Share

The CEO's Baby Project
The CEO's Baby Project
Penulis: Alpha Arietis

1. Cinta Satu Malam

“Sekarang hanya ada kita berdua di sini,” Tamara bisa merasakan nafas hangat pria itu di lehernya. Ia mengalungkan kedua tangannya, menariknya lebih dekat.

Ciuman pertama terjadi begitu cepat, bibir mereka bertemu dengan penuh nafsu. Langkah mereka bergeser tanpa henti, bergerak menuju ranjang di sudut kamar. Tangannya yang besar dan hangat menyentuh punggung Tamara, mendekapnya erat dalam pelukan.

Tamara merasa tubuhnya bergetar oleh hasrat yang tidak tertahankan.

“Apa kau yakin tidak akan menyesalinya?” suara berat itu terdengar begitu seksi bagi Tamara. Terlebih wajahnya yang tampan membuat Tamara seolah tidak bisa berhenti menatapnya. Wanita itu lantas menariknya lebih dekat, dan mencium bibirnya lagi dengan penuh gairah.

Malam itu untuk pertama kalinya, Tamara menyerahkan sesuatu yang paling berharga dalam dirinya untuk seorang pria yang bahkan baru saja ditemuinya. Dia terlena, dan tidak menyadari bahwa perbuatannya akan mendatangkan penyesalan dalam dirinya.

*

“Argh…” Wanita itu bergumam pelan. Tamara membuka kedua matanya, dan hal pertama yang dirasakannya adalah tubuh yang terasa remuk. Dia terdiam sambil mencoba mengumpulkan kesadarannya. Detik berikutnya, Tamara dibuat kaget ketika menyadari tubuhnya polos tanpa busana. Dia menarik selimut dengan panik, tapi perhatiannya teralihkan ketika Tamara menangkap sosok pria yang terbaring di sampingnya.

Tamara mengacak-acak rambutnya frustasi ketika momen semalam berhasil dia ingat. Semalam, dia mengunjungi J-Club, dan mabuk-mabukan di sana, berharap bisa melupakan setiap masalah yang menghampirinya. Seharian kemarin ada begitu banyak masalah yang dia alami hingga membuatnya merasa tertekan dan akhirnya mencari pelarian dengan mabuk-mabukan. Namun tampaknya apa yang dia perbuat, justru malah mendatangkan masalah baru.

Jika diingat-ingat, Tamara merasa dunia seolah begitu kejam padanya. Bisa-bisanya masalah datang secara bersamaan seperti ini? Belum sempat dia menemukan solusi untuk masalah yang satu,  masalah lain sudah berdatangan menghampirinya. Sekarang dia bahkan harus menghadapi masalah yang jauh lebih besar dan rumit.

Tamara termangu merenungi nasibnya. Setiap kali memikirkan semua itu, dia benar-benar merasa sedih dan tersiksa. Bahkan semalam, sosok Tamara  di klub tampak seperti sosok yang hilang ditengah keramaian. Dia hanya satu-satunya orang yang tampak tidak menikmati keramaian dan keceriaan di klub itu.

Dia baru saja tahu bahwa Hendrick—kekasihnya telah menggunakan namanya untuk melakukan pinjaman uang yang cukup besar di bank. Selain itu, dia dipecat dari perusahaan karena dituduh telah melakukan kecurangan dan menggelapkan uang.

Semuanya terjadi secara bersamaan, membuat Tamara merasa frustasi. Terlebih Tamara sama sekali tidak bisa menghubungi Hendrick untuk meminta pertanggungjawaban atas kekacauan yang diperbuatnya. Selain itu, dewi Fortuna tampaknya sejak awal memang tidak berpihak padanya. Di hari yang sama, Tamara mendapatkan kabar bahwa adiknya mengalami kecelakaan dan membutuhkan uang untuk melakukan operasi.

Tamara menggigit bibirnya. Kedua mata wanita itu tampak mulai berkaca-kaca. Sekarang, dia menghadapi masalah baru atas kebodohan yang diperbuatnya dengan meniduri pria asing yang dia temui di klub semalam.

Karena tidak ingin membuat masalah ini semakin rumit, Tamara memutuskan untuk segera beranjak memunguti pakaiannya. Dengan penuh hati-hati Tamara berpakaian, dan berusaha untuk tidak membuat suara yang dapat membangunkan pria itu dari tidurnya. Dia berencana melarikan diri sebelum lelaki itu sadar akan kehadirannya.

*

Davis terbangun, ketika dia menyadari wanita yang tertidur dengannya semalam telah menghilang dari sampingnya. Matanya lantas beralih pada hal lain. Ada beberapa lembar uang kertas yang tampaknya sengaja ditinggalkan di sana.

Sudut bibir Davis terangkat perlahan. “Berani sekali wanita itu menganggapku pria bayaran.”

Drrtt…

Dengan segera Davis mengangkat panggilan masuk dari Fabio - asistennya.

“Bagaimana? Apakah kau sudah menemukan petunjuk?” tanyanya tanpa basa-basi.

“Maafkan aku, Tuan. Tapi, aku tidak berhasil menemukan petunjuk apa pun mengenai keberadaan Nona.” Suara Fabio membuat Davis menghela napas panjang. 

Minggu depan, Davis seharusnya akan melangsungkan pernikahan. Namun, calon istrinya mendadak menghilang. Hal ini membuat Davis kesal, karena memikirkan jika pernikahan batal, maka itu akan merusak nama baik serta citra keluarganya di depan semua orang. Selain itu, orang tuanya akan kembali mendesaknya untuk memberikan keturunan. 

Otaknya berputar keras. Apa pun yang terjadi, pernikahannya harus tetap berlangsung.

Davis terdiam sejenak ketika sebuah ide terlintas di benaknya. Ada satu cara yang dia rasa bisa menyelesaikan masalahnya saat ini, dan itu berkaitan dengan wanita yang pagi ini didapatinya menghilang dari sisi ranjangnya.

“Fabio, aku punya tugas lain untukmu…”

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status