Home / Fiksi Remaja / The Good Antagonist / Chapter 11 - Murid baru

Share

Chapter 11 - Murid baru

Author: Echa
last update Last Updated: 2024-09-16 16:27:01

Hari ini Elisa bangun lebih pagi karena ia tidak mau kesiangan lagi, apalagi hari ini adalah hari senin yang dimana semua sekolah mengadakan upacara bendera. Elisa sudah siap dengan seragam yang membalut tubuhnya. Ia pun memasukan buku ke dalam tas sesuai jadwal pelajaran. Elisa menuju ke dapur, ia akan memasak untung saja kemarin ia sudah belanja membeli kebutuhan pokok dan camilan. Terlihat kulkas yang kosong kini sudah penuh dengan berbagai makanan.

Elisa sudah mengambil bahan-bahan lalu mulai memasak, ia berencana membuat nasi goreng seafood. Elisa yang asli mungkin tidak bisa memasak untung saja Elisa yang sekarang bisa memasak karena ia merupakan anak kos yang harus serba bisa. Mengingat masa lalunya Elisa jadi merindukan ayah dan bundanya, di sini ia tidak bisa merasakan kasih sayang orang tua karena kedua orang tua Elisa yang asli sudah tiada. Semoga ayah dan bunda tidak berlarut dalam kesedihan setelah kepergiannya. Masakan Elisa kini sudah jadi ia menuangkan nasi goreng sea
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • The Good Antagonist   Chapter 12 - Pertengkaran

    'Dia kan protagonis wanita kok udah pindah lagi belum juga setahun apa alur ceritanya mulai berubah ya semenjak kedatangan gue' pikir Elisa dalam hati. Murid baru itu pun duduk di bangku yang kosong dan pelajaran pun di mulai. Sepanjang jam pelajaran Elisa tidak bisa fokus karena terus memikirkan alur cerita yang berubah. Mengapa Mira kembali begitu cepat? apakah Elisa melakukan kesalahan? bagaimana jika alur bukannya berubah melainkan bergerak cepat? jika begitu apakah kematian nya semakin dekat? memikirkan semua itu membuat Elisa pusing, Elisa terus menghembuskan nafasnya untuk menenangkan pikirannya yang kacau. Lova daritadi memperhatikan Elisa, ia melihat Elisa seperti banyak pikiran liat saja daritadi gadis itu terus menghembuskan nafasnya. Tak tahan dengan rasa penasarannya Lova pun bertanya pada Elisa."Lisa kamu kenapa? " tanya Lova"Gapapa." jawab singkat Elisa"Bohong kamu lagi mikirin sesuatu ya? ""Iya gue lagi mikirin sesuatu.""Mikirin apa? ""Masalah sepele kok lo gaus

    Last Updated : 2024-09-18
  • The Good Antagonist   Chapter 13 - Es yang mencair

    Elisa mulai memakan bekalnya sambil melamun, tiba-tiba terdengar suara kursi di sampingnya berdenyit. Elisa menoleh ke samping terlihat seseorang duduk di kursi Lova. "Ananta" ucap Elisa"Masih sakit? " ujar Samudra"Iya masih sakit ini juga susah makan soalnya linu.""Sini gue kompres."Samudra mengompres pipi Elisa menggunakan es batu yang sudah di balut handuk. Jarak di antara mereka sangat dekat. Elisa memandang Samudra lekat. 'Ananta perhatian banget jadi makin sayang deh' batin Elisa. Dengan jarak sedekat ini Elisa merasa jantungnya terus berdetak kencang. apakah Samudra bisa mendengar suara detak jantungnya di jarak yang sedekat ini? Elisa harap Samudra tidak bisa mendengarnya."Udah mendingan? " ucapan Samudra membuyarkan lamunannya."Iya.""Kenapa lo tadi bilang gitu ke Mira? ""Bilang apa?maksud lo gue yang bilang selingkuhan Atlas? " tanya balik Elisa."Hm""Gue cuman bilang kebenarannya aja daripada Mira dengar dari Atlas mending gue yang bilang duluan sekalian minta maaf

    Last Updated : 2024-09-20
  • The Good Antagonist   Chapter 14 - Minus poin

    Tak terasa sudah seminggu semenjak kedatangan Mira, hari-hari yang Elisa lewati sangat menyebalkan. Di mulai dari Aiza yang selalu mengganggunya, dia menggunakan berbagai cara agar Elisa di benci oleh semua orang. Aiza juga selalu mendekati Samudra dengan bantuan Mira, tapi pemuda itu tidak peduli dan mengabaikannya. Para fans fanatik Samudra juga selalu mengganggunya lebih tepatnya membully karena sang pujaan hati mereka semakin dekat dengan Elisa. Untung saja bullyan mereka tak parah jadi Elisa masih bisa melawannya. Namun anehnya hari ini mereka tidak mengganggunya, sepertinya mereka merencanakan sesuatu atau mereka kapok karena Elisa terus membuat mereka babak belur. Entahlah Elisa malas memikirkan itu. Elisa baru saja keluar dari toilet tadinya ia ingin menahan saja panggilan alam ini karena sebentar lagi jam pulang, namun karena sudah tak tahan ia pun berlari secepat kilat ke toilet. Kini Elisa sedang berjalan di lorong, langkahnya terhenti ketika melihat Samudra yang sedang di

    Last Updated : 2024-09-23
  • The Good Antagonist   Chapter 15 - Makin dekat

    Elisa dan Samudra sudah sampai di gedung apartemen. Kini mereka sedang berjalan menuju unit apartemen. Sesampainya di unit apartemennya, mereka pun berpisah. Elisa memasuki unit apartemennya dan mulai menyalakan semua lampu. Namun di bagian ruang tamu lampunya mati. Elisa mengambil lampu cadangan dan menggeserkan kursi, karena gelap ia pun membuka pintu apartemennya. Elisa menaiki kursi itu, karena masih tidak sampai ia pun berjinjit. Elisa berusaha menggapai lampu itu, tidak di duga kursi itu bergoyang Elisa pun jatuh. Elisa memejamkan matanya bersiap merasakan sakit hantaman lantai, setelah beberapa detik Elisa tidak merasakan sakit malahan ia merasakan ada yang memegang pinggangnya. Elisa pun membuka mata. "Ananta" "Ck ceroboh." "Hehe makasih Ananta." Samudra pun menurunkan Elisa dari gendongannya. Untung saja Samudra datang tepat waktu kalau tidak mungkin entah apa yang terjadi kepada Elisa. Samudra mendengar suara berisik di unit apartemen Elisa jadi ia memutuskan untuk

    Last Updated : 2024-09-25
  • The Good Antagonist   Chapter 16 - Bully

    Hari ini sepertinya hari sial bagi Elisa. Elisa yang baru saja keluar dari toilet di seret oleh Mira dkk menuju taman belakang sekolah. Elisa tentu saja tidak diam ia terus meronta agar mereka melepaskannya namun tetap saja cukup susah karena mereka memegang tangannya sangat erat. "Ngapain lo bawa gue ke sini? " ucap Elisa "Kita mau kasih pelajaran buat kamu." ucap Mira "Iya lo itu gatel dekat-dekat gang Asterioz terus." ujar Aiza "Kalian juga kan dekat mereka." ucap Elisa. Apakah mereka tak sadar mereka yang gatel terus ingin dekat dengan gang Asterioz. Mereka bahkan seperti jailangkung datang tak di undang pulang tak di antar. "Tapi mereka lebih nyaman sama kamu." ucap Fara cemberut ia sangat iri kepada Elisa. "Jelaslah semua orang pasti nyaman sama gue." angkuh Elisa ia berucap sambil mengibaskan rambutnya. "Kita gak terima." ucap Mira dengan wajah yang memerah seperti ia kesal atau marah. "Itu artinya mereka gak suka sama lo." ujar Elisa sambil menatap Mira dari atas sampa

    Last Updated : 2024-09-27
  • The Good Antagonist   Chapter 17 - Olahraga

    Semenjak kejadian itu mereka sudah tidak membully atau mengganggu Elisa lagi karena mereka takut dengan ancaman Samudra yang tidak pernah bercanda dengan perkataannya. Samudra juga jadi selalu mengikuti Elisa kemana pun ia pergi. Elisa merasa Samudra mengkhawatirkannya. Itu membuat Elisa merasa sangat senang karena bisa dekat terus dengan sang crush. Hari yang cerah sangat cocok untuk melakukan aktifitas di luar kelas. Saat ini kelas mereka sedang bersiap untuk olahraga. Semua murid kelas XI IPA-1 sudah berkumpul di lapangan lalu mulai melakukan pemanasan yang di pimpin oleh sang ketua kelas. Para siswi melakukan pemanasan dengan malas karena mereka sangat tidak suka berolahraga apalagi cuaca yang cerah membuat beberapa siswi merasa kepanasan dan takut make up mereka luntur. Pemanasan telah selesai di lakukan. "Baik anak-anak untuk pelajaran olahraga hari ini mari kita mulai dengan lari 10 putaran ." ucap pak Danu "Pak masa sepuluh keliling yang bener aja." ucap Mira tidak terima.

    Last Updated : 2024-09-30
  • The Good Antagonist   Chapter 18 - Hari Duka

    "Gue harus pergi." ucap Samudra. Setelah menerima telepon dari seseorang. Hal itu membuat Elisa bertanya-tanya siapa yang menelepon Samudra sehingga membuatnya panik."Kemana? " tanya Elisa"Rumah sakit.""Gue ikut." begitu mendengar kata rumah sakit Elisa langsung teringat tentang bunda Layla."Ya" Samudra tidak melarang Elisa untuk ikut dengannya.Elisa dan Samudra pun izin ke piket untuk pergi ke rumah sakit. Meski cukup susah tapi akhirnya mereka di izinkan. Setelah mendapatkan izin mereka pun pergi ke rumah sakit. Sesampainya di rumah sakit mereka segera ke ruang IGD di sana terlihat ayah Samudra dan selingkuhannya. Melihat itu Samudra tidak bisa menahan amarahnya ia menarik kerah kemeja ayahnya. "Lo apain bunda bangsat." Marah Samudra sambil mencengkram kuat kerah kemeja ayahnya."Samudra jaga sikap kamu saya ini orang tua kamu." ucap Bima-ayah Samudra. Berusaha melepas tangan Samudra dari kerahnya. Namun cukup susah entah mengapa tenaga Samudra jauh lebih kuat mungkin karena m

    Last Updated : 2024-10-02
  • The Good Antagonist   Chapter 19 - Sakit

    Sudah seminggu setelah kepergian bunda Layla. Elisa selalu menghibur Samudra namun tetap saja pemuda itu masih sedih.Elisa membuka gorden apartemennya terlihat matahari yang mulai muncul di ufuk timur. Cuaca pagi ini sangat cerah Elisa berniat mengajak Samudra untuk jogging. Elisa membersihkan terlebih dahulu apartemennya setelah itu ia mulai mandi. Elisa sudah siap dengan training serta baju crop putih tak lupa jaket dengan warna senada dan juga sepatu putihnya. Tak lupa ia mengikat semua rambutnya lalu memakai topi.Elisa berjalan menuju apartemen Samudra. Sesampainya di sana ia berdiri di pintu apartemen Samudra lalu memencet belnya. Namun tidak ada suara yang muncul Elisa pun mengetuk pintu.tok.. tok.. Elisa mengetuk pintu itu. Namun sudah lima menit tidak ada sahutan, melihat hal itu Elisa mulai gelisah pikirannya mulai memikirkan yang tidak-tidak .'Apa Ananta bunuh diri ya, gak mungkin sih ngaco pikiran gue. Apa mungkin ia makan obat lalu overdosis atau mabok minum alkohol, A

    Last Updated : 2024-10-04

Latest chapter

  • The Good Antagonist   Chapter 52 - Sepemikiran

    Elisa dan Samudra berpindah tempat kini mereka berada di apartemen Samudra. Mereka duduk merenung di ruang tamu."Ananta kita harus gimana sekarang?""Untuk sementara waktu kamu tetap pakai HP itu, agar orang yang nyadap kamu gak curiga.""Tapi aku takut.""Jangan takut itu mungkin cuman nyadap biasa. Ada yang pernah ngirim link atau dokumen yang aneh gak? atau ada nomor yang gak di kenal? " "Gak ada HP aku aman-aman aja selama ini buktinya gak kena virus sama gak error." ucap Elisa. Emang selama ini tidak ada yang aneh dengan HP nya."Ini aneh penyadap itu gak ngambil saldo uang yang ada di HP kamu atau data pribadi." baru kali Samudra melihat hal seperti ini. Sebenarnya apa motif orang itu melakukan ini semua."Aneh setidaknya alasan orang itu nyadap HP aku karena bencikan? buktinya dia buat kesalahpahaman antara aku dan Lova." Elisa sedih mengingat itu. Awas saja jika ia tahu siapa penyadap ini akan ia tonjok sampai mampus.Terjadi keheningan diantara mereka. Samudra berpikir ada

  • The Good Antagonist   Chapter 51 - Ada yang aneh

    Selama jam pelajaran banyak murid yang menatap Elisa sinis. Apalagi Lova pindah tempat duduk, ia tidak ingin sebangku dengan Elisa."Lova." panggil Elisa. Lova mengabaikannya ia lebih memilih berjalan menuju bangku belakang.Elisa menghela nafas sepertinya mulai sekarang kehidupan sekolah tidak akan berjalan lancar. Ia harus segera mencari tau siapa yang menjebaknya. Semua murid tidak ada yang mau duduk bersama Elisa, Samudra pun memutuskan untuk duduk bersama Elisa. "Ananta." "Aku duduk di sini ya.""Iya." Elisa tersenyum. Setidaknya masih ada Samudra yang akan menemaninya."Kenapa sih Samudra nemenin tuh cewek.""Samudra terlalu di butakan cinta.""Tuh cewek bakal makin menjadi nih soalnya ada backingan.""Iya nih makin ngelunjak pasti."Elisa menarik nafas lalu menghembuskannya. Ia berusaha bersikap sabar mendengar bisikan mereka. Rasanya ia ingin menyumpal mulut mereka dengan kaos kaki yang sudah tidak di cuci 3 tahun.Bel pulang akhirnya berbunyi Elisa langsung saja menarik Sa

  • The Good Antagonist   Chapter 50 - Mulai hancur

    "Orang terdekat lo, Elisa." Aiza menunjuk Elisa. Semua orang menatap tak percaya apa yang barusan di ucapkan oleh Aiza. "Gue gak ngelakuin itu." bela Elisa. Semua orang menatap ke arah Elisa. Termasuk Lova ia memasang wajah kecewa. Elisa bingung dengan apa yang terjadi. Kenapa malah jadi dirinya yang terseret? Apa yang sebenarnya terjadi? Lova menatap Elisa."Lisa apa bener yang di ucapin Aiza? " "Itu gak bener, mana mungkin gue tega ngelakuin itu sama lo." "Halah ngaku aja." ujar Aiza. "Emang lo ada bukti gue yang ngelakuin itu? " tanya Elisa. "Beraninya lo ngeremehin gue. Gue gak mungkin ngomong gini kalau gak ada bukti. Fara tunjukkin isi chattingan lo sama Elisa." Aiza tersenyum miring. "Dengan senang hati." Fara membuka ponselnya dan menunjukkan ke semua orang chattingan nya bersama Elisa. "Liat ini nomor lo kan? " Fara menatap remeh Elisa. Elisa menarik ponsel itu dan membaca dengan seksama. Itu memang bener nomornya. unknown Send a picture Gue mau lo tempel poto

  • The Good Antagonist   Chapter 49 - Editan?

    Samudra dkk terlihat baru saja datang, mereka penasaran apa yang terjadi. Di depan sana terlihat Elisa yang masih syok dan Lova yang menangis. Mereka melihat ke arah poto itu dan terkejut begitu melihatnya."Itu Lova? " tanya Dewa dengan tatapan tidak percaya."Mata gue gak salah liat kan." ujar Stevan."Lova." ucapan Sean membuat semua orang menatap ke arah pemuda itu."I-ini g-gak se-seperti- " lidah Lova terasa kelu untuk menjelaskan semuanya. Lova sedih melihat Sean yang seperti enggan melihatnya."Sean kamu udah liat kan kelakuan jalang tuh cewek. Mending kamu putusin deh daripada nama kamu jadi tercoreng karena tuh cewek." ucap Fara."Iya Sean mending kamu pacaran sama Fara." timpal Mira. Fara mengangguk setuju dengan perkataan Mira."Kita ketipu guys cewek yang polos ini ternyata kelakuannya sama aja kayak jalang di club." ujar Aiza membuat suasana semakin panas."Wajah cowok yang di poto gak jelas tapi kayaknya om-om deh." timpal Fara.Para murid langsung menyahuti apa yang di

  • The Good Antagonist   Chapter 48 - Poto

    Satu tahun kemudian...Tidak terasa Elisa sudah satu tahun lebih menempati dunia novel ini. Banyak perubahan yang telah ia buat. Beberapa bulan lagi ia akan lulus sekolah. Elisa sudah melewati alur dimana ia dan Samudra meninggal. Semoga saja tidak ada yang berubah. Elisa masih tak menyangka ia bisa bertahan sejauh ini dari takdir kematian tragis Elisa. Kehidupan Elisa selama setahun ini tidak begitu damai. Meski begitu sampai detik ini ia masih belum mengetahui siapa antagonis pria di novel ini. Entah itu Rafli atau Arthur, Elisa hanya mencurigai mereka karena selalu bertingkah aneh."Lisa liat deh di kolong meja kamu ada bunga mawar lagi." ujar Lova. Membuyarkan lamunan Elisa.Elisa menghela nafas, memang sudah setahun ini ada yang menjadi pengagum rahasianya. Dia selalu menyimpan setangkai bunga mawar di kolong mejanya."Siapa sih nih orang gak bosen apa ngasih gue bunga terus.""Dia suka sama kamu.""Dia pasti tau kan kalau gue udah punya pacar.""Mungkin dia nunggu kamu putus.""

  • The Good Antagonist   Chapter 47 - Happy birthday

    Samudra mendekatkan mulutnya di telinga Elisa."Asal kamu tau aku selama ini nahan obsesi aku ke kamu. Rasanya aku ingin mengurungmu di kamarku agar tidak ada cowok lain yang bisa melihat kecantikanmu. Bahkan pernah terlintas dalam benakku menjadikanmu milikku seutuhnya. Tapi aku gak ngelakuin itu karena takut kamu menjauh. Jadi jangan menjauhiku lagi ya sayang."Elisa merinding mendengar itu."Lo bercanda kan? ""Apakah wajahku terlihat bercanda sayang? " Samudra menatap lekat Elisa.Dalam pikiran Elisa sekarang, ia berusaha mencari cara agar bisa kabur dari Samudra. Sebuah ide terlintas di benaknya."Ananta." Samudra menaikkan sebelah alisnya bertanya. Merasa Samudra mulai lengah, Elisa menginjak kakinya lalu mendorong tubuh Samudra. Samudra mundur beberapa langkah. Dengan secepat kilat Elisa berlari menjauhi Samudra. Sebelum itu Elisa sempat berbicara."Jangan deketin gue."Samudra menatap kepergian Elisa. Sebenarnya injakkan kaki dari Elisa tidak sakit, ia terdorong pun karena leng

  • The Good Antagonist   Chapter 46 - Sisi lain Ananta

    Samudra sudah berulang kali menghela nafas. Seingatnya terakhir kali ia dan Elisa masih baik-baik saja. Tapi sudah seminggu ini Elisa terlihat menjauhinya. Dewa terlihat kesal melihat Samudra yang sedari tadi menghela nafas."Lo kenapa sih Sam? " tanya Dewa"Gak.""Singkat amat jawabnya hebat sih Elisa mah pacaran sama lo."Ketika Dewa menyebutkan nama Elisa, Samudra menatap teman-temannya."Gue mau nanya.""Nanya apaan? " sahut Stevan yang masih fokus memainkan ponselnya. Ia sedang membalas pesan pacar barunya padahal Stevan baru putus dua hari lalu dari mantannya."Kenapa Elisa ngejauhin gue? " Mereka yang tadinya fokus ke kegiatan masing-masing mendadak berhenti dan menatap Samudra. Ternyata alasan Samudra terus menghela nafas karena Elisa menjauhinya."Lo buat salah kali." ujar Stevan."Elisa gak tahan sama sikap dingin lo." sahut Dewa"Dia udah gak mau sama lo mungkin." ucap Rafli"Cuek." ucap Sean."Lo gak seromantis gue." ujar Atlas."Mana mungkin gue kalah romantis sama lo." k

  • The Good Antagonist   Chapter 45 - Brondong

    Elisa saat ini sedang berbaring di kasur empuknya. Ia baru saja selesai membersihkan diri. Ia menatap langit-langit kamarnya."Udah beberapa bulan gue di sini.""Sampai detik ini gue belum tau siapa antagonis pria di novel ini.""Masalahnya yang mencurigakannya ada dua orang.""Apa itu Rafli ya tapi masa sih dia.""Atau Arthur ya soalnya sikap dia aneh banget.""Tau ah pusing gue."Elisa berguling-guling ke kiri dan ke kanan. Mencari posisi yang enak untuk tidur. Sudah beberapa menit matanya tak kunjung terpejam. Elisa mendudukkan dirinya di kasur lalu mengambil ponsel yang berada di nakas. Ia ingin menelepon pacarnya. "Hallo.""Ada apa sayang? " Mendengar suara Samudra yang soft spoken membuat jantungnya berdebar kencang."Lagi ngapain? ""Lagi mikir.""Mikir? ""Mikirin kamu." Meski sudah sering Samudra melontarkan kata-kata manis tetap saja Elisa masih belum terbiasa."Aku susah tidur." Elisa mengalihkan pembicaraan."Coba keluar terus buka pintu apart.""Ngapain gak mau ah males.

  • The Good Antagonist   Chapter 44 - Penghapus

    Elisa baru saja keluar dari kelas. Hari ini adalah hari terakhir ujian. Elisa bisa bernafas lega karena ujian telah usai, itu artinya ia bisa bersantai. Elisa menunggu Lova selesai ujian, ia berdiri di depan kelas sambil memainkan ponselnya.Saat sedang bermain ponsel tiba-tiba Elisa teringat kejadian waktu itu, ketika ia memegang perut kotak-kotak Samudra. Semburat merah muncul di pipinya, Elisa tersenyum mengingat itu.Suara gaduh di depannya membuat ia mengalihkan pandanganya ke depan, lebih tepatnya kelas sebelah di sana ada Samudra, Sean, Stevan, Rafli dan cewek yang waktu itu. Senyum Elisa memudar melihat cewek itu bergelayut manja di tangan Samudra dan Sean. Kedua pemuda itu terlihat ingin menepis namun cukup susah karena cewek itu terlihat memegang tangan mereka erat."Maruk banget tuh cewek.""Ananta." panggil Elisa. Ia mendekat ke arah mereka. Lalu melepas tangan cewek itu yang berada di tangan Samudra dan Sean. Ia tak akan membiarkan cewek itu merebut pacarnya dan calon pac

DMCA.com Protection Status