dari mantannya."Kenapa Elisa ngejauhin gue? " Mereka yang tadinya fokus ke kegiatan masing-masing mendadak berhenti dan menatap Samudra. Ternyata alasan Samudra terus menghela nafas karena Elisa menjauhinya."Lo buat salah kali." ujar Stevan."Elisa gak tahan sama sikap dingin lo." sahut Dewa"Dia udah gak mau sama lo mungkin." ucap Rafli"Cuek." ucap Sean."Lo gak seromantis gue." ujar Atlas."Mana mungkin gue kalah romantis sama lo." k

  • The Good Antagonist   Chapter 45 - Brondong

    Elisa saat ini sedang berbaring di kasur empuknya. Ia baru saja selesai membersihkan diri. Ia menatap langit-langit kamarnya."Udah beberapa bulan gue di sini.""Sampai detik ini gue belum tau siapa antagonis pria di novel ini.""Masalahnya yang mencurigakannya ada dua orang.""Apa itu Rafli ya tapi masa sih dia.""Atau Arthur ya soalnya sikap dia aneh banget.""Tau ah pusing gue."Elisa berguling-guling ke kiri dan ke kanan. Mencari posisi yang enak untuk tidur. Sudah beberapa menit matanya tak kunjung terpejam. Elisa mendudukkan dirinya di kasur lalu mengambil ponsel yang berada di nakas. Ia ingin menelepon pacarnya. "Hallo.""Ada apa sayang? " Mendengar suara Samudra yang soft spoken membuat jantungnya berdebar kencang."Lagi ngapain? ""Lagi mikir.""Mikir? ""Mikirin kamu." Meski sudah sering Samudra melontarkan kata-kata manis tetap saja Elisa masih belum terbiasa."Aku susah tidur." Elisa mengalihkan pembicaraan."Coba keluar terus buka pintu apart.""Ngapain gak mau ah males.

  • The Good Antagonist   Chapter 44 - Penghapus

    Elisa baru saja keluar dari kelas. Hari ini adalah hari terakhir ujian. Elisa bisa bernafas lega karena ujian telah usai, itu artinya ia bisa bersantai. Elisa menunggu Lova selesai ujian, ia berdiri di depan kelas sambil memainkan ponselnya.Saat sedang bermain ponsel tiba-tiba Elisa teringat kejadian waktu itu, ketika ia memegang perut kotak-kotak Samudra. Semburat merah muncul di pipinya, Elisa tersenyum mengingat itu.Suara gaduh di depannya membuat ia mengalihkan pandanganya ke depan, lebih tepatnya kelas sebelah di sana ada Samudra, Sean, Stevan, Rafli dan cewek yang waktu itu. Senyum Elisa memudar melihat cewek itu bergelayut manja di tangan Samudra dan Sean. Kedua pemuda itu terlihat ingin menepis namun cukup susah karena cewek itu terlihat memegang tangan mereka erat."Maruk banget tuh cewek.""Ananta." panggil Elisa. Ia mendekat ke arah mereka. Lalu melepas tangan cewek itu yang berada di tangan Samudra dan Sean. Ia tak akan membiarkan cewek itu merebut pacarnya dan calon pac

DMCA.com Protection Status