Home / CEO / The Boss wants me / Chapter 1. Permintaan

Share

The Boss wants me
The Boss wants me
Author: SILAN

Chapter 1. Permintaan

Langkah kaki seorang pria bergerak cepat memasuki sebuah bangunan rumah sakit. Langkahnya tergesa. Bahkan tidak peduli jika beberapa kali harus menabrak orang yang lewat di depannya. Wajahnya panik, khawatir dan penuh dengan ketakutan luar biasa.

Zeveran Alcander, tangannya membuka salah satu ruangan VVIP di rumah sakit tersebut. Tubuhnya lemas, tapi masih mampu di gunakan untuk berjalan mendekati sosok wanita yang tak lagi muda sedang berbaring di tempat tidur rumah sakit.

“Mom ...,” desis Zev.

Kedua kelopak mata yang sempat terpejam lelah itu kembali terbuka, melihat sosok lelaki tampan yang sudah dua puluh delapan tahun ia lihat tumbuh kembangnya sejak lahir. Kedua sudut bibir wanita tersebut tertarik membentuk senyuman tipis.

Zev memegang tangan Jeslyn – Ibunya, dengan lembut dan penuh kehangatan. Tangan Jeslyn terangkat mengusap kepala Zev yang merendah. “Zev, putraku. Sekarang kamu sudah tumbuh dewasa, Nak.” Katanya.

“Maaf. Aku baru tau penyakitmu sekarang, aku bukan anak yang berbakti yang bahkan tidak tau jika ibunya sedang kritis melawan penyakitnya. Aku sungguh minta maaf.” Kata Zev.

Jeslyn tersenyum. “Ibu senang kamu ada di saat Ibu membutuhkanmu, jangan cemaskan Ibu, Ibu akan baik-baik saja seperti biasanya setelah di rawat di rumah sakit.” Jeslyn menarik tangannya kembali dari Zev.

Nafasnya tertarik berat, seolah oksigen di muka bumi ini telah tersisa beberapa persen saja untuk ia hirup. Zev segera memanggil dokter. Saat Jeslyn di rawat di dalam ruangan. Zev tak berhenti merasa ketakutan, ia takut jika orang yang telah melahirkannya berakhir untuk selamanya.

“Tuan Zeveran Alcander. Nyonya Jeslyn ingin berbicara dengan Anda.” Ucap seorang perawat.

Zev pun segera berdiri. Ia memasuki ruangan Jeslyn lagi, para dokter dan perawat yang ada di ruangan itu lantas keluar membiarkan Zev dengan ibunya untuk berbicara.

“Jangan katakan apapun, sekarang istirahat saja sampai kondisi Ibu pulih lagi. Ibu harus janji jika Ibu bisa sembuh.” Zev menggenggam tangan dingin sang ibu, mengecupnya beberapa kali.

“Zev ...,” panggilnya. “apa kamu bisa menuruti permintaan ibu?” tanya Jeslyn.

Zev mengangguk. “Apapun. Apapun akan aku lakukan untuk bisa memberikan yang ibu mau, aku berjanji.” Jawabnya tanpa pikir dua kali.

Jeslyn kembali tersenyum. “Ibu ingin melihatmu menikah sebelum Tuhan memanggil Ibu.” katanya.

“Mom ..., Please. Don’t say it. Aku akan menikah, tapi berjanjilah untuk sehat dan melihat aku bersama istriku meminta restu padamu.” Mohon Zev dengan suara rendah.

“Bawa kekasihmu ke hadapan Ibu. Semakin cepat kamu menikahinya, semakin Ibu bisa merasa bebas dari rasa sakit saat ini.” Suranya melemah, Jeslyn memejamkan mata. “Bawa kemari calon istrimu Zev, kamu putra Ibu satu-satunya. Sebelum ibu pergi. Ibu ingin melihatmu menikah.”

Zev melihat ibunya, bunyi Beep alat rumah sakit berbunyi. Dokter dan perawat masuk ke dalam ruangan, menyuruh Zev keluar di saat para dokter menangani pasien.

____

Menikah. Sekarang ini hal itu yang memenuhi pikiran Zev atas permintaan sang Ibu. Untuk menikah sebenarnya hal itu cukup mudah bagi Zev, tapi masalahnya di sini adalah siapa wanita yang akan menjadi istrinya?

Pernikahan bagi Zev bukanlah permainan, terlebih ia akan menikah untuk menepati janji dengan sang ibu. Zev menyugar rambutnya yang sedikit memanjang itu dengan jari ke belakang. Menghela nafas berat melalui bibirnya yang sedikit merah keunguan.

Zev bersandar, saat ini ia berada di restauran miliknya. Sejak semalam ia tidak pulang karena tidak tau harus berbuat apa, alhasil Zev menghabiskan waktunya hanya duduk tanpa melakukan hal yang lain, kecuali menunggu kabar jika ibunya telah sadar.

Sudah dua tahun Zev tidak mengencani wanita manapun, itu karena Zev lebih suka menghabiskan waktunya dengan bekerja dan bekerja tanpa memikirkan wanita.

Ketika sibuk memikirkan wanita yang ingin ia nikahi, pintu utama di restauran terbuka. Terlihat seorang gadis pemilik rambut pirang masuk dengan senyum lebarnya, padahal di restauran tersebut belum ada siapapun selain Zev.

Samar-sama Zev mendengar. “Indahnya pekerjaan.” Yang di ucapkan oleh gadis itu.

Tadinya Zev pikir gadis itu adalah pencuri. Namun, ketika gadis itu berjalan untuk mengganti seragam sembari membawa alat pembersih lantai dan meja, Zev baru menyadari jika itu adalah karyawan di restauran tersebut.

Gadis itu masih belum menyadari keberadaan Zev, sedangkan Zev memperhatikan gadis itu sembari sesekali tersenyum saat mendengar nyanyian yang keluar dari salah satu karyawannya tersebut saat bekerja.

Ketika gadis itu menoleh, benda-benda yang di pegangnya jatuh terlempar entah kemana karena kaget.

“AAAAAA....!”

Bukannya merasa bersalah karena membuat gadis itu kaget. Zev justru tertawa, sesaat ia terhibur dengan suara nyanyian gadis itu.

“K-kamu siapa!” ujarnya.

Zev masih belum berhenti tertawa, ia berdiri dari tempatnya duduk sembari berjalan mendekati gadis itu yang refleks bergerak mundur.

“Siapa namamu?” bukannya menjawab, Zev justru melontarkan pertanyaan baru.

“A.aku Mia. T-tapi kamu siapa?” Mia tergagap, namun Zev masih mengembangkan senyum di bibirnya.

“Aku calon suamimu.” Jawabnya. Hal itu tentu saja membuat Mia nyaris mengeluarkan bola mata dari tempatnya sanking terkejut akan jawaban Zev barusan.

Beberapa saat Mia menormalkan keterkejutannya, berkedip beberapa kali lalu menggeleng. Ia lupa jika Allexin juga sering menggodanya seperti itu saat sedang merasa tidak bersemangat. Sepertinya lelaki di depannya ini juga sedang menggodanya meski entah apa alasan di balik lelaki ini melakukan hal seperti itu.

Dengan santai Mia mengambil alat pel dan juga lap meja yang ia lemparkan tadi. Zev mengernyitkan kening, ia melihat gadis bernama Mia itu kembali bekerja, mengabaikan Zev yang masih memperhatikan.

“Kamu tidak mau menjadi Istriku?” tanya Zev.

Mia menoleh, di kanan kiri tangan ia memegang sapu pel dan juga lap meja. “Maaf Tuan tampan. Aku harus bekerja dan aku juga tidak mengenalmu, lalu kamu mengatakan ingin menikah denganku? Ha ha, sepertinya aku terlalu berharap bisa menjadi istri dari lelaki sepertimu.” Jawab Mia.

Zev semakin mengernyit dalam. “Kamu menganggapku bercanda?”

Mia mengedikkan bahu. “Aku harus bekerja, jika boss melihatku bermalas-malasan nanti aku di pecat dari pekerjaanku ini.” Mia kembali bekerja, mengabaikan Zev yang ternyata adalah pemilik dari restauran itu.

Zev melipat tangan di depan perut. Menarik. Satu hal yang tiba-tiba ia rasakan ketika bertemu dengan Mia, meskipun Mia memiliki tubuh yang tidak terlalu tinggi tapi gadis itu cukup cantik. Oh ralat, sangat cantik. Bahkan dalam satu kali pertemuan, dia sudah berhasil membuat Zev tertawa.

“Apa kau serius tidak ingin menjadi istri dari lelaki sepertiku? Aku bahkan tidak melarangmu untuk mengharapkan aku untuk kau miliki.” 

Mia berbalik, memutar bola matanya malas. “Tuan tampan, yang sangat tampan. Aku sibuk, jangan ganggu aku.” Mia berkata Ketus, ia pun kembali bekerja membelakangi Zev.

Zev berdecih, ia menghampiri Mia lalu menarik sapu pel yang gadis itu pegang, meletakkan di tepi meja lalu mengurung tubuh Mia di dalam kungkungan lengan kokoh yang Zev miliki. Mia mendelik.

“Kamu bahkan mengakui jika aku tampan, tapi kenapa tidak mau menjadi istriku?”

“Aku terlalu muda untuk menikah. Setampan apapun dirimu, aku tidak mengenalmu.” Sahut Mia.

“Aku Zev. Sekarang kamu sudah mengenalku, bukan?”

Tangan Mia mendorong dada Zev agar lelaki itu tidak semakin dekat. “Aku tidak mau menikah. Sekarang menyingkir dariku!”

Zev tak bergerak sama sekali dari dorongan tangan Mia, Zev justru merasa semakin tertarik dengan gadis itu. Sepertinya ini efek dari dua tahun tidak pernah sedekat ini dengan perempuan, tapi baru kali ini Zev merasa begitu tertarik dengan gadis bernama Mia ini.

“Kalau begitu aku akan menjadikanmu istriku.”

“Dasar mesuum!” Mia mengigit lengan Zev, lelaki itu pun mengaduh kesakitan akibat gigi tajam Mia, belum sempat meredakan rasa sakit dari gigitan Mia, Zev kembali menerima rasa sakit yang lain ketika Mia memukulinya dengan sapu pel berkali-kali dengan tenaga ekstra.

Beberapa saat kemudian beberapa karyawan lain mulai datang dan mereka melihat Mia sedang memukuli boss pemilik dari restauran tersebut. Salah satu dari karyawan yang datang itu berseru.

“MIA! APA YANG KAU LAKUKAN DENGAN MEMUKULI BOSS DARI RESTAURAN INI!”

Spontan Mia membeku, menoleh dengan bola mata melebar.

“B-boss?” katanya gagap.

Sekitar empat orang karyawan tersebut datang, lalu memberikan hormat sopan pada Zev. Mia menatap Zev dan empat rekan kerjanya itu, masih dengan keadaan kaget luar biasa. Mia tidak mengira jika yang ia pukuli barusan ini adalah boss di tempat ia bekerja.

“Maafkan Mia, Tuan Zev. Dia baru bekerja di sini dua hari yang lalu, jika Anda ingin, biarkan saya mengusirnya dari sini.” Ucap salah satu dari empat orang itu yang berkedudukan sebagai manager restauran.

Zev menatap Mia yang masih belum bisa berbicara karena kaget. Merasa geli akan raut wajah Mia, Zev pun merangkul pinggang Mia secara posesif.

“Dia calon istriku, siapa yang berani memberinya pekerjaan pelayan seperti ini padanya?” ujar Zev.

Bukan hanya Mia yang kaget, tapi empat rekan kerjanya pun merasa syok dengan ucapan Zev barusan. Dan belum sempat Mia memprotes, Zev sudah menarik tangan Mia untuk mengikutinya.

Mia yang masih kaget dengan status Zev sebagai boss, dia masih belum bisa mengatakan apapun selain satu pemikiran yang ada di otaknya.

“Mampus!! Jangan bilang aku akan menjadi istrinya sungguhan setelah kejadian ini?”

____

Bersambung...

Sangat di sarankan membaca ceritaku yang judulnya (PELAMPIASAN) lebih dulu biar ngehalunya makin lancar hehe

Comments (2)
goodnovel comment avatar
No Name
tag Linda suruh baca ini kalau Mia beneran istri nya Zev
goodnovel comment avatar
awi tampan
sangat sangat lucu...............
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status