Duduk dengan dokter dengan hanya di batasi oleh meja, Zev menatap dokter dengan perasaan cemas.
“Anda sehat, Pak. Tidak ada kelainan pada organ reproduksi Anda.” Ucap Dokter, sesaat Zev menghela nafas lega.
“Lalu kenapa aku tidak tertarik untuk menyentuh istriku?” tanya Zev tanpa basa-basi.
Dokter mengangguk pelan. “Hal ini memang jarang terjadi untuk pasangan baru, kemungkinan Anda dan istri Anda butuh pendekatan untuk menimbulkan keinginan saling membutuhkan. Tapi jelas, dari pemeriksaan yang di lalukan beberapa saat lalu, milik Anda sehat.” Jelas dokter.
Zev mendengarkan kalimat dokter selanjutnya hingga akhirnya Zev memilih untuk keluar dari ruangan dokter itu. Jelasnya Zev sudah tau jika ia masih bisa menyalurkan hasratnya, jika tidak mungkin Zev akan menjadi gila.
Setelah memeriksakan mengenai kondisinya, Zev berjalan menuju ruang rawat Jeslyn yang kini masih berbaring belum sehat. Zev masih menunggu donor jantung untuk sang ibu agar kondisi Jeslyn bisa kembali sehat seperti sebelumnya.
“Dimana Mia, kenapa kamu tidak membawanya kemari?” pertanyaan itu langsung Zev terima ketika ia meninjakkan kaki di ruangan Jeslyn di rawat.
Zev menarik kursi, duduk di sana sambil menatap ibunya. “Apa ibu menyukai Mia sebagai menantu?” Zev menggenggam tangan dingin milik sang ibu.
“Tentu saja. Kenapa kamu bertanya seperti itu? Apa kamu menyesal telah menikahi Mia? Atau kamu membuat perjanjian dengan Mia untuk nikah kontrak?” tebak Jeslyn.
Zev tersenyum samar. “Nikah kontrak, bagaimana ibu bisa sampai berpikir ke sana. Tentu saja aku dan Mia menikah tanpa kontrak, kami saling mencintai.” Katanya, meski tak sepenuhnya berbohong tapi Zev merasa bersalah, ia menjadikan Mia sebagai istrinya karena mengancam gadis itu akan di penjara.
Jika Jeslyn tau apa yang sebenarnya terjadi, kemungkinan ibunya ini akan langsung kembali sekarat.
“Aku masih mencarikan donor untuk ibu, aku harap ibu bisa bertahan sampai donor yang ibu butuhkan tersedia. Aku tidak akan membiarkan ibu terus sakit seperti ini.” Zev mengecup punggung tangan Jeslyn.
Tak lama Zev menerima panggilan, lelaki itu pun lantas pamit pergi menuju ruangan dokter yang menghubunginya. Di sana, Zev di persilahkan duduk.
“Tuan Zev. Donor jantung yang di butuhkan oleh nyonya Jeslyn sudah tersedia, operasi akan di lakukan besok.”
“Syukurlah. Lakukan yang terbaik untuk ibuku, mengenai biaya jangan khawatir. Aku bisa membayarnya kapanpun bahkan hari ini juga.” Jawab Zev.
Dokter menggeleng pelan lalu mengulurkan dokumen untuk persetujuan operasi, Zev membaca sekilas dan mencoretkan tanda tangan di sana. Hari ini Zev tidak pulang untuk menemui Mia, ada hal yang perlu Zev lakukan dengan pekerjaan sehingga sekarang dan besok sepertinya Zev tidak akan bertemu dengan istrinya.
Ke esokan harinya Jeslyn melakukan operasi, dan operasi tersebut berjalan sangat lama. Zev sendiri bahkan tidak memberitahu Mia akan operasi yang Jeslyn lakukan hari ini.
Operasi yang Jeslyn lakukan berhasil, Zev merasaa senang jika ibunya sebentar lagi akan kembali sehat. Ketika Jeslyn masih di rawat tanpa ada yang boleh menemuinya, kembali ponsel Zev berdering, panggilan itu berasa dari rumahnya.
“Ada apa Smith?” tanya Zev pada salah satu penjaga di rumahnya.
“Tuan. Nona Mia melarikan diri, dia pergi tadi agi dan belum kembali ke rumah. Pakaian miliknya di lemari juga kosong.” Jawab Smith.
Zev memijit keningnya. “Suruh anggota mencari keberadaan Mia, pastikan dia tidak terluka. Aku akan mencarinya setelah memastikan ibuku sudah sadar.”
“Baik, Tuan.” Kemudian Smith mematikan panggilan.
Zev menyugar rambutnya dengan jari ke belakang. “Kau kemana Mia? Kenapa kabur? Apa aku memperlakukanmu dengan kasar?” batin Zev. Saat ini Zev ingin mencari Mia tapi Zev tidak bisa meninggalkan Jeslyn sampai wanita itu sadar.
Sekarang Zev hanya bisa memastikan orang suruhannya berhasil menemukan Mia, gadis itu pasrti tidak akan pergi jauh. Tiga jam setelah operasi akhirnya Jeslyn sadar, belum ada suara yang bisa Jeslyn ucapkan akibat bius yang masih ada. Zev pun tidak menuntut agar ibunya berbicara, sekitar dua hari kemudian akhirnya Jelsyn sudah bisa duduk dengan hati-hati.
Kondisinya jauh lebih baik.
“Dimana Mia?” lagi-lagi yang Jelsyn tanyakan adalah Mia, Zev tidak mengerti magnet apa yang Mia miliki sampai Jeslyn begitu tertarik dengan gadis itu.
“Aku akan membawanya kemari, sepertinya dia sedang pergi untuk menemui sahabatnya.” Alasan itu Zev ambil karena seingatnya Mia punya dua sahabat, meski tidak tau sahabat mana yang Mia maksud tapi kemungkinan besar Mia memang sedang menemui kedua sahabatnya.
Zev keluar dari ruangan Jelsyn untuk menerima panggilan yang masuk di ponsel, kali ini panggilan dari ketua anggota yang Zev perintahkan mencari Mia.
“Apa kamu sudah menemukan istriku?” tanya Zev.
“Istri Anda ada di colorado, Pak. Keadaannya sedang tidak baik, kecelakaan baru saja menimpa istri Anda, sekarang kami sedang membawanya ke rumah sakit.”
“Apa!” Zev mematikan panggilan, Zev masuk ke ruangan Jeslyn dengan bersikap seolah Mia baik-baik saja.
“Aku akan menjemput Mia, dia ada di Colorado untuk menemui sahabatnya yang tinggal di sana.” sekali lagi Zev berdalih.
“Jemput Mia dan pastikan di abik-baik saja.”pesan Jeslyn, Zev mengangguk sebelum keluar dengan perasaan cemas dan takut.
Sambil berjalan menuju parkiran, Zev mendial nomor seseorang yang ada ponselnya. “Siapkan penerbangan tercepat, saat ini juga aku akan pergi ke Colorado untuk menjemput Mia.” kemudian Zev mematikan panggilan untuk mengemudikan mobil secepat mungkin ntuk tiba di lokasi penerbangan.
___
beberapa hari sebelumnya.
Mia sudah bosan mengelilingi rumah Zev, sejak kemarin lelaki itu tidak pulang ataupun menghubunginya. Ah, Mia lupa jika sampai sekarang ia belum menyimpan nomor Zev di ponselnya.
Suami macam apa yang tidak memberitahu nomor ponsel ke istrinya. Mia duduk dengan menahan kesal, menatap sebuah pohon yang tumbuh di halaman rumah Zev. Malam harinya Mia mengemasi barang ke dalam tas, tidak semua. Hanya beberapa yang ia butuhkan, tapi karena semua baju itu adalah miliknya alhasil Mia memasukkan semuanya ke dalam tas, lagi pula baju-baju itu juga tidak terlalu banyak.
Tanpa di ketahui oleh siapapun, Mia keluar dari rumah Zev saat hari masih gelap dan semua penghuni rumah Zev telah terlelap. Mia juga sudah memastikan tidak ada cctv yang di pasang di rumah tersebut.
Perjalanan di lakukan Mia menggunakan kereta api, tak peduli ia harus menempuh perjalanan berjam-jam atau bahkan sampai ketiduran di dalam kereta. Mia tidak punya cukup uang untuk membeli tiket pesawat, alhasil jalur kereta-lah yang Mia pilih.
perjalanan pulang menuju Colorado membutuhkan waktu yang tidak sebentar, Mia sudah sangat merindukan Allexin dan Linda, kedua orang itu bahkan tidak tau jika dirinya sudah menikah dengan Zev.
“Zev?” Mia kembali teringat ia keluar dari rumah lelaki itu tanpa permisi. Apakah Zev akan marah saat mengetahui dirinya pergi? Tapi, Mia bahkan belum lama mengenal Zev dan pastinya lelaki itu tidak akan mencarinya, keculi jika memang Zev ingin keberadaan Mia di sampingnya.
Langit sudah memunculkan cahaya matahari, tapi perjalanan Mia masih juga belum sampai. sekarang Mia merasa lapar sedangkan di kereta itu tak ada yang menjual makanan. Mia hanya bisa bersabar sampai kereta berhenti.
Hari sudah hampir sore, Mia tak bisa langsung menuju rumah Linda. Alhasil Mia kembali ke rumahnya sendiri untuk istirahat di sana sebelum menemui Allexin dan Linda.
Mia bersyukur masih ada bahan makanan di kulkas yang bisa di makan untuk membuatnya tidak lapar lagi. Setelah kenyang, Mia pun istirahat untuk memulihkan kondisinya yang lelah di perjalanan.
Hari kembali pagi, Mia bersiap untuk menemui Linda. Senyum tak lepas dari bibir Mia, karena rumah Linda bisa di tempuh dengan berjalan kaki jadi Mia tak perlu keluar uang untuk membayar kendaraan lagi.
Melihat kanan dan kiri untuk memastikan kendaraan berhenti, lampu jalan juga berwarna merah lalu Mia dan para penyebrang yang lain pun lewat. Mia tidak sadar jika saat itu ia sedang di awasi oleh beberapa orang yang tentu saja adalah suruan Zev.
Namun, tanpa sengaja Mia melihat seorang lelaki muda yang sepertinya buta bersiap untuk menyebrang jalan. Mia berbalik arah menghampiri lelaki itu berniat untuk membantu, sebentar lagi lampu akan kembali berubah warna, jika lelaki itu tetap menerobos jalan maka akibatnya bisa fatal.
“Awas!” Mia berlari karena posisi lelaki itu ada di tempat seberang jalan di mana Mia berada, langkah Mia semakin lebar, saat Mia sudah berhasil mendorong tubuh lelaki yang memegang tongkat bantu jalan itu ke pinggir, tubuh Mia justru terlempar beberapa meter ketika sebuah mobil melaju cepat tanpa aba-aba menghantam tubuhnya.
Orang-orang Zev yang tidak sempat membantu Mia untuk menghindari kecelakaan tentu saja di buat terkejut, beberapa di antaranya mengejar pelaku tabrakan dan sisanya membantu Mia yang penuh darah ke rumah sakit sebelum lebih banyak orang berkerumun untuk melihat korban tabrakan barusan.
____
Bersambung...
Zev baru bisa tiba ketika waktu menunjukkan pukul sembilan malam, langkah lebar Zev mengarahkan lelaki itu menuju ke sebuah ruangan di salah satu rumah sakit.Pintu di buka oleh Zev, terlihat sosok Mia istrinya sedang berbaring dengan bantuan alat rumah sakit. Di samping Mia ada gadis lain yang tidak Zev kenal. Saat Zev akan mendekati Mia, gadis yang menjaga Mia menghadang langkan Zev.“Maaf, Anda siapa sampai masuk ke sini tanpa permisi?” Zev tidak menatap gadis yang menatapnya, ia hanya terfokus dengan Mia dan bagaimana keadaan istrinya saat ini.“Menepilah, aku hanya memiliki urusan dengannya.” Zev akan mendorong gadis itu dari jalannya tapi gadis itu tetap bersikeras menahan Zev agar tidak mendekati Mia.“Tidak, sebelum kamu mengatakan apa hubunganmu dengan Mia maka aku tidak akan mengijinkamu mendekatinya.”Zev menatap Linda, menghela nafas rendah lalu menjawab, “Dia istriku.”
Zev benar-benar kembali ke Los Angeles untuk melihat kondisi ibunya. Hans berdiri di depan pintu seolah memang sengaja menunggu Zev datang.“Sekarang kondisinya sudah membaik. Tadi Nyonya Jeslyn mengalami masalah sampai detak jantungnya sempat berhenti, tapi Dokter berhasil memberi bantuan hingga detak jantungnya kembali.” jelas Jordan, asisten Zev.Zev mengusap wajahnya merasa lega.“Bagaimana dengan Mia? Bukankah kamu ke Colorado untuk menjemputnya pulang?”“Dia juga ada di rumah sakit, saat ini jangan beritahu ibuku jika Mia dalam keadaan menghawatirkan.” Kemudian Zev masuk ke dalam ruangan Jeslyn di rawat, ibunya terlihat sudah membuka mata dan hal yang Jeslyn lihat adalah keberadaan Zev yang datang menghampiri.“Dimana Mia?”Lagi-lagi Mia yang di pertanyakan. Zev tidak bisa menjawab jujur mengenai kondisi Mia yang sekarang, Jeslyn hampir meregang nyawa karena kondisinya yang
Mia kembali tiba di kediaman Zev, tapi sayangnya Mia tidak ingat jika ia pernah datang ke rumah tersebut. Sapaan dari pengurus rumah menyambut kedatangan Mia dengan ramah, bahkan kelewat ramah sampai Mia mendapat tundukan kepala dari ketua pelayan tersebut.Mia menoleh ke belakang di mana Zev masih mendorong kursi rodanya, tatapan Mia seolah mengisyaratkan agar Zev berbicara sesuatu kenapa orang tadi memberikannya hormat.Sejak perjalanan dari Colorado ke Los Angeles, Zev tidak banyak berbicara, hanya satu dua patah kata saja yang lelaki itu berikan. Mia semakin di buat bingung, benarkan Zev suaminya atau bukan.Zev membuka kamar di lantai satu yang juga pernah Mia tinggali, beberapa pakaian milik Mia masih ada di dalam lemari, kamar tersebut tidak ada yang berubah sejak Mia tinggalkan.Tanpa permisi Zev mengangkat tubuh Mia dari kursi roda ke tempat tidur.“Apa tidak ada yang ingin kamu katakan padaku?” tanya Mia, sebelah
Tak terasa sudah satu minggu telah berlalu, Zev memperlakukan Mia sama seperti sebelumnya, sangat spesial tapi belum berani menyentuh Mia seperti apa yang di lakukan oleh sepasang suami istri pada umumnya.Hari ini, Jeslyn sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Zev dan Mia datang ke rumah sakit untuk mengantar Jeslyn pulang.“Mia. Aku senang kamu datang meski beberapa hari lalu aku sama sekali tidak melihatmu, aku sempat cemas Zev tidak memperlakukanmu dengan baik.” kata Jeslyn, Mia tersenyum canggung, pasalnya beberapa hari yang lalu Mia sedang dalam kondisi belum mempercayai Zev, termasuk apa yang Zev katakan mengenai kondisi Jeslyn.“Untuk sementara ibu akan tinggal denganku, aku akan pastikan semua kebutuhan ibu tercukupi.” Zev mendorong kursi roda Jeslyn menuju parkiran rumah sakit di mana mobil Zev terparkir di sana.“Apa yang Zev katakan benar, sebaiknya ibu tinggal di rumah Zev.” tambah Mia.
Ke esokan harinya Zev telah pergi ke Seattle seperti yang lelaki itu katakan. Mia mendapat pesan dari Linda jika akan datang bersama Allexin. Mia sangat bersemangat menyambut ke datangan kedua sahabatnya.Mia mengirimkan alamat yang ia dapat dari Smith untuk lokasi rumah Zev. Kemungkinan Linda dan Allexin akan datang saat sore atau malam hari.Untuk sesaat Mia merasakan kosong karena Zev telah pergi selama kurang lebih tiga hari di Seattle untuk mengurus pekerjaan, dan selama itu Mia punya kesempatan untuk bermain dengan kedua sahabatnya. Namun, Mia masih belum sepenuhnya melupakan apa yang terjadi dengannya dan Zev kemarin sore.Bayangan saat berada di gereja sama persis dengan video yang Zev tunjukkan pada Allexin. Terlebih kalimat yang Zev katakan kemarin terasa sangat nyata dan pernah Mia dengarkan sebelumnya.Jantung Mia kembali berdebar-debar saat mengingat kalimat Zev, wajah Mia bersemu hangat dengan kalimat Zev. Pikiran Mia buyar karena sebu
Linda dan Allexin hanya menginap satu malam, ke esokan harinya adik kakak itu pun kembali ke Colorado. Mia masih belum merasa puas bersama kedua sahabatnya, tapi Mia juga tidak bisa menahan Linda dan Allexin untuk menetap lebih lama lagi. Mia keluar dari rumah, gerakannya itu tentu saja langsung di cegat oleh penjaga di rumah Zev. Mia menghela nafas pasrah, ia tidak bisa keluar dari rumah itu sampai Zev pulang dan mengijinkannya. Sore hari terdengar suara mobil berhenti di depan rumah. Mia tidak begitu penasaran dengan siapa yang datang, ia tetap berada di kamar sambil bermain ponsel. Sangat jarang Mia bisa bersantai seperti ini, jadi apa salahnya menikmati hari santainya tanpa bekerja? Ceklek.!Tanpa menoleh, Mia sudah menebak siapa yang datang. Berpura-pura tak peduli, ponsel Mia langsung di rebut oleh Zev membuat gadis itu spontan langsung berbalik merebut ponsel yang kini ada di tangan Zev. “Kembalikan.” ucap Mia bernada peringat
Apa yang Zev katakan benar-benar terjadi. Kini Mia sudah memakai gaun cantik berwarna putih tulang dengan taburan pernak pernik seperti berlian, atau mungkin memang berlian? Entahlah.Kejadian ini terasa dejavu, Mia merasa seperti pernah merasakannya tapi benar-benar tidak ingat kapan kejadian itu pernah ia alami. Pintu kamar di buka. Sosok Zev dengan balutan tuksedo hitam membalut tubuh kekar lelaki itu di baliknya.Demi apapun, Zeveran sangat tampan. Sepertinya Mia yang sangat beruntung bisa mendapatkan sosok Zev sebagai suaminya. Tapi Mia merasa kesal saat menyadari Zev masih menyita ponselnya sejak kemarin.“Sahabatku harus tau aku menikah, tapi kenapa kau mengambil ponselku!”“Sahabat? Pernikahan pertama kita juga kau berkata seperti ini. Tapi aku tidak mau menunggu, sahabatmu ada di Colorado, butuh waktu setidaknya sekitar sembilan jam untuk tiba di sini. Aku tidak mau menunda pernikahan kedua kita yang sebentar lagi akan di
Mia melihat Zev menyuruh orang-orangnya untuk mengisi lemari Mia dengan baju-baju baru. Beberapa orang masuk bergantian untuk merapikan baju yang datang dan ada yang memasukkan ke lemari, bukan hanya sekedar pakaian, tapi juga pernak pernik yang lain seperti tas dan perhiasan, lengkap dengan sepatu yang seukuran dengan kaki Mia. Mia tidak tau darimana Zev tau ukuran kakinya yang bahkan tidak pernah Mia bicarakan pada Zev. “Kau membeli semua ini untukku?” Mia bertanya setelah kamar kosong dan hanya tersisa ia dan Zev di kamar itu. “Lalu siapa yang aku belikan semua barang ini jika bukan untukmu?” Zev tersenyum lembut, membuktikan jika Zev bukanlah tipe pria kejam yang sering Mia dengar dari kehiduapan lelaki bernama Nelvano Xander, lelaki yang tak lain adalah boss Linda saat ini. Zev mendekat, Mia yang tidak terbiasa dengan kedekatan berjarak minim membuatnya spontan menghindari Zev. “Aku tau kau sudah menikahiku, tapi aku harap kau tidak memaksaku unt