Share

Isn't That Odd?

Penulis: Riri Lidya
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-09 21:14:09

“Aku akan menikah.”

Seperti di rumah Rhea sebelumnya, Maven tanpa basa-basi mengatakan maksud tujuannya membuat Tony menatapnya dingin. Dan hujan lebat seketika mengguyur sore ini. Pria tua itu bahkan mengorek kupingnya khawatir dia salah dengar sebelum kembali melihat ketenangan sikap cucunya. Dia kemudian berdiri dan berjalan menuju pintu ruang kerja.

Maven menghela napas sebelum menambahkan, “Jadi, aku mohon untuk menemaniku mengunjungi keluarga calon istriku.”

Langkah kaki Tony berhenti tepat di depan pintu. Dia yang hendak memegang gagang pintu menoleh. “Memangnya kapan kalian akan menikah?”

“Tiga hari lagi.”

Tony memejamkan mata, membuang napas, lalu berbalik. Kesal, langkahnya yang mendekati Maven cukup cepat. Sebelum cucunya sempat bereaksi, dia sudah memukul bahunya dengan tongkat hingga Maven terkejut. “Dasar keparat, kau tidak bisa menikah cepat hanya karena aku menyuruhmu. Perempuan mana yang kau bayar, hah?”

Maven mengusap bahunya. “Kami pernah berpacaran ketika masih muda. Ketika aku melanjutkan pendidikan di luar negeri, kami pun putus kontak. Begitu kembali, aku mendengar dia sudah memiliki kekasih. Lalu, hubungan mereka akhirnya berakhir. Aku tidak mungkin menyia-nyiakan kesempatan itu.”

“Jadi, kau memutuskan untuk memilikinya kembali?”

“Benar.”

Bagaimana manik mata pria itu tidak goyah membuat Tony mendesah lega. Dia pikir cucunya penyuka sesama jenis yang seperti ia dengar dari desas-desus kantor ternyata tidak. Dan nyatanya cucunya memiliki wanita yang ia sukai ….

Baru saja duduk, Tony kembali berdiri dan memukulnya lagi, kali ini dengan tangan. “Kau bajingan nakal.”

Hampir saja ia mempercayai anak nakal ini. Maven Williams sangat ahli berbohong tanpa berkedip.

“Berhentilah memukulku. Aku sudah sebesar ini,” desis Maven. “Inilah sebabnya cucumu yang lain tidak betah kemari.”

“Kau!” Tony mengangkat tongkatnya, tetapi Maven sudah siap ingin menghindar. Meletakkan kembali tongkat ke lantai, dia berdecak. “Maka berhentilah berbohong!”

Maven berdiri dan mengusap bahu Tony, mencoba menenangkannya. “Sudahlah, Kek. Cukup percaya saja, oke? Bukankah kamu ingin cucu?”

Tony berdecak lagi sambil memalingkan wajah. “Siapa dia?”

“Rhea Pramidita anak mendiang Hans Hadikusumo.”

Nama pria yang tidak asing itu membuat Tony mengerutkan dahi. “Maka itu kau meletakkan perencanaan akuisisi perusahaan itu di mejaku pagi ini?”

Maven tidak menjawab, namun dari ketenangannya pria itu tidak mengelak.

“Astaga,” bisik Tony sambil mengambil ponsel. “Katakan pada ibumu juga. Dia pun akan ikut malam ini.”

Memikirkan siapa yang dibicarakan Tony, wajah Maven sedikit berubah tidak sedap. Namun dia tidak bisa menolak perintah kakeknya.

***

“Maaf, kami datang di cuaca seperti ini,” Tony William berkata setelah mereka saling berkenalan dan Ivanka mengajak mereka masuk.

Ivanka tertawa pelan. “Cuaca memang tidak bersahabat, tapi apakah Anda semua berkendara dengan lancar?”

“Ya, sangat baik.”

Rhea pernah bertemu Tony Williams di acara amal tahunan di salah satu hotel ternama di ibu kota. Saat itu dia menemani orang tuanya dan menyapa Tony. Itu sudah lama dan dia tahu pria paruh baya ini tidak mungkin mengingatnya karena tak sedikit yang ingin menyapa seorang Tony Williams.

Seperti kebanyakan para pebisnis, pria tua ini sangat berwibawa dan mengesankan. Namun ada satu hal yang membuatnya sedikit berbeda dengan pebisnis lain yang pernah Rhea temui. Dia memiliki aura tegas dan dominan yang jauh di atas yang lain. Dia membawa pengaruh yang besar pada sekelilingnya. Dia memiliki tatapan yang tajam walaupun sedang tersenyum atau tertawa. Seolah dia bisa menilai orang hanya dari wajah mereka saja. Yah mungkin karena sudah puluhan tahun berkecimpung dalam bisnis tersebut dan juga pengalaman hidupnya sudah banyak.

Satu hal yang Rhea pelajari tentang Tony pada malam itu. Jangan pernah main-main dengannya. Menurutnya, Tony lebih menyeramkan dibandingkan ayahnya.

Lalu sekarang Maven menyuruhnya berbohong pada kakeknya? Walaupun sedang duduk, Rhea bisa merasakan kakinya gemetar. Dia benar-benar tidak mengira Maven benar-benar datang ke rumahnya membawa kakek dan ibu tirinya.

Dan sekarang pria tua itu sedang menatap Rhea seperti sedang mempelajari seperti apa sosoknya. Secara naluriah dia memundurkan tubuh ke belakang sofa. Dia berharap bisa mengecilkan tubuhnya.

Maven yang duduk di hadapannya menyadari itu. Jadi, dia berdeham untuk menarik perhatian semua orang. “Bu Ivanka, seperti yang saya jelaskan siang tadi, saya membawa keluarga saya kemari bermaksud ingin menikahi Rhea ….”  

Sepanjang empat orang itu terlibat dalam obrolan hangat dan serius, Gemma menarik pandangannya pada Rhea dengan perasaan curiga.

Maven tidak pernah membawa satu wanita pun kemari dan tiba-tiba mengatakan akan menikah. Ayah, kamu tidak mungkin berpikir jika ini sungguh-sungguh, kan? Aku sudah dengar desas-desus para direksi. Mungkin ini akal-akalannya untuk membungkam keinginan mereka itu.” Di saat Tony pulang dan menyuruhnya bersiap-siap karena mereka akan mengunjungi rumah calon istri Maven, Gemma mengatakan ini.

Tetapi, Tony yang keras kepala membalas, “Ini kemauannya. Bukankah sebagai ibu kamu harus mendukung keputusannya?”

Benar-benar menyebalkan. Batin Gemma.

“Saya ingin pernikahan sederhana yang dihadiri keluarga inti saja,” ucap Rhea tiba-tiba menyadarkan Gemma dari lamunannya. Dia mengangkat sebelah alisnya. “Juga, saya tahu seberapa besar pengaruh Keluarga Williams, tetapi bisakah pernikahan kami tidak dipublikasikan secara besar-besaran?”

Selain Gemma, Tony pun ikut terkejut. “Kamu yakin?”

Rhea mengangguk pasti. “Ya, Pak Tony.”

Maven kemudian melirik Gemma. “Itu cukup untuk menghilangkan kecurigaanmu, kan?”

Mengalihkan tatapannya, Gemma hanya membersihkan tenggorokannya karena malu.

***

“Berpacaran ketika muda? Serius?” Tony mendengus ketika hanya mereka berdua di halaman rumah. Mereka telah pulang dan Gemma sudah lebih dulu masuk dengan alasan lelah. “Berapa umurnya?”

“26.”

“26? Jadi kau memacari anak berusia 5 tahun saat itu, begitu? Hei, Anak Nakal, jika ingin mengarang cerita buatlah yang lebih realistis! Kau mulai sekolah di Amerika di umur 13. Menurutmu pria yang akan mati sebentar lagi ini akan percaya hal itu? Bahkan jika aku sudah tidak mampu bergerak dan tidak mampu mengingat nama anak cucuku, aku tetap tidak akan percaya karangan seperti itu.”

Maven menatap ke pintu di mana Gemma baru saja masuk. “Bukankah kau yang menyuruhku menikah segera dan menjauhi skandal?”

Melihat betapa lancarnya Maven membalas perkataannya membuat dia menatap cucunya tajam.

Sementara itu di tempat lain, seorang pria sedang membelai anaknya yang tertidur dengan jari telunjuk. “Kapan dia akan membuka matanya? Ayahnya sudah kembali tapi dia tidak ingin melihatnya.”

Suara tawa pelan seorang wanita membuatnya mendongak. “Dia akan bangun sebentar lagi. Omong-omong bagaimana pekerjaanmu, Sayang? Akhir-akhir ini kamu selalu pulang malam.”

“Haa, semakin sibuk. Maaf tidak bisa kembali tepat waktu dan menggantimu menjaga anak kita.”

Istrinya yang bernama Vexia mengusap wajahnya. “Mulai besok aku akan mengantarkan makan siang dan malammu.”

“Aku sangat menginginkannya, sungguh. Itu akan menyenangkan dan membuat karyawanku iri. Tetapi fokus saja dengan kesehatanmu dan jaga anak kita,” ucapan lembutnya membuat istrinya tersenyum hangat.

Tepat saat itu dia terganggu dengan getaran ponsel. Dia melihat nama Gemma di sana dan mengangkatnya. “Ya, Ma?”

Gemma menghela napas di seberang telepon. “Henry, Maven akan menikah tiga hari lagi.”

Jarinya berhenti bergerak seketika dan Vexia yang menyadari itu menatapnya penasaran. Dan tatapan Henry berubah menjadi tertarik ketika merespons, “Sungguh cepat.”

Bukankah aneh? Pikirnya.

Bab terkait

  • The Billionaire's Bride   The Wedding Day

    Apa yang diharapkan Rhea sepertinya sedikit tidak sesuai dengan keinginannya. Ketika dia ingin pernikahan sederhana saja, Tony menolak dengan halus.“Ya, itu bagus. Tetapi pihak kami perlu mengundang beberapa orang penting. Kurang lebih begitu yang kakekku katakan.”Artinya, sesederhana apa pun perlu diadakan pesta. Rhea mengerang pelan dengan katalog di pangkuannya di ruangan yang memajang beberapa gaun pengantin.Maven yang duduk di sebelahnya berbicara lagi, “Kemungkinan hanya sekitar 50 orang penting saja. Direksi juga perlu diundang mau bagaimana pun.”“Jujur saja, kakekmu sepertinya tidak ingin membiarkanku hidup tenang.”Maven tersenyum tipis. “Bagaimana dengan pihakmu? Ibumu pasti ingin hal yang sama untuk pernikahan putri satu-satunya.”Bicara tentang ibunya, Rhea membisu. Dia masih ingat wajah kaget Ivanka tadi malam setelah dia mengatakan ingin menggelar acara itu secara sederhana, sebelum berubah sedih. Dan dia pura-pura tidak memperhatikan.Selang beberapa menit diam, dia

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-11
  • The Billionaire's Bride   The Wedding Day II

    Merasa terlalu lama membuatnya menunggu, Rhea hendak membalas jabatan itu tepat ketika Maven menariknya mendekat dengannya. Jadi, dia hanya sedikit menurunkan tubuhnya dengan sikap sopan. “Rhea.”Henry terkekeh dalam hati melihat tangannya yang kosong. Dia kemudian mengambil kembali tangannya. “Selamat telah menjadi bagian dari keluarga Williams. Panggil aku jika kamu memerlukan bantuan, Rhea.”Rhea memperhatikan Henry lagi, namun pria ini tak tampak berbahaya sebelum mengangguk. “Terima kasih.”“Kalian berkumpul akhirnya.” Tony datang membuat mereka berempat menatap kehadirannya. Dia membawa tiga orang bersamanya, dua orang lebih tua dan satu yang lebih muda.Ketika Rhea melihat wajah yang tidak asing pada salah satunya, dia sontak saja terkejut. Naomi …? Dia adalah salah satu rekan kerjanya di Art Centre, tetapi tidak terlalu dekat. Dan tunggu, sejak kapan dia mengundang Naomi?“Rhea, perkenalkan ini Elisa, Vino, dan Naomi. Mereka juga bagian dari keluarga Williams,” ucap Tony.Dan R

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-13
  • The Billionaire's Bride   Intimacy

    Dan sekarang, tibalah sesi yang menggelisahkan. Tiga hari lalu, Rhea dengan mudahnya setuju dengan proposal ini. Akan tetapi mendekati waktu malam pertama mereka, dia menjadi sangat sangat gugup. Lebih gugup dibandingkan ketika mereka berciuman.Rhea mendesah setelah mematikan alat pengering rambut. Dia menghirup napas dalam-dalam lalu mengembuskannya. Begitu dia menggeser pintu kamar mandi, ia melihat Maven sudah di atas tempat tidur dengan iPad di tangannya. Pria yang hanya mengenakan jubah mandi sama sepertinya itu mendongak dan menatapnya.Indra penciuman Rhea menangkap aroma sensual dari pengharum ruangan. Lalu ada banyak kelopak bunga berhamburan tidak beraturan di bawah ranjang besar. Jika Rhea masih ingat, mereka semua berada di atas tempat tidur membentuk hati dengan rapi.“Itu mengganggu,” Maven bersuara seolah bisa mengetahui dengan jelas apa yang Rhea pikirkan.“Oh ….”Suaminya meletakkan iPad di nakas samping tempat tidur lalu beranjak dari tempat malasnya, melangkah mende

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • The Billionaire's Bride   A Generous Person

    Well, mereka berada di satu tempat kerja. Jika Rhea seorang kurator, Andini adalah edukator. Juga tidak mungkin mereka tidak akan bertemu. Hanya saja, dia masih tidak ingin bertemu dengannya di hari pertamanya kembali bekerja setelah cuti empat hari.“Ayu bilang kamu sudah masuk hari ini jadi aku mencarimu ke mana-mana sejak tadi.”Suara sepatu hak tinggi terdengar semakin dekat dan berhenti di sebelah Rhea. Dia melirik ke samping dan melihat Andini yang tersenyum manis dengan posisi menghadapnya.“Aku turut berduka atas kepergian ayahmu. Aku sudah menganggap Om Hans seperti ayahku sendiri. Kamu tahu, tiap kali aku ke rumah kalian dia selalu memanjakanku. Kamu pasti sedih sampai-sampai mengambil cuti cukup lama. Aku pun merasakan apa yang kamu rasakan, Rhe. Aku sangat sedih.”Apakah itu ekspresi orang yang berempati? Dia berbicara sambil tersenyum secantik yang ia bisa. Dan juga nada suaranya, kenapa harus setinggi itu? Rhea menatapnya dengan wajah tanpa ekspresi.Ketika melihat bebera

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • The Billionaire's Bride   Williams Family Tree

    “Merebut kekasih sahabat sendiri lalu beralasan itu takdir benar-benar menjijikkan.”“Bukankah dia tidak tahu malu?”“Tidak bisa dipercaya.”“Ya, berikan saja sampah seperti itu padanya, Rhe.”Yang awalnya hanya berbisik pelan mulai terdengar jelas hingga ke indra pendengaran Andini dan Rhea.Perkataan Rhea ditambah rekan-rekannya sudah tidak bisa membuat Andini mempertahankan sikap tenangnya. Dia menarik tangannya kasar hingga mundur sedikit ke belakang. Menatap Rhea dengan marah sejenak, dia pun pergi dengan langkah cepat diiringi seruan cemooh.Dan Rhea hanya mengawasi kepergiannya. Apakah dia puas? Tidak, belum saatnya dia puas. Hanya karena wanita itu dipermalukan sekali tidaklah bisa mengobati luka di hatinya.Setelah itu, beberapa teman kerjanya mengerumuninya hingga membuatnya sesak. Dan bertanya dengan wajah prihatin, “Kamu baik-baik saja, Rhea?”“Kamu pasti patah hati dan kecewa.”“Aku tidak apa-apa. Itu bukan masalah besar sekarang,” Rhea menjawab berusaha untuk menenangkan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-20
  • The Billionaire's Bride   They Are Getting Married

    “Mamaku yakin, jika dia masih hidup, pria hidung belang itu pasti akan menikah lagi.”Gurauan itu membuat Rhea batuk-batuk sedangkan Naomi terkekeh.Well, life must go on. Rhea bisa melihat sikap santai Naomi ketika membicarakan mendiang ayah kandungnya.“Hubungan kami … cukup mendadak. Jadi, tidak banyak hal yang Maven bicarakan. Jujur saja dia hanya membicarakan Henry dan itu seperti bukan pembicaraan kurasa,” Rhea berbicara sepelan mungkin.“Yah, kami tidak cukup dekat sampai harus menjadi bahan pembicaraan. Hanya karena aku memiliki hubungan darah dengan Halim bukan berarti aku dan Maven dekat. Aku masih kecil ketika keluar dari kediaman Williams. Jika tidak ditambah sapaan singkat kami kemarin, terakhir kali kami berkomunikasi sekitar dua bulan yang lalu di acara kakek. Dia tidak menyukai mendiang papa, dan kupikir kami juga. Mamaku menikahi papanya, dia pasti tidak senang.”Entah kenapa Rhea bisa merasakan jejak kesedihan di nada bicara santai Naomi.“Setelah bercerai, aku dan ma

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • The Billionaire's Bride   Don't Lock the Door

    “Ya Tuhan. Mereka benar-benar tidak tahu malu.”Rhea tersentak dan melihat kehadiran Naomi dari belakang. “Kau juga baru pulang?”Naomi mengangguk. “Aku membersihkan peralatan melukis yang digunakan pelajar. Karena kalian mengobrol di depan pintu, aku tidak nyaman lewat begitu saja. Maaf harus menguping pembicaraan kalian.”“Itu bukan masalah.” Rhea menggeleng sambil tersenyum.“Jadi, kenapa kau masih di sini? Apa kau menunggu jemputan?”“Ah benar juga. Aku sampai lupa memesan taksi.” Rhea mengambil ponsel cepat.“Mau pulang denganku? Aku bisa mengantarmu.”Rhea menggeleng. “Tidak perlu. Ini sudah gelap. Kau pasti kelelahan. Pulanglah lebih dulu.”“Sungguh?”“Aku—” Rhea berhenti bicara ketika melihat sebuah mobil yang tidak asing lagi berhenti di depan mereka. Mereka berdua melihat Albar keluar dan dengan sigap menyapa mereka yang membalas sapaannya sebelum membuka pintu belakang untuk Maven. Pria yang telah sah menjadi suaminya itu keluar sambil mengancingkan jas. Dia melangkah denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-26
  • The Billionaire's Bride   That's True, Huh?

    “Hah!”Desahan dan erangan terus keluar dari bibir manis Rhea tiap kali Maven mendorong pinggulnya. Maven memperhatikan wanita yang membungkuk di atas tempat tidur dengan lututnya tanpa berkedip. Sebelumnya Rhea masih kuat menahan tubuhnya sendiri. Namun lama-kelamaan setengah tubuhnya hingga wajah sudah menempel ke kasur. Dengan wajah cantiknya yang menoleh ke samping, dia bisa melihat fitur wajah istrinya walau ruangan cukup gelap. Matanya yang basah diliputi kesenangan. Rambut panjangnya menyebar berantakan di kasur tampak liar dan menampakkan punggung telanjang yang awalnya bersih kini penuh dengan tanda cinta darinya. Pelipisnya sudah berkeringat dengan bibir setengah terbuka. Dan tangan ringkihnya mencengkeram erat seprai. Godaan seperti itu mana mungkin tidak membuat Maven menjadi lebih bersemangat? Hasratnya berkobar hebat. Dengan posisi membelakangi dan tetap menahan pinggang istrinya agar tidak jatuh, gerakannya menjadi lebih kasar dan cepat.“Oh Lord.” Lagi, erangan lolos

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-28

Bab terbaru

  • The Billionaire's Bride   That Was My Line

    “… Ini sudah larut dan aku tidak punya energi untuk bergagumen hal kecil seperti ini.”Ucapan Enzo pada malam itu membuat Andini mendiamkannya. Tentu dia lebih marah karena tidak menyangka suaminya menganggap kecemasannya sebagai ‘hal kecil’. Suaminya itu bahkan tidak tahu betapa terluka perasaannya.Di saat bersiap ke kantor, Enzo berkata, “Aku sepertinya akan pulang malam lagi hari i—”“Lakukan saja apa yang kamu mau,” potong Andini yang segera mengambil tasnya. Dia selalu pulang sangat malam, jadi untuk apa mengatakan ‘hal kecil’ itu?Gerakannya yang memasang dasi terhenti seketika. Enzo kemudian melihat kepergian Andini. Tepat hari itu suaminya menyadari perang dingin yang dibuatnya. Terima kasih untuk kesibukan Enzo beberapa minggu berikutnya, perang dingin itu semakin menyesakkan dada.Suasana hatinya menjadi buruk dari hari ke hari. Bahkan di tempat kerjanya. Andini beberapa kali nyaris kehilangan kendali dirinya. Dia akui, hal kekanakkan yang ia lakukan ini pun menyakiti dirin

  • The Billionaire's Bride   Not Her?

    Di salah satu restoran jepang, Maven dan Zayden saling pandang dengan ekspresi datar.Lalu, Cade tertawa memecahkan suasana aneh di sekeliling mereka. “Demi Tuhan, kali ini sungguh kebetulan! Jadi berhentilah memasang ekspresi saling membunuh. Kalian menakutiku, tahu?”Melirik Alex yang juga terkejut membuat Maven percaya, Dan jika pertemuan kebetulan seperti ini terjadi, ini bukan hal yang menyenangkan untuk mereka berempat.Alex mengembuskan napas dengan mata terpejam. “Sial, keberuntunganku tahun ini hilang gara-gara kalian. Karena urusanku di sini telah selesai, aku akan pergi lebih dulu. Dan jangan temui aku beberapa hari ke depan.”“Aku juga berharap tidak bertemu denganmu untuk sementara waktu.” Cade masih tertawa lalu pergi juga bersama asistennya.“Aku hanya pergi buang air. Sebentar lagi urusanku di sini berakhir,” kata Zade setelah mendapatkan ekspresi menuntut Maven.Mendesah, Maven mengusap wajahnya. Mereka pun berjalan beriringan di lorong menuju ruang pribadi masing-mas

  • The Billionaire's Bride   On That Day

    Menggigit rotinya, Rhea sesekali menatap pria di seberang yang meminum kopi dengan tenang sambil membaca laporan di iPad. Ini sangat tenang seolah tidak ada masalah yang berarti malam sebelumnya, hingga rasanya canggung.“Anda ingin tambah lagi, Bu?” Yana sudah berada di sampingnya mengisi cangkir Rhea yang kosong, membuatnya tersadar dari lamunannya.“Tidak perlu, terima kasih, Yana.”Yana hanya tersenyum sebelum pergi. Dan Rhea menghabiskan minumannya sebelum mengelap sudut bibir.“Sudah selesai?” tanya Maven dan Rhea mengangguk. “Ayo pergi.”Sambil berjalan di belakangnya, Rhea memandang punggung lebar suaminya. Maven tampak biasa saja, tidak marah atau kesal. Ketika makan juga tidak ada keanehan. Apa hanya dia saja yang berlebihan?Di perjalanan pun Rhea masih mencuri pandang diam-diam hingga Maven menoleh mantap ke arahnya tepat ketika ia sedang menatapnya.“Kamu ingin mengatakan sesuatu?”Lihat, cara bicaranya juga tidak ada yang berbeda.Rhea membersihkan tenggorokannya sebelum

  • The Billionaire's Bride   Torture

    Keluarga besar Tony Williams berkumpul di rumahnya, termasuk orang tua Naomi dan Rhea. Mereka mengobrol dan makan malam bersama dengan perasaan hangat dan kebersamaan. Rhea dan Maven membagikan oleh-oleh dari Swiss untuk mereka, tanpa terkecuali. Ya, Gemma dan keluarga kecil Henry pun ikut mendapatkannya. Tentu saja awalnya Maven mengatakan tidak perlu, namun dia tidak ingin membuat situasi menjadi canggung.Rhea tahu, Gemma tidak akan peduli dengan pemberian mereka dan dia pun tidak mempermasalahkan itu. Sementara untuk keluarga Henry, dia menyerahkannya lewat Vexia.“Ow, how cute! Lihatlah baju ini, ini terlalu cantik untuk anak kami! Terima kasih banyak, Rhea,” Vexia, istri Henry berseru gembira. “Henry pun pasti merasa senang dengan pemberian kalian.”Bicara tentang Henry, pria itu sedang berkumpul bersama Tony, Maven, Gemma, Ivanka, dan orang tua Naomi di meja tamu. Sedangkan mereka bertiga berbincang ringan di meja lain yang tidak jauh.Rhea membalas senyuman Vexia tak kalah tul

  • The Billionaire's Bride   It Won't Work Out

    Kembali dari liburan, seperti biasa Maven mengantarnya ke galeri dan membukakan pintu untuknya. “Setelah selesai aku akan menjemputmu. Kita perlu mengunjungi Kakek dan Mama.”Rhea bergumam ketika menyampirkan tali tas di bahu setelah melepas seat belt. Dia keluar bersamaan dengan kedatangan Naomi.“Hei, di sana,” sapa Naomi.Rhea tersenyum. “Hai, Naomi.”“Hai,” balas Maven pendek. “Naomi, pulang nanti ikutlah dengan kami ke rumah kakek.”Naomi mengangkat alisnya tinggi. “Apa ini tentang oleh-oleh yang kalian bawa?”Dia kemudian menjerit senang setelah Maven mengangguk singkat dan Rhea yang tertawa kecil.Tidak ingin membuat Maven terlambat sampai di kantornya, Rhea mengecup cepat bibir suaminya. “Aku akan menghubungimu nanti. Sampai jumpa.”“Hm, sampai jumpa nanti,” Maven bergumam. “Sampai jumpa, Naomi.”“Ya, sampai jumpa!” Naomi melambaikan tangannya pada Maven begitu pria itu mengendarai mobilnya, di bawah tatapan penuh pengertian dari Rhea. “What?”Tertawa pelan, Rhea mengajaknya m

  • The Billionaire's Bride   The Last Day

    Mendongak kuat, menatap langit-langit hotel dengan lampu gantung indah, Rhea mendesah panjang. Tangannya yang mencengkeram erat sprei tiba-tiba tenggelam di dalam genggaman besar Maven. Suaminya bergerak kasar, tajam, dan kuat. Dan tatapannya yang membara terus tertuju padanya. Sensasi penuh dan sesak di bawah sana semakin meningkatkan kenikmatannya.“Sangat baik. Rasamu sangat luar biasa, Baby. Astaga ….”Geraman rendah di telinganya membuatnya bergidik dan kenikmatan yang luar biasa melandanya. Ia mengeluarkan erangan putus asa dan secara naluriah melilitkan kedua kaki jenjangnya di pinggang suaminya.Dikala dia mengatur napasnya, dia mendengar umpatan pelan Maven. Ketika suaminya mengusap titik sensitifnya, dia gemetar hebat. “Wait, Maven—”Dia menjadi lebih sensitif setelah klimaks dan pria ini kembali mengisinya dengan perlahan membuat mereka sama-sama mengerang. Maven kemudian menarik tubuhnya.“Bagaimana ini, Rhe? Aku tidak bisa berhenti menikmati tempatmu. Kamu sangat lembut.”

  • The Billionaire's Bride   The Kiss

    Swiss, negara yang kaya sejarah dan dipenuhi dengan bangunan abad pertengahan yang indah. Salah satunya Bern, pusat kota mereka. Arsitekturnya terawat dengan baik, jalan-jalannya menawan, serta kota ini sebagian besar tidak berubah sejak abad ke-12, hingga memberikan suasana bersejarah yang unik.Rhea dan Maven mengunjungi landmark paling terkenal di Bern, yaitu menara jam abad pertengahan. Kemudian ke museum seni yang menyimpan koleksi karya menakjubkan dari abad pertengahan hingga seni kontemporer. Karena sangat banyak intitusi budaya yang luar biasa, Rhea sampai bingung ingin memilih salah satu di antara tempat-tempat itu. Tak lupa mereka pun pergi ke Einsteinhaus, sebuah museum yang dulunya pernah menjadi tempat tinggal Albert Einstein. Hanya sebuah apartemen sederhana, namun saat mereka berkeliling Rhea bisa merasakan bagaimana fisikawan terkenal itu hidup jika dilihat furnitur dan barang pribadi yang masih di sana. Banyak foto-foto hingga dokumen yang berkaitan dengan kehidupann

  • The Billionaire's Bride   Tony's Concern

    Memasuki ruang kerja Maven, dia membantu Rhea melepaskan coat panjangnya dan menggantungnya bersama jasnya. Kemudian mata indah Rhea mengitari segala penjuru ruangan luas tersebut.“Kamu tampak bahagia,” ujar Maven setelah sejak dari aula memperhatikan istrinya. Wanitanya tidak berhenti tersenyum dan sekarang senyuman itu semakin lebar.“Benarkah?”Maven bersandar di pinggiran meja kerjanya dan tersenyum samar. “Sudah kubilang untuk menggunakanku lebih sering.”Rhea tertawa kecil. “Aku sedikit menyesal tentang itu. Namun, melihat dari ekspresinya tadi sepertinya dia tidak akan betah terlalu lama di sini ….”Enzo akan mengundurkan diri dari Celadon dan kesenangannya akan berhenti saat itu juga.“Tidak akan. Tetapi aku yang akan memecatnya.”Rhea melirik Maven yang berjalan mendekat dan duduk di sofa. Suara pria ini cukup lembut dan santai, tetapi entah kenapa terdengar tegas dan yakin.“Maaf kita harus makan siang di sini.”Perubahan topik itu membuat Rhea menghela napas diam-diam. Lag

  • The Billionaire's Bride   Mrs. Williams

    “Nah sekarang mari makan, Semua.”Panggilan Alex membuatnya tersadar dan segera memandang hidangan di atas meja.“Jadi, apa yang terjadi pada kalian?” tanya Maven. “Aku mengenal kalian. Kalian tidak pernah datang ke tempat seperti ini.”Alex tersenyum polos. “Apa maksudmu? Hei, jangan mencurigai kami. Kami memang ingin makan di sini.”“Ucapanmu terdengar mencurigakan. Sejauh yang kukenal, kalian akan memesan ruang pribadi alih-alih salah satu meja di tempat terbuka seperti ini.”Mereka terdiam sejenak menyatakan bahwa itu benar membuat Maven mengumpati mereka pelan.Lalu Cade tertawa. “Suasana baru lebih segar, kau tidak tahu? Toh kami sudah merencanakan ini sejak lama.”“Kapan tepatnya?”“Minggu.”“Jumat?”“Tanggal 26.”Ketiganya menjawab serempak membuat Rhea dan Maven tidak dapat berkata-kata. Rhea yang mencoba menahan tawa berbanding terbalik dengan Maven yang ingin menenggelamkan mereka jika dilihat dari wajah dinginnya. Dia mengecek tanggal dari ponselnya yang ternyata hari Rabu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status