Share

Chapter 8 - Teman tapi mesra

"Ananta suka ya sama Elisa." tanya bunda Layla

"Gak bun." ucap Samudra

"Masa sih gak suka sama Elisa, yang bunda tau kamu gak suka dekat sama cewek sedangkan sama Elisa kamu bisa." goda bunda Layla

"Gak bun, Elisa tuh cuman temen Ananta."

"Maksudnya teman tapi mesra kan? "

"Ih bundaa." rengek Samudra

Bunda Layla terkekeh melihat Samudra yang seperti anak kecil, ia begitu senang menggoda Samudra. Entah sampai kapan ia bisa tetap melihat Samudra yang seperti ini. Ia khawatir setelah kepergiannya apakah Samudra masih bisa bahagia?

Tanpa mereka sadari Elisa sudah berada di depan pintu bahkan tangan Elisa sudah memegang gagang pintu. Pergerakkan Elisa yang akan membuka pintu terhenti mendengar suara rengekan Samudra. Elisa tak menyangka bahwa Samudra bisa bersikap manja di depan bundanya. Wajah sesangar itu merengek?sangat tidak bisa di bayangkan. Samudra bersikap berbeda saat bersama bundanya, sangat berbanding terbalik jika bersama teman-temannya.

Elisa menyudahi lamunannya kemudian masuk ke ruangan itu. Bunda Layla dan Samudra menoleh mendengar bunyi pintu yang di buka.

"Bunda ada handuk kecil? " tanya Elisa

"Itu ada di atas meja kecil dekat sofa sayang." ucap bunda Layla

"Elisa pinjam ya bunda." ucap Elisa setelah menemukan benda yang ia butuhkan.

"Iya boleh."

Elisa duduk di sofa itu. Bunda Layla juga mulai tidur mungkin karena efek setelah minum obat. Kini tersisa lah Elisa dan Samudra yang sama-sama diam, suasana pun mulai canggung. Elisa berdehem untuk menghentikan kecanggungan ini.

"Ananta sini." ucap Elisa sambil menepuk sofa di sebelahnya.

"Gue di sini aja." ucap Samudra yang duduk di depannya.

"Cepet duduk di sini."

"Gak."

"Kenapa? "

"Gak papa."

"Ish Ananta nyebelin cepet duduk di sebelah gue."

"Hm"

Samudra pun mengalah dan duduk di samping Elisa. Elisa membuka salah satu kresek yang ia bawa, terlihat sebuah es batu yang cukup besar. Elisa pun membungkus es batu itu dengan handuk kecil. Samudra yang tengah memainkan ponselnya terkejut merasakan rasa dingin di pipinya.

"Sakit gak? " tanya Elisa yang sedang mengompres pipi Samudra.

"Gak sshh" ringis Samudra ketika pipinya di tekan oleh Elisa

"Masa gak sakit tapi meringis kayak gitu." ejek Elisa

"Lo nekannya terlalu kuat."

"Oh iya kah maap Ananta." ucap Elisa dengan nada yang menyebalkan. Samudra yang mendengar itu memutar bola matanya malas.

Setelah selesai mengompres pipi Samudra yang memerah karena di tampar oleh ayahnya. Elisa pun memakan makanan yang tadi di belinya di kantin rumah sakit.

"Mau gak? " ucap Elisa sambil menyodorkan snack yang di pegangnya.

"Gak" ujar Samudra yang masih pokus bermain game di ponselnya.

"Buka mulutnya." ucap Elisa berniat menyuapi Samudra.

Tak Elisa duga Samudra membuka mulutnya. Mereka pun menghabiskan semua makanan yang Elisa beli dengan Elisa yang menyuapi Samudra yang sedang bermain game. Tak terasa langit sudah mulai gelap. Bunda Layla pun sudah bangun. Elisa membereskan sampah makanan lalu membuangnya di tong sampah. Elisa sudah memakai kembali tas sekolahnya, ia berniat pulang karena sudah malam.

"Bunda Elisa pulang dulu ya."

"Iya kamu pulang pakai apa? "

"Naik taksi bunda."

"Udah malam bahaya naik taksi, Ananta anterin Elisa ya."

"Gak usah bunda Ananta biar di sini aja jagain bunda." tolak Elisa

"Bunda gak papa masih ada suster kok Elisa jangan khawatir."

"Biar gue aja yang nganterin lo." ucap Samudra

"Tuh Ananta aja gak keberatan Elisa mau ya? "

"Iya bunda."

Mereka pun berpamitan kepada bunda tak lupa menyalimi bunda. Setelah sampai di parkiran, Samudra memakaikan jaketnya di pinggang Elisa lalu memakaikannya helm. Perlakuan Samudra tak luput dari pandangan Elisa rona kemerahan terlihat di pipinya.'Aduh sweet banget kesayangan aku' batin Elisa.

"Naik"

"Iya"

"Ananta"

"Hm"

"Boleh meluk? "

"Ya"

Mendengar jawaban Samudra, Elisa pun melingkarkan tangannya di perut Samudra. Tanpa sadar Elisa mengelus perut Samudra yang hanya memakai seragam terasa ada kotak-kotak yang keras di sana. Samudra merasa Elisa mengelus perutnya.

"Elisa" ucap Samudra

Elisa yang mendengar itu tersadar akan tingkah bodohnya kemudian ia kembali memeluk Samudra. Terlihat wajah gadis itu memerah. Samudra yang melihat itu dari kaca spion tak bisa menahan senyumnya. Untung saja Samudra menggunakan helm fullface jadi Elisa tidak bisa melihatnya.

Sesampainya di basement apartemen Elisa langsung berlari menuju gedung apartemen untuk kabur karena malu.

"Elisa" panggil Samudra

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status