Share

Blessing

Author: Riri Lidya
last update Last Updated: 2023-01-31 12:02:28

“Jadi, bagaimana kita akan membuat skenario hubungan ini?” tanya Rhea ketika mereka dalam perjalanan menuju rumah Rhea.

“Ada ide?”

Rhea mengedikkan bahu. “Uh … mantan yang kembali?”

Maven menatapnya tertarik membuat Rhea gugup.

“Tidak ada yang akan percaya jika dua orang asing bertemu untuk kali pertama tiba-tiba ingin menikah. Aku dan dia sudah bersama selama enam tahun. Jika ada yang bertanya, jangan menyebutkan enam tahun terakhir ini.”

“Itu bagus. Kita bisa katakan berpacaran saat masih sekolah,” respons Maven tersenyum samar.

“Jadi, seperti itu yang akan kita katakan, oke?”

Maven mengangguk ringan. “Setuju.”

Seharusnya seperti itu.

Tetapi, begitu mereka tiba di kediaman Rhea, Maven langsung menyatakan masuk kedatangannya, “Bu Ivanka, kami akan menikah.”

Syok, bingung, dan terkejut, Ivanka benar-benar tidak bisa mengatakan apa pun.

Maven mendeklarasikan sebuah pernikahan dengan santai dan tenang di hadapannya. Apa perlu Ivanka ingatkan dia baru saja bertemu dengannya? Belum lagi Enzo masihlah pacar Rhea. Bicara tentang Enzo, semenjak tadi malam dia menghubunginya namun pria itu tidak mengangkat satu pun panggilannya.

Ivanka ingin tertawa. Yah, mungkin saja Maven sedang bergurau, tapi kedua orang di depannya sama sekali tidak tertawa. Dia bingung, masih kaget, dan kepalanya mulai terasa sakit. Alhasil, dia menatap anak perempuannya menuntut penjelasan.

Ketika Maven berujar tadi, Rhea memejamkan mata dan mengerang dalam hati. Padahal di mobil sebelumnya dia sudah berkata untuk biarkan dia berbicara dari hati ke hati dulu dengan ibunya tentang berakhirnya hubungan dia dan Enzo. Tapi, sebelum dia bisa mulai, Maven lebih dulu berbicara setelah ibunya basa-basi singkat tentang urusan mereka yang sudah selesai atau belum.

Menyadari tatapan Ivanka, Rhea mendongak dengan wajah serius. “Ma, Maven adalah mantan Rhea sebelumnya. Dan sampai sekarang, dia masih mencintai Rhea. Begitu juga Rhea. Jadi, Ma, tolong restui kami.”

***

Pintu kamar terbuka dan Ivanka masuk tergesa-gesa sambil berbicara pelan, “Mama sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di sini. Menikah? Dengan pria asing itu? Lalu bagaimana dengan Enzo?” Ivanka berbalik menatap Rhea yang menyusulnya masuk. “Kamu tidak mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi di sini, Rhe?”

“Enzo, dia ….” Rhea menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. “Enzo dan Andini, mereka menjalin hubungan di belakang Rhea.”

Ivanka menutup mulutnya terkejut ke sekian kalinya lagi. “Ya Tuhan. Mereka berdua?!”

Walaupun raut wajah Rhea sangat tenang dan damai, tapi nada suaranya tidak bisa membohongi Ivanka. Suara anaknya terdengar gemetar. Bagaimana tidak? Kekasih dan sahabatnya menjalin hubungan di belakangnya bukanlah hal yang menyenangkan. Membuat dia ikut merasakan kepedihan yang dialami anaknya.

“Oh Tuhan,” ulang Ivanka mendekat, memeluk anaknya. “Kamu tidak apa-apa, Nak? Kapan kamu menyadarinya? Kamu menangkap basah mereka atau mereka yang mengatakannya?”

“Rhea melihat mereka, Ma. Dan Enzo tidak menampiknya.”

“Dasar pria yang tidak bermoral. Pantas saja dari tadi malam dia tidak mengangkat telepon Mama—” Ivanka menatapnya lambat setelah menyadari sesuatu. “Nak, kalian berpisah tadi malam?”

Rhea mengangguk pelan.

Ivanka menggeleng lambat. “Jangan katakan kamu menikah dengan pria acak hanya karena diselingkuhi pria menyedihkan seperti itu. Sambil menunggu kamu pulang, Mama mulai ingat nama Maven Williams. Dia adalah cucu Tony, pendiri TW Group, tempat Enzo bekerja. Rhe, kamu harus tahu satu hal …. Kamu lebih berharga dari pada mereka berdua, jangan menyia-nyiakan waktumu hanya karena mereka yang sudah membuatmu patah hari dan terpuruk. Pernikahan bukanlah hal yang bisa dianggap main-main, Nak.”

Apa Rhea akan membiarkan mereka berdua hidup bahagia setelah membuatnya menjadi badut selama ini? Dan perlukah dia membicarakan tentang perusahaan ayahnya yang akan berakhir pada ibunya yang tidak tahu apa pun tentang urusan itu?

Rhea tersenyum menenangkan dan memegang kedua bahu ibunya. “Ma, Rhea sudah mantap ingin menikahi Maven. Tadi malam dia menemani dan memberi dukungan untuk Rhea.”

“Kamu sedang patah hati, seseorang bisa dengan mudah memainkan perasaanmu yang melemah.”

“Karena dia masih mencintai Rhea. Itu sebabnya Rhea membiarkan dia masuk ke hati Rhea sekali lagi. Juga, bukankah lebih bagus jika seseorang datang langsung menikahi anak perempuan Mama daripada hanya pacaran sangat lama tanpa kejelasan?”

“Lalu, bagaimana dengan kamu? Apa kamu masih menyukainya? Apa kamu tertarik dengannya?”

“Rhea ….” Membuka mulutnya, dia tidak tahu apakah perlu berbohong tentang perasaannya atau jangan.

“Rhea, jangan berbohong.”

Suara dehaman yang berat mengganggu mereka berdua. Baik Rhea dan Ivanka menatap pintu yang terbuka. Di sana berdiri Maven.

“Maaf jika saya bersikap kurang ajar karena mengganggu privasi Anda, Bu Ivanka. Saya pun tahu ucapan saya sebelumnya pasti membuat Anda kaget dan bingung. Sekali lagi maaf, karena saya tidak pandai basa-basi.” Maven melangkah masuk dan berhenti di sebelah Rhea. Dia dengan berani menggenggam tangan Rhea yang tersentak kaget lalu menatap serius Ivanka. “Tapi saya bersungguh-sungguh ketika mengatakan ingin menikah. Seperti yang Rhea katakan, kami pernah saling mencintai sebelumnya. Sekarang pun, saya masih mencintai Rhea. Karena sebelumnya dia punya pacar, saya mundur perlahan. Tapi setelah apa yang terjadi padanya, mana mungkin saya tetap diam saja.”

Maven tiba-tiba membungkukkan badannya membuat Ivanka mundur karena terkejut. “Astaga.”

“Mohon untuk restui kami. Saya berjanji, selama kami menikah, saya akan memanjakannya dan membuatnya bahagia setiap hari.”

Meninggalkan Ivanka yang tidak bisa berkata-kata, Rhea menatap Maven dengan tatapan rumit. Dia kembali mengingat ucapan Enzo.

Aku akan membuatmu menjadi wanita paling bahagia di dunia, Rhe.

 Kenapa para pria selalu dengan mudahnya membuat janji yang sangat sulit?

***

“Apa kamu tidak bisa basa-basi dulu sebelum mengeluarkan ultimatum? Mamaku kaget karena kamu datang-datang bilang ingin menikah,” bisik Rhea seraya menoleh ke pintu ketika mereka berjalan menuju mobil Maven.

“Aku sudah melakukannya. Dan akhirnya mamamu setuju juga.”

“Aku tidak yakin dengan itu,” gumamnya cemas.

Ivanka terlihat jelas tertekan ketika berkata, “Saya hanya bisa menyerahkannya pada Rhea. Kalau dia yakin dengan pilihannya, saya tidak akan melarangnya.”

“Omong-omong, aku tidak tahu kamu sangat ahli berbohong.”

“Serius? Apa aku harus mengatakan bahwa seseorang membantuku dengan syarat anak?”

“Kamu bisa mengatakan iblis datang membantumu.”

Menyadari bahwa Maven sedang menggodanya sebab malam itu, Rhea yang malu berdecak. Dia kembali mengawasi pintu utama rumah yang tertutup, takut jika Ivanka atau pelayan rumah mendengar obrolan mereka.

“Aku akan membawa kakekku kemari nanti malam untuk membahas pernikahan kita lebih lanjut dengan mamamu. Tolong katakan alasan yang sama yang kamu buat tadi,”

“Sungguh? Apa aku harus bertemu dengannya dulu di sana? Kurasa tidak sopan jika aku belum mengunjunginya.”

“Tidak apa-apa. Lagipula aku perlu berbicara empat mata dengannya.”

“Tapi kau yakin dia akan percaya?”

“Dia sudah tua, hal semacam ini pasti bisa juga menipunya.”

Rhea mendesah pelan. “Lalu bagaimana dengan orang tuamu?”

Pertanyaan itu membuat Albar yang berdiri diam di samping mobil segera menatap Rhea cepat.

Berbeda dari Albar, Maven menjawab dengan ringan, “Mereka sudah tiada.”

“… Maaf. Aku turut berduka cita," Rhea berujar pelan, tidak enak hati.

“Kamu akan menjadi istriku beberapa hari lagi. Berita itu harus aku beritahu. Ini sebenarnya bukan informasi penting, tapi karena kamu akan menjadi bagian dalam keluarga untuk beberapa tahun ke depan kamu perlu mengetahui beberapa hal yang terjadi di dalam keluarga besar Williams. Di sana kamu akan bertemu dengan adik dan ibu tiriku. Selain Kakek, kamu tidak perlu bersikap sopan dan baik pada siapa pun, mengerti?”

“.…” Rhea menatapnya datar. Mana mungkin dia begitu!

Related chapters

  • The Billionaire's Bride   Isn't That Odd?

    “Aku akan menikah.”Seperti di rumah Rhea sebelumnya, Maven tanpa basa-basi mengatakan maksud tujuannya membuat Tony menatapnya dingin. Dan hujan lebat seketika mengguyur sore ini. Pria tua itu bahkan mengorek kupingnya khawatir dia salah dengar sebelum kembali melihat ketenangan sikap cucunya. Dia kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu ruang kerja.Maven menghela napas sebelum menambahkan, “Jadi, aku mohon untuk menemaniku mengunjungi keluarga calon istriku.”Langkah kaki Tony berhenti tepat di depan pintu. Dia yang hendak memegang gagang pintu menoleh. “Memangnya kapan kalian akan menikah?”“Tiga hari lagi.”Tony memejamkan mata, membuang napas, lalu berbalik. Kesal, langkahnya yang mendekati Maven cukup cepat. Sebelum cucunya sempat bereaksi, dia sudah memukul bahunya dengan tongkat hingga Maven terkejut. “Dasar keparat, kau tidak bisa menikah cepat hanya karena aku menyuruhmu. Perempuan mana yang kau bayar, hah?”Maven mengusap bahunya. “Kami pernah berpacaran ketika masih muda

    Last Updated : 2023-05-09
  • The Billionaire's Bride   The Wedding Day

    Apa yang diharapkan Rhea sepertinya sedikit tidak sesuai dengan keinginannya. Ketika dia ingin pernikahan sederhana saja, Tony menolak dengan halus.“Ya, itu bagus. Tetapi pihak kami perlu mengundang beberapa orang penting. Kurang lebih begitu yang kakekku katakan.”Artinya, sesederhana apa pun perlu diadakan pesta. Rhea mengerang pelan dengan katalog di pangkuannya di ruangan yang memajang beberapa gaun pengantin.Maven yang duduk di sebelahnya berbicara lagi, “Kemungkinan hanya sekitar 50 orang penting saja. Direksi juga perlu diundang mau bagaimana pun.”“Jujur saja, kakekmu sepertinya tidak ingin membiarkanku hidup tenang.”Maven tersenyum tipis. “Bagaimana dengan pihakmu? Ibumu pasti ingin hal yang sama untuk pernikahan putri satu-satunya.”Bicara tentang ibunya, Rhea membisu. Dia masih ingat wajah kaget Ivanka tadi malam setelah dia mengatakan ingin menggelar acara itu secara sederhana, sebelum berubah sedih. Dan dia pura-pura tidak memperhatikan.Selang beberapa menit diam, dia

    Last Updated : 2023-05-11
  • The Billionaire's Bride   The Wedding Day II

    Merasa terlalu lama membuatnya menunggu, Rhea hendak membalas jabatan itu tepat ketika Maven menariknya mendekat dengannya. Jadi, dia hanya sedikit menurunkan tubuhnya dengan sikap sopan. “Rhea.”Henry terkekeh dalam hati melihat tangannya yang kosong. Dia kemudian mengambil kembali tangannya. “Selamat telah menjadi bagian dari keluarga Williams. Panggil aku jika kamu memerlukan bantuan, Rhea.”Rhea memperhatikan Henry lagi, namun pria ini tak tampak berbahaya sebelum mengangguk. “Terima kasih.”“Kalian berkumpul akhirnya.” Tony datang membuat mereka berempat menatap kehadirannya. Dia membawa tiga orang bersamanya, dua orang lebih tua dan satu yang lebih muda.Ketika Rhea melihat wajah yang tidak asing pada salah satunya, dia sontak saja terkejut. Naomi …? Dia adalah salah satu rekan kerjanya di Art Centre, tetapi tidak terlalu dekat. Dan tunggu, sejak kapan dia mengundang Naomi?“Rhea, perkenalkan ini Elisa, Vino, dan Naomi. Mereka juga bagian dari keluarga Williams,” ucap Tony.Dan R

    Last Updated : 2023-05-13
  • The Billionaire's Bride   Intimacy

    Dan sekarang, tibalah sesi yang menggelisahkan. Tiga hari lalu, Rhea dengan mudahnya setuju dengan proposal ini. Akan tetapi mendekati waktu malam pertama mereka, dia menjadi sangat sangat gugup. Lebih gugup dibandingkan ketika mereka berciuman.Rhea mendesah setelah mematikan alat pengering rambut. Dia menghirup napas dalam-dalam lalu mengembuskannya. Begitu dia menggeser pintu kamar mandi, ia melihat Maven sudah di atas tempat tidur dengan iPad di tangannya. Pria yang hanya mengenakan jubah mandi sama sepertinya itu mendongak dan menatapnya.Indra penciuman Rhea menangkap aroma sensual dari pengharum ruangan. Lalu ada banyak kelopak bunga berhamburan tidak beraturan di bawah ranjang besar. Jika Rhea masih ingat, mereka semua berada di atas tempat tidur membentuk hati dengan rapi.“Itu mengganggu,” Maven bersuara seolah bisa mengetahui dengan jelas apa yang Rhea pikirkan.“Oh ….”Suaminya meletakkan iPad di nakas samping tempat tidur lalu beranjak dari tempat malasnya, melangkah mende

    Last Updated : 2023-05-16
  • The Billionaire's Bride   A Generous Person

    Well, mereka berada di satu tempat kerja. Jika Rhea seorang kurator, Andini adalah edukator. Juga tidak mungkin mereka tidak akan bertemu. Hanya saja, dia masih tidak ingin bertemu dengannya di hari pertamanya kembali bekerja setelah cuti empat hari.“Ayu bilang kamu sudah masuk hari ini jadi aku mencarimu ke mana-mana sejak tadi.”Suara sepatu hak tinggi terdengar semakin dekat dan berhenti di sebelah Rhea. Dia melirik ke samping dan melihat Andini yang tersenyum manis dengan posisi menghadapnya.“Aku turut berduka atas kepergian ayahmu. Aku sudah menganggap Om Hans seperti ayahku sendiri. Kamu tahu, tiap kali aku ke rumah kalian dia selalu memanjakanku. Kamu pasti sedih sampai-sampai mengambil cuti cukup lama. Aku pun merasakan apa yang kamu rasakan, Rhe. Aku sangat sedih.”Apakah itu ekspresi orang yang berempati? Dia berbicara sambil tersenyum secantik yang ia bisa. Dan juga nada suaranya, kenapa harus setinggi itu? Rhea menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi.Ketika melihat bebera

    Last Updated : 2023-05-19
  • The Billionaire's Bride   Williams Family Tree

    “Merebut kekasih sahabat sendiri lalu beralasan itu takdir benar-benar menjijikkan.”“Bukankah dia tidak tahu malu?”“Tidak bisa dipercaya.”“Ya, berikan saja sampah seperti itu padanya, Rhe.”Yang awalnya hanya berbisik pelan mulai terdengar jelas hingga ke indra pendengaran Andini dan Rhea.Perkataan Rhea ditambah rekan-rekannya sudah tidak bisa membuat Andini mempertahankan sikap tenangnya. Dia menarik tangannya kasar hingga mundur sedikit ke belakang. Menatap Rhea dengan marah sejenak, dia pun pergi dengan langkah cepat diiringi seruan cemooh.Dan Rhea hanya mengawasi kepergiannya. Apakah dia puas? Tidak, belum saatnya dia puas. Hanya karena wanita itu dipermalukan sekali tidaklah bisa mengobati luka di hatinya.Setelah itu, beberapa teman kerjanya mengerumuninya hingga membuatnya sesak. Dan bertanya dengan wajah prihatin, “Kamu baik-baik saja, Rhea?”“Kamu pasti patah hati dan kecewa.”“Aku tidak apa-apa. Itu bukan masalah besar sekarang,” Rhea menjawab berusaha untuk menenangkan

    Last Updated : 2023-05-20
  • The Billionaire's Bride   They Are Getting Married

    “Mamaku yakin, jika dia masih hidup, pria hidung belang itu pasti akan menikah lagi.”Gurauan itu membuat Rhea batuk-batuk sedangkan Naomi terkekeh.Well, life must go on. Rhea bisa melihat sikap santai Naomi ketika membicarakan mendiang ayah kandungnya.“Hubungan kami … cukup mendadak. Jadi, tidak banyak hal yang Maven bicarakan. Jujur saja dia hanya membicarakan Henry dan itu seperti bukan pembicaraan kurasa,” Rhea berbicara sepelan mungkin.“Yah, kami tidak cukup dekat sampai harus menjadi bahan pembicaraan. Hanya karena aku memiliki hubungan darah dengan Halim bukan berarti aku dan Maven dekat. Aku masih kecil ketika keluar dari kediaman Williams. Jika tidak ditambah sapaan singkat kami kemarin, terakhir kali kami berkomunikasi sekitar dua bulan yang lalu di acara kakek. Dia tidak menyukai mendiang papa, dan kupikir kami juga. Mamaku menikahi papanya, dia pasti tidak senang.”Entah kenapa Rhea bisa merasakan jejak kesedihan di nada bicara santai Naomi.“Setelah bercerai, aku dan ma

    Last Updated : 2023-05-24
  • The Billionaire's Bride   Don't Lock the Door

    “Ya Tuhan. Mereka benar-benar tidak tahu malu.”Rhea tersentak dan melihat kehadiran Naomi dari belakang. “Kau juga baru pulang?”Naomi mengangguk. “Aku membersihkan peralatan melukis yang digunakan pelajar. Karena kalian mengobrol di depan pintu, aku tidak nyaman lewat begitu saja. Maaf harus menguping pembicaraan kalian.”“Itu bukan masalah.” Rhea menggeleng sambil tersenyum.“Jadi, kenapa kau masih di sini? Apa kau menunggu jemputan?”“Ah benar juga. Aku sampai lupa memesan taksi.” Rhea mengambil ponsel cepat.“Mau pulang denganku? Aku bisa mengantarmu.”Rhea menggeleng. “Tidak perlu. Ini sudah gelap. Kau pasti kelelahan. Pulanglah lebih dulu.”“Sungguh?”“Aku—” Rhea berhenti bicara ketika melihat sebuah mobil yang tidak asing lagi berhenti di depan mereka. Mereka berdua melihat Albar keluar dan dengan sigap menyapa mereka yang membalas sapaannya sebelum membuka pintu belakang untuk Maven. Pria yang telah sah menjadi suaminya itu keluar sambil mengancingkan jas. Dia melangkah denga

    Last Updated : 2023-05-26

Latest chapter

  • The Billionaire's Bride   A Bold and Outspoken Young Girl

    Mau update kemarin tapi wi-fi lelet banget. Gagal terus buka wattpad di laptop. Selamat baca loves!________________________________“Apa kalian sadar? Sepertinya kita jarang sekali mengobrol. Bukan hanya dengan kalian sebetulnya, aku juga tidak dekat dengan pria lain di Putik. Aku penasaran kenapa tidak ada yang mengajakku mengobrol atau diam-diam mengeluhkan atasan kita di belakang.”Sambil berjalan bersama, para pria ini diam saja membuatnya tidak sabar. Dia butuh obrolan agar mengalihkan kekesalannya. Dia perlu menjaga kewarasannya.“Uh, apa kau ingin mendengarnya?”Cukup jawab saja! “Aku bersikap menyebalkan untuk menjadi teman kalian, ya?”“Tidak sama sekali. Hanya saja ….” Mereka saling pandang.“Kami terlalu malu,” celetuk salah satunya tertawa.“Kau terlalu tinggi untuk tipe kami. Apalagi saat itu kau berpacaran dengan pria berkelas sepertimu. Harapan para pria di Putik segera pupus saat itu.”Rhea berhenti melangkah seketika. Bukan jawaban seperti itu yang ia harapkan. Dia

  • The Billionaire's Bride   Annoying

    Wanita asing ini mulai berbalik dan ikut menatap Rhea. Sepertinya, wanita ini pun tampak bingung seolah bertanya-tanya, ‘Who on earth is she?’.Rhea mencoba untuk berusaha tetap tenang. “Aku pun tidak tahu kamu di sini.”Dia kemudian menatap wanita di sebelah Maven terang-terangan sambil tersenyum. Dan Maven menyadarinya.“Ini teman lamaku, Alicia. Dan Lili, ini istriku, Rhea.”Alicia membawa rambut panjang hitamnya ke belakang telinga sebelum mengulurkan tangan. “Halo, Rhea.”Teman lama ditambah panggilan seperti itu, Rhea menarik napas dalam dan mengembuskannya dengan perlahan dan diam-diam. Dia kemudian menjabat tangan indah itu dan membalas singkat sapaannya, “Hai.”Tanpa sadar pandangannya melirik tangan Alicia lain yang tidak menggunakan perhiasan apa pun di jari-jarinya. Rhea mengatur napasnya teratur dan lambat. Dia perlu tetap tenang dan berperilaku. Dinginkan kepala dan tenangkan pikiran. Apa yang perlu ia lakukan untuk mengalihkan pikirannya, ya?Haa, tangannya yang mengepa

  • The Billionaire's Bride   That Was My Line

    “… Ini sudah larut dan aku tidak punya energi untuk bergagumen hal kecil seperti ini.”Ucapan Enzo pada malam itu membuat Andini mendiamkannya. Tentu dia lebih marah karena tidak menyangka suaminya menganggap kecemasannya sebagai ‘hal kecil’. Suaminya itu bahkan tidak tahu betapa terluka perasaannya.Di saat bersiap ke kantor, Enzo berkata, “Aku sepertinya akan pulang malam lagi hari i—”“Lakukan saja apa yang kamu mau,” potong Andini yang segera mengambil tasnya. Dia selalu pulang sangat malam, jadi untuk apa mengatakan ‘hal kecil’ itu?Gerakannya yang memasang dasi terhenti seketika. Enzo kemudian melihat kepergian Andini. Tepat hari itu suaminya menyadari perang dingin yang dibuatnya. Terima kasih untuk kesibukan Enzo beberapa minggu berikutnya, perang dingin itu semakin menyesakkan dada.Suasana hatinya menjadi buruk dari hari ke hari. Bahkan di tempat kerjanya. Andini beberapa kali nyaris kehilangan kendali dirinya. Dia akui, hal kekanakkan yang ia lakukan ini pun menyakiti dirin

  • The Billionaire's Bride   Not Her?

    Di salah satu restoran jepang, Maven dan Zayden saling pandang dengan ekspresi datar.Lalu, Cade tertawa memecahkan suasana aneh di sekeliling mereka. “Demi Tuhan, kali ini sungguh kebetulan! Jadi berhentilah memasang ekspresi saling membunuh. Kalian menakutiku, tahu?”Melirik Alex yang juga terkejut membuat Maven percaya, Dan jika pertemuan kebetulan seperti ini terjadi, ini bukan hal yang menyenangkan untuk mereka berempat.Alex mengembuskan napas dengan mata terpejam. “Sial, keberuntunganku tahun ini hilang gara-gara kalian. Karena urusanku di sini telah selesai, aku akan pergi lebih dulu. Dan jangan temui aku beberapa hari ke depan.”“Aku juga berharap tidak bertemu denganmu untuk sementara waktu.” Cade masih tertawa lalu pergi juga bersama asistennya.“Aku hanya pergi buang air. Sebentar lagi urusanku di sini berakhir,” kata Zade setelah mendapatkan ekspresi menuntut Maven.Mendesah, Maven mengusap wajahnya. Mereka pun berjalan beriringan di lorong menuju ruang pribadi masing-mas

  • The Billionaire's Bride   On That Day

    Menggigit rotinya, Rhea sesekali menatap pria di seberang yang meminum kopi dengan tenang sambil membaca laporan di iPad. Ini sangat tenang seolah tidak ada masalah yang berarti malam sebelumnya, hingga rasanya canggung.“Anda ingin tambah lagi, Bu?” Yana sudah berada di sampingnya mengisi cangkir Rhea yang kosong, membuatnya tersadar dari lamunannya.“Tidak perlu, terima kasih, Yana.”Yana hanya tersenyum sebelum pergi. Dan Rhea menghabiskan minumannya sebelum mengelap sudut bibir.“Sudah selesai?” tanya Maven dan Rhea mengangguk. “Ayo pergi.”Sambil berjalan di belakangnya, Rhea memandang punggung lebar suaminya. Maven tampak biasa saja, tidak marah atau kesal. Ketika makan juga tidak ada keanehan. Apa hanya dia saja yang berlebihan?Di perjalanan pun Rhea masih mencuri pandang diam-diam hingga Maven menoleh mantap ke arahnya tepat ketika ia sedang menatapnya.“Kamu ingin mengatakan sesuatu?”Lihat, cara bicaranya juga tidak ada yang berbeda.Rhea membersihkan tenggorokannya sebelum

  • The Billionaire's Bride   Torture

    Keluarga besar Tony Williams berkumpul di rumahnya, termasuk orang tua Naomi dan Rhea. Mereka mengobrol dan makan malam bersama dengan perasaan hangat dan kebersamaan. Rhea dan Maven membagikan oleh-oleh dari Swiss untuk mereka, tanpa terkecuali. Ya, Gemma dan keluarga kecil Henry pun ikut mendapatkannya. Tentu saja awalnya Maven mengatakan tidak perlu, namun dia tidak ingin membuat situasi menjadi canggung.Rhea tahu, Gemma tidak akan peduli dengan pemberian mereka dan dia pun tidak mempermasalahkan itu. Sementara untuk keluarga Henry, dia menyerahkannya lewat Vexia.“Ow, how cute! Lihatlah baju ini, ini terlalu cantik untuk anak kami! Terima kasih banyak, Rhea,” Vexia, istri Henry berseru gembira. “Henry pun pasti merasa senang dengan pemberian kalian.”Bicara tentang Henry, pria itu sedang berkumpul bersama Tony, Maven, Gemma, Ivanka, dan orang tua Naomi di meja tamu. Sedangkan mereka bertiga berbincang ringan di meja lain yang tidak jauh.Rhea membalas senyuman Vexia tak kalah tul

  • The Billionaire's Bride   It Won't Work Out

    Kembali dari liburan, seperti biasa Maven mengantarnya ke galeri dan membukakan pintu untuknya. “Setelah selesai aku akan menjemputmu. Kita perlu mengunjungi Kakek dan Mama.”Rhea bergumam ketika menyampirkan tali tas di bahu setelah melepas seat belt. Dia keluar bersamaan dengan kedatangan Naomi.“Hei, di sana,” sapa Naomi.Rhea tersenyum. “Hai, Naomi.”“Hai,” balas Maven pendek. “Naomi, pulang nanti ikutlah dengan kami ke rumah kakek.”Naomi mengangkat alisnya tinggi. “Apa ini tentang oleh-oleh yang kalian bawa?”Dia kemudian menjerit senang setelah Maven mengangguk singkat dan Rhea yang tertawa kecil.Tidak ingin membuat Maven terlambat sampai di kantornya, Rhea mengecup cepat bibir suaminya. “Aku akan menghubungimu nanti. Sampai jumpa.”“Hm, sampai jumpa nanti,” Maven bergumam. “Sampai jumpa, Naomi.”“Ya, sampai jumpa!” Naomi melambaikan tangannya pada Maven begitu pria itu mengendarai mobilnya, di bawah tatapan penuh pengertian dari Rhea. “What?”Tertawa pelan, Rhea mengajaknya m

  • The Billionaire's Bride   The Last Day

    Mendongak kuat, menatap langit-langit hotel dengan lampu gantung indah, Rhea mendesah panjang. Tangannya yang mencengkeram erat sprei tiba-tiba tenggelam di dalam genggaman besar Maven. Suaminya bergerak kasar, tajam, dan kuat. Dan tatapannya yang membara terus tertuju padanya. Sensasi penuh dan sesak di bawah sana semakin meningkatkan kenikmatannya.“Sangat baik. Rasamu sangat luar biasa, Baby. Astaga ….”Geraman rendah di telinganya membuatnya bergidik dan kenikmatan yang luar biasa melandanya. Ia mengeluarkan erangan putus asa dan secara naluriah melilitkan kedua kaki jenjangnya di pinggang suaminya.Dikala dia mengatur napasnya, dia mendengar umpatan pelan Maven. Ketika suaminya mengusap titik sensitifnya, dia gemetar hebat. “Wait, Maven—”Dia menjadi lebih sensitif setelah klimaks dan pria ini kembali mengisinya dengan perlahan membuat mereka sama-sama mengerang. Maven kemudian menarik tubuhnya.“Bagaimana ini, Rhe? Aku tidak bisa berhenti menikmati tempatmu. Kamu sangat lembut.”

  • The Billionaire's Bride   The Kiss

    Swiss, negara yang kaya sejarah dan dipenuhi dengan bangunan abad pertengahan yang indah. Salah satunya Bern, pusat kota mereka. Arsitekturnya terawat dengan baik, jalan-jalannya menawan, serta kota ini sebagian besar tidak berubah sejak abad ke-12, hingga memberikan suasana bersejarah yang unik.Rhea dan Maven mengunjungi landmark paling terkenal di Bern, yaitu menara jam abad pertengahan. Kemudian ke museum seni yang menyimpan koleksi karya menakjubkan dari abad pertengahan hingga seni kontemporer. Karena sangat banyak intitusi budaya yang luar biasa, Rhea sampai bingung ingin memilih salah satu di antara tempat-tempat itu. Tak lupa mereka pun pergi ke Einsteinhaus, sebuah museum yang dulunya pernah menjadi tempat tinggal Albert Einstein. Hanya sebuah apartemen sederhana, namun saat mereka berkeliling Rhea bisa merasakan bagaimana fisikawan terkenal itu hidup jika dilihat furnitur dan barang pribadi yang masih di sana. Banyak foto-foto hingga dokumen yang berkaitan dengan kehidupann

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status