Share

10

Author: nura0484
last update Last Updated: 2025-03-05 19:00:46

“Cari penyakit memang.”

“Siapa yang cari penyakit Mas Faisal atau Zaky?” tanya Luna menatap Raka yang berbaring di ranjangnya.

“Dua-duanya.” Raka memutar bola matanya malas “Faisal belum pulang?” menatap kamar yang ada di seberang kamar Luna “Suka pulang malam sekarang?”

“Punya cewek baru nggak sih, mas?” tanya Luna menatap Raka penuh selidik.

“Putus sama Rachel karena selingkuh dan hamil anaknya mertua kakaknya.” Raka mengatakan tanpa beban dengan Luna membelalakkan matanya “Kapan itu cerita sambil ngomel.”

“Nasib percintaan dia nggak ada yang bagus,” ucap Luna menatap sedih kearah kamar Faisal.

“Kamu sendiri gimana? Kapan mau move on dari Zaky?”

Luna menatap kesal kearah Raka “Nggak usah bahas begituan, aku mau senang-senang dulu. I’m single and happy, banyak yang mau aku lakuin.”

“Ingat umur! Mama pusing itu mikir kamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Tetangga Masa Gitu   11

    “Beneran?” Luna memijat kepalanya yang mulai terasa pusing, kedatangan tetangga sebelah atau lebih tepatnya ketika sang mama langsung menghubungi mereka setelah kalimat yang keluar dari kakak iparnya. Tersangka hanya menahan tawa melihat dirinya tersiksa, tidak hanya Luna yang ada disana tapi juga Faisal diminta datang. “Kenapa?” bisik Faisal tepat di telinga Luna. “Mas tanya aja langsung sama istri soulmatemu.” Luna melirik Risa yang masih menahan tawa. “Apa yang Risa bilang?” tanya Faisal lagi. “Kapan enaknya acara tunangan? Tapi belum lamaran juga kita, enaknya kapan?” Eni mengatakan dengan nada senang kearah Intan yang terlihat berpikir. “Bu, jangan heboh dulu! Faisal sama Luna belum bicara apapun.” Herman menghentikan kehebohan yang membuat suasana menjadi hening “Kalian jelaskan! Dua kali buat kehebohan dan bapak rasa semua ini nggak main-main.”  

    Last Updated : 2025-03-06
  • Tetangga Masa Gitu   12

    “Toko kamu makin besar aja.”  Melepaskan pelukan Ismi yang menatap tokonya seakan menyelidiki sesuatu, menggelengkan kepala melihat kelakuan sahabatnya. Mereka tidak bertemu hampir tiga tahun, Ismi memilih melanjutkan pendidikan di luar negeri setelah mendapatkan beasiswa, sedangkan Luna tetap berada di tempat. “Mana calon kamu?” Luna menatap Ismi sambil melihat sekitar. “Nanti dia jemput, aku udah cerita banyak tentang dia. Nuri gimana? Anaknya berapa? Dia beneran nikah?” Ismi bertanya sambil menimati roti buatan Luna “Enak ini, ada? Aku mau beli.” “Nuri udah punya anak, jarak nikahnya sama Mas Raka nggak beda jauh. Sekarang dia tinggal di Yogyakarta ngikut suaminya. Mau rotinya? Free, produk baru itu. Kasih review jujur nanti ya.” Luna mengatakan dengan tatapan senang melihat ekspresi puas dari Ismi ketika menikmati roti buatannya. “Tinggal kamu sama Mas Faisal? Hubungan kalian gima

    Last Updated : 2025-03-07
  • Tetangga Masa Gitu   13

    “Nggak papa aku ikut?” “Mas tanya lagi dapat piring cantik.” Luna menatap kesal kearah Faisal yang hanya tertawa “Mas nggak ada jadwal kencan? Cewek kemarin?”  “Rekan kerja, Lun. Nggak percaya tanya aja sama Heri.”  “Dia suka sama mas.” Faisal menganggukkan kepalanya “Mas tahu?”  “Dia bilang, salah aku juga sih kasih tebengan jadi dia makin salah paham.” Faisal menatap sekilas kearah Luna.  Melihat penampilan Luna sudah pastinya banyak berubah dibandingkan dulu, tapi bagi Faisal tetap sama seperti dulu yang menggemaskan, walaupun begitu tetap saja terkadang di mata Faisal terlihat dewasa, seperti sekarang.  “Kenapa nggak komen?” Faisal penasaran ketika tidak mendapatkan tanggapan dari Luna.  “Mas sudah tahu kesalahan jadi buat apa kasih tahu.” Luna mengatakan dengan sangat santai “Mas yakin nggak suka sama dia? Cantik loh, mas.” 

    Last Updated : 2025-03-08
  • Tetangga Masa Gitu   14

    “Tadi itu Dewi? Dewi mantan terindah, mas?”  Faisal memilih menganggukkan jawaban atas pertanyaan Luna, pertemuan yang sangat mengejutkan. Luna mengatakan jika bukan keluarga dari Ismi, artinya saudara dari calonnya Ismi, tidak menyangka akan bertemu di tempat tersebut. “Cantik ya?”  “Cantik kamu.”  Luna mencebik kalimat Faisal “Lagian mas itu aneh. Dewi secantik itu move on cepat sedangkan sama aku...” “Kamu special.” Faisal memotong kalimat Luna.  “Nasi goreng kali special.” Luna mencibir Faisal yang langsung memegang tangan Luna “Apa ini pegang-pegang?” “Nggak boleh? Mau kemana ini? Masa pulang langsung, memang nggak mau menghabiskan waktu dulu?” Faisal menggenggam erat tangan Luna dibawa ke bibir dengan dicium lembut punggungnya “Hubungan sama Dewi sudah berakhir, kami berakhir baik-baik.” Faisal tidak mungkin mengatakan

    Last Updated : 2025-03-09
  • Tetangga Masa Gitu   15

    “Serius itu mantannya Mas Faisal?”  Luna menganggukkan kepalanya “Udah lama sih, mungkin ada setahun kita pisah. Hubungannya juga lumayan lama, tapi pas mereka putus aku jadian sama Zaki.” “Mbak Dewi itu sepupu dekatnya Akbar, belum nikah keknya.” Ismi mencoba mengingat Dewi, tapi mengatakan sedikit ragu. Luna menatap tidak percaya “Masa?”  “Mas Faisal nggak cerita?” Luna menggelengkan kepalanya “Nggak penting, mungkin.”  Ismi mungkin benar, Dewi tampaknya tidak penting bagi Faisal. Pertemuan kemarin tampak biasa saja, mereka berbicara selayaknya teman dimana seakan tidak pernah terjadi hal pribadi diantara mereka. Pemikiran Luna adalah hubungan mereka itu hanya pelarian, menggelengkan kepalanya dimana tampak tidak mungkin Faisal melakukan ini semua. “Udah nikah,” ucap Ismi sambil memukul lengan Luna yang membuatnya terkejut “Akbar bilang kalau suaminya di laut.”

    Last Updated : 2025-03-10
  • Tetangga Masa Gitu   16

    “Makasih udah kasih harga diskon, Lun.”  “Apa sih yang nggak buat ibu, apalagi ini untuk ulang tahun anaknya Nuri. Kita udah Kaya keluarga sendiri, bu.”  “Kamu belum jadi mantu ibu, jadi belum kaya keluarga.” Eni mengatakan dengan santai. Luna menata kotak roti yang dibawanya dari toko, pesanan ibunya Faisal yang akan merayakan ulang tahun anak Nuri. Mereka merayakan di panti asuhan, lebih tepatnya hanya mengirimkan saja tanpa perayaan disana. Mengalihkan fokus dari kalimat ibunya Faisal, Luna tidak mau pembahasan akan semakin lebar. “Mau dibawa kedalam mobil, bu?” tanya Faisal yang keluar dari kamar. Eni menganggukkan kepalanya “Ibu siap-siap dulu, nanti ketemu langsung di restoran siap saji udah ditunggu Nuri disana.”  “Ya, bu.”  Luna menatap Faisal yang membawa kotak rotinya kedalam mobil, melihat itu membuat Luna melakukan hal yang sama. Men

    Last Updated : 2025-03-21
  • Tetangga Masa Gitu   17

    “Makasih ya, aku nggak tahu kalau nggak ada kamu.”  “Kaya sama siapa aja, Nur.”  Luna menata hadiah yang didapat anaknya Nuri dari acara ulang tahunnya, tidak hanya Luna tapi juga Faisal. Raka, kakaknya? Jelas sudah pulang. Orang tua? Mereka masih ada didalam. Pembicaraan mereka tidak akan ada habisnya, terkadang mereka suka geleng kepala atas kelakuan para orang tua. “Langsung pulang, Nur? Nggak kerumah?” tanya Luna setelah memastikan tidak ada lagi hadiah atau barang yang tertinggal. “Ya, besok mau tidur. Capek juga ya ulang tahun gini.” Nuri menggelengkan kepalanya sambil menatap sekitar “Kamu tahu? Mbak Dewi katanya ketemu mas ya?” “Tahu, ketemu pas acara lamarannya Ismi.”  “Benar?” Luna menganggukkan kepalanya “Mas kok nggak kaya orang galau ya?”  Mengikuti arah pandang Nuri dimana Faisal sedang berbicara dengan adik iparnya yang tidak lain

    Last Updated : 2025-03-22
  • Tetangga Masa Gitu   18

    “Tumben kok pada kumpul?”  “Memang nggak boleh aku pulang ke rumah orang tua sendiri?” Raka menatap malas pada Luna yang hanya memutar bola matanya malas. “Maksud Luna itu kita pulang terus Nuri juga pulang, tumben.” Risa menjelaskan detail pada Raka yang hanya menganggukkan kepalanya “Nuri berdua aja, suaminya nggak ikut. Nuri bilang ada jadwal piket, jadinya dia milih pulang dulu.”  “Faisal lagi bangun rumah, artinya dia mau nikah berarti.” Raka memberikan informasi. Luna yang mendengarnya pura-pura mendengarkan tanpa ada niat membuka suara, membuka rahasia dirinya dengan Faisal.  Pembicaraan terakhir di toko, Luna akhirnya ikut mendatangi insinyur yang membangun rumah, memberitahu apa yang diinginkan dan lain-lain. Belanja bahan-bahan pembangunan rumah, dimana semuanya adalah uang Faisal.  Selain itu Faisal membicarakan tentang perjanjian pra nikah, Luna awalnya menolak tapi ternya

    Last Updated : 2025-03-23

Latest chapter

  • Tetangga Masa Gitu   33

    “Kenapa, bu?”  “Ibu itu kesal! Masa mereka bilang kalau kamu sama Luna itu hamil duluan!”  Faisal membuka mulutnya mendengar kalimat yang keluar dari bibir wanita yang sangat dicintainya itu. Hembusan napas panjang dikeluarkan, perkataan tetangga memang sudah disiapkan secara lahir dan batin karena keputusan mereka berdua yang mengadakan lamaran tanpa ada berita kencan. “Ibu ngapain dengar mulut mereka.” Herman menggelengkan kepalanya. “Ibu itu kasihan sama Intan dan Luna, Pak.” Eni menatap sedih kearah suaminya “Mereka pasti malu dikatakan begitu.” “Kenyataan nggak hamil, terus gimana? Luna sudah kuat masalah begitu, bu.” Faisal menenangkan sang ibu yang memilih mengangguk lemah. “Intan sih masa bodoh, cuman kok ya...mereka tega bicara gitu padahal kenal kita gimana.” Eni menggelengkan kepalanya. “Malam...” Faisal menggeleng

  • Tetangga Masa Gitu   32

    “Cari penyakit itu namanya!”  Luna mengerucutkan bibirnya mendengar kalimat yang keluar dari bibir Ismi, tidak salah tapi dirinya mempunyai alasan yang masuk akal. Wanita yang bernama Dewi, lebih tepatnya mantan kekasih Faisal akan datang kembali jika tidak diselesaikan sampai tuntas, tidak tahu berapa lama dia akan datang lagi dan Luna tidak mau hal itu terjadi. “Apa yang sudah selesai ya sudah,” lanjut Ismi. “Daripada nanti dia datang lagi? Kita nggak tahu apa yang ada dalam pikirannya, sejauh mana perasaannya sama Mas Faisal.” Luna membela diri dengan apa yang ada dalam pikirannya. “Masalah perasaan dia biar menjadi urusan dia, lagian nih ya...dia hamil dan punya suami terus mau sampai kapan bayangin Mas Faisal? Mengharapkan Mas Faisal? Aku bilang dia hanya penasaran kenapa dulu tidak bertahan, melihat Mas Faisal yang sekarang semakin membuat dia penasaran.”  “Begitu?” Ismi mengang

  • Tetangga Masa Gitu   31

    “Aku sebenarnya malas tanya hal begini, nggak penting.” “Kalau nggak penting nggak usah tanya, nanti yang ada malah bikini sakit hati.” Faisal sangat tahu apa yang akan dibicarakan Luna, pastinya tidak akan jauh dari masalah Dewi. Setidaknya mereka harus membahas hal ini, agar kedepan tidak terjadi salah paham jika terjadi hal yang sama. “Mas, kamu nggak penasaran sama rumah tangga Dewi?” “Kamu penasaran? Kalau penasaran cari info ke Ismi, tapi jangan kasih tahu aku hasilnya kalau nggak mau menyesal.” Luna mendengus kecil mendengar jawaban Faisal, harusnya dia sudah tahu jawaban yang akan keluar dari bibir Faisal. Mengenal sangat lama, tahu semua rahasianya bahkan sampai dalam-dalam. Ibarat kata mereka berdua tidak ada rahasia, benar yang dikatakan Faisal jika pertanyaan ini akan membuat semakin sakit hati.

  • Tetangga Masa Gitu   30

    “Suami Bu Dewi?”  “Bukan, saya temannya.” “Dimana suaminya?” “Tugas diluar kota, memang ada apa dengan Dewi?” Faisal menatap perawat yang ada dihadapannya. Faisal mendatangi rumah sakit karena panggilan yang didapatnya dari Dewi, awalnya tidak ingin mengangkat tapi panggilan dilakukan secara terus menerus membuatnya mengangkat dan sekarang dirinya berada di rumah sakit dengan ditemani Heri. Dalam pikirannya adalah kenapa malah menghubungi dirinya bukan sang suami, pastinya mereka lebih membutuhkan suami Dewi dibandingkan dirinya. “Bu Dewi tadi hampir saja mengalami tabrakan, tapi kondisinya baik-baik saja hanya saja hampir saja kehilangan janin yang sedang didalam kandungannya.” Perawat dihadapannya menjelaskan semuanya “Maaf kami hubungi anda karena nama anda dalam panggilan pertama dengan nama lovely, jadi kami menganggap anda adalah suaminya.”  Faisal dan Heri s

  • Tetangga Masa Gitu   29

    “Astaga! Kenapa dadakan toh? Luna nggak hamil, kan?” “Ibu mana bisa mikir begituan! Faisal tahu lah gimana caranya nggak hamil duluan! Aw...sakit, bu.” Faisal mengusap lengannya yang mendapatkan cubitan dari sang ibu. “Kamu itu nggak malu sama mamanya Luna?” Eni menatap tajam kearah Faisal yang seketika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Memang kalian sudah melakukan itu?” tanya Intan setelah meredakan rasa shocknya. “Belum, ma.” Faisal membohongi kedua wanita agar tidak semakin menjadi “Faisal jaga Luna kaya Nuri, kalaupun mau ya tunggu nikah.” “Bagus itu! Jangan sampai kalian menikah karena kecolongan.” Eni menatap tajam kearah Faisal yang menelan saliva kasar “Jadi kapan ini acaranya?”  “Minggu depan, gimana?” tanya Faisal yang membuat kedua orang tua mereka berdua membelalakkan matanya “Kita udah bicara sama WO buat urus semuanya, kita tinggal duduk tenang

  • Tetangga Masa Gitu   28

    “Udah semua itu, Lun?”  Luna menatap belanjaan yang baru saja dibeli tadi bersama dengan Nuri, barang-barang yang dibeli tadi adalah barang-barang yang dipakai setiap hari. Faisal mengeluarkan uang banyak untuk acara lamaran, pembangunan rumah dan nantinya pernikahan.  “Udah, kasihan Mas Faisal kalau begini.”  Nuri berdecih mendengar kalimat Luna “Mas Faisal itu punya tabungan jadi kamu tenang aja.” “Tetap aja, Nur. Aku belum jadi istrinya masa udah belanja yang mahal-mahal, jaga image lah nanti kalau udah nikah baru minta mahal.” “Dasar, kamu! Tapi nanti jangan lupain aku ya kalau habisin duit mas.” Nuri mengedipkan matanya yang hanya ditanggapi dengan anggukan kepala. Luna tahu jika Nuri tidak akan melakukan itu, walaupun setiap kali datang pastinya akan merampok Faisal minta dibelikan makanan. Langkah kaki mereka menuju food court, kondisi Nuri yang hamil membua

  • Tetangga Masa Gitu   27

    “Kalian itu serius menikah nggak? Masa ditanya masalah lamaran nggak ada yang jawab!” Faisal hampir saja menyemburkan minuman mendengar suara ibunya, menatap sang ibu yang memberikan tatapan tajam. Mereka berdua memang tidak mendengarkan semua yang dikatakan kedua wanita kesayangan, kesibukan menyita semua yang harusnya mereka pikirkan. “Aku sudah minta Luna buat list apa saja yang biasa dia pakai, bu. Aku tanya lagi nanti ke Luna sudah list belum.” “Intan udah kasih tadi, Luna baru saja kasih. Luna bilang nanti dia cari sendiri beberapa, kalian udah bicara? Lamarannya mau diadakan kapan? Kita harus bicara sama keluarga lain. Kapan kalian ada waktu kosong?” “Aku nanti bicara sama Luna, bu.” Faisal memilih mengambil jawaban aman. “Sebenarnya kamu serius sama Luna? Kamu punya perasaan sama Luna? Bukan karena masalah Luna dengan mantannya atau kamu yang lelah diminta ketemu cewek-cewek i

  • Tetangga Masa Gitu   26

    “Maaf, harusnya nggak hubungi kamu.”  Faisal menatap Rachel yang berada di ranjang, mengantar ke rumah sakit setelah sampai ke apartemen yang mereka pakai dulu. Faisal sama sekali tidak menyangka mendapati Rachel yang sudah tidak berdaya diatas ranjang, tidak ingin terjadi apa-apa langsung membawa ke rumah sakit. “Kamu belum kasih tahu?” tanya Faisal dengan menatap perut Rachel. “Dia tahu, tapi nggak bisa apa-apa.”  “Dia nggak tanggung jawab? Biayai atau apa gitu?” Rachel menggelengkan kepalanya “Cowok brengsek!”  “Aku juga salah, Sal. Aku masuk dalam permainan dia, harusnya sadar kalau hubungan itu nggak akan berhasil.” Rachel menatap langit ruangan IGD “Setidaknya dia nggak kenapa-kenapa.”  Faisal menatap perut Rachel yang sedang dibelai, hembusan napas panjang dikeluarkan melihat keadaan sang mantan. Seburuknya Rachel tetap saja mereka pernah menjalin hubungan d

  • Tetangga Masa Gitu   25

    “Dewi? Kamu ketemu sama dia dan bilang sama Luna?”  “Ya, memang salah? Aku nggak mau ada yang ditutupi, lagian udah selesai juga.” Faisal menjawab santai pertanyaan Heri setelah dirinya bercerita tentang kejadian semalam. “Kamu itu bodoh atau polos? Kamu udah tua, Sal. Hal begituan wanita nggak perlu tahu, mereka pasti berpikir yang nggak-nggak.” “Kita nggak melakukan hal gila, Her.” Faisal tidak terima dengan kalimat Heri yang menuduh dirinya melakukan hal gila dengan Dewi “Hubungan kami berakhir dan benar-benar berakhir.”  “Kamu cerita isi pertemuan sama Luna?” Faisal menganggukkan kepalanya “Terus?”  “Diam, bahkan masuk rumah juga nggak ngonong apa-apa.”  Heri menghembuskan napas panjang “Kamu itu paling pintar disini, tapi urusan asmara itu nol.”  Faisal memberikan tatapan tajam “Maksudmu apa? Kamu masih menuduh aku ngapa-ngapain sama Dewi?”

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status