Share

2

Author: nura0484
last update Last Updated: 2024-12-25 18:44:07

“Memang kamu nggak mau kasih ibu dan bapak cucu? Raka aja udah ada anak, masa kamu masih mau sendiri?”

“Ibu sudah ada cucu dari Nuri, kurang?”

“Bukan dari kamu, mas!”

“Apa bedanya, bu?” Faisal menatap malas mendengar perdebatan yang sama.

“Beda! Ibu bilang beda ya pasti beda!” Eni menatap kesal pada Faisal “Kamu cari cewek kaya gimana? Apa mau sama Luna?”

“Ibu yang benar aja? Luna udah aku anggap kaya Nuri, Luna juga baru patah hati masa harus begini?” Faisal menggelengkan kepalanya.

“Bagus kalau dia jadi istri kamu, Nuri pasti senang. Raka bisa percaya kamu menjaga Luna dengan baik. Apa yang kurang dari dia? Pandang Luna sebagai wanita bukan adik seperti Nuri.” Eni memberikan gambaran yang hanya ditanggapi dengan gelengan kepalanya.

“Aku berangkat.” Faisal mencium punggung tangan kedua orang tuanya sebelum berangkat.

Tatapan Faisal beralih ke tetangga samping, mobil Luna dan papanya masih ada dan itu artinya mereka masih betah didalam. Faisal sangat tahu pastinya Luna masih dalam kamar mandi, secara otomatis kepalanya terangkat keatas seakan mencoba peruntungan Luna keluar dan mereka saling menyapa seperti dulu. Gelengan kepala menyadarkan Faisal jika semua itu sekarang tidak pernah terjadi, Nuri dan Raka sudah tidak ada diantara mereka berdua.

Menjalankan mobil dengan kecepetan sedang, kondisi jalan yang tidak terlalu ramai membuat Faisal sampai kantor dengan sangat cepat. Pekerjaannya sekarang cukup banyak, membuka laptop dan membaca satu per satu pekerjaan yang harus selesai sekarang.

“Pak Bram minta laporannya dikirim ke email.” Faisal menatap Heri yang berada didepannya “Kamu setelah ini kemana?”

“Ketemu Ibu Helen, bahas masalah tes perusahaan kemarin.”

“Titipan orang dalam?” Faisal menganggukkan kepalanya “Hasilnya jelek?”

“Begitulah, tapi semua bisa dilakukan apabila ada uang.” Faisal menjawab santai seakan tidak peduli sekitar.

Melanjutkan pekerjaannya dengan harapan cepat selesai dan bertemu dengan Rachel, kekasihnya. Pekerjaan yang harus melakukan tes pada calon pegawai, anak sekolah bahkan mereka yang memiliki masalah dengan kondisi mental. Faisal sendiri berada di tes calon pegawai, tugasnya adalah interview mereka.

“Sal, nggak pulang? Bukannya kamu ada janji sama Rachel?” suara Heri menyadarkan Faisal yang langsung menatap jam di tangan.

Melihat itu langsung merapikan semua barang-barangnya, tidak lupa menyimpan hasil pekerjaan. Ruangan sudah beberapa yang kosong, rekan kerjanya sudah pulang dari beberapa menit yang lalu. Meninggalkan ruangan setelah pamitan sekilas dengan Heri, tujuannya saat ini adalah toko kue milik Luna.

Perjalanan dari kantor ke toko kue milik Luna sebenarnya tidak terlalu jauh, tapi saat ini adalah jam pulang kantor secara otomatis banyak pegawai yang ingin cepat sampai di rumah. Hembusan napas panjang saat sampai depan toko, tanpa menunggu lama langsung masuk kedalam dan sedikit kecewa karena rotinya sudah tidak ada.

“Maaf, Pak. Rotinya sudah habis dan toko akan tutup.”

“Luna ada?” tanya Faisal langsung “Saya temannya, tolong kasih tahu saya mau ketemu.”

Faisal tidak memiliki pilihan lain dengan memanggil Luna, biasanya masih ada beberapa roti yang disimpan. Menatap sekitar dengan mencoba hubungi Rachel yang sama sekali tidak mendapatkan tanggapan, suara Luna membuat Faisal menghentikan kegiatannya. Menatap Luna yang tidak lain adalah tetangga dan juga adik sahabatnya, juga sahabat adiknya yang menemani kenakalan adiknya.

Berbicara singkat dengan Faisal tidak melepaskan tatapan pada Luna, dari dulu sampai sekarang sangat menyukai ekspresi wajah Luna ketika berbicara atau makan, baginya ekspresinya itu sangat menggemaskan. Menatap pesanannya sudah diterima dengan baik, tujuannya saat ini adalah tempat tinggal Rachel. Jarak toko kue milik Luna dengan tempat tinggal Rachel tidak terlalu jauh, Rachel sangat menyukai kue yang berada di tokonya Luna

Mengetuk pintu berkali-kali, tampaknya tidak mendapatkan tanggapan sama sekali. Faisal memang tahu passwordnya tapi tidak ingin masuk begitu saja, rasa penasaran membuat Faisal membukanya. Pemandangan pertama yang dilihat adalah pakaian berserakan di lantai, bukan hanya pakaian milik Rachel tapi ada pakaian pria. Faisal melangkah dengan pelan, menghentikan langkahnya saat terdengar suara desahan dan dirinya sangat tahu itu suara Rachel. Menatap tidak percaya atas apa yang dilihatnya, meletakkan roti yang dibelinya dengan keluar dan menyandarkan tubuhnya yang masih diluputi emosi.

Memilih keluar dari tempat tinggal Rachel, tidak tahu menuju mana tapi mobilnya kembali mengarah ke toko kuenya Luna. Menghentikan mobil saat mendapati Luna didepan mobil tampak mengamati mesinnya, menghentikan mobilnya di depan mobil Luna untuk melihat apa yang terjadi.

“Kenapa?” Luna menatap kesamping dan terkeju

“Mas bukannya ketemu Mbak Rachel?”

“Kenapa sama mobilnya? Kapan terakhir service?” Luna tersenyum tidak enak “Udah hubungi bengkel langganan?” Luna menggelengkan kepalanya dan langsung menghubunginya.

Faisal menutup kap mobil, memberi kode pada Luna agar mengambil barang-barang berharganya agar dipindahkan dalam mobilnya. Luna yang paham mengikuti kode Faisal dengan melangkahkan kakinya ke mobilnya, menutup pintu mobil dan bergabung bersama didalam mobil sambil menunggu orang bengkel datang.

“Mas bukannya sama Mbak Rachel?” tanya Luna mengingat harusnya dimana Faisal.

“Putus.”

“Putus? Kenapa? Maaf, kalau nggak sopan.” Luna menyadari kesalahannya dengan bertanya hal pribadi.

Faisal tertawa melihat Luna “Raka sudah kasih peringatan, tapi dasar aku aja yang keras kepala.”

Luna menganggukkan kepalanya paham, sedikit banyak Raka cerita tentang ketidaksukaan pada Rachel. Selama ini juga berpikir jika kakaknya terlalu berlebihan, tapi melihat ekspresi Faisal sekarang tampaknya Raka benar adanya.

“Raka sudah cerita sama kamu?” tebak Faisal yang membuat Luna tersenyum tipis “Kita ini tetanggaan tapi juga sahabat, bahkan sudah kaya saudara.”

“Betul, kadang nggak ada namanya privacy. Apalagi kalau udah mama sama tante saling curhat, pastinya akan tahu yang terjadi padahal sebenarnya kita sudah tahu.” Luna menggelengkan kepala sambil tersenyum.

“Aku salut sama kamu.” Faisal menatap Luna dengan tatapan dalam.

“Kenapa? Masalah toko? Mas tahu gimana aku jatuh bangun.” Luna menatap lurus kedepan.

Pembicaraan yang memang tidak perlu dibahas antara mereka berdua, hal yang sudah didengar bukan hanya dari kedua orang tua tapi juga setiap kali mereka bertemu. Melihat orang bengkel yang sudah datang, Faisal secara otomatis keluar memberikan kode pada Luna agar tetap didalam mobil.

Melihat apa yang dilakukan Faisal dari dalam membuat Luna mengingat kejadian di masa lalu, masa dimana Faisal akan siap membantunya, mungkin semua dilakukan karena keberadaan Nuri disampignya. Mereka berdua pernah dekat, tapi tidak dalam hubungan romantis hanya menggantikan peran Raka yang pergi meninggalkan rumah karena meneruskan pendidikannya.

“Nanti dihubungi kalau sudah selesai,” ucap Faisal membuat Luna membuyarkan lamunannya “Mau makan dulu? Aku yakin kamu belum makan.”

“Boleh, mas tahu aja kalau aku belum makan.”

Faisal hanya tersenyum, menjalankan mobilnya menuju tempat makan langganannya selama ini dan Luna sudah berulang kali datang, sekali lagi tidak hanya Luna tapi juga Nuri dan Raka. Mereka bahkan pernah menghabiskan waktu disini ketika masakan orang tuanya tidak sesuai selera, tentu saja yang membayar gantian antara Raka dan Faisal.

“Mama Intan udah heboh curhat ke ibu masalah kamu, mama takut kamu trauma sama hubungan dan nggak ada yang mau sama kamu nantinya.”

“Aku belum mikir kearah sana, mas. Mas sendiri itu yang harus buka hati cepat-cepat, nanti bisa-bisa dijodohkan sama Ibu Eni.”

Related chapters

  • Tetangga Masa Gitu   3

    “Mobil kenapa?” Luna menghentikan langkahnya ketika melihat papanya sudah siap dengan pakaian olahraga “Papa mau kemana? Olahraga sama siapa?” “Faisal dan papanya, Raka bentar lagi datang. Mobil kenapa? Kamu telat service?” Andi menatap penuh selidik yang diangguki Luna dengan senyum bersalah “Kamu naik apa ke toko?”“Mobil papa memang dipakai? Papa kan pergi sama tetangga dan Mas Raka, jadi aku pakai mobil papa aja.” Andi menggelengkan kepalanya “Mama kamu mau pakai, ketemuan sama teman-temannya. Kamu pakai punya Raka aja.” “Naik kendaraan online aja.” Luna malas jika meminjam mobil kakaknya, Raka. Sebenarnya enak, tapi Raka akan minta segera balik karena harus menghabiskan waktu dengan istri dan anaknya di rumah orang tua istrinya. Menikmati sarapannya dalam diam, tanpa ada gangguan siapapun sampai suara yang sangat dikenal masuk kedalam rumah.“Kamu ngapain kesini?” Luna mengerutkan keningnya menatap Nuri duduk dihadapannya.“Aku udah minta ijin sama Mas Ali buat ke tokomu, me

    Last Updated : 2024-12-25
  • Tetangga Masa Gitu   4

    “Kamu apanya Faisal?” Luna mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan wanita yang menjadi kekasih, ralat mantan kekasih tetangganya yang juga sahabat kakaknya. Hubungan mereka memang membingungkan, tapi lebih membingungkan ketika wanita datang ke toko hanya bertanya hubungan mereka berdua.“Kenapa, mbak?” tanya Luna sopan.“Kalian berdua itu ada hubungan apa? Faisal sering beli roti disini, pasti kalian punya hubungan lebih karena nggak mungkin bisa beli di satu toko terlalu sering bahkan pakai promosiin segala.” Rachel berkata sambil menatap sekitar.“Kenapa mbak nggak tanya sama orangnya sendiri?” tanya Luna masih dengan nada sopan sambil menahan emosi.“Apa sulitnya jawab pertanyaan yang saya berikan?” Rachel menatap tajam pada Luna.“Saya juga nggak ada kewajiban menjawab pertanyaan anda. Anda yang mempunyai hubungan dengan dia, harusnya bisa tanya secara langsung. Disini hanya toko kue, melayani orang-orang yang membeli kue bukan masalah percintaan. Kalau tidak ada yang dibeli m

    Last Updated : 2024-12-25
  • Tetangga Masa Gitu   5

    “Kamu mencari aku selama ini, apa ada hubungan sama kehamilan ini?” Rachel menganggukkan kepalanya penuh kepastian “Aku mau minta bantuan.” “Bantuan apa?” tanya Faisal menatap tidak suka dan seakan paham dengan arah pembicaraan Rachel “Aku nggak pernah melakukan itu sama kamu.” Rachel menghembuskan napas panjangnya “Kita pernah...”“Nggak! Ciuman adalah batas maksimal yang...”“Pegang alat aset? Lupa?” potong Rachel “Kita manusia dewasa jadi...”“Memang tapi nggak sampai...lagian kenapa kamu nggak Minta sama pria kemarin?” Faisal memotong kalimat Rachel dengan tatapan tajam.“Bukan dia.” Rachel menundukkan kepalanya.“Lalu? Berapa banyak pria yang melakukan sama kamu?” Faisal menatap tidak percaya.“Mertuanya kakakku,” jawab Rachel tanpa menatap Faisal yang membelalakkan matanya “Makanya aku nggak bisa minta dinikahin, pernikahan hanya status dihadapan orang tua dan keluarga.” “Kamu nggak lupa kalau masih ada permasalahan lain? Kita berbeda keyakinan, orang tua aku pasti nggak aka

    Last Updated : 2024-12-25
  • Tetangga Masa Gitu   1

    “Lama banget belanjanya, ma?” Intan menatap Andi yang fokus dengan tabletnya “Ngobrol sama tetangga sebelah jadi lupa waktu.” “Faisal itu belum nikah, kan?” tanya Andi menghentikan kegiatannya dengan menatap sang istri.“Papa nggak ada niatan buat jodohin Luna sama Faisal, kan? Mereka itu beda jauh, pa. Faisal itu kalau nggak salah seumuran sama Raka.” “Daripada Audrey meratapi hubungannya yang kandas. Papa heran cowok model begitu masih aja ditangisi, lagian anak kok ngeyel sama orang tua.” Andi menggelengkan kepalanya.“Luna itu papa banget, keras.” Luna yang mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya hanya menggelengkan kepalanya, melangkahkan kakinya mendekati meja makan tidak lupa mencium pipi Andi sebelum duduk disalah satu meja. Menatap hidangan yang ada dihadapannya, tidak ada yang membuatnya lapar atau lebih tepatnya sedang melakukan puasa yang sedang trend saat ini.“Kemana hari ini?” tanya Intan yang duduk dihadapan Luna.“Toko roti, kenapa? Harusnya sih subuh tapi mas

    Last Updated : 2024-12-25

Latest chapter

  • Tetangga Masa Gitu   5

    “Kamu mencari aku selama ini, apa ada hubungan sama kehamilan ini?” Rachel menganggukkan kepalanya penuh kepastian “Aku mau minta bantuan.” “Bantuan apa?” tanya Faisal menatap tidak suka dan seakan paham dengan arah pembicaraan Rachel “Aku nggak pernah melakukan itu sama kamu.” Rachel menghembuskan napas panjangnya “Kita pernah...”“Nggak! Ciuman adalah batas maksimal yang...”“Pegang alat aset? Lupa?” potong Rachel “Kita manusia dewasa jadi...”“Memang tapi nggak sampai...lagian kenapa kamu nggak Minta sama pria kemarin?” Faisal memotong kalimat Rachel dengan tatapan tajam.“Bukan dia.” Rachel menundukkan kepalanya.“Lalu? Berapa banyak pria yang melakukan sama kamu?” Faisal menatap tidak percaya.“Mertuanya kakakku,” jawab Rachel tanpa menatap Faisal yang membelalakkan matanya “Makanya aku nggak bisa minta dinikahin, pernikahan hanya status dihadapan orang tua dan keluarga.” “Kamu nggak lupa kalau masih ada permasalahan lain? Kita berbeda keyakinan, orang tua aku pasti nggak aka

  • Tetangga Masa Gitu   4

    “Kamu apanya Faisal?” Luna mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan wanita yang menjadi kekasih, ralat mantan kekasih tetangganya yang juga sahabat kakaknya. Hubungan mereka memang membingungkan, tapi lebih membingungkan ketika wanita datang ke toko hanya bertanya hubungan mereka berdua.“Kenapa, mbak?” tanya Luna sopan.“Kalian berdua itu ada hubungan apa? Faisal sering beli roti disini, pasti kalian punya hubungan lebih karena nggak mungkin bisa beli di satu toko terlalu sering bahkan pakai promosiin segala.” Rachel berkata sambil menatap sekitar.“Kenapa mbak nggak tanya sama orangnya sendiri?” tanya Luna masih dengan nada sopan sambil menahan emosi.“Apa sulitnya jawab pertanyaan yang saya berikan?” Rachel menatap tajam pada Luna.“Saya juga nggak ada kewajiban menjawab pertanyaan anda. Anda yang mempunyai hubungan dengan dia, harusnya bisa tanya secara langsung. Disini hanya toko kue, melayani orang-orang yang membeli kue bukan masalah percintaan. Kalau tidak ada yang dibeli m

  • Tetangga Masa Gitu   3

    “Mobil kenapa?” Luna menghentikan langkahnya ketika melihat papanya sudah siap dengan pakaian olahraga “Papa mau kemana? Olahraga sama siapa?” “Faisal dan papanya, Raka bentar lagi datang. Mobil kenapa? Kamu telat service?” Andi menatap penuh selidik yang diangguki Luna dengan senyum bersalah “Kamu naik apa ke toko?”“Mobil papa memang dipakai? Papa kan pergi sama tetangga dan Mas Raka, jadi aku pakai mobil papa aja.” Andi menggelengkan kepalanya “Mama kamu mau pakai, ketemuan sama teman-temannya. Kamu pakai punya Raka aja.” “Naik kendaraan online aja.” Luna malas jika meminjam mobil kakaknya, Raka. Sebenarnya enak, tapi Raka akan minta segera balik karena harus menghabiskan waktu dengan istri dan anaknya di rumah orang tua istrinya. Menikmati sarapannya dalam diam, tanpa ada gangguan siapapun sampai suara yang sangat dikenal masuk kedalam rumah.“Kamu ngapain kesini?” Luna mengerutkan keningnya menatap Nuri duduk dihadapannya.“Aku udah minta ijin sama Mas Ali buat ke tokomu, me

  • Tetangga Masa Gitu   2

    “Memang kamu nggak mau kasih ibu dan bapak cucu? Raka aja udah ada anak, masa kamu masih mau sendiri?” “Ibu sudah ada cucu dari Nuri, kurang?” “Bukan dari kamu, mas!” “Apa bedanya, bu?” Faisal menatap malas mendengar perdebatan yang sama.“Beda! Ibu bilang beda ya pasti beda!” Eni menatap kesal pada Faisal “Kamu cari cewek kaya gimana? Apa mau sama Luna?” “Ibu yang benar aja? Luna udah aku anggap kaya Nuri, Luna juga baru patah hati masa harus begini?” Faisal menggelengkan kepalanya.“Bagus kalau dia jadi istri kamu, Nuri pasti senang. Raka bisa percaya kamu menjaga Luna dengan baik. Apa yang kurang dari dia? Pandang Luna sebagai wanita bukan adik seperti Nuri.” Eni memberikan gambaran yang hanya ditanggapi dengan gelengan kepalanya.“Aku berangkat.” Faisal mencium punggung tangan kedua orang tuanya sebelum berangkat.Tatapan Faisal beralih ke tetangga samping, mobil Luna dan papanya masih ada dan itu artinya mereka masih betah didalam. Faisal sangat tahu pastinya Luna masih dala

  • Tetangga Masa Gitu   1

    “Lama banget belanjanya, ma?” Intan menatap Andi yang fokus dengan tabletnya “Ngobrol sama tetangga sebelah jadi lupa waktu.” “Faisal itu belum nikah, kan?” tanya Andi menghentikan kegiatannya dengan menatap sang istri.“Papa nggak ada niatan buat jodohin Luna sama Faisal, kan? Mereka itu beda jauh, pa. Faisal itu kalau nggak salah seumuran sama Raka.” “Daripada Audrey meratapi hubungannya yang kandas. Papa heran cowok model begitu masih aja ditangisi, lagian anak kok ngeyel sama orang tua.” Andi menggelengkan kepalanya.“Luna itu papa banget, keras.” Luna yang mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya hanya menggelengkan kepalanya, melangkahkan kakinya mendekati meja makan tidak lupa mencium pipi Andi sebelum duduk disalah satu meja. Menatap hidangan yang ada dihadapannya, tidak ada yang membuatnya lapar atau lebih tepatnya sedang melakukan puasa yang sedang trend saat ini.“Kemana hari ini?” tanya Intan yang duduk dihadapan Luna.“Toko roti, kenapa? Harusnya sih subuh tapi mas

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status