Zev baru bisa tiba ketika waktu menunjukkan pukul sembilan malam, langkah lebar Zev mengarahkan lelaki itu menuju ke sebuah ruangan di salah satu rumah sakit.
Pintu di buka oleh Zev, terlihat sosok Mia istrinya sedang berbaring dengan bantuan alat rumah sakit. Di samping Mia ada gadis lain yang tidak Zev kenal. Saat Zev akan mendekati Mia, gadis yang menjaga Mia menghadang langkan Zev.
“Maaf, Anda siapa sampai masuk ke sini tanpa permisi?” Zev tidak menatap gadis yang menatapnya, ia hanya terfokus dengan Mia dan bagaimana keadaan istrinya saat ini.
“Menepilah, aku hanya memiliki urusan dengannya.” Zev akan mendorong gadis itu dari jalannya tapi gadis itu tetap bersikeras menahan Zev agar tidak mendekati Mia.
“Tidak, sebelum kamu mengatakan apa hubunganmu dengan Mia maka aku tidak akan mengijinkamu mendekatinya.”
Zev menatap Linda, menghela nafas rendah lalu menjawab, “Dia istriku.”
Zev benar-benar kembali ke Los Angeles untuk melihat kondisi ibunya. Hans berdiri di depan pintu seolah memang sengaja menunggu Zev datang.“Sekarang kondisinya sudah membaik. Tadi Nyonya Jeslyn mengalami masalah sampai detak jantungnya sempat berhenti, tapi Dokter berhasil memberi bantuan hingga detak jantungnya kembali.” jelas Jordan, asisten Zev.Zev mengusap wajahnya merasa lega.“Bagaimana dengan Mia? Bukankah kamu ke Colorado untuk menjemputnya pulang?”“Dia juga ada di rumah sakit, saat ini jangan beritahu ibuku jika Mia dalam keadaan menghawatirkan.” Kemudian Zev masuk ke dalam ruangan Jeslyn di rawat, ibunya terlihat sudah membuka mata dan hal yang Jeslyn lihat adalah keberadaan Zev yang datang menghampiri.“Dimana Mia?”Lagi-lagi Mia yang di pertanyakan. Zev tidak bisa menjawab jujur mengenai kondisi Mia yang sekarang, Jeslyn hampir meregang nyawa karena kondisinya yang
Mia kembali tiba di kediaman Zev, tapi sayangnya Mia tidak ingat jika ia pernah datang ke rumah tersebut. Sapaan dari pengurus rumah menyambut kedatangan Mia dengan ramah, bahkan kelewat ramah sampai Mia mendapat tundukan kepala dari ketua pelayan tersebut.Mia menoleh ke belakang di mana Zev masih mendorong kursi rodanya, tatapan Mia seolah mengisyaratkan agar Zev berbicara sesuatu kenapa orang tadi memberikannya hormat.Sejak perjalanan dari Colorado ke Los Angeles, Zev tidak banyak berbicara, hanya satu dua patah kata saja yang lelaki itu berikan. Mia semakin di buat bingung, benarkan Zev suaminya atau bukan.Zev membuka kamar di lantai satu yang juga pernah Mia tinggali, beberapa pakaian milik Mia masih ada di dalam lemari, kamar tersebut tidak ada yang berubah sejak Mia tinggalkan.Tanpa permisi Zev mengangkat tubuh Mia dari kursi roda ke tempat tidur.“Apa tidak ada yang ingin kamu katakan padaku?” tanya Mia, sebelah
Tak terasa sudah satu minggu telah berlalu, Zev memperlakukan Mia sama seperti sebelumnya, sangat spesial tapi belum berani menyentuh Mia seperti apa yang di lakukan oleh sepasang suami istri pada umumnya.Hari ini, Jeslyn sudah di perbolehkan pulang dari rumah sakit. Zev dan Mia datang ke rumah sakit untuk mengantar Jeslyn pulang.“Mia. Aku senang kamu datang meski beberapa hari lalu aku sama sekali tidak melihatmu, aku sempat cemas Zev tidak memperlakukanmu dengan baik.” kata Jeslyn, Mia tersenyum canggung, pasalnya beberapa hari yang lalu Mia sedang dalam kondisi belum mempercayai Zev, termasuk apa yang Zev katakan mengenai kondisi Jeslyn.“Untuk sementara ibu akan tinggal denganku, aku akan pastikan semua kebutuhan ibu tercukupi.” Zev mendorong kursi roda Jeslyn menuju parkiran rumah sakit di mana mobil Zev terparkir di sana.“Apa yang Zev katakan benar, sebaiknya ibu tinggal di rumah Zev.” tambah Mia.
Ke esokan harinya Zev telah pergi ke Seattle seperti yang lelaki itu katakan. Mia mendapat pesan dari Linda jika akan datang bersama Allexin. Mia sangat bersemangat menyambut ke datangan kedua sahabatnya.Mia mengirimkan alamat yang ia dapat dari Smith untuk lokasi rumah Zev. Kemungkinan Linda dan Allexin akan datang saat sore atau malam hari.Untuk sesaat Mia merasakan kosong karena Zev telah pergi selama kurang lebih tiga hari di Seattle untuk mengurus pekerjaan, dan selama itu Mia punya kesempatan untuk bermain dengan kedua sahabatnya. Namun, Mia masih belum sepenuhnya melupakan apa yang terjadi dengannya dan Zev kemarin sore.Bayangan saat berada di gereja sama persis dengan video yang Zev tunjukkan pada Allexin. Terlebih kalimat yang Zev katakan kemarin terasa sangat nyata dan pernah Mia dengarkan sebelumnya.Jantung Mia kembali berdebar-debar saat mengingat kalimat Zev, wajah Mia bersemu hangat dengan kalimat Zev. Pikiran Mia buyar karena sebu
Linda dan Allexin hanya menginap satu malam, ke esokan harinya adik kakak itu pun kembali ke Colorado. Mia masih belum merasa puas bersama kedua sahabatnya, tapi Mia juga tidak bisa menahan Linda dan Allexin untuk menetap lebih lama lagi. Mia keluar dari rumah, gerakannya itu tentu saja langsung di cegat oleh penjaga di rumah Zev. Mia menghela nafas pasrah, ia tidak bisa keluar dari rumah itu sampai Zev pulang dan mengijinkannya. Sore hari terdengar suara mobil berhenti di depan rumah. Mia tidak begitu penasaran dengan siapa yang datang, ia tetap berada di kamar sambil bermain ponsel. Sangat jarang Mia bisa bersantai seperti ini, jadi apa salahnya menikmati hari santainya tanpa bekerja? Ceklek.!Tanpa menoleh, Mia sudah menebak siapa yang datang. Berpura-pura tak peduli, ponsel Mia langsung di rebut oleh Zev membuat gadis itu spontan langsung berbalik merebut ponsel yang kini ada di tangan Zev. “Kembalikan.” ucap Mia bernada peringat
Apa yang Zev katakan benar-benar terjadi. Kini Mia sudah memakai gaun cantik berwarna putih tulang dengan taburan pernak pernik seperti berlian, atau mungkin memang berlian? Entahlah.Kejadian ini terasa dejavu, Mia merasa seperti pernah merasakannya tapi benar-benar tidak ingat kapan kejadian itu pernah ia alami. Pintu kamar di buka. Sosok Zev dengan balutan tuksedo hitam membalut tubuh kekar lelaki itu di baliknya.Demi apapun, Zeveran sangat tampan. Sepertinya Mia yang sangat beruntung bisa mendapatkan sosok Zev sebagai suaminya. Tapi Mia merasa kesal saat menyadari Zev masih menyita ponselnya sejak kemarin.“Sahabatku harus tau aku menikah, tapi kenapa kau mengambil ponselku!”“Sahabat? Pernikahan pertama kita juga kau berkata seperti ini. Tapi aku tidak mau menunggu, sahabatmu ada di Colorado, butuh waktu setidaknya sekitar sembilan jam untuk tiba di sini. Aku tidak mau menunda pernikahan kedua kita yang sebentar lagi akan di
Mia melihat Zev menyuruh orang-orangnya untuk mengisi lemari Mia dengan baju-baju baru. Beberapa orang masuk bergantian untuk merapikan baju yang datang dan ada yang memasukkan ke lemari, bukan hanya sekedar pakaian, tapi juga pernak pernik yang lain seperti tas dan perhiasan, lengkap dengan sepatu yang seukuran dengan kaki Mia. Mia tidak tau darimana Zev tau ukuran kakinya yang bahkan tidak pernah Mia bicarakan pada Zev. “Kau membeli semua ini untukku?” Mia bertanya setelah kamar kosong dan hanya tersisa ia dan Zev di kamar itu. “Lalu siapa yang aku belikan semua barang ini jika bukan untukmu?” Zev tersenyum lembut, membuktikan jika Zev bukanlah tipe pria kejam yang sering Mia dengar dari kehiduapan lelaki bernama Nelvano Xander, lelaki yang tak lain adalah boss Linda saat ini. Zev mendekat, Mia yang tidak terbiasa dengan kedekatan berjarak minim membuatnya spontan menghindari Zev. “Aku tau kau sudah menikahiku, tapi aku harap kau tidak memaksaku unt
Tiga hari berlalu, selama itu Zev menghindari untuk menjahili Mia atau ia benar-benar kehilangan kendali untuk menerkam Mia saat itu juga. Sejak kejadian pagi hari beberapa hari yang lalu, Zev tadinya tidak tertarik untuk menyentuh Mia kini telah berubah. Zev sangat menantikan kapan Mia memberinya ijin untuk menikmati apa yang harusnya Zev miliki sejak awal pernikahan mereka.Selama tiga hari itu pula Zev menghabiskan banyak waktu ke kantor, sesekali menjenguk Jeslyn yang kondinsinya semakin membaik. Ketika pulang pun Zev enggan menyapa Mia, Zev lebih memilih mengalihkan pandangan. Bukan ia membenci Mia, tapi ketika menatap wajah Mia saja telah berhasil membuat Zev panas, lalu apa jadinya jika Zev lebih banyak dekat dengan Mia?Zev tidak ingin memaksa, biarkan Mia menentukan kapan gadis itu bersedia. Maka dengan begitu Zev bisa merasakan kenikmatan yang seharusnya tanpa merasa bersalah.Kamar bernuansa hitam dan putih yang terkesan maskulin, kamar