Share

11

Penulis: nura0484
last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-06 19:00:22

“Beneran?”

Luna memijat kepalanya yang mulai terasa pusing, kedatangan tetangga sebelah atau lebih tepatnya ketika sang mama langsung menghubungi mereka setelah kalimat yang keluar dari kakak iparnya. Tersangka hanya menahan tawa melihat dirinya tersiksa, tidak hanya Luna yang ada disana tapi juga Faisal diminta datang.

“Kenapa?” bisik Faisal tepat di telinga Luna.

“Mas tanya aja langsung sama istri soulmatemu.” Luna melirik Risa yang masih menahan tawa.

“Apa yang Risa bilang?” tanya Faisal lagi.

“Kapan enaknya acara tunangan? Tapi belum lamaran juga kita, enaknya kapan?” Eni mengatakan dengan nada senang kearah Intan yang terlihat berpikir.

“Bu, jangan heboh dulu! Faisal sama Luna belum bicara apapun.” Herman menghentikan kehebohan yang membuat suasana menjadi hening “Kalian jelaskan! Dua kali buat kehebohan dan bapak rasa semua ini nggak main-main.”

 
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Tetangga Masa Gitu   12

    “Toko kamu makin besar aja.”  Melepaskan pelukan Ismi yang menatap tokonya seakan menyelidiki sesuatu, menggelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya. Mereka tidak bertemu hampir tiga tahun, Ismi memilih melanjutkan pendidikan di luar negeri setelah mendapatkan beasiswa, sedangkan Luna tetap berada di tempat. “Mana calon kamu?” Luna menatap Ismi sambil melihat sekitar. “Nanti dia jemput, aku udah cerita banyak tentang dia. Nuri gimana? Anaknya berapa? Dia beneran nikah?” Ismi bertanya sambil menimati roti buatan Luna “Enak ini, ada? Aku mau beli.” “Nuri udah punya anak, jarak nikahnya sama Mas Raka nggak beda jauh. Sekarang dia tinggal di Yogyakarta ngikut suaminya. Mau rotinya? Free, produk baru itu. Kasih review jujur nanti ya.” Luna mengatakan dengan tatapan senang melihat ekspresi puas dari Ismi ketika menikmati roti buatannya. “Tinggal kamu sama Mas Faisal? Hubungan kalian gima

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-07
  • Tetangga Masa Gitu   13

    “Nggak papa aku ikut?” “Mas tanya lagi dapat piring cantik.” Luna menatap kesal kearah Faisal yang hanya tertawa “Mas nggak ada jadwal kencan? Cewek kemarin?”  “Rekan kerja, Lun. Nggak percaya tanya aja sama Heri.”  “Dia suka sama mas.” Faisal menganggukkan kepalanya “Mas tahu?”  “Dia bilang, salah aku juga sih kasih tebengan jadi dia makin salah paham.” Faisal menatap sekilas kearah Luna.  Melihat penampilan Luna sudah pastinya banyak berubah dibandingkan dulu, tapi bagi Faisal tetap sama seperti dulu yang menggemaskan, walaupun begitu tetap saja terkadang di mata Faisal terlihat dewasa, seperti sekarang.  “Kenapa nggak komen?” Faisal penasaran ketika tidak mendapatkan tanggapan dari Luna.  “Mas sudah tahu kesalahan jadi buat apa kasih tahu.” Luna mengatakan dengan sangat santai “Mas yakin nggak suka sama dia? Cantik loh, mas.” 

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-08
  • Tetangga Masa Gitu   14

    “Tadi itu Dewi? Dewi mantan terindah, mas?”  Faisal memilih menganggukkan jawaban atas pertanyaan Luna, pertemuan yang sangat mengejutkan. Luna mengatakan jika bukan keluarga dari Ismi, artinya saudara dari calonnya Ismi, tidak menyangka akan bertemu di tempat tersebut. “Cantik ya?”  “Cantik kamu.”  Luna mencebik kalimat Faisal “Lagian mas itu aneh. Dewi secantik itu move on cepat sedangkan sama aku...” “Kamu special.” Faisal memotong kalimat Luna.  “Nasi goreng kali special.” Luna mencibir Faisal yang langsung memegang tangan Luna “Apa ini pegang-pegang?” “Nggak boleh? Mau kemana ini? Masa pulang langsung, memang nggak mau menghabiskan waktu dulu?” Faisal menggenggam erat tangan Luna dibawa ke bibir dengan dicium lembut punggungnya “Hubungan sama Dewi sudah berakhir, kami berakhir baik-baik.” Faisal tidak mungkin mengatakan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-09
  • Tetangga Masa Gitu   15

    “Serius itu mantannya Mas Faisal?”  Luna menganggukkan kepalanya “Udah lama sih, mungkin ada setahun kita pisah. Hubungannya juga lumayan lama, tapi pas mereka putus aku jadian sama Zaki.” “Mbak Dewi itu sepupu dekatnya Akbar, belum nikah keknya.” Ismi mencoba mengingat Dewi, tapi mengatakan sedikit ragu. Luna menatap tidak percaya “Masa?”  “Mas Faisal nggak cerita?” Luna menggelengkan kepalanya “Nggak penting, mungkin.”  Ismi mungkin benar, Dewi tampaknya tidak penting bagi Faisal. Pertemuan kemarin tampak biasa saja, mereka berbicara selayaknya teman dimana seakan tidak pernah terjadi hal pribadi diantara mereka. Pemikiran Luna adalah hubungan mereka itu hanya pelarian, menggelengkan kepalanya dimana tampak tidak mungkin Faisal melakukan ini semua. “Udah nikah,” ucap Ismi sambil memukul lengan Luna yang membuatnya terkejut “Akbar bilang kalau suaminya di laut.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-10
  • Tetangga Masa Gitu   16

    “Makasih udah kasih harga diskon, Lun.”  “Apa sih yang nggak buat ibu, apalagi ini untuk ulang tahun anaknya Nuri. Kita udah Kaya keluarga sendiri, bu.”  “Kamu belum jadi mantu ibu, jadi belum kaya keluarga.” Eni mengatakan dengan santai. Luna menata kotak roti yang dibawanya dari toko, pesanan ibunya Faisal yang akan merayakan ulang tahun anak Nuri. Mereka merayakan di panti asuhan, lebih tepatnya hanya mengirimkan saja tanpa perayaan disana. Mengalihkan fokus dari kalimat ibunya Faisal, Luna tidak mau pembahasan akan semakin lebar. “Mau dibawa kedalam mobil, bu?” tanya Faisal yang keluar dari kamar. Eni menganggukkan kepalanya “Ibu siap-siap dulu, nanti ketemu langsung di restoran siap saji udah ditunggu Nuri disana.”  “Ya, bu.”  Luna menatap Faisal yang membawa kotak rotinya kedalam mobil, melihat itu membuat Luna melakukan hal yang sama. Men

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-21
  • Tetangga Masa Gitu   17

    “Makasih ya, aku nggak tahu kalau nggak ada kamu.”  “Kaya sama siapa aja, Nur.”  Luna menata hadiah yang didapat anaknya Nuri dari acara ulang tahunnya, tidak hanya Luna tapi juga Faisal. Raka, kakaknya? Jelas sudah pulang. Orang tua? Mereka masih ada didalam. Pembicaraan mereka tidak akan ada habisnya, terkadang mereka suka geleng kepala atas kelakuan para orang tua. “Langsung pulang, Nur? Nggak kerumah?” tanya Luna setelah memastikan tidak ada lagi hadiah atau barang yang tertinggal. “Ya, besok mau tidur. Capek juga ya ulang tahun gini.” Nuri menggelengkan kepalanya sambil menatap sekitar “Kamu tahu? Mbak Dewi katanya ketemu mas ya?” “Tahu, ketemu pas acara lamarannya Ismi.”  “Benar?” Luna menganggukkan kepalanya “Mas kok nggak kaya orang galau ya?”  Mengikuti arah pandang Nuri dimana Faisal sedang berbicara dengan adik iparnya yang tidak lain

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-22
  • Tetangga Masa Gitu   18

    “Tumben kok pada kumpul?”  “Memang nggak boleh aku pulang ke rumah orang tua sendiri?” Raka menatap malas pada Luna yang hanya memutar bola matanya malas. “Maksud Luna itu kita pulang terus Nuri juga pulang, tumben.” Risa menjelaskan detail pada Raka yang hanya menganggukkan kepalanya “Nuri berdua aja, suaminya nggak ikut. Nuri bilang ada jadwal piket, jadinya dia milih pulang dulu.”  “Faisal lagi bangun rumah, artinya dia mau nikah berarti.” Raka memberikan informasi. Luna yang mendengarnya pura-pura mendengarkan tanpa ada niat membuka suara, membuka rahasia dirinya dengan Faisal.  Pembicaraan terakhir di toko, Luna akhirnya ikut mendatangi insinyur yang membangun rumah, memberitahu apa yang diinginkan dan lain-lain. Belanja bahan-bahan pembangunan rumah, dimana semuanya adalah uang Faisal.  Selain itu Faisal membicarakan tentang perjanjian pra nikah, Luna awalnya menolak tapi ternya

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-23
  • Tetangga Masa Gitu   19

    “Hubungan kita sudah berakhir.”  “Kamu nggak bisa kembali sama Zaky, sayang?” mamanya Zaky menggenggam tangan Luna dengan tatapan penuh harap. Luna menggelengkan kepalanya “Zaky sudah punya wanita yang dicintai, tante. Tolong restuin mereka.”  “Kamu tahu wanita itu, kan? Bagaimana kita bisa merestui?” mamanya Zaky, Warti. Luna menghembuskan napasnya panjang “Tante sudah kenal sama Rena? Dia nggak kalah baik kok.” “Luna, wanita yang status janda itu imagenya jelek. Masa Zaky sama wanita itu, Lun. Dia udah gagal rumah tangga, kamu tahu kalau menikah itu selamanya? Nah ini...janda cerai, kalau janda mati mungkin tante bisa terima.”  “Tante sudah tahu cerainya kenapa?”  “Buat apa! Nggak mau tahu dan nggak penting!” Warti menatap kesal mendengar pertanyaan Luna. Pertemuan dengan orang tua Zaky bukan pertama kali, mungkin ini adala

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-24

Bab terbaru

  • Tetangga Masa Gitu   26

    “Maaf, harusnya nggak hubungi kamu.”  Faisal menatap Rachel yang berada di ranjang, mengantar ke rumah sakit setelah sampai ke apartemen yang mereka pakai dulu. Faisal sama sekali tidak menyangka mendapati Rachel yang sudah tidak berdaya diatas ranjang, tidak ingin terjadi apa-apa langsung membawa ke rumah sakit. “Kamu belum kasih tahu?” tanya Faisal dengan menatap perut Rachel. “Dia tahu, tapi nggak bisa apa-apa.”  “Dia nggak tanggung jawab? Biayai atau apa gitu?” Rachel menggelengkan kepalanya “Cowok brengsek!”  “Aku juga salah, Sal. Aku masuk dalam permainan dia, harusnya sadar kalau hubungan itu nggak akan berhasil.” Rachel menatap langit ruangan IGD “Setidaknya dia nggak kenapa-kenapa.”  Faisal menatap perut Rachel yang sedang dibelai, hembusan napas panjang dikeluarkan melihat keadaan sang mantan. Seburuknya Rachel tetap saja mereka pernah menjalin hubungan d

  • Tetangga Masa Gitu   25

    “Dewi? Kamu ketemu sama dia dan bilang sama Luna?”  “Ya, memang salah? Aku nggak mau ada yang ditutupi, lagian udah selesai juga.” Faisal menjawab santai pertanyaan Heri setelah dirinya bercerita tentang kejadian semalam. “Kamu itu bodoh atau polos? Kamu udah tua, Sal. Hal begituan wanita nggak perlu tahu, mereka pasti berpikir yang nggak-nggak.” “Kita nggak melakukan hal gila, Her.” Faisal tidak terima dengan kalimat Heri yang menuduh dirinya melakukan hal gila dengan Dewi “Hubungan kami berakhir dan benar-benar berakhir.”  “Kamu cerita isi pertemuan sama Luna?” Faisal menganggukkan kepalanya “Terus?”  “Diam, bahkan masuk rumah juga nggak ngonong apa-apa.”  Heri menghembuskan napas panjang “Kamu itu paling pintar disini, tapi urusan asmara itu nol.”  Faisal memberikan tatapan tajam “Maksudmu apa? Kamu masih menuduh aku ngapa-ngapain sama Dewi?”

  • Tetangga Masa Gitu   24

    “Aku sama sekali nggak menyangka kalau kamu bakal datang.”  “Apa maksud kamu?”  Dewi tersenyum tipis “Aku cuman mau mengucapkan terima kasih waktu itu bantuin, aku sama sekali nggak membayangkan kalau nggak ada kamu pas itu.”  “Kamu bahagia dengan pernikahan ini?”  Faisal menatap dalam ketika memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pernikahan sang mantan dihadapannya, melihat reaksinya jawaban sudah didapat. Pertanyaan yang memang seharusnya tidak keluar dari mulutnya, tapi mengingat perkataan Dewi ketika pertemuan mereka di tempat mobilnya yang berhenti.  “Hubungan kita sudah berakhir, keputusan kamu menerima dia adalah yang terbaik. Semua sudah ada jodohnya masing-masing dan harus menerima bagaimana dengan jodoh kita, meskipun kita melakukannya dengan terpaksa di awal.” Faisal melanjutkan kalimatnya ketika melihat Dewi tidak membuka mulutnya. “Kamu sendiri

  • Tetangga Masa Gitu   23

    “Ibu sama mamanya Luna sudah bahas tentang acara lamaran kalian. Kapan rencananya?”  “Aku belum bicara sama Luna, bu.”  Eni menggelengkan kepalanya melihat Faisal yang tampak santai “Uang kamu habis buat bangun rumah? Bapak sama ibu masih ada uang kalau buat biaya pernikahan kamu.”  Faisal menghembuskan napas panjangnya “Masih ada uangnya, bu. Ibu dan bapak tenang saja kalau masalah itu.” “Lalu?” Eni memberikan tatapan menyelidik “Kamu nggak lagi main-main sama kalimat kemarin, kan?”  “Nggaklah! Kalau main-main ngapain bangun rumah, bu.” Faisal membantah sambil menggelengkan kepalanya. Tujuannya memang menikah dengan Luna, tapi pertemuan dengan Dewi memberikan rasa penasaran lebih dalam. Hubungan mereka memang berakhir, mengetahui pernikahannya dan harusnya memang sudah selesai. Memilih mengambil berlalu dari hadapan orang tuanya menuju kamar, menatap langit kamar

  • Tetangga Masa Gitu   22

    “Dia bilang gitu? Terus kamu?”  “Diam.”  Heri membuka mulutnya tidak percaya mendengar jawaban Faisal “Harusnya kamu bilang apa gitu...” “Apa? Bilang kalau aku menyesal juga?” Faisal menatap Heri yang memilih diam. “Aku tahu kamu pacaran sama Dewi biar bisa move on dari Luna, tapi selamat kalian bersama aku lihat kalau dia bukan pelarian...” “Dia memang bukan pelarian,” potong Faisal mengoreksi kalimat Heri. Heri berdecih pelan mendengarnya “Kamu ngajak dia pacaran kenapa? Cinta? Iseng? Apa biar kelihatan move on?”  Mendengar pertanyaan Heri seketika mengingat alasannya bersama dengan Dewi dulu, semua itu memang tidak ada tapi berjalannya waktu rasa itu hadir. Hubungan mereka belum sampai jauh, tapi saling kenal orang tua. Saat itu sudah cukup bagi Faisal, mungkin bisa dikatakan sama dengan hubungan Luna dan Zaky.  “Jadi...ap

  • Tetangga Masa Gitu   21

    “Calon mantu udah siap aja.”  Faisal tersenyum sambil menganggukkan kepalanya melihat Intan berada di dapur, bukan hal baru melihat pemandangan seperti ini. Pemandangan dimana orang tua Luna berada di dapur, pastinya sedang membicarakan sesuatu atau menemukan resep baru. Melihat ekspresi kedua wanita sudah bisa dipastikan pembicaraan mereka pastinya tentang hubungan anak-anaknya saat ini, memilih tidak menghiraukan dengan melakukan aktivitas seperti biasanya. “Kalian rencana menikah kapan?” Faisal menatap sang ibu yang mengeluarkan pertanyaan sama dari semalam. “Belum bicarakan lagi, ma.” Faisal menjawab pelan. “Pakai lamaran nggak, mas?” Faisal mengerutkan keningnya mendengar pertanyaan sang ibu “Lamaran resmi gitu, walaupun tetangga tetap harus dipersiapkan.”  “Semalam bukan lamaran memang?” tanya Faisal bingung. Eni menepuk keningnya pelan “Bukan, lamaran itu ka

  • Tetangga Masa Gitu   20

    “Apa maksudnya ini? Papa capek kalau apa yang kamu katakan tadi hanya untuk membantu Luna.”  Kejadian yang sama terjadi kembali, kali ini tidak hanya orang tua mereka tapi juga ada Raka dan Nuri yang bersama keluarganya. Luna tidak tahu jika mereka memiliki rasa penasaran yang tinggi tentang permasalahan dirinya atau Faisal. Orang tua Zaky? Tentu saja pulang, melihat Faisal seketika tidak berani mengeluarkan suara kembali. Luna sendiri tidak menyadari jika Faisal berdiri tidak jauh dari pertemuan mereka, lebih tepatnya mengikuti permintaan Raka yang penasaran dengan pembicaraan mereka. “Memang benar kalau kami merencanakan pernikahan.” Faisal menjawab tanpa keraguan. “Sejak kapan?” Raka menatap Faisal tidak percaya “Bukannya kamu...” “Udah selesai sama dia, Rak.” Faisal memotong kalimat Raka yang akan keluar membuatnya langsung menutup mulut. “Jadi kamu nolak perjo

  • Tetangga Masa Gitu   19

    “Hubungan kita sudah berakhir.”  “Kamu nggak bisa kembali sama Zaky, sayang?” mamanya Zaky menggenggam tangan Luna dengan tatapan penuh harap. Luna menggelengkan kepalanya “Zaky sudah punya wanita yang dicintai, tante. Tolong restuin mereka.”  “Kamu tahu wanita itu, kan? Bagaimana kita bisa merestui?” mamanya Zaky, Warti. Luna menghembuskan napasnya panjang “Tante sudah kenal sama Rena? Dia nggak kalah baik kok.” “Luna, wanita yang status janda itu imagenya jelek. Masa Zaky sama wanita itu, Lun. Dia udah gagal rumah tangga, kamu tahu kalau menikah itu selamanya? Nah ini...janda cerai, kalau janda mati mungkin tante bisa terima.”  “Tante sudah tahu cerainya kenapa?”  “Buat apa! Nggak mau tahu dan nggak penting!” Warti menatap kesal mendengar pertanyaan Luna. Pertemuan dengan orang tua Zaky bukan pertama kali, mungkin ini adala

  • Tetangga Masa Gitu   18

    “Tumben kok pada kumpul?”  “Memang nggak boleh aku pulang ke rumah orang tua sendiri?” Raka menatap malas pada Luna yang hanya memutar bola matanya malas. “Maksud Luna itu kita pulang terus Nuri juga pulang, tumben.” Risa menjelaskan detail pada Raka yang hanya menganggukkan kepalanya “Nuri berdua aja, suaminya nggak ikut. Nuri bilang ada jadwal piket, jadinya dia milih pulang dulu.”  “Faisal lagi bangun rumah, artinya dia mau nikah berarti.” Raka memberikan informasi. Luna yang mendengarnya pura-pura mendengarkan tanpa ada niat membuka suara, membuka rahasia dirinya dengan Faisal.  Pembicaraan terakhir di toko, Luna akhirnya ikut mendatangi insinyur yang membangun rumah, memberitahu apa yang diinginkan dan lain-lain. Belanja bahan-bahan pembangunan rumah, dimana semuanya adalah uang Faisal.  Selain itu Faisal membicarakan tentang perjanjian pra nikah, Luna awalnya menolak tapi ternya

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status