Share

4

Author: nura0484
last update Huling Na-update: 2024-12-25 18:46:29

“Kamu apanya Faisal?”

Luna mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan wanita yang menjadi kekasih, ralat mantan kekasih tetangganya yang juga sahabat kakaknya. Hubungan mereka memang membingungkan, tapi lebih membingungkan ketika wanita datang ke toko hanya bertanya hubungan mereka berdua.

“Kenapa, mbak?” tanya Luna sopan.

“Kalian berdua itu ada hubungan apa? Faisal sering beli roti disini, pasti kalian punya hubungan lebih karena nggak mungkin bisa beli di satu toko terlalu sering bahkan pakai promosiin segala.” Rachel berkata sambil menatap sekitar.

“Kenapa mbak nggak tanya sama orangnya sendiri?” tanya Luna masih dengan nada sopan sambil menahan emosi.

“Apa sulitnya jawab pertanyaan yang saya berikan?” Rachel menatap tajam pada Luna.

“Saya juga nggak ada kewajiban menjawab pertanyaan anda. Anda yang mempunyai hubungan dengan dia, harusnya bisa tanya secara langsung. Disini hanya toko kue, melayani orang-orang yang membeli kue bukan masalah percintaan. Kalau tidak ada yang dibeli mungkin bisa keluar dari tempat ini, masih banyak pembeli yang antri.” Luna menahan diri agar tidak emosi tapi tampaknya kalimat yang keluar dari bibirnya sudah sedikit emosi.

Menatap Rachel yang keluar dari toko, menggelengkan kepalanya melihat sikap wanita yang telah menjadi mantan tetangganya itu. Memilih masuk kedalam dengan melanjutkan pekerjaannya, tampak beberapa pegawai sedang membuat bentuk roti sebelum masuk kedalam oven. Luna membantu mereka dan melupakan kedatangan Rachel yang ke toko, bahkan tidak memberitahukan informasi pada Faisal.

“Rachel kemarin datang ke tokomu?” tanya Faisal saat mereka bertemu didepan.

“Begitulah, dia cerita?”

Faisal menggelengkan kepalanya “Teman aku cerita, terus kamu diapain? Nggak papa?”

“Dia cuman tanya aku ini siapanya mas, cuman itu aja. Aku nggak suka cara dia tanya, jadi aku suruh tanya sama mas langsung. Mas masih blokir dia?” Faisal menganggukkan kepalanya “Mas kayaknya harus bicara sama dia, terkait hubungan kalian berdua.”

“Hubungannya siapa, Lun?” mereka berdua secara otomatis menatap kearah Eni yang tampak penasaran “Faisal punya pacar?”

“Bukan, bu..” Faisal menjawab cepat dengan memberi kode agar Luna berangkat “Ibu mau tungguin tukang sayur?”

“Luna berangkat dulu, bu.” Luna memilih kabur jika tidak mamanya akan keluar dan semakin heboh, meninggalkan Faisal yang sibuk dengan ibunya.

Perjalanan dari rumah ke toko memang tidak terlalu lama, membeli toko dekat rumah agar bisa cepat jika terjadi sesuatu. Menatap tidak percaya jika Rachel sudah berada di toko, tampaknya sedang menunggu dirinya. Kode yang diberikan pegawainya membuat Luna juga melakukan hal yang sama agar meminta untuk menunggu, bagaimanapun ada hal penting yang harus dilakukan.

“Bisa dibantu?” tanya Luna dengan nada sopannya dan duduk dihadapan Rachel.

“Aku tahu kamu kenal Faisal dengan baik. Aku mau minta tolong untuk kasih tahu Faisal agar bisa bertemu.” Rachel memberikan tatapan memohon.

Luna merasakan perbedaan emosi antara Rachel kemarin dan sekarang, mencerna apa yang ada didalam pikiran wanita dihadapannya. Pembicaraan dengan Faisal tadi semoga mendapatkan respon yang bagus, lagipula tidak menghadapi wanita dihadapannya setiap saat dan memang mereka harus menyelesaikan masalahnya.

“Sudah hubungi lagi?” tanya Luna membuka suara.

“Masih di blokir.” Rachel menjawab dengan ekspresi sedihnya.

“Seseorang jika melakukan itu artinya orang yang di blokir melakukan kesalahan besar.” Luna memberikan pendapatnya.

“Aku tidak butuh kalimat itu, sekarang yang aku butuhkan bertemu dengan Faisal.” Rachel tampak tidak peduli dengan kalimat Luna.

“Aku nggak bisa bantu apapun, kedatangan kamu disini salah.”

Meninggalkan Rachel dengan mengerjakan pekerjaannya, hidupnya bukan mengurus masalah orang lain, walaupun orang itu dikenalnya dengan sangat baik. Setidaknya sudah memberitahukan jika orang tersebut dicari, tapi jika masih tetap berkelanjutan sudah bisa dipastikan Luna akan memarahinya dan tidak peduli dengan masalah usia.

“Baru pulang?” Faisal menatap Luna yang keluar dari mobil.

“Mas juga, banyak kerjaan?” Faisal menganggukkan kepalanya “Dia datang lagi, mas belum hubungi?”

Faisal menggelengkan kepalanya “Aku sibuk, jadinya nggak sempat.”

Luna memutar bola matanya malas “Aku kaya selingkuhan, dia datang lagi ke toko.”

“Maaf.” Faisal menatap tidak enak.

“Jangan hanya maaf, mas. Mas harus hubungi, aku nggak mau terlibat dalam hubungan kalian.” Luna mengatakan dengan tegas yang hanya diangguki Faisal “Mas udah ketemu cewek yang dikenalin sama ibu?”

“Udah, aku nggak tertarik.”

Luna mengangkat alisnya “Kenapa?”

“Setiap kita bicara selalu bahas mantannya yang pernah begini dan begitu, dikira aku peduli sama mantannya? Kenal juga nggak. Kalau aku sama dia yang ada nanti membandingkan antara aku dan sang mantan.”

“Cantik?” Luna menaik turunkan alisnya.

“Cantik kamu sama Nuri. Udah sana masuk!” Faisal memberi kode pada Luna agar masuk kedalam rumah.

Menatap punggung Luna yang sudah masuk, langkah Faisal juga masuk kedalam rumah yang tampak sepi. Kedua orang tuanya pasti sudah tidur, langkahnya menuju kamar setelah mengambil air di dapur untuk dibawa kedalam kamar. Hembusan napas panjang dikeluarkan, permasalahan dengan Rachel sudah membawa orang lain dan itu yang tidak disukainya.

Membuka ponsel dan pastinya membuka blokiran, sedikit ragu mengirim pesan pada Rachel agar mereka bertemu dan mengakhiri semuanya. Hubungan mereka sudah tidak bisa diperbaiki, perselingkuhan adalah hal yang tidak bisa di maafkan. Hembusan napas panjang kembali dilakukan setelah berhasil mengirim pesan dan tidak menunggu waktu lama karena Rachel langsung membalasnya.

“Ibu yakin kalau cewek ini nggak kaya kemarin.” Eni memberikan ponsel dimana foto wanita yang dimaksud ada disana.

Faisal menerima dan melihat sekilas “Berapa banyak wanita lagi, bu?”

“Mungkin sampai kamu sudah punya kekasih dan menuju pernikahan baru ibu berhenti.” Eni menjawab dengan penuh keyakinan.

“Aku masih mau kerja, bu. Lagian masih banyak yang mau aku persiapkan, rumah yang aku beli belum dibangun juga.” Faisal menjelaskan hal yang sama berulang kali dengan menatap wajah ibunya “Baiklah, ibu atur waktunya. Faisal berangkat.”

Mengingat permintaan kedua wanita yang salah satunya sang adik membuat Faisal akhirnya mengalah, setidaknya membuat ibunya bahagia. Bukan hal yang sulit mengikuti permintaannya, bertemu dan berbicara singkat, hal yang bisa dianggap bertemu dengan calon pegawai.

“Syukurlah, belum berangkat.” Faisal menatap Indah dengan tatapan tanda tanya.

“Ada apa?” suara ibunya menyadarkan Faisal.

“Luna, demam dan mau bawa ke dokter tapi nggak kuat angkat.” Indah menjelaskan dengan ekspresi khawatir “Bisa minta tolong gendong Luna dan antar kita ke dokter?” Indah mengalihkan pandangan kearah Faisal dengan tatapan memohon yang langsung diangguki tanpa ragu.

Menatap Luna yang pucat, padahal semalam tampak baik-baik saja atau dirinya yang tidak peka. Perjalanan menuju rumah sakit yang tidak terlalu jauh berjalan dengan cepat dan Luna langsung mendapatkan perawatan. Menunggu diluar dengan duduk di kursi tunggu pasien, membiarkan mamanya Luna didalam seorang diri.

“Kamu kenapa disini?” suara seseorang membuat Faisal menatap kearahnya.

“Kamu sendiri?” tanya Faisal penasaran “Sakit? Sakit apa?”

“Periksa dan memastikan,” jawab Rachel yang semakin membuat penasaran.

“Apaan?” Faisal masih dengan tatapan ingin tahu.

“Hamil, aku hamil.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Tetangga Masa Gitu   5

    “Kamu mencari aku selama ini, apa ada hubungan sama kehamilan ini?” Rachel menganggukkan kepalanya penuh kepastian “Aku mau minta bantuan.” “Bantuan apa?” tanya Faisal menatap tidak suka dan seakan paham dengan arah pembicaraan Rachel “Aku nggak pernah melakukan itu sama kamu.” Rachel menghembuskan napas panjangnya “Kita pernah...”“Nggak! Ciuman adalah batas maksimal yang...”“Pegang alat aset? Lupa?” potong Rachel “Kita manusia dewasa jadi...”“Memang tapi nggak sampai...lagian kenapa kamu nggak Minta sama pria kemarin?” Faisal memotong kalimat Rachel dengan tatapan tajam.“Bukan dia.” Rachel menundukkan kepalanya.“Lalu? Berapa banyak pria yang melakukan sama kamu?” Faisal menatap tidak percaya.“Mertuanya kakakku,” jawab Rachel tanpa menatap Faisal yang membelalakkan matanya “Makanya aku nggak bisa minta dinikahin, pernikahan hanya status dihadapan orang tua dan keluarga.” “Kamu nggak lupa kalau masih ada permasalahan lain? Kita berbeda keyakinan, orang tua aku pasti nggak aka

    Huling Na-update : 2024-12-25
  • Tetangga Masa Gitu   6

    “Jelaskan!” Luna menatap kesal kearah Faisal mendengar kalimat yang keluar dari bibirnya, tidak tahu alasan apa yang membuat pria dihadapannya ini berkata hal gila. Gila, memang gila. Sekarang mereka berdua harus menjelaskan pada kedua wanita yang melahirkan mereka dan juga suami-suaminya, maksudnya adalah orang tua mereka berdua. “Luna bisa jelaskan?” suara Eni keluar dengan lembut beserta tatapannya. “Ibu tanya langsung sama Mas Faisal, Luna nggak ada hubungan apa-apa. Zaky tadi datang dan...minta bantuan buat...” “Bantuan apa?” potong Intan yang mendapatkan tepukan pelan dari Andi agar diam “Mama nggak suka aja udah dilepas malah datang minta bantuan, pa.” Intan menatap Andi dengan penuh kekesalan. “Bantuan buat yakinin mamanya kalau pasangannya sekarang itu baik...” “Pasangan dia namanya Re

    Huling Na-update : 2025-03-01
  • Tetangga Masa Gitu   7

    “Gara-gara mulut kamu!”  “Kenapa sih pagi-pagi udah marah aja, bu?”  “Anakmu ini!”  Faisal mengangkat alisnya mendengar tuduhan ibunya “Memang aku ngapain, bu?”  “Tetangga sebelah ada yang dengar kalau Faisal mau nikah sama Luna.” Eni mengatakan sambil menatap tajam pada Faisal. “Faisal waktu itu ngomongnya juga pelan, ibu sama mama aja teriak sampai ada yang dengar.” Faisal mengatakan tanpa bersalah. “Kita kan kaget, mas. Wajar teriak.” Eni membelai dirinya yang hanya dijawab gelengan kepala Faisal. “Kamu memang ada perasaan sama Luna?” tanya Herman menatap dalam Faisal. “Luna sudah aku anggap kaya Nuri, Pak.” Faisal memberikan jawaban yang memang sebenarnya. “Ibu kemarin kirim foto Rena ke mamanya Raka, Luna bilang orang yang sama. Waktu kamu ketemu memang nggak ada yang beda?” Eni menatap penasaran.

    Huling Na-update : 2025-03-02
  • Tetangga Masa Gitu   8

    “Kita nggak ada hubungan apa-apa, lagian tumben pada dengerin tetangga? Biasanya mama dan ibu termasuk cuek kalau ada gosip-gosip begitu.” Faisal menatap kedua wanita bergantian. “Beda, gosip itu nggak ada hubungan sama keluarga kita.” Eni menanggapi Faisal yang diangguki Intan. Faisal mengusap wajahnya kasar, menatap Luna yang memilih diam padahal tadi dia yang meminta agar masalah ini cepat selesai. “Ibu dan mama tersayang. Kita berdua nggak ada hubungan apa-apa, aku anggap Luna sudah kaya Nuri dan pastinya Luna juga menganggap aku kaya Raka. Bener kan, Lun?” Luna menganggukkan kepalanya cepat dan tampak bersungguh-sungguh. “Ma, gosip akan berlalu dengan sendirinya. Ngapain diambil hati? Luna banyak pesanan, belum lagi harus buat menu baru, mau akhir bulan jadi harus hitung semua. Luna nggak ada waktu bahas beginian! Kita berdua udah kasih tahu kalau nggak ada apa-apa, hubungannya sama kaya dulu dan sa

    Huling Na-update : 2025-03-03
  • Tetangga Masa Gitu   9

    “Kalian dekat sekarang?”  Faisal mengerutkan kening mendengar pertanyaan Heri, seketika mengangkat bahu “Antar jemput saja, nggak ada hubungan lebih. Memang salah? Lagian satu jalanan, aku juga nggak antar sampai pagar.” Heri menggelengkan kepalanya “Nggak salah, masalahnya adalah kalian jadi bahan pembicaraan satu kantor, satu lagi Nisa itu diam-diam suka sama kamu.” “Aku udah bilang kalau apa yang terjadi sekarang hanya sebatas teman, lagian kalau aku nggak bisa juga nggak antar jemput.” Faisal melakukan pembelaan. “Kamu nggak jemput kasih tahu dia?” Faisal menganggukkan kepalanya tanpa keraguan “Kamu berhenti deh, takutnya Nisa semakin berharap sama kamu.”  Heri memang benar, tapi bukannya membantu orang lain tidak ada yang salah. Menatap Heri yang menggelengkan kepalanya tanpa ragu, hembusan napas panjang dikeluarkan Faisal ketika memang harus menghentikan semuanya. 

    Huling Na-update : 2025-03-04
  • Tetangga Masa Gitu   10

    “Cari penyakit memang.”  “Siapa yang cari penyakit Mas Faisal atau Zaky?” tanya Luna menatap Raka yang berbaring di ranjangnya. “Dua-duanya.” Raka memutar bola matanya malas “Faisal belum pulang?” menatap kamar yang ada di seberang kamar Luna “Suka pulang malam sekarang?”  “Punya cewek baru nggak sih, mas?” tanya Luna menatap Raka penuh selidik. “Putus sama Rachel karena selingkuh dan hamil anaknya mertua kakaknya.” Raka mengatakan tanpa beban dengan Luna membelalakkan matanya “Kapan itu cerita sambil ngomel.” “Nasib percintaan dia nggak ada yang bagus,” ucap Luna menatap sedih kearah kamar Faisal. “Kamu sendiri gimana? Kapan mau move on dari Zaky?”  Luna menatap kesal kearah Raka “Nggak usah bahas begituan, aku mau senang-senang dulu. I’m single and happy, banyak yang mau aku lakuin.”  “Ingat umur! Mama pusing itu mikir kamu

    Huling Na-update : 2025-03-05
  • Tetangga Masa Gitu   11

    “Beneran?” Luna memijat kepalanya yang mulai terasa pusing, kedatangan tetangga sebelah atau lebih tepatnya ketika sang mama langsung menghubungi mereka setelah kalimat yang keluar dari kakak iparnya. Tersangka hanya menahan tawa melihat dirinya tersiksa, tidak hanya Luna yang ada disana tapi juga Faisal diminta datang. “Kenapa?” bisik Faisal tepat di telinga Luna. “Mas tanya aja langsung sama istri soulmatemu.” Luna melirik Risa yang masih menahan tawa. “Apa yang Risa bilang?” tanya Faisal lagi. “Kapan enaknya acara tunangan? Tapi belum lamaran juga kita, enaknya kapan?” Eni mengatakan dengan nada senang kearah Intan yang terlihat berpikir. “Bu, jangan heboh dulu! Faisal sama Luna belum bicara apapun.” Herman menghentikan kehebohan yang membuat suasana menjadi hening “Kalian jelaskan! Dua kali buat kehebohan dan bapak rasa semua ini nggak main-main.”  

    Huling Na-update : 2025-03-06
  • Tetangga Masa Gitu   12

    “Toko kamu makin besar aja.”  Melepaskan pelukan Ismi yang menatap tokonya seakan menyelidiki sesuatu, menggelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya. Mereka tidak bertemu hampir tiga tahun, Ismi memilih melanjutkan pendidikan di luar negeri setelah mendapatkan beasiswa, sedangkan Luna tetap berada di tempat. “Mana calon kamu?” Luna menatap Ismi sambil melihat sekitar. “Nanti dia jemput, aku udah cerita banyak tentang dia. Nuri gimana? Anaknya berapa? Dia beneran nikah?” Ismi bertanya sambil menimati roti buatan Luna “Enak ini, ada? Aku mau beli.” “Nuri udah punya anak, jarak nikahnya sama Mas Raka nggak beda jauh. Sekarang dia tinggal di Yogyakarta ngikut suaminya. Mau rotinya? Free, produk baru itu. Kasih review jujur nanti ya.” Luna mengatakan dengan tatapan senang melihat ekspresi puas dari Ismi ketika menikmati roti buatannya. “Tinggal kamu sama Mas Faisal? Hubungan kalian gima

    Huling Na-update : 2025-03-07

Pinakabagong kabanata

  • Tetangga Masa Gitu   23

    “Ibu sama mamanya Luna sudah bahas tentang acara lamaran kalian. Kapan rencananya?”  “Aku belum bicara sama Luna, bu.”  Eni menggelengkan kepalanya melihat Faisal yang tampak santai “Uang kamu habis buat bangun rumah? Bapak sama ibu masih ada uang kalau buat biaya pernikahan kamu.”  Faisal menghembuskan napas panjangnya “Masih ada uangnya, bu. Ibu dan bapak tenang saja kalau masalah itu.” “Lalu?” Eni memberikan tatapan menyelidik “Kamu nggak lagi main-main sama kalimat kemarin, kan?”  “Nggaklah! Kalau main-main ngapain bangun rumah, bu.” Faisal membantah sambil menggelengkan kepalanya. Tujuannya memang menikah dengan Luna, tapi pertemuan dengan Dewi memberikan rasa penasaran lebih dalam. Hubungan mereka memang berakhir, mengetahui pernikahannya dan harusnya memang sudah selesai. Memilih mengambil berlalu dari hadapan orang tuanya menuju kamar, menatap langit kamar

  • Tetangga Masa Gitu   22

    “Dia bilang gitu? Terus kamu?”  “Diam.”  Heri membuka mulutnya tidak percaya mendengar jawaban Faisal “Harusnya kamu bilang apa gitu...” “Apa? Bilang kalau aku menyesal juga?” Faisal menatap Heri yang memilih diam. “Aku tahu kamu pacaran sama Dewi biar bisa move on dari Luna, tapi selamat kalian bersama aku lihat kalau dia bukan pelarian...” “Dia memang bukan pelarian,” potong Faisal mengoreksi kalimat Heri. Heri berdecih pelan mendengarnya “Kamu ngajak dia pacaran kenapa? Cinta? Iseng? Apa biar kelihatan move on?”  Mendengar pertanyaan Heri seketika mengingat alasannya bersama dengan Dewi dulu, semua itu memang tidak ada tapi berjalannya waktu rasa itu hadir. Hubungan mereka belum sampai jauh, tapi saling kenal orang tua. Saat itu sudah cukup bagi Faisal, mungkin bisa dikatakan sama dengan hubungan Luna dan Zaky.  “Jadi...ap

  • Tetangga Masa Gitu   21

    “Calon mantu udah siap aja.”  Faisal tersenyum sambil menganggukkan kepalanya melihat Intan berada di dapur, bukan hal baru melihat pemandangan seperti ini. Pemandangan dimana orang tua Luna berada di dapur, pastinya sedang membicarakan sesuatu atau menemukan resep baru. Melihat ekspresi kedua wanita sudah bisa dipastikan pembicaraan mereka pastinya tentang hubungan anak-anaknya saat ini, memilih tidak menghiraukan dengan melakukan aktivitas seperti biasanya. “Kalian rencana menikah kapan?” Faisal menatap sang ibu yang mengeluarkan pertanyaan sama dari semalam. “Belum bicarakan lagi, ma.” Faisal menjawab pelan. “Pakai lamaran nggak, mas?” Faisal mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan sang ibu “Lamaran resmi gitu, walaupun tetangga tetap harus dipersiapkan.”  “Semalam bukan lamaran memang?” tanya Faisal bingung. Eni menepuk keningnya pelan “Bukan, lamaran itu ka

  • Tetangga Masa Gitu   20

    “Apa maksudnya ini? Papa capek kalau apa yang kamu katakan tadi hanya untuk membantu Luna.”  Kejadian yang sama terjadi kembali, kali ini tidak hanya orang tua mereka tapi juga ada Raka dan Nuri yang bersama keluarganya. Luna tidak tahu jika mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi tentang permasalahan dirinya atau Faisal. Orang tua Zaky? Tentu saja pulang, melihat Faisal seketika tidak berani mengeluarkan suara kembali. Luna sendiri tidak menyadari jika Faisal berdiri tidak jauh dari pertemuan mereka, lebih tepatnya mengikuti permintaan Raka yang penasaran dengan pembicaraan mereka. “Memang benar kalau kami merencanakan pernikahan.” Faisal menjawab tanpa keraguan. “Sejak kapan?” Raka menatap Faisal tidak percaya “Bukannya kamu...” “Udah selesai sama dia, Rak.” Faisal memotong kalimat Raka yang akan keluar membuatnya langsung menutup mulut. “Jadi kamu nolak perjo

  • Tetangga Masa Gitu   19

    “Hubungan kita sudah berakhir.”  “Kamu nggak bisa kembali sama Zaky, sayang?” mamanya Zaky menggenggam tangan Luna dengan tatapan penuh harap. Luna menggelengkan kepalanya “Zaky sudah punya wanita yang dicintai, tante. Tolong restuin mereka.”  “Kamu tahu wanita itu, kan? Bagaimana kita bisa merestui?” mamanya Zaky, Warti. Luna menghembuskan napasnya panjang “Tante sudah kenal sama Rena? Dia nggak kalah baik kok.” “Luna, wanita yang status janda itu imagenya jelek. Masa Zaky sama wanita itu, Lun. Dia udah gagal rumah tangga, kamu tahu kalau menikah itu selamanya? Nah ini...janda cerai, kalau janda mati mungkin tante bisa terima.”  “Tante sudah tahu cerainya kenapa?”  “Buat apa! Nggak mau tahu dan nggak penting!” Warti menatap kesal mendengar pertanyaan Luna. Pertemuan dengan orang tua Zaky bukan pertama kali, mungkin ini adala

  • Tetangga Masa Gitu   18

    “Tumben kok pada kumpul?”  “Memang nggak boleh aku pulang ke rumah orang tua sendiri?” Raka menatap malas pada Luna yang hanya memutar bola matanya malas. “Maksud Luna itu kita pulang terus Nuri juga pulang, tumben.” Risa menjelaskan detail pada Raka yang hanya menganggukkan kepalanya “Nuri berdua aja, suaminya nggak ikut. Nuri bilang ada jadwal piket, jadinya dia milih pulang dulu.”  “Faisal lagi bangun rumah, artinya dia mau nikah berarti.” Raka memberikan informasi. Luna yang mendengarnya pura-pura mendengarkan tanpa ada niat membuka suara, membuka rahasia dirinya dengan Faisal.  Pembicaraan terakhir di toko, Luna akhirnya ikut mendatangi insinyur yang membangun rumah, memberitahu apa yang diinginkan dan lain-lain. Belanja bahan-bahan pembangunan rumah, dimana semuanya adalah uang Faisal.  Selain itu Faisal membicarakan tentang perjanjian pra nikah, Luna awalnya menolak tapi ternya

  • Tetangga Masa Gitu   17

    “Makasih ya, aku nggak tahu kalau nggak ada kamu.”  “Kaya sama siapa aja, Nur.”  Luna menata hadiah yang didapat anaknya Nuri dari acara ulang tahunnya, tidak hanya Luna tapi juga Faisal. Raka, kakaknya? Jelas sudah pulang. Orang tua? Mereka masih ada didalam. Pembicaraan mereka tidak akan ada habisnya, terkadang mereka suka geleng kepala atas kelakuan para orang tua. “Langsung pulang, Nur? Nggak kerumah?” tanya Luna setelah memastikan tidak ada lagi hadiah atau barang yang tertinggal. “Ya, besok mau tidur. Capek juga ya ulang tahun gini.” Nuri menggelengkan kepalanya sambil menatap sekitar “Kamu tahu? Mbak Dewi katanya ketemu mas ya?” “Tahu, ketemu pas acara lamarannya Ismi.”  “Benar?” Luna menganggukkan kepalanya “Mas kok nggak kaya orang galau ya?”  Mengikuti arah pandang Nuri dimana Faisal sedang berbicara dengan adik iparnya yang tidak lain

  • Tetangga Masa Gitu   16

    “Makasih udah kasih harga diskon, Lun.”  “Apa sih yang nggak buat ibu, apalagi ini untuk ulang tahun anaknya Nuri. Kita udah Kaya keluarga sendiri, bu.”  “Kamu belum jadi mantu ibu, jadi belum kaya keluarga.” Eni mengatakan dengan santai. Luna menata kotak roti yang dibawanya dari toko, pesanan ibunya Faisal yang akan merayakan ulang tahun anak Nuri. Mereka merayakan di panti asuhan, lebih tepatnya hanya mengirimkan saja tanpa perayaan disana. Mengalihkan fokus dari kalimat ibunya Faisal, Luna tidak mau pembahasan akan semakin lebar. “Mau dibawa kedalam mobil, bu?” tanya Faisal yang keluar dari kamar. Eni menganggukkan kepalanya “Ibu siap-siap dulu, nanti ketemu langsung di restoran siap saji udah ditunggu Nuri disana.”  “Ya, bu.”  Luna menatap Faisal yang membawa kotak rotinya kedalam mobil, melihat itu membuat Luna melakukan hal yang sama. Men

  • Tetangga Masa Gitu   15

    “Serius itu mantannya Mas Faisal?”  Luna menganggukkan kepalanya “Udah lama sih, mungkin ada setahun kita pisah. Hubungannya juga lumayan lama, tapi pas mereka putus aku jadian sama Zaki.” “Mbak Dewi itu sepupu dekatnya Akbar, belum nikah keknya.” Ismi mencoba mengingat Dewi, tapi mengatakan sedikit ragu. Luna menatap tidak percaya “Masa?”  “Mas Faisal nggak cerita?” Luna menggelengkan kepalanya “Nggak penting, mungkin.”  Ismi mungkin benar, Dewi tampaknya tidak penting bagi Faisal. Pertemuan kemarin tampak biasa saja, mereka berbicara selayaknya teman dimana seakan tidak pernah terjadi hal pribadi diantara mereka. Pemikiran Luna adalah hubungan mereka itu hanya pelarian, menggelengkan kepalanya dimana tampak tidak mungkin Faisal melakukan ini semua. “Udah nikah,” ucap Ismi sambil memukul lengan Luna yang membuatnya terkejut “Akbar bilang kalau suaminya di laut.”

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status